Denting waktu terus berkecamuk. Mengoyak suasana fajar di kala anak
adam masih berselimut dengan mimpi-mimpinya. Ku paksakan kedua lensa ku terbuka. Dengan memicingkan mata ku intip jam di handphone, jam 03.00 dini hari. astaghfirullah, sholat malam belum ku dirikan. Munajah kepada Tuhan Ar- Rahman pun selalu absen, gumam ku dalam hati. Di sudut kamar ku lihat sesosok bayangan lengkap dengan alat sholat; mukena, sajadah, dan alquran kecil di tangan. Untuk yang ke sekian kalinya ku melihat Qorin, teman satu kamar ku rajin mendirikan sholat malam,bermunajah kepada Tuhan nya. La, kamu dah bangun ya, cepetan ambil air wudlu sana,mumpung masih jam segini.Maaf aku tadi nggak tega bangunin kamu, keliatan ge capek banget,mana pules lagi tidurnya, kata Qorin membuyarkan pikiran ku. Oh ya, Rin, tadi siang kegiatan kegiatan ku padet banget,malemnya jam 9 langsung tepar di kasur, jawab ku sambil membuka pintu kamar menuju kamar mandi.Ku melangkah pelan sambil menahan kantuk yang enggan pergi.Tangga demi tangga ku lalui,menerobos lorong-lorong kos yang sunyi senyap.Alhamdulillah malam ini aku bisa bermunajah dengan Sang Kholiq. 07.00 pagi hari.Hari ini masih seperti biasa, rutinitas pagi mahasiswa siap- siap berangkat kuliah dengan setumpuk tugas. Aku yang baru meninggalkan dunia SMA pun dituntut untuk bisa mengatur waktu, beradaptasi, dan bersosialisasi dengan lingkungan baru ku. Rin cari makan yuk, bentar lagi aku berangkat nih pulangnya sore. Kamu kuliah jam berapa?, tanya ku pada Qorin yang sedang membuka buku.Sambil mencatat ia memberikan senyuman untukku, aku kuliah jam 10.00 La,tapi ntar jam 9.00 mau ikut kajian muslim. Nyari makan di warung bu minah yuk,pake motor ku. OK,lets go...,jawab ku bersemangat. 09.00 pagi.Hiruk pikuk jalan raya menjadikan nuansa lain setiap berangkat ke kampus.Pedagang asongan, toko-toko kecil, warung lesehan, dan puluhan fotocopy berjajar rapi di sepanjang jalan. Pagi Nayla, gimana laporan mu dah selesai, siap presentasi hari ini dong,, sapa Dimas yang baru datang. Udah Dim,moga ja ntar kebagian maju hari ini,mumpung materinya masih fresh,sahut ku. Suasana kelas lebih kondusif setelah Pak Bambang masuk.Dosen killer itu membuat mahasiswa harus berfikir dua kali untuk gaduh. 17.00 WIB. assalamualaikum,Qorin udah pulang ya, kirain kamu pulang malem.Eh si Denisa nanti nginep di kos temennya, jadi nanti kita tinggal berdua, ku dapati Qorin merebahkan tubuhnya di atas kasur sambil mendengarkan musik di dekatnya. Iya La,tadi dia juga sms aku kalau mau nginep. Kepala ku pusing nih, capek banget. Tolong bawain minum ku di atas meja itu dong La,Qorin terlihat lemas sambil memegang kepalanya. Wah tadi kamu belum makan siang ya, pasti laper banget. Sayang dikit ma lambung kenapa,ni airnya,pelan-pelan Rin minumnya,ku sodorkan botol sambil duduk di dekatnya. Aktivitas ku dan Qorin sebagai mahasiswa baru ini memang terbilang sibuk,tugas kuliah yang terus mengalir, ditambah lagi kgiatan organisasi yang kita ikuti. Kesibukan masing-masing pun tak menghambat komunikasi kita,meski baru sebulan kenal, sudah seperti saudara sendiri.Kita memang beda sifat,kepribadian,dan prinsip.Dari perbedaan itu lah kita bisa saling melengkapi. ****** La, ntar kamu bisa anterin aku ke kampus nggak,jadwal mu sama kan ma aku,ntar kamu boncengin aku,kurang enak badan nih,ucap Qorin sambil memelas. Lucu banget dia kalo lagi gitu,mukanya seperti anak kecil yang merayu ibunya minta boneka. OK lah Rin,kita berangkat jam 8.30 ya jawab ku dengan santai. Suasana pagi ini sedikit beda. Qorin tak seperti biasanya terlihat begitu cantik. Perangainya pun sedikit manja, ingin selalu diperhatikan dan lengket dengan ku.Tak banyak percakapan yang mengiringi perjalanan kita menuju kampus. La, makasih ya dah mau jadi temen ku,aku beruntung banget bisa kenal ma kamu,berbagi cerita dan saling mengisi,maaf bila selama ini aku banyak salah ma kamu,ucap qorin memecah keheningan di antara kita. Kamu ngomong apa sih Rin, aku juga seneng bisa kenal ma kamu,dari mu ku belajar banyak arti hidup,makasih juga rin, jawab ku. Udah nyampe rin,motornya parkir sini apa sekalian aku yang bawa,ntar aku jemput lagi, kamu ja yang bawa motornya, dada ku terasa sakit kalo aku yang depan, ok rin,met kuliah,ntar kalo dah selesai aq sms ya,pesan ku padanya mengakhiri percakapan. Sore di ujung petang. Maaf mbak ini benar mbak Nayla temannya Qorin?saya mau memberitahukan kalau Qorin sedang dirawat di rumah sakit Kasih Bunda karena asmanya kambuh.Tolong mbak cepat kesini, Demikian sms di inbox ku. Aku tercengang dan kaget ketika membaca sms dari qorin yang entah siapa penulisnya. Beberapa pertanyaan mengepung ku,mengapa ia sampai dirawat di rumah sakit?sejak kapan ia menderita asma?separah itukah asma yang ia derita?Tak ku sangka,gelagat Qorin akhir-akhir ini mengarah pada kondisi fisiknya yang lemah akibat asma.Pantas beberapa kali aku melihatnya memegang dada sambil menahan sakit dan berbaring di atas kasur. Ah Qorin,teman baru ku yang menyimpan teka-teki,kenapa kamu nggak cerita pada ku kawan? **** Lima belas menit perjalanan aku sampai di rumah sakit.ku berjalan menyusuri lorong-lorong mencari ruang tempat kawan ku dirawat.Tak kuasa ku melihat tubuhnya tertidur di ruang pojok kiri rumah sakit.Wajahnya pucat,bibirnya merah muda ,dan matanya sembab. Di samping kanannya aku duduk sambil mengelus keningnya. Nayla,kapan kamu sampai disini?siapa yang memberi tahu kamu kalau aku dirawat disini?maaf La aku nggak sempet ngasih tau kamu,ucap Qorin yang terbangun karena kehadiran ku. baru aja kog Rin,tadi aku dapet sms dari susternya mungkin pake nomor mu,jujur aku kaget ngerti kamu dirawat disini,sejak kapan kamu punya penyakit asma?kamu nggak pernah cerita Rin ma aku,,,jawab ku dengan berentet pertanyaan kepadanya. Maaf La,aku nggak pengen nambahin beban pikiran mu dengan bercerita asma ku ini, Jangan gitu dong Rin,kita kan udah kayak saudara sendiri.Lain kali kalau ada masalah jangan sungkan cerita sama aku,sahut ku kepadanya sambil mengelus keningnya. Waktu semakin malam.ku putuskan untuk pulang ke kos setelah beberapa jam menemani Qorin.Dalam perjalanan itu terlintas di benakku betapa Qorin menahan rasa sakit yang selama ini dirasakannya, dan ia tak mau merepotkan ku dengan asma nya itu.Sesampai di kos ku rebahkan tubuh ku yang terasa capek sekali.Mata ku pun langsung tertutup bersama malam yang hening. ***** Kabar buruk mbak nayla,saat ini kondisi Qorin berada dalam masa kritis,asma yang ia derita telah lama bersamanya.Harap anda segera menghubungi keluarganya dan mengabarkan kondisinya saat ini.terima kasih.sms dari nomor Qorin itu membuat mata ku terbuka,apa yang terjadi padanya?kawan,,,bertahan lah disana.Ya Tuhan beri dia kesembuhan dan ijinkan kita menjalin persaudaraan ini lebih dekat lagi. Aku sudah sampai di rumah sakit.Keluarga Qorin sudah berada disana sambil menangis sesenggukan dan terdengar suara berselisih saling menyalahkan. Ada apa bu?bagaimana kondisi Qorin sekarang bu? tanya ku kepada salah satu keluarga Qorin. Qorin, nak.kita sudah tak bisa lagi bersamanya,dia sudah tenang disisi Allah, apa?maksud ibu Qorin meninggal?innalillahi wa inna ilaihi rojiun... Qorin kawan ku telah meninggalkan ku untuk selamanya,bersama asma nya ia menyimpan penyakitnya .Tetesan air mata membasahi pipiku.Dua buah anak sungai mengalir dari kedua lensa ku.Qorin pergi meninggalkan ku bersama teka- teki yang mengepung ku,mengapa ia begitu tertutup masalah penyakitnya,,tak ku sangka percakapan kemarin adalah salam perpisahan untuk ku. Aku belajar banyak darinya,tentang arti hidup adalah perjuangan,bukan berjuang untuk hidup.Semangat nya untuk selalu belajar sabar dan tabah membuat ku semakin kagum kepadanya.Selamat jalan kawan,terima kasih atas segala kebaikan mu.Maaf kawan aku belum sempat berterima kasih kepada mu.Doa kan selalu ku panjatkan untuk mu,semoga engkau berada di ruang terindah bersamaNya. *************