Anda di halaman 1dari 2

Ke-Eksisan KOMODO, Menjadikan Pulau Komodo Masuk Ke Dalam

Daftar Jajaran 7 Keajaiban Dunia



Komodo pertama kali didokumentasikan oleh orang Eropa pada tahun 1910. Namanya
meluas setelah tahun 1912, ketika Peter Ouwens, direktur Museum Zoologi di Bogor,
menerbitkan paper tentang komodo setelah menerima foto dan kulit reptil ini. Nantinya,
komodo adalah faktor pendorong dilakukannya ekspedisi ke pulau Komodo oleh W. Douglas
Burden pada tahun 1926. Setelah kembali dengan 12 spesimen yang diawetkan dan 2 ekor
komodo hidup, ekspedisi ini memberikan inspirasi untuk film King Kong tahun 1933. W.
Douglas Burden adalah orang yang pertama memberikan nama "Komodo dragon"kepada
hewan ini. Tiga dari spesimen komodo yang diperolehnya dibentuk kembali menjadi hewan
pajangan dan hingga kini masih disimpan di Museum Sejarah Alam Amerika. Bukan hanya
itu, namanya kini semakin dikenal oleh dunia setelah Yayasan New7Wonders
mengumumkan tujuh lokasi keajaiban dunia untuk kategori alam.
Dalam situs resmi New7Wonders, Sabtu (12/11/2011) dinihari, tertulis pengumuman bahwa
nama-nama yang tercantum adalah daftar 7 keajaiban dunia sementara berdasarkan pada
perhitungan suara pada 11/11/2011. Ada kemungkinan perubahan pemenang dari daftar yang
ada sekarang dengan pemenang sesungguhnya nanti. Peringkat yang dimunculkan juga
berdasarkan abjad. Bukan atas dasar peringkat jumlah perolehan suara yang dikumpulkan.
Pihak panitia saat ini masih memeriksa, menghitung dan memverifikasi secara independen
jumlah perolehan suara yang masuk. Pemenang resmi akan diumumkan dan dikonfirmasi
pada awal tahun 2012.
Seperti yang kita ketahui, Komodo atau yang selengkapnya disebut biawak
komodo (Varanus komodoensis), adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di
pulauKomodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Biawak ini
oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora.
Termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan klad Toxicofera, komodo merupakan kadal
terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m. Ukurannya yang besar ini berhubungan
dengan gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan
tertentu yang hidup di pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau
tempat hidup komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil. Karena besar tubuhnya,
kadal ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya hidup.
Komodo ditemukan oleh peneliti barat tahun 1910. Tubuhnya yang besar dan reputasinya
yang mengerikan membuat mereka populer di kebun binatang. Habitat komodo di alam bebas
telah menyusut akibat aktivitas manusia dan karenanya IUCN memasukkan komodo sebagai
spesies yang rentanterhadap kepunahan. Biawak besar ini kini dilindungi di bawah peraturan
pemerintah Indonesia dan sebuah taman nasional, yaitu Taman Nasional Komodo, didirikan
untuk melindungi mereka.
Komodo secara alami hanya ditemui di Indonesia, di pulau Komodo, Flores dan Rinca dan
beberapa pulau lainnya di Nusa Tenggara.
[18]
Hidup di padang rumput kering
terbuka, sabana dan hutan tropis pada ketinggian rendah, biawak ini menyukai tempat panas
dan kering ini. Mereka aktif pada siang hari, walaupun kadang-kadang aktif juga pada malam
hari. Komodo adalah binatang yang penyendiri, berkumpul bersama hanya pada saat makan
dan berkembang biak.
Reptil besar ini dapat berlari cepat hingga 20 kilometer per jam pada jarak yang pendek;
berenang dengan sangat baik dan mampu menyelam sedalam 4.5 meter; serta pandai
memanjat pohon menggunakan cakar mereka yang kuat. Untuk menangkap mangsa yang
berada di luar jangkauannya, komodo dapat berdiri dengan kaki belakangnya dan
menggunakan ekornya sebagai penunjang.

Dengan bertambahnya umur, komodo lebih
menggunakan cakarnya sebagai senjata, karena ukuran tubuhnya yang besar menyulitkannya
memanjat pohon.
Komodo adalah hewan karnivora. Walaupun mereka kebanyakan makan daging
bangkai, penelitian menunjukkan bahwa mereka juga berburu mangsa hidup dengan cara
mengendap-endap diikuti dengan serangan tiba-tiba terhadap korbannya. Ketika mangsa itu
tiba di dekat tempat sembunyi komodo, hewan ini segera menyerangnya pada sisi bawah
tubuh atau tenggorokan. Komodo dapat menemukan mangsanya dengan menggunakan
penciumannya yang tajam, yang dapat menemukan binatang mati atau sekarat pada jarak
hingga 9,5 kilometer.

Di samping mengandung bisa, air liur komodo juga memiliki aneka bakteri mematikan di
dalamnya; lebih dari 28 bakteri Gram-negatif dan 29 Gram-positif telah diisolasi dari air liur
ini. Bakteri-bakteri tersebut menyebabkan septikemia pada korbannya. Jika gigitan komodo
tidak langsung membunuh mangsa dan mangsa itu dapat melarikan diri, umumnya mangsa
yang sial ini akan mati dalam waktu satu minggu akibat infeksi.
Bakteri yang paling mematikan di air liur komodo agaknya adalah bakteri Pasteurella
multocida yang sangat mematikan; diketahui melalui percobaan dengan tikus
laboratorium. Karena komodo nampaknya kebal terhadap mikrobanya sendiri, banyak
penelitian dilakukan untuk mencari molekul antibakteri dengan harapan dapat digunakan
untuk pengobatan manusia.

Anda mungkin juga menyukai