Anda di halaman 1dari 17

I.

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia mempunyai perairan laut yang lebih luas dari pada daratan, oleh
karena itu Indonesia di kenal sebagai negara maritim. Perairan laut Indonesia kaya
akan berbagai biota laut baik flora maupun fauna. Demikian luas serta keragaman
jasad jasad hidup di dalam yang kesemuanya membentuk dinamika kehidupan di
laut yang saling berkesinambungan.
Salah satu contoh dari keanekaragaman hayati di laut adalah rumput laut.
Rumput laut tergolong tanaman berderajat rendah, umumnya tumbuh melekat
pada substrat tertentu, tidak dapat dibedakan antara akar, batang maupun daun
sejati, tetapi hanya mempunyai bagian yang menyerupai batang yang disebut
thallus. Rumput laut tumbuh di alam dengan melekatkan dirinya pada subtrat
karang, lumpur, pasir, batu, dan benda keras lainnya.
Rumput laut bagi masyarakat yang tinggal di pesisir bukanlah hal yang baru
lagi. Mereka telah mengenal dan memanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, baik
sebagai bahan obat tradisional dan bahan makanan. Dengan demikian berarti
rumput laut mempunyai suatu bahan yang dapat dimanfaatkan orang untuk
kesehatan. Dan dengan kemajuan teknologi dibidang penelitian rumput laut, maka
sekarang ini pemafaatan rumput laut bagi manusia tidak terbatas terutama dalam
aspek kesehatan maupun yang lainnya.
Adapun beberapa jenis-jenis rumput laut yang ada di Indonesia antara lain
:Eucheuma sp., Gracillaria sp., Gelidium sp., Sargassum sp., Padina sp.,
Halimeda sp., Udotea sp., Neomeris sp., Dityota sp., dan Amphiroa sp.
1.2. Tujuan
1. Mengetahui jenis-jenis rumput laut yang ada di perairan Teluk Awur
Jepara
2. Mengetahui karakteristik dari jenis-jenis rumput laut yang ada di
perairan Teluk Awur Jepara
1.3. Manfaat
Mengetahui praktikan untuk mengidentifikasi jenis-jenis rumput laut dari
bentuk thallus, tipe percabangan, warna, maupun habitat rumput laut.

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Halimeda sp.
Genus Halimeda dicirikan dengan karakteristik talus coenocytic, genus ini
berkembang baik di terumbukarang bersubstra keras. ThalusHalimeda banyak
mengandung kapurdan membentuk koloni-koloni atau berkelompok dan
mempunyai alat perekat berupa rhizoid dan bersegmen (Barton 1998). Pada
umumnya Halimeda mempunyai bentuk percabangan yang hampir sama yaitu
dichotomous dan trichotomous, bentuk segmen yang silindris dan garis
permukaan utrikel yang hampir sama yaitu heksagonal dan polygonal. Berikut
jenis-jenis dari genus Halimeda sp. :
1. Halimeda macroloba (Decaisne)

Gambar 1. Halimeda macroloba.
Thalus rimbun, blade kaku danberkapur,holdfast seperti umbi
yangmemanjang. Memiliki warna hijau danpada saat kering memiliki warna
hijaukekuningan, habitatnya berada padasubstrat berpasir.
2. Halimeda opuntia (Linnaeus) Lamouroux

Gambar 2. Halimeda opuntia.
Talus rimbun, tegak dan salingtumpang tindih, dengan
percabangantrichotomous. Alat pelekat berupafilamen blade berkapur, kaku,
danmemiliki warna hijau. Habitat di daerahberpasir.
3. Halimeda discoidea Decaisne

Gambar 3. Halimeda discoidea.
Talus terdiri dari segmen, danmembentuk seperti kipas.
Memilikipercabangan dichotomous dantrichotomous, dengan warna talus
hijaumuda, dan menjadi hijau tua pada saatkering. Habitatnya berada pada
substrat berpasir.
4. Halimeda incrassata (Ellis)Lamouroux

Gambar 4. Halimeda incrassata.
Talus lurus, tegak dan tinggi 8-13cm, agak rimbun, berwarna hijau
muda.Segmen kaku dengan jumlah segmen20-60, keras, dan
berkapur,pertumbuhannya seperti kipas. Warnaholdfast hijau kecoklatan. Habitat
berada pada substrat berpasir
(Tampubolon, A. 2013).
2.2. Sargassum sp.
Rumput laut jenis Sargassum sp ini umumnya memiliki bentuk thallus
silindris atau gepeng.Cabangnya rimbun menyerupai pohon di darat. Bentuk daun
melebar, lonjong atau seperti pedang. Mempunyai gelembung udara (bladder)
yang umumnya soliter. Warna thallus umumnya coklat . Berikut ini adalah
klasifikasi dari Sargassum sp.

Sargassum sp. tersebar luas di Indonesia dan tumbuh di perairan
yangterlindung maupun yang berombak besar pada habitat bebatuan (Aslan,
1998).Sargassum tumbuh di daerah intertidal, subtidal, sampai daerah tubir
denganombak besar dan arus deras. Kedalaman untuk pertumbuhan dari 0,5-10 m
(Kadi,2005).

Gambar 5. Sargassum sp.
Menurut Pratt (1999), klasifikasi Sargassum sp secara umum adalahsebagai
berikut:
Kerajaan : Chromalvoelata
Divisi : Heterokontophyta
Kelas : Phaeophyceae
Bangsa : Fucales
Suku : Sargassaceae
Marga : Sargassum
Jenis : Sargassum sp.
Kandungan terbesar dari Sargassum sp adalah alginat yang merupakanasam
alginik. Asam alginik dalam bentuk derivat garam dinamakan garam alginatyang
terdiri dari natrium alginat, sodium alginat dan ammonium alginat. Garamalginat
tidak larut dalam air, tetapi larut dalam larutan alkali. Sargassum spmemiliki
komponen kimia seperti hidrokarbon atau karbonil yang terdiri dariabsiric acid,
1,4-naphtoquinone, pigmen klorofil a dan c, polisakarida, danlaminarin (Kadi,
2005).
2.3. Padina sp.
Padina sp merupakan rumput laut yang berasal dari kelas Phaeophyta
(rumput laut coklat) yang terdapat secara melimpah selama bermusim-musim.
Menurut Cribb (1996), Padina sp memiliki habitatnya di sekitar genangan air
diatas batu karang pantai. Morfologinya berbentuk seperti kipas dengan diameter
3 4 cm yang tumbuh dalam lingkaran konsentris. Warnanya coklat kekuning
kuningan atau kadang kadang memutih karena terdapat perkapuran.

Gambar 6. Padina sp.
klasifikasiPadina sp menurut Sun dkk (2008) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Chromista
Filum : Heterokontophyta
Kelas : Phaeophyceae
Ordo : Dictyotales
Famili : Dictyotaceae
Genus : Padina
Spesies : Padina sp.
Menurut Geraldino dkk. (2005), berbagai genus Padina memiliki segmen-
segmen lembaran tipis (lobus) dengan garis-garis berambut radial dan perkapuran
di bagian permukaan thallus yang berbentuk seperti kipas. Tipe garis-garis
berambut radial pada thallus tersebut menjadi dasar pembedaan antar genus
Padina.
2.4. Udotea sp.
Udotea adalah sala satu alga hijau yang termasuk dalam ordo Bryopsidales
dengan genus Udotea. Ganggang ini ditemukan di dasar perairan laut dan
menempel di dasar, Penampakan alga ini hampir mirip dengan Halimeda hanya
mempunyai thalli yang lebih tipis berbentuk lembaran dan tidak membentuk
segmen-segmen yang jelas. Bentuknya menyerupai kipas yang berlipat-lipat
berwarna hijau pada bagian permukaan (Ali, 2010).
Udotea merupakan golongan divisi Chlorophyta atau Alga hijau yang
merupakan kelompok terbesar dari vegetasi algae. Algae hijau berbeda dengan
devisi lainnya karena memiliki warna hijau yang jelas seperti tumbuhan tingkat
tnggi karena mengandung pigmen klorofil a dan klorofil b lebih dominan
dibandingkan karoten dan xantofit (Sulisetjono,2009:65).
KlasifikasiUdotea sp. menurut Sulisetjono (2009) sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Class : Bryopsidophyceae
Ordo : Bryopsidales
Family : Udoteaceae
Genus : Udotea
Spesies : Udotea sp
Dalam pemanfaatan secara ekonomis Udotea masih sangat minim,atau
bahkan belum dimanfaatkan. Bila ditinjau secara biologi, alga merupakan
kelompok tumbuhan yang berklorofil yang terdiri dari satu atau banyak sel dan
berbentuk koloni. Di dalam alga terkandung bahan-bahan organik seperti
polisakarida, hormon, vitamin, mineral, dan juga senyawa bioaktif. Sejauh ini
pemanfaatan alga sebagai komoditi perdagangan atau bahan baku industri masih
relatif kecil jika dibandingkan dengan keanekaragaman jenis alga yang ada di
Indonesia. Padahal komponen kimiawi yang terdapat dalam alga sangat
bermanfaat bagi bahan baku industri makanan, kosmetik, farmasi dan lain-lain
(Ali,2010).
2.5. Neomeris sp.
Neomeris (N. annulata), tumbuh menempel pada substrat pada karang mati
di dasar laut. N. annulata hidup di daerah pasut di seluruh perairan
Indonesia(Kadi,2005).
hallus Neomeris sp. berbentuk silinder, tabung tinggi mencapai
30mm.Warna hijau keputihan dengan bagian ujung thallus hijau kekuningan. Alga
ini mempunyaiubstansi calcareous.Habitat hidupnya tumbuh pada benda-benda
keras dasar laut atau pada karang-karang mati(Ali, 2010)


Gambar 6. Neomeris sp.
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio : Cholrophyceae
Ordo : Dasycladates
Family : Dasycladaceae
Genus : Neomeris
Species : Neomeris sp.
(Dawes, 1981)
2.6 Amphiroa sp.
Amphiroa sp. merupakan salah satu spesies dari famili corallinaceae yang
merupakan anggota famili yang paling banyak dan terpenting dari Rhodophyceae.
Jenis ini memiliki ciri yang spesifik dan agak berbeda dengan yang lain dalam
kelas Rhodophyceae, antara lain berkontur keras seperti kerak karena
mengandung zat kapur, bentuk tubuh menjari seperti tulang. Amphiroa sp. disebut
juga alga coralium karena merupakan alga yang menyusun coral atau
karang. Ujung dari Thallus membentuk perca
bangan dikotomi. Antara sekat yang satu dengan yang lainnya dipisahkan
oleh internodus. Nodus menyerupai sekat/ pembatas sedangkan internodus adalah
bagian antar nodus. Alga ini tumbuh menempel pada dasar pasir atau menempel
pada substrat dasar lainnya di padang lamun. Amphiroa sp. beradaptasi terhadap
habitat hidupnya yang mempunyai aktivitas ombak besar dengan holdfast yang
melekat kuat pada substrat (Dawes 1990).

Gambar 8. Amphiroa sp.
Klasifikasi Amphiroa sp. menurut Dawes (1990) adalah sebagai berikut :
Devisio : Rhodophyta
Classis : Rhodophyceae
Subclass : Florideae
Ordo : Cryptonemiales
Familiy : Corallinaceae
Genus : Amphiroa
Spesies : Amphiroa sp.

2.6. Dictyota sp.










III. MATERI DAN METODE
3.1 Materi Praktikum
3.1.1 Waktu dan Tempat
Hari, Tanggal : Sabtu, 26 April 2014
Pukul : 11.00 WIB
Tempat : Mecok Teluk Awur, Jepara

3.1.2 Alat
NO Nama Fungsi
1 Ember Untuk wadah rumput laut yang sudah
dimasukan ke plastic ziplock
2 Plastic ziplock Untuk wadah rumput laut
3 Penggaris Mengukur panjang rumput laut dan untuk
foto ilmiah
4 Kertas laminating Sebagai alas saat rumput laut difoto
5 Skin Dive Sebagai alat snorkeling agar lebih mudah
ketika mencari sampel rumput laut
6 Kamera Untuk dokumentasi
7 Buku identifikasi Sebagai buku panduan dalam
mengidentifikasi rumput laut

3.1.3 Bahan
No Nama Fungsi
1 Halimeda macroloba Sebagai sampel yang akan di identifikasi
2 Halimeda micronesia Sebagai sampel yang akan di identifikasi
3 Sargassum polycystum Sebagai sampel yang akan di identifikasi
4 Sargassum clasifollium Sebagai sampel yang akan di identifikasi
5 Padina austrialis Sebagai sampel yang akan di identifikasi
6 Udotea flabellum Sebagai sampel yang akan di identifikasi
7 Neomeris bartasyasrana Sebagai sampel yang akan di identifikasi
8 Amphiroa foliacea Sebagai sampel yang akan di identifikasi
9 Dictyota dichotoma Sebagai sampel yang akan di identifikasi

3.2 Cara Kerja
3.2.1 Cara Kerja Sampling
1. Siapkan alat untuk mencari sampel
2. Cari sampel rumput disekitar perairan Teluk Awur
3. Setelah menemukan sampel, ambil sampel dan masukan ke plastik ziplock
dan masukan sedikit air laut ke plastik ziplock
4. Tempatkan pada wadah ember
5. Kemudian dokumentasikan sampel sebagai foto ilmiah, dengan alas kertas
laminating dan penggaris


3.2.2 Cara Kerja Identifikasi
1. Ambil sampel rumput laut
2. Kemudian identifikasi dengan buku identifikasi,
3. Klasifikan dari bentuk morfologi dan anatominya berdasarkan
kemiripan dalam buku identifikasi
4. Lalu catat jenis rumput laut sebagai sampel



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
NONO Nama Gambar
1 Halimeda macroloba

2 Halimeda micronesia

3 Sargassum polycystum

4 Sargassum clasifollium

5 Amphiroa foliacea

6 Dictyota dichotoma

7 Neomeris bartasyasrana

8 Padina austrialis

9 Udotea flabellum







4.2 Pembahasan
Pada saat proses mengidentifikasi rumput laut, yang pertama dilihat dari
warna thallus karena dengan melihat warna terlebih dahulu akan lebih mudah
menggolongkan kelas dari rumput laut tersebut. Selanjutnya dilihat dari bentuk
thallus, bentuk thallus pada rumput laut mempunyai bentuk yang khas setiap
jenisnya contohnya pada padina sp. bentuk thallus melebar menyerupai kipas,
pada halimeda sp. bentuk thallus seragam, dan pada genus dictyota sp.
mempunyai bentuk thallus yang lurus dan bercabang. Kemudian dilihat dari
tekstur thallus, pada Sargassum sp. tekstur thallus licin dan kasar, sedangkan pada
Amphiroa sp. tekstur thallus halus dan mudah patah. Indikator identifikasi
menggunakan buku panduan atau modul yang tertera berbagai rumput laut dengan
ciri-cirinya.
Dalam praktikum lapangan Marine Botany mengidentifikasi sampel rumput
laut yang diambil di MeCOK (Mangrove Education Centre of KeSEMaT) Teluk
Awur Jepara, yang kemudian dibawa ke laboratorium untuk melanjutkan proses
identifikasi. Sampel yang kita ambil terdapat sembilan jenis rumput laut yang
akan diidentifikasi. Adapun sembilan jenis rumput laut yang ada, yaitu :
1. Halimeda micronesica, mempunyai pertumbuhan thallus yang kompak
atau seragam, percabangan utama trichotomous atau bercabang tiga
dengan segmen lebar 7 mm dan panjang 5 mm. Halimeda micronesica
termasuk kedalam kelas Chlorophyta atau alga hijau karena mempunyai
warna dominan hijau kekuningan. Halimeda micronesica mempunyai
holdfast atau bagian untuk melekat pada subtrat yang menyerupai akar
dengan bentuk serabut kecil.
2. Sargassum crassifolium, termasuk kedalam kelas Phaeophyta atau algae
coklat dengan warna thallus coklat kehitaman. Jenis rumput laut ini
mempunyai tekstur thallus yang kasar terdapat tonjolan-tonjolan pada
permukaannya, serta mempunyai thallus yang menyerupai daun bertepi
gelombang. Dalam genus Sargassum sp. mempunyai ciri khas yaitu
terdapatnya bladder atau kantung udara yang berfungsi untuk
memberikan gaya apung. Rumput laut jenis ini mempunyai holdfast
serabut dan biasanya menempel pada subtrat pasir, lumpur, maupun
karang.
3. Halimeda macroloba, mempunyai struktur dan tekstur thallus yang sama
dengan genus Halimeda lainnya, namun yang membedakan dengan jenis
yang lainnya yaitu Halimeda macroloba mempunyai bentuk segmen
thallus yang lebih besar dan lebih jarang. Karena bentuk thallus yang
lebih besar inilah maka disebut makro yang artinya besar. Halimeda
macroloba biasanya hidup daerah bersubtrat pasir atau karang
4. Halimeda micronesia, salah satu spesies dari algae hijau ini mempunyai
pertumbuhan thallus kompak, percabangan segment bertumpuk menjalar
dan membentuk pertumbuhan baru. Segment relatif kecil berbentuk
gepeng bulat-lonjong, ginjal dan bergelombang. Tunas segment baru
terletak pada segment utama pada bagian lekukan. Halimeda opuntia
hidup di subtrat berpasir dan karang.
5. Padina australis, ciri morfologinya mempunyai thallus berbentuk
lamina atau berbentuk seperti kipas, lamina yang tipis, dan talus tumbuh
membentuk koloni dengan holdfast rhizoid. Memiliki garis lobus
berjumlah 7-12 yang berbentuk dari blade hingga permukaan blade.
Memiliki warna coklat kekuningan, habitatnya biasanya berada pada
substrat berpasir.
6. Sargassum polycystum, Morfologinya tidak jauh berbeda dengan ciri-
ciri umum Phaeophyta. Mempunyai thallus silindris berduri-duri kecil
merapat, holdfast membentuk cakram kecil dan di atasnya terdapat
perakaran/stolon yang rimbun berekspansi ke segala arah. Thallus
memanjang dengan percabangan utama tumbuh rimbun. Mempunyai
gelembung udara (bladder) yang umumnya soliter (berkelompok),
panjangnya mencapai 7 meter,warna talus umumnya coklat. Sargassum
polycystum hidup di subtrat berpasir, lumpur ataupun karang.
7. Neomeris bartasyasrana , ciri-cirinya mempunyai thallus silinder,
tabung dengan tinggi biasanya mencapai 30 mm. Alga ini memiliki
tekstur thallus yang halus dan licin. Bentuk holdfastnya yaitu rhizoid
dan memiliki warna hijau-keputihan atau bagian ujung talus warna hijau
dan bagian bawah berwarna putih, percabangan terdapat cabang utama.
Habitatnya tumbuh menempel pada substrat batu, dan karang.
8. Amphiroa foliacea, mempunyai panjang sekitar 3 inch. Ujung thallus
membentuk percabangan dikotomi dan thallus berwarna hijau. berkontur
keras seperti kerak karena mengandung zat kapur, bentuk tubuh menjari
seperti tulang. Hidupnya pada subtract karang, sehingga sering disebut
alga penyusun karang
9. Dictyota dichotoma, mempunyai thallus pipih seperti pita mencapai
panjang 5 cm dan lebar 2-3 mm, pinggir rata. Percabangan dichotomus
dengan ujung meruncing membentuk rumpun yang rimbun sehingga
sering merupakan gumpalan. Warna thallus coklat tua. Melekat pada
suatu substrat (biasanya pada pasir) dengan perantaraan holdfast yang
berbentuk seperti cakram.Dictyota dichotoma tumbuh pada substrat
pasir dengan kedalaman air laut 10-30 cm, dan bersubtrat lumpur atau
pasir.











V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Diperairan Teluk Awur Jepara terdapat 9 spesies rumput laut yaitu:
Udotea Flabellum ,Halimeda macroloba, Halimeda
micronesica,Sargassum polycystum, Sargassum crassifolum,Padina
australis,Dictyota dichotoma,.Amphiroa foliacea dan Neomeris
bartasyasrana
5.2 Saran














DAFTAR PUSTAKA
Ali,Ashgar. 2010. Constributionto the AlgaFlora (Chlorophyta)offresh waters of
Distryc swat. N.W.F.P., Pakistan.Vol 42 no.5. Department of Botany,
G.P.G. Jahanzeb College Saidu Sharif Swa.7 November 2011.
Aslan, L.M 1998. Seri Budi Daya Rumput laut. Yogyakarta: Kanisius
Dawes, C.J. 1981. Marine Botany. John Wiley & Sons, New York.
Kadi, A. 2005. Rumput laut (Algae); Jenis,Reproduksi, Produksi, Budidaya
danPascapanen. P3O-LIPI, Jakarta
Sulisetjono. 2009. Bahan Serahan Alga. Malang: Fakultas Sains Dan Teknologi
UIN Malang.
Tampubolo, A. 2013. Biodiversitas Algae Makro di Pulau Pasige, kecamatan
Tagulandang, Kabupaten Sitaro. Universitas Sam Ratulangi. Manado.

Anda mungkin juga menyukai