Bab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka
Dimana: n
s
= kecepatan spesifik pompa, rpm
n = kecepatan pompa, rpm
Q = kapasitas pompa, liter/menit
H
= head pompa, m
Harga n, Q, dan H adalah hargaharga pada titik efisiensi maksimum pompa.
Harga n
s
dapat dipakai sebagai parameter untuk menyatakan jenis pompa. Jika n
s
sudah ditentukan maka bentuk impeller pompa tersebut sudah tertentu pula.
Gambar berikut menunjukkan harga n
s
dalam hubungannya dengan bentuk
impeller.
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan
Politeknik Negeri Malang
Jurusan Teknik Kimia 10
Gambar 2.10 Gambar hubungan harga n
s
dengan bentuk impeller
Dalam menghitung n
s
untuk pompa isapan ganda harga Q diganti dengn Q/2,
sedangkan untuk pompa bertingkat banyak, head H yang dipakai dalam
perhitungan n
s
adalah head per tingkat dari pompa tersebut.
2.3.2 Head
Tekanan diperlukan untuk memompa cairan melewati sistem pada laju
tertentu. Tekanan ini harus cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sistem, yang
juga disebut head. Head total merupakan jumlah dari differential head, velocity
head, potential head dan friction head:
1. Potential head
Potential head merupakan perbedaan tinggi antara sumber dan tujuan dari
cairan yang dipompakan. Potential head merupakan aliran yang independen.
Potential head pada tekanan tertentu tergantung pada berat cairan dan dapat
dihitung dengan persamaan perikut:
Head potensial terdiri dari:
a. Potential suction head (hs): dihasilkan dari pengangkatan cairan relatif
terhadap garis pusat pompa. hs bernilai positif jika ketinggian cairan diatas
garis pusat pompa, dan negatif jika ketinggian cairan berada dibawah garis
pusat pompa (juga disebut pengangkat hisapan)
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan
Politeknik Negeri Malang
Jurusan Teknik Kimia 11
b. Potential discharge head (hd): jarak vertikal antara garis pusat pompa dan
permukaan cairan dalam tangki tujuan.
2. Friction head
Friction head merupakan friksi yang disebabkan tahanan untuk
mengalirkan fluida dalam pipa dan sambungan-sambungannya. Friction head
bergantung pada ukuran, kondisi dan jenis pipa, jumlah dan jenis sambungan,
debit aliran, dan sifat fluida.
Untuk lebih jelasnya, perhitungan dari head pompa dapat dilihat pada gambar 2.9
berikut ini :
Gambar 2.11 Prinsip hukum Bernoulli
Pada gambar di atas, terdapat dua buah titik dengan perbedaan kondisi letak,
luas penampang, tekanan serta kecepatan aliran fluida. Fluida kerja mengalir dari
kondisi pertama (titik 1) ke kondisi yang kedua (titik 2), aliran ini disebabkan oleh
adanya suatu energi luar E
o
. Energi luar ini terjadi merupakan perbedaan tekanan
yang terjadi pada kedua kondisi operasi (titik 1 dan 2), atau E
o
= (P
2
P
1
).Q
Sedangkan pada setiap kondisi tersebut terdapat juga suatu bentuk energi,
yaitu energi kinetik (E
k
) dan energi potensial (E
p
) atau dapat dituliskan sebagai
berikut:
Untuk titik 1:
Energi yang terkandung
Untuk titik 2:
Energi yang terkandung
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan
Politeknik Negeri Malang
Jurusan Teknik Kimia 12
Dan hubungan dari kondisi kerja ini adalah E
o
= E
2
E
1
, atau dapat dituliskan:
(
) [
] [
]
(
*(
) (
)+
()
Dimana: Q = A.V = konstan
M = .A.V , dimana
1
=
2
Sehingga persamaan (1) di atas dapat dituliskan sebagai berikut:
(
*(
) (
)+ (
)
(
) (
) ()
Jika (kg/m
3
).g(m/s
2
) = (N/m
3
), maka persamaan (2) dapat disederhanakan
menjadi :
) ()
Persamaan di atas berlaku jika operasi berlangsung pada kondisi operasi ideal.
Apabila terdapat sistem pemompaan, maka pada pipa akan terjadi gesekan antara
fluida dengan permukaan pipa yang menyebabkan timbulnya friksi sebesar H
L
.
maka persamaan (3) menjadi :
()
Sedangkan pompa akan memberikan energi tambahan pada aliran fluida sebesar
H
P,
sehingga persamaan (4) akan menjadi :
dengan:
sehingga persamaan head total pompa di atas dapat dinotasikan menjadi :
()
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan
Politeknik Negeri Malang
Jurusan Teknik Kimia 13
Dimana :
2.3.3 Kurva Kinerja Pompa
Head dan debit aliran menentukan kinerja sebuah pompa yang secara grafis
ditunjukkan dalam gambar 2.10 sebagai kurva kinerja atau kurva karakteristik
pompa.
Gambar 2.12 Kurva karakteristik pompa head vs. kapasitas
Gambar di atas memperlihatkan kurva pompa sentrifugal, head turun
dengan meningkatnya kapasitas. Kapasitas pompa merupakan beban dari pompa
sehingga seiring bertambahnya beban pompa maka energi yang dikeluarkan oleh
pompa akan menurun dan didefinisikan sebagai head.
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan
Politeknik Negeri Malang
Jurusan Teknik Kimia 14
2.3.4 NPSH (Net Positive Suction Head)
Kavitasi adalah penguapan yang menyebabkan pembentukan gelembung
dibagian dalam suction pompa. Hal ini terjadi ketika tekanan fluida menjadi lebih
rendah dari tekanan uap cairan (pada suhu operasi). Penyebabnya adalah jika
fluida semakin cepat dalam control valve atau disekitar impeller pompa, maka
friksi akan semakin besar dan meningkatkan head loss. Selain itu, hal ini
mengakibatkan terjadinya:
a. Terjadinya erosi di permukaan baling-baling.
b. Peningkatan getaran yang mengakibatkan umur seal dan bearing akan menjadi
lebih pendek dan akan terjadi kebisingan.
NPSH merupakan selisih tekanan suction dengan tekanan uap zat cair pada
suhu operasi. Ada dua macam NPSH yaitu NPSH aktual pada sistem pompa
(NPSH
A
) dan NPSH yang diperlukan oleh pompa (NPSH
R
).
2.3.4.1 Net Positive Suction Head Available(NPSH
A
)
NPSH
A
adalah selisih antara head yang dimiliki zat cair pada sisi suction
pompa dengan tekanan uap zat cair pada temperatur operasi. NPSH
A
bergantung
pada jenis fluida yang mengalir melewati pompa dan tekanan uap fluida pada
temperatur operasi. Besarnya dapat dihitung dengan persamaan berikut :
dimana, NPSH
A
: NPSH yang tersedia, m
p
a
: tekanan pada permukaan cairan, kgf/m
2
p
v
: tekanan uap fluida pada temperature operasi, kgf/m
2
: berat jenis zat cair, kgf/m
3
h
s
: head isap statis, m
h
ls
: kerugian head dalam pipa isap, m
2.3.4.2 Net Positive Head Required (NPSH
R
)
NPSH
R
adalah NPSH minimum yang dibutuhkan untuk membiarkan
pompa bekerja tanpa kavitasi. Besarnya NPSH
R
berbeda untuk setiap pompa.
NPSH
R
berubah menurut kapasitas dan putarannya. NPSH
R
diperoleh dari pabrik
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan
Politeknik Negeri Malang
Jurusan Teknik Kimia 15
pompa yang bersangkutan melalui serangkaian pengetesan dan digunakan sebagai
standart oleh konsumen yang memakai pompa tersebut.
Untuk menghindari kavitasi, maka:
2.3.4.3 Cara Menghindari Kavitasi
Kavitasi pada dasarnya dapat dicegah dengan membuat NPSH yang
tersedia lebih besar dari pada NPSH yang diperlukan (NPSH
A
> NPSH
R
). Dalam
perancangan sistem pemompaan, halhal yang harus diperhitungkan untuk
menghindari kavitasi adalah sebagai berikut:
1. Ketinggian letak pompa terhadap permukaan zat cair yang dihisap harus dibuat
terendah mungkin agar head isap statis menjadi rendah pula.
2. Pipa isap harus dibuat sependek mungkin. Jika terpaksa dipakai pipa isap yang
panjang, sebaiknya diambil pipa yang berdiameter satu nomor lebih besar
untuk mengurangi kerugian gesek. (friction head)
3. Hindari penggunaan valve dan elbow yang tidak diperlukan.
4. Hindari masuknya udara pada sisi isap pompa.
2.3.5 Daya Pompa
2.3.5.1 Daya Poros Pompa
Daya poros adalah daya yang dibutuhkan poros pompa untuk memutar
impeller di dalam memindahkan sejumlah fluida dengan kondisi yang diinginkan.
Besarnya daya poros yang dibutuhkan dapat dihitung berdasarkan persamaan
berikut:
dimana: P
P
= daya poros pompa, watt
Q = kapasitas pompa, m
3
/s
H = head pompa, m
= massa jenis fluida, kg/m
3
(NPSH
A
) > (NPSH
R
)
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan
Politeknik Negeri Malang
Jurusan Teknik Kimia 16
= effisiensi pompa
2.3.5.2 Daya Hidrolis Pompa
Daya hidrolis adalah daya yang diperlukan oleh pompa untuk mengangkat
sejumlah zat cair pada ketinggian tertentu. Daya hidrolis dapat dicari dengan
persamaan berikut :
dimana: P
H
= daya hidrolis pompa, watt
= massa jenis fluida, kg/m
3
g = gaya gravitasi, m/s
2
H = head pompa, m
Q = kapasitas pompa, m
3
/s
2.3.6 Efisiensi Pompa
Pompa tidak dapat mengubah seluruh energi kinetik menjadi energi tekanan
karena ada sebagian energi kinetik yang hilang dalam bentuk losses. Efisiensi
pompa adalah suatu faktor yang dipergunakan untuk menghitung losses ini.
Setiap pompa dirancang pada kapasitas dan head tertentu, meskipun dapat
juga dioperasikan pada kapasitas dan head yang lain. Efisiensi pompa akan
mencapai maksimum pada designed point tersebut, yang dinamakan dengan titik
BEP. Untuk kapasitas yang lebih kecil atau lebih besar efisiensinya akan lebih
rendah.
Efisiensi pompa adalah perbandingan antara daya hidrolis pompa dengan
daya poros pompa.
Dimana: P
H
= Daya hidrolis pompa
P
P
= Daya poros pompa
2.4 Fire Pump
Fire pump merupakan komponen penting dari sistem proteksi kebakaran
berbasis air, seperti sprinkler, stand pipe, foam water, water spray, dan water mist
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan
Politeknik Negeri Malang
Jurusan Teknik Kimia 17
untuk berbagai aplikasi industri. Fire Pump berfungsi untuk menyuplai kebutuhan
air di area/zona dimana fire system mendeteksi terjadinya kebakaran. Fire pump
diperhitungkan dengan besar debit kebutuhan air hydrant kebakaran dan head.
Hydrant adalah suatu sistem penanggulangan kebakaran yang efektif dengan
menggunakan media air. Hal-hal yang dipertimbangkan, yaitu:
a. Pasokan air
b. Hisapan, pelepasan, dan peralatan lengkap
c. Pasokan daya
d. Penggerak elektrik dan kontrol
e. Motor bakar penggerak dan kontrol
f. Turbin uap penggerak dan kontrol
g. Uji serah terima dan pengoperasian
Fire pump performance test menggunakan acuan NFPA 20 (National Fire
Protection Association) mengenai standart instalasi stationary pump untuk
proteksi kebakaran.
1. Pada total head desain (head pada rated capacity), maka kapasitas pompa
aktual minimal sama dengan kapasitas desain.
2. Pada kapasitas 150% (dari rated capacity), total head harus > 65% dari total
head desain.
3. Pada saat shut off, total head tidak boleh melebihi 140% dari total head desain.
Tujuan standart ini adalah untuk menyediakan proteksi terhadap jiwa dan
harta milik dari kebakaran melalui persyaratan instalasi pompa yang dipasang
untuk proteksi kebakaran, didasarkan pada prinsip keteknikan, data uji, dan lokasi.
Persyaratan ditentukan untuk perancangan dan pemasangan pompa, penggerak
pompa, dan peralatan yang berhubungan dengan pompa. Pompa dalam standart
NFPA 20 tersebut dibatasi sampai kapasitas kurang dari 18.920 liter/menit
(1.135,2 m
3
/h atau 5000 gpm).
Gambar 2.13 Gambar pompa fire water