Anda di halaman 1dari 14

11

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW


OLEH ; FADHLY. MP.d.I GURU MIN TL JAWA BATURAJA



1.Strategi Pembelajaran Kooperatif

Teori yeng melandasi pembelajaran kooperatif jigsaw adalah teori
konstruktivisme. Pada dasarnya pendekatan teori konstruktifisme dalam belajar
adalah suatu pendekatan di mana sisiwa secara individu menemukan dan
mentranseformasikan imformasi yang kompleks, memeriksa imformasi dengan aturan
yang dan merivisinya bila perlu (soejadi dalam teti sobri,2006. 15).
Menurut Slavin (2007), pembelajaran kooperatif menggalakan siswa
berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Ini membolehkan poertukaran
ide dan pemeriksaaan ide sendiri dalam suasana yang tidak terancam, sesuai dengan
falsafah konstruktivisme. Dengan demikian, pendidikan hendaknya mampu
menggkondisikan dan memberikan dorongan untuk dapat mengoptimalkan dan
membangkitkan potensi siswa , menumbuhkan aktifitas dan daya cipta kreativitas
sehingga akan menjamin terjadinya dinamika di dalam proses pemebelajaran. Dalam
teori konstruktivisme ini lebih mengutamakan pada pembelajaran siswa yang
dihadapkan masalah-masalah komplek untuk di cari solusinya, selanjutnya
menemukan bagian-bagian yang lebih sederhana dan keterampiulan yang diharapkan.
Model pembelajaran ini dikembangkan dari teori belajar konstruktivisme
yang lahir dari gagasan Piaget dan Vygotsky. Berdasarkan penelitian Piaget yang
12
pertama dikemukakan bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran anak (Ratna,
1988: 181)
Dalam model pemebelajaran kooperatif ini guru berpesan sebagai fasilitator
yang berfungsi sebagai jembatan penghubungan ke arah pemahaman yang lebih
tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya memberikan penegtahuan pada
siswa, tetapi harus juga membangun dalam pikirannya. Siswa mempunya
kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan langsung dalam menerapkan ide-ide
meraka, ini merupakan kesempatan bagi siswa untuk menemukan dan menerapkan
ide-ide mereka sendiri.
Piaget dan Vygotsky mengemukakan adanya hakikat sosial dari sebuah proses
belajar dan juga mengemukakan tentang penggunaan kelompok-kelompok belajara
dengan kemapuan anggota-anggotanya yang beragam sehingga terjadi perubahan
konseptual. Piaget menekankan bahwa belajar adalah sebuah proses aktif dan
pengetahuan disususn dalam pemikiran siswa. Oleh karena itu, belajar adalah
tindakan kreatif di mana konsef dan kesan dibentuk dengan memikirkan objek dan
peristiwa serta berraksi dengan objek dan peristiwa tersebut.
Di samping aktivitas dan kreativitas yang diharapkan dalam sebuah proses
pembelajaran, dituntut interikasi yang seimbang. Interkasi yang dimaksud adalah
adanya interaksi atau komunikasi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa.
Guru dengan siswa, diharapkan dalam proses belajar terdapat komunikasi banyak
arah, yang memungkinkan banyak arah, yang memungkinkan akan terjadi aktivitas,
kreativitas yang diharapkan.
13
Pandangan konstruktivitasme Piaget dan Vygotsky dapat berjalan
berdampingan dalam proses pembelajaran konstruktivisme. Piaget yang menekankan
pada kegiatan internal individu terhadap objek yang dihadapi dan pengalaman yang
dimiliki orang tersebut, sedangkan konstruktivisme Vygotsky menekankan pada
inetraksi sosial dan melakukan konstruksi pengetahuan dari lingkungan sosialnya.
Berkaitan dengan karya Vygotsky dan penjelasan Piaget, para konstruktivis
menekankan pentinya interaksi dengan teman sebaya melalui pembentukan
kelompok belajar, siswa diberikan kesempatan secara aktif untuk mengungkapkan
sesuatu yang dipikirkan kepada temannya, Hal itu akan membantunya untuk melihat
sesuatu dengan jelas , bahkan melihat ketidaksesuaian pandangan mareka sendiri.
2. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (cooperatf learning) merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok ;kelopok kecil
secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat samapi dengan enam orang
dengan struktur kelompok yang bersifat Heterogen.
Pada hakekatnya coopertaif learning sama dengan kerja kelompok. Oleh
karena itu banyak guru yang menyatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam
kooperatif learning karena mereka telah biasa melakukan pembelajaran kooperatif
learning dalam bentuk belajar kelompok, walaupuntidak semua belakar kelompok
disebut dalam kooperatif learning seperti dijelaskan oleh Abdulhak (2001: 19-20)
pemebelajaran kooperatif dilaksanakan melalui shering proses antara peserta didik
sehingga dapat mewujudkan pemahamana bersama antara pesertta didik itu sendiri.
14
Dalam pemebelajaran ini akan tercipta sebuah ineraksi yang lebih luas, yaitu
inetraksi dan komunikasi anatara guru dengan siswa , siswa dengan siswa , dan siswa
dengan guru (multi way traffic communication)
Pembelajaran kooperatif adalah starategi pembelajaran yang melibatkan
partisispasi siswa dalam suatu kelompok kecil untuk saling berinteraksi . (
Nurhayati,2002 : 25). Dalam sistem belajar yang kooperatif siwa belajar bekerjasama
dengan anggota lainnya. Dalam model ini sisiwa memiliki dua tanggung jawab, yaitu
mereka belajar untukdirinya sendiri, dan membantu sesame anggota untuk belajar.
Sisawa dapat belajar dalam kelompok kecildan dapat melalukanya seseorang diri.
Cooperatif learning adalah merupakan kegiatan belajar siswa dengan cara
berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
yang telah dirumuskan . ( Sanjaya 2006.: 239)
Tom V. Savage (1987:25) mengemukakan bahwa cooperative learning
merupakan satu pendekatan yang menekankan kerja sama dalam kelompok
.pembelajaran kooperatif adalah stategi pemebelajaran yang melibatkan partisipasi
siswa dalam suatu kelompok kecil untuk saling berinteriaksi . Dalam sistem belajar
kooperatif sisiwa belajar bekerja bersama anggota lainnya. ( Nurul hayati. 2002:25)
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam bentuk
kelompok. Ada unsur dasar pemebelajaran kooperatif yang membedakan dengan
pembelajaran kelompok yang asal-asalan . Pelaksanaan prinsif dasar pokok sistem
pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelolah kelas
dengan lebih efektif . Dalam pembelajaran kooperatif proses pembelajaran tidak
15
harus bejalan dari guru kepada siswa, sisiwa dapat belajar dari siswa lainnnya.
Pembelajaran oleh rekan sebaya ( peerteaching) lebih efektif dari pembelajaran oleh
guru.
Koperatif learning adalah teknik peneglompokan yang di dalamnya siswa
bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dengan kelompok kecilyang umumnya
terdiri dari 4- 5 orang siswa. Belajar kooperatifd dalah belajar pemanpatan kelompok
kecil dalam poembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja sama untuk
memaksismalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok
tersebut (Jonson Dalam Hasan. 1996)
Starategi pembelajaran kooperatif merupakan serangkaian kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di dalam kelompok-kelompok, untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan terdapat empat hal penting
dalam strategi pemebelajaran yang telah ditetapkan yaitu :
1. adanya peserta didik dalam kelompok.
2. adanya aturan main
3. adanya upaya belajar dalam kelompok
4. tatap muka
5. evaluasi proses kelompok
Berkenaan dengan pengelompokan siswa dapat ditentukan berdasarkan atas
(1) minat dan bakat siswa., (2) latar belakang kemampuan siswa (3) kemampuan
bersosialisasi. (4). Tatap muika (5) evaluasi proses kelompok.
Nurul Hayati, ( 2002: 25-28) mengemukakan lima unsure dasar modal
koopertaif learning, yaitu (1) ketergantungan positif, (2) pertanggung jawaban
16
individual (3) kemampuan bersosialisasi ( 4) tatap muka dan (5) eavaluasi proses
kelompok
Ketergantungan positif adalah suatu bentuk kerja sama yang sangat erat kaitannya
antara anggota kelompok. Kerjasama ini dibutuhkan mencapai tujuan . Siswa benar-
benar mengerti bahwa kesuksesan kelompok tergantu pada kesuksesan anggotanya.
Maksud pertanggung jawaban individu adalah kelompok tergantung dengan
cxara belajar perseorangan seluruh anggota kelompok. Peratanggung jawaban
mempokuskan aktivitas kelompok dalam menjelaskan konsep pada satu orang dan
memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok siap menghadapi aktivitasdi mana
siswa harus menerima tanpa pertolongan anggota kelompok. Kemampuan sosialisasi
adalah kemapuan bekerjasama yang biasa dikerjakan dalam kelompok, kelompok
tidak akan berjalan efektif apabila setiap anggota kelompok tidak memiliki kemapuan
bersosialisasi yang dibutuhkan.
Setiap kelompok diberikaqn kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi.
Kegiatan intraksi ini akan meberikan siswa bentuk sinargi yang menguntungkan
semua anggota. Guru menjadwalkan waktu bagi kelompok untuk mengevaluasi
proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selnjutnya bisa bekerja
sama lebih evektif.
Senada dengan penjelasan tersebut Siahaan ( 2005 :2) lima unsure penting
yang ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif : yaitu:
1. Saling ketergantungan yang positif
2. ineteraksi berhadapan
3. tanggung jawab individu
17
4. keterampilan sosial
5. terjadinya peoses dalam kelompok
Pembelajaran kooperatis mewadahi bagaimana siswa dapat berkerjasama
dalam kelompok, tujuan kelompok adalah tujuan bersama, Situasi Kooperatif
merupakan bagian dari siswa untuk mencapai tujuan kelompok, siswa harus
merasakan bahwa meraka akan mencapai tujuan kelompok, siswa harus merasakan
bahwa mereka akan mencapai tujuan maka siswa lain dalam kelompoknya memiliki
kebersamaan , artinya tiap anggota kelompok bersikap kooperatif dengan sesamnya
anggota kelompoknya.
Tujuan penting lain dari pemebelajaran kooperatif adalah untuyk
mengajarkan kepada sisiwa , keterampilan kerja sama dan koloborasi. Keterampilan
ini amat penting untuk dimiliki di dalam masarakat di mana banyak kerja orang
dewasa sebagian dikerjakan orang dewasa dalam organisasi yang saling bergantungan
sama lain dan di mana masarakat secara budaya semakin beragam, Sementara itu
banayak anak muda dan orang dewasa masih kuarang dalam berketerampilan
bersosial, hal ini bayak ditemukan oaring tidak dapat bekerja secara kooperatif,
dalam pemebelajaran ini tidak hanya memepelajari materi saja, namun siswa diajarka
keterampilan keterampilan khusus yang disebut keterampilan koperatif,
keterampilan ini untuk memepelancar hubungan, kerja dan tugas, peran hubungan
kerja dibangun de3ngan mengembangkan komunikasi antara anggota kelompok,
sedangkan peran dan tugas dilakukan dengan membagi tugas antara anggota
kelompok selama kegiatan
18
Ada tiga bentuk keterampilan kooperatif sebgai diungkap oleh : Lundgren
(1994), yaitu :

a. Ketemapilan kooperatif tingkat awal
Meliputi : (a) menggunakan kesempatan, (b). menghargai konteribusi, (c).
mengambil giliran dan berbagai tugas ( d ). Berada dalam kelompok, (e) berada
dalam tugas, (f). mendorong partisifasi, (g). mengundang orang lain untuk berbicara.
(h). menyelsaikan tugas pada waktunya dan ( i) menghormati perbedaan individu.
b. Keterampilan kooperatif tingkat menengah
Meliputi; (a) menunjukan penghargaan dan simpati; (b). mengungkapkan
ketidak setujuan denga cara yang dapat diterima; (c.). mendengarkan dengan aktif.
(d). bertanya; (e) membuat ringkasan; (f) menafsirkan, (g).mengatur dan
mengorganisisr, (h) menerima tanggung jawab ( i). mengurangi ketegangan.
c. Keterampilan Kooperatif tingkat Mahir
Meliputi mengelaborasi, (b). memeriksa de3ngan cermat, (c). menyatakan
kebenaran, (d) menetapkan tujuan, dan (e) berkompromi.
Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang
menggunakan pemebelajaran kooperatif, pemebelajaran di mulai dari guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Fase iniu
digunakan uintuk menyampaikan imformasi, sering bahan bacaan dari pada verbal.
Selanjutnya, siswa di kelompokan dalam tem-tem belajar . Tahapan ini diikuti
bimbingan guru pada saat siswa bekerja bversama untuk menyelsaikan tugas bersama
mereka, fase terahir pemebelajaran kooperatif adalah meliputi presentasi hasil kerja
19
kelompok, atau evaluasi tentang apa yang telah mereka pelajari dan memberikan
penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu.

Tabel Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
TAHAP TINGKAH LAKU GURU
Tahap 1
Menyampaikan Tujuan dan
Memotivasi siswa
Guru mmenyampaikan tujuan pelajaran
yang akan dicapai pada kegiatan pelajaran
dan menekankan pentingnya topic yang
akan dipelajari dan memotivasi siswa
belajar.

Tahap 2
Menyajikan Informasi
Guru menyajikan imformasi atau materi
kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau
melalui bahan bacaan
Tahap 3
Menggorganisasikan siswa ke
dalam kelompok kelompok
belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya memebentuk kelompok belajar dan
membimbing setiap kelompok agar
melakukan transisi secara efektif dan
efisien
Tahap 4
Membimbing kelompok bekerja
dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok
belajar pada sat mereka mengerjakan tugas
mereka
Tahap 5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari atau masing-
masing kelompok mempersentasikan hasil
kerjanya
Tahap 6
Memberikan penghargaan
Gurtu mencari cara-cara untuk menghargai
baik upaya maupun hasil belajar individu
dan kelompok


3. Prinsip- Prinsip Pembelajaran Kooperatif
Menurut Anita Lie (2005) ada lima prinsip dalam pembelajaran kooperatif
model jigsaw, yaitu sebagai berikut,
20
1. Prinsip ketergantungan positif (positif Interpendence), yaitu dalam
pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam penyelsaian tugas tergantung
apada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kerja
kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok. Oleh
karena itu, semua anggota dalam kelompok akan merasa saling
ketergantungan.
2. Tanggung jawab perseorangan (individual accountability), yaitu keberhasilan
kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. Oleh
karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab
yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut.
3. Interaksi tatap muka (face to fece promation interaction), yaitu memberikan
kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka
melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima
imformasi dari kelompok lain.
4. Partisifasi dan komunikasi (participation communication), yaitu melatih siswa
untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan
pembelajaran.
5. Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok
untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar
selanjutnya dapat bekerja sama lebih efektif.
4. Prosedur Pembelajaran Koperatif
21
1. Penjelasan materi tahap ini merupakan tahapan panyampaian pokok-pokok
materi pemebelajaran sebelumnya siswa belajar dalam kelompok. Tujuan
utama tahapan ini adalah pemahaman siswa terhadap poko materi pelajaran.
2. belajar kelompok, tahapan ini dilakukan setelah guru memberikan penjelasan
materi, siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
3. Penilaian, penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan melalui
test atau kuis, yang dilakukan secara individu atau kelompok. Tes individu
akan memeberikan peneilaian kemampuan individu, sedangkan kelompok
akan memberikan penilaian pada kemampuan kelompoknya.seperti dijelskan
Sanjaya ( 2006: 247) , Hasil ahir setiap siswa adalah penggabungan
keduanya dan dibagi dua. Nilai setiap kelompok. Memiliki sama nilai sama
dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama
dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama
dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota
kelompoknya.
5 . Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
5.1 . Defenisi Model Pembelajaran Teknik Jigsaw
Dari sisi etimologi Jigsaw berasal dari bahasa ingris yaitu gergaji ukir dan
ada juga yang menyebutnya dengan istilah Fuzzle, yaitu sebuah teka teki yang
menyususn potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini juga
mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji ( jigsaw), yaitu siswa melakukan sesuatu
kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan
bersama.
22
Model pemebelajaran kooperatif model jigsaw adalah sebuah model belajar
kooperatif yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk
kelompok kecil , seperti yang diungkapkan Lie ( 1993: 73), bahwa pembelajaran
kooperatif model jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa
belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang
secara heterogen dan siswa bekerja sama salaing ketergantungan positif dan
bertanggung jawab secara mandiri. Dalam model pembelajaran jigsaw ini siswa
memiliki banyak kesempatan untuk mengemukanakan pendapat, dan mengelolah
imformasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasii,
anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya dan
ketuntasan bagian materi yang dipelajari, dan dapat menyampaikan kepada
kelompoknya.( Rusman, 2008.203)
5.2 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Menurut Rusman (2008 : 205) pembelajaran model jigsaw ini dikenal juga
dengan kooperatif para ahli. Karena anggota setiap kelompok dihadapkan pada
permasalahan yang berbeda. Namun, permasalahan yang dihadapi setiap kelompok
sama, kita sebut sebagai team ahli yang bertugas membahas permasalahan yang
dihadapi. Selanjutnya, hasil pembahasan itu di bawah kekelompok asal dan
disampaikan pada anggota kelompoknya.
Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:
1. Melakukan mambaca untuk menggali imformasi. Siswa memeperoleh topic
- topik permasalahan untuk di baca sehingga mendapatkan imformasi dari
permasalahan tersebut.
23
2. diskusi kelompok ahli.siswa yang telah mendapatka topik permasalahan yang
samabertemu dalam satu kelompokataqu kita sebut dengan kelompok ahli
untuk membicaran topic permasalahan tersebut.
3. Laporan kelompok, kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menjelaskan
dari hasil yang didapat dari diskusi tim ahli.
4. Kuis dilakukan mencakup semua topik permasalahan yang dibicarakan tadi.
5. Perhitungan sekor kelompok dan menetukan penghargaan kelompok.
Sedangkan menurut Stepen, Sikes and Snapp (1978 ) yang dikutip
Rusman (2008), mengemukakan langkah-langkah kooperatif model jigsaw sebagai
berikut:
1. Siswa dikelompokan sebanyak 1 sampai dengan 5 orang sisiwa.
2. Tiap orang dalam team diberi bagian materi berbeda
3. Tiap orang dalam team diberi bagian materi yang ditugaskan
4. Anggota dari team yang berbeda yang telah mempelajari bagian sub bagian
yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk
mendiskusiksn sub bab mereka.
5. setelah selesai diskusi sebagai tem ahli tiap anggota kembali kedalam
kelompok asli dan bergantian mengajar teman satu tem mereka tentang
subbab yang mereka kusai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan
seksama,
6. Tiap tem ahli mempresentasikan hasil diskusi
7. guru memberi evaluasi
8. penutup
24

Anda mungkin juga menyukai