Dalam ilmu mineral optik, mineral-mineral pada sayatan dapat
diklasifikasikan menjadi dua golongan berdasarkan sifat-sifat optis yang terdapat pada mineral-mineral tersebut. Berdasarkan atas sifat-sifat mineral terhadap cahaya, mineral-mineral dibagi menjadi dua golongan yaitu, mineral tembus cahaya (transparent) dan mineral yang tidak tembus cahaya yang sering disebut mineral opak atau mineral kedap cahaya. Dibawah mikroskop polarisasi, mineral opak akan nampak sebagai butir yang hitam/ gelap walaupun diamati dengan cahaya maksimal sehingga harus dipelajari lebih lanjut menggunakan mikroskop pantulan. Mineral tranparent dibagi menjadi dua yaitu mineral isotropik dan mineral anisotropik. Mineral isotropik adalah mineral yang tidak mengalami perubahan sifat saat meja objek diputar, sedangkan mineral anisotropik akan mengalami perubahan sifat optik tergantung pada sinar dan komponennya serta jenis sayatannya. Pada mineral isotropik tersebut, gelombang-gelombang yang melewati mineral tersebut bergerak ke setiap arah dengan kecepatan yang sama. Sedangkan mineral anisotropik adalah mineral-mineral yang memiliki sistem kristal selain isometrik.
BAB I MINERAL ANISOTROP Mineral anisotropik adalah mineral-mineral yang memiliki sistem kristal selain isometrik. Pada pengamatan mikroskopis mineral anisotrop akan mengalami perubahan warna ketika meja objek diputar. Mineral anisotropik terbagi menjadi dua golongan, yaitu mineral uniaxial dan mineral biaxial. Sistem kristal tetragonal, trigonal, dan hexagonal termasuk dalam mineral uniaxial, sedangkan orthorombik, monoklin, dan triklin termasuk dalam mineral biaxial. Semua mineral biaxial memiliki simetri optik 2/m2/m2/m. Namun, dalam setiap sistem kristal, arah optik memiliki korespondensi yang berbeda ke arah sumbu kristalografi. Dalam kristal ortorombik, arah optik sesuai dengan sumbu kristalografi, yaitu arah X dan indeks bias yang sesuai, yang dapat berupa sumbu kristalografi a, b, atau c. Arah Y dan b bisa sejajar dengan baik, b, atau c, dan arah Z atau c yang dapat sejajar dengan baik terhadap b atau c. Dalam kristal monoklinik, salah satu X (a), Y (b), atau (c) Z memiliki arah yang sejajar dengan sumbu kristalografi b, dan dua lainnya tidak searah dengan arah kristalografi. Dalam triklinik tidak ada kristal dari arah optik atau indeks bertepatan dengan arah kristalografi, meskipun di beberapa kasus yang jarang terjadi salah satu indeks mungkin bertepatan dengan salah satu arah kristalografi. Pada mineral biaxial, semua sinar berjalan ke semua arah dengan kecepatan yang berbeda-beda. Terdapat tiga sinar yang melewati mineral- mineral tersebut, yaitu sinar x (atau ) (fast), sinar y (atau ) (medium), dan sinar z (atau ) (slow). Gambar interferensi mineral biaxial dapat berupa positif (+) atau negatif (-), tergantung pada apakah indeks bias b lebih dekat dengan yang a atau c. Disebut biaxial positiveapabila sumbu optisnya menyudut lancip dengan sumbu sinar z, atau sumbu lebih dekat dengan sumbu daripada sumbu . Pada 2V, sumbu optisnya menyudut lancip dengan sumbu sinar z, sehingga disebut acute bisectrix (BXA). Sedangkan disebut biaxial negative apabila sumbu lebih dekat terhadap sumbu daripada sumbu . Pada 2V, sumbu optisnya menyudut lancip dengan sumbu sinar x, Posisi dari BXA ini sebesar 45, dan merupakan posisi yang paling banyak digunakan untuk penentuan secara optis dan dalam studi mineral biaxial.
BAB II MINERAL ISOTROP
Mineral isotropik adalah mineral yang memiliki sifat yang sama dalam segala arah. Ini berarti cahaya melewati mineral isotropik dengan cara yang sama, dengan kecepatan yang sama, bagaimanapun arah cahaya. Ada beberapa mineral isotropik umum, yang paling memungkin untuk dapat dilihat pada bagian tipis garnet dan spinel.
Mineral amorf yang memiliki sistem kristal kubik (sistem reguler) adalah Isotropic. Ion-ion atau atom dalam mineral isotropik memiliki pengaturan setara di sepanjang sumbu kristalografi.
BAB III PERBEDAAN MINERAL ISOTROP DAN ANISOTROP
Adapun perbedaan antara mineral isotrop dan mineral anisotrop adalah sebagai berikut : 1. Mineral isotropik adalah mineral yang tidak mengalami perubahan sifat saat meja objek diputar, sedangkan mineral anisotropik akan mengalami perubahan sifat optik tergantung pada sinar dan komponennya serta jenis sayatannya. 2. Mineral isotropik yang tidak mempengaruhi arah polarisasi cahaya yang telah melewati polarizer yang lebih rendah sedangkan mineral anisotropik mempengaruhi polarisasi cahaya melewati mereka, sehingga beberapa komponen dari cahaya mampu melewati kutub atas. 3. Semua mineral isotropik akan terlihat gelap, dan tetap gelap pada rotasi panggung sedangkan mineral anisotropik akan terlihat gelap atau hitam setiap 90 rotasi meja objek mikroskop.
Batuan metamorf yang mengandung tiga butir garnet, dalam matriks biotit, muskovit, kuarsa dan butiran stauroite besar di bagian atas gambar.
Perhatikan bahwa tiga butir garnet memudar atau hitam, sedangkan mineral lain memungkinkan beberapa cahaya tembus.