Anda di halaman 1dari 55

UNIVERSITAS INDONESIA

STUDI TEGANGAN LEBIH PERALIHAN


PADA PENSAKLARAN KOMPUTER



SEMINAR


FELIX LARRY F SINAGA
1006758754




FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
DEPOK
DESEMBER 2013
i





UNIVERSITAS INDONESIA

STUDI TEGANGAN LEBIH PERALIHAN
PADA PENSAKLARAN KOMPUTER



SEMINAR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

FELIX LARRY F SINAGA
1006758754




FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
DEPOK
DESEMBER 2013


ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS




Seminar ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.



Nama : Felix Larry F Sinaga
NPM : 1006758754
Tanda Tangan :
Tanggal : 23 Desember 2013














iii

HALAMAN PENGESAHAN


Skripsi ini diajukan oleh :
Nama : Felix Larry F Sinaga
NPM : 1006758754
Program Studi : Teknik Elektro
J udul Seminar : Studi Tegangan Lebih Peralihan Pada Pensaklaran Komputer


Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Program
Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia


DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Iwa Garniwa M.K., M.T. ( )
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 23 Desember 2013











iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan anugerhanya-Nya, saya
dapat menyelesaikan tugas seminar ini, sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan kuliah di
Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia.
Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan terimakasih saya kepada semua pihak
yang sudah membantu dalam mengerjakan tugas seminar ini terkhususnya kepada Prof. Dr. Ir.
Iwa Garniwa M.K, M.T selaku pembimbing tugas seminar ini.
Saya juga haturkan terimakasih sebanyak-banyakanya kepada dua orang tua saya dan
kepada teman-teman atas dukungan moril maupun material dan mendoakan saya menyelesaikan
tugas seminar ini.


Depok, Desember 2013

Penulis












v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
SEMINAR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS


Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah
ini:
Nama : Felix Larry F Sinaga
NPM : 1006758754
Program Studi : Teknik Elektro
Departemen : Teknik Elektro
Fakultas : Teknik
J enis karya : Seminar
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas
Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty- Free Right) atas karya
ilmiah saya yang berjudul :
Studi Tegangan Lebih Peralihan Pada Pensaklaran Komputer
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini
Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.


Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 23 Desember 2013
Yang menyatakan

(Felix Larry F Sinaga)





vi

ABSTRAK

Nama : Felix Larry F Sinaga
Program Studi : Teknik Elektro
J udul : Studi Tegangan Lebih Peralihan Pada Pensaklaran Komputer

Fenomena tegangan lebih peralihan merupakan salah satu permasalahan kualitas daya
sistem tenaga listrik karena akan terjadi kenaikan tegangan dengan waktu yang sangat cepat yang
menggangu sistem.Tegangan lebih peralihan pada sistem tenaga listrik secara garis besar
bersumbernya dari surja hubung dan surja petir. Surja hubung ini terjadi pada saat pensaklaran
beban listrik, sedangkan surja petir berasal dari adanya sambaran petir pada rangkaian listrik.
Surja hubung merupakan sumber tegangan lebih peralihan yang paling sering terjadi pada
peralatan listrik karena hampir semua peralatan listrik mempunyai saklar untuk menyambung
dan memutus beban tersebut dengan sumber listrik. Pada saat terjadi pensaklaran pada suatu
rangkaian listrik yang memiliki komponen kapasitor akan terjadi pengisian dan pelepasan energi
secara cepat yang menimbulkan perubahan paramater listrik berupa arus dan tegangan yang
sangat cepat pada sistem.
Komputer merupakan salah satu beban peralatan listrik yang dapat menimbulkan
tegangan lebih ketika dilakukan penutupan saklar. Pada komputer terdapat komponen resistor,
induktor dan kapasitor yang mempengaruhi bentuk dan besarnya tegangan lebih peralihan yang
terjadi. Tegangan lebih peralihan ini juga dilakukan pemodelannya dengan simulasi pada Power
System Simulator untuk melihat tegangan lebih yang terjadi saat dilakukan pensaklaran terhadap
variasi beban resistor, induktor dan kapasitor. Dengan adanya simulasi ini akan digunakan untuk
membandingkan tegangan lebih yang terjadi dengan tegangan lebih pada beban komputer.
Kata kunci : tegangan lebih peralihan, pensaklaran, komputer





vii

DAFTAR ISI

HALAMAN J UDUL i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ii
HALAMAN PENGESAHAAN iii
KATA PENGANTAR iv
LEMBAR PERSETUJ UAN PUBLIKASI SEMINAR v
ABSTRAK vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR GAMBAR x

BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang 1
I.2. Tujuan Penulisan 2
I.3. Batasan Masalah 2
I.4. Metodologi Penulisan 2
I.5. Sistematika Penulisan 3

BAB II TEGANGAN LEBIH PERALIHAN
II.1. Pengertian Tegangan Lebih Peralihan 4
II.2. Tegangan Lebih Peralihan Pada Rangkaian Listrik 4
II.3. J enis Tegangan Lebih Peralihan 8
II.3.1. Peralihan Impulsif (Impusive Transient) 8
II.3.2. Peralihan Osilasi (Oscillatory Transient) 9
II.4. Sumber Tegangan Lebih Peralihan 11


viii

II.4.1. Surja Petir 11
II.4.2. Surja Hubung 13

BAB III STUDI TEGANGAN LEBIH PERALIHAN PADA KOMPONEN
LISTRIK KOMPUTER
III.1. Fenomena Tegangan Peralihan Pada Voltage Regulator 15
III.2. Fenomena Tegangan Peralihan Pada Beban Resistif 21
III.3. Fenomena Tegangan Peralihan Pada Datacenter 26
III.3.1. Analisis Sistem AC 27
III.3.2. Analisis Sistem DC 29
III.4. Fenomena Tegangan Peralihan Pada Pensaklaran Tegangan Tinggi 31

BAB IV RANCANGAN METODE PENGUJ IAN TEGANGAN LEBIH
LEBIH PERALIHAN PADA POWER SYSTEM SIMULATOR DAN
BEBAN KOMPUTER
IV.1. Peralatan dan Rangkaian Pengujian 33
IV.1.1. Peralatan Pengujian 33
IV.1.2. Rangkaian Pengujian 35
IV.1.2.1.Pengujian Tegangan Lebih Peralihan Saat Pensaklaran
Menggunakan Power System Simulator (PSS) 35
IV.1.2.2.Pengujian Tegangan Lebih Peralihan Pada Pensaklaran Komputer 36
IV.2. Pengujian Karateristik Tegangan Peralihan 37
IV.2.1. Persiapan pengujian 37
IV.2.2. J alannya pengujian 38
IV.3. Diagram Pengujian Tegangan Lebih Peralihan 39


ix

IV.3.1. Pengujian Tegangan Lebih Peralihan Pada Power System Simulator 39
IV.3.2. Pengujian Tegangan Lebih Peralihan Pada Beban Komputer 40

BAB V KESIMPULAN 41

DAFTAR ACUAN 42
DAFTAR PUSTAKA 43




















x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rangkaian paralel RLC 5
Gambar 2.2 Gelombang peralihan impulsif 9
Gambar 2.3 Gelombang peralihan osilasi 10
Gambar 2.4 Tegangan impuls petir 12
Gambar 2.5 Tegangan lebih karena adanya pengisian kapasitor bank 14
Gambar 3.1 Simulasi model prosesor pentium 16
Gambar 3.2 Gelombang tegangan peralihan pada keluaran VRM 17
Gambar 3.3 Model prosesor pada masing-masing loop dengan frekuensinya 18
Gambar 3.4 Rangkaian topologi Fast Transient Response LDO 19
Gambar 3.5 Respon peralihan pada saat variasi arus beban dari 0 mA menjadi 150 mA
dan dari 150 mA menjadi 0 mA 20
Gambar 3.6 Arus beban dari 0 mA menjadi 150 mA 20
Gambar 3.7 Arus beban dari 150 mA menjadi 0 mA 21
Gambar 3.8 Blok SMPS 22
Gambar 3.9 Model SMPS pada topologi Forward, Half-Bridge dan Full-Bridge 23
Gambar 3.10 Hasil simulasi SPICE 24
Gambar 3.11 Model impedansi tegangan tinggi dari SMPS 24
Gambar 3.12 Model impedansi frekuensi tinggi : a. Vpe=Vne, b. VpeVne 25
Gambar 3.13 Hasil simulasi SPICE : mengatur kemiringan dv/dt pada masukan model


xi

umum (a), mencapai 50 mV pada keluaran 26
Gambar 3.14 Tegangan peralihan pada masukan suplai daya AC datacenter 27
Gambar 3.15 Diagram sistem AC 28
Gambar 3.16 J aringan distribusi utilitas pada arsitektur sistem AC 28
Gambar 3.17 Tegangan peralihan pada sisi primer dan sekunder trafo 29
Gambar 3.18 Diagram sistem DC 30
Gambar 3.19 Tegangan peralihan pada masukan suplai daya DC datacenter 30
Gambar 3.20 Diagram sirkuit ekuivalen percobaan 31
Gambar 3.21 Tegangan lebih peralihan pada sistem pada saat penutupan saklar 31
Gambar 3.22 Tegangan lebih peralihan pada beban saat penutupan saklar 32
Gambar 3.23 Tegangan lebih peralihan pada sistem pada saat pembukaan saklar 32
Gambar 3.24 Tegangan peralihan pada beban pada saat pembukaan saklar 33
Gambar 4.1 Rangkaian pengujian tegangan lebih peralihan pada Power System
Simulator 36
Gambar 4.2 Rangkaian pengujian tegangan lebih peralihan pada komputer 37
Gambar 4.3 Diagram proses pengujian tegangan lebih peralihan menggunakan PSS 39
Gambar 4.4 Diagram proses pengujian tegangan lebih peralihan pada pensaklaran
Komputer 40


1
BAB I
PENDAHULUAN

II.1. LATAR BELAKANG
Di zaman sekarang ini kebutuhan akan energi listrik meningkat tajam. Sejalan
dengan peningkatan kuantitas akan daya listrik tentu harus dibarengi dengan peningkatan
kualitas daya listrik yang ada pada sistem karena kualitas daya sistem salah satu
komponen pada sistem tenaga listrik yang sangat diperhitungkan. Kualitas daya sistem ini
merupakan salah satu bentuk penilaian terhadap penyimpangan nilai arus, tegangan dan
frekuensi kondisi normalnya yang akan dapat memberi pengaruh buruk pada kinerja
peralatan konsumen. Permasalahan-permasalahan yang terdapat pada sistem tenaga listrik
tidak adakn dapat dihilangkan karena akan selalu ada gangguan-gangguan pada sistem
tenaga listrik baik itu dari gangguan dari dalam sistem maupun dari luar sistem.
Salah satu permasalahan kualitas daya sistem adalah tegangan peralihan yang
merupakan salah satu bentuk penyimpangan nilai tegangan dari kondisi normalnya. Besar
penyimpangan nilai tegangan yang terjadi dapat mencapai beberapa kali lipat dari
tegangan normalnya yang terjadi dalam waktunya yang sangat cepat. Akibat dari
tegangan yang cukup besar ini dapat merusak peralatan lain karena telah melebihi
tegangan normal peralatan tersebut. Salah satu penyebab dari tegangan peralihan ini
adalah adanya sambaran petir dan proses pensaklaran pada beban beban sistem tenaga
listrik.
Proses pensaklaran merupakan salah satu penyebab tegangan peralihan yang
paling banyak pada sistem tenaga listrik karena proses pensaklaran dapat terjadi kapan
saja, dimana saja dan berapa banyak. Setiap adanya pensaklaran akan menimbulkan
tegangan peralihan yang besarnya dipengaruhi beban yang disaklar. Beban rumah tangga
merupakan salah satu komponen yang dapat menyebabkan tegangan peralihan tersebut.
Seperti kita ketahui beban rumah tangga seperti Komputer, AC, TV, lampu, pompa air
2

Universitas Indonesia



dan lain sebagaianya ketika terjadi proses pensaklaran (pembukaan dan penutupan) akan
menyumbangkan tegangan peralihan pada sistem yang dapat menggangu kinerja
peralatan lainnya.

II.2. TUJUAN PENULISAN
Penulisan seminar ini bertujuan untuk mempelajari fenomena tegangan lebih
peralihan yang terjadi pada pensaklaran beban komputer.

II.3. BATASAN MASALAH
Pada penulisan seminar ini akan dibahas seperti berikut ini, yaitu:
1. Fenomena dasar tegangan peralihan dan penyebab tegangan peralihan terjadi.
2. J enis-jenis tegangan peralihan
3. Mempelajari bentuk tegangan lebih peralihan dari beberapa jenis beban listrik.
4. Metodologi pengujian yang akan dilakukan untuk melihat berbagai bentuk tegangan
peralihan dari pensaklaran beban R,L dan C menggunakan simulator dan pensaklaran
beban komputer .

II.4. METODOLOGI PENULISAN
Metodologi yang digunakan dalam pembuatan seminar ini adalah melakukan
studi literatur dari jurnal, skripsi, buku, hasil penelitian dan pencarian lewat internet
mengenai fenomena tegangan peralihan seperti penyebabnya tegangan peralihan, bentuk
tegangan peralihan pada beberapa jenis komponen peralatan komputer. Selain itu,
dilakukan juga pemodelan metode pengujian yang akan dilakukan di Laboratorium
Sistem Tenaga Listrik FTUI di Depok untuk melihat tegangan peralihan yang terjadi dari
proses pensaklaran variasi beban komputer dan kombinasi komponen R L dan C pada
Power System Simulator.
3

Universitas Indonesia



II.5. SISTEMATIKA PENULISAN
Pembahasan mengenai tegangan peralihan ini tertuang pada beberapa bab secara
sistematis. Pada bab yang pertama dijelaskan mengenai latar belakang masalah tegangan
lebih peralihan, tujuan penulisan, pembatasan masalah, metodologi penulisan dan
sistematika penulisan. Bab dua berisi mengenai pengertian tegangan lebih peralihan,
tegangan lebih peralihan pada rangkaian listrik, jenis tegangan lebih peralihan, dan
sumber dari tegangan lebih peralihan.
Pada bab tiga ditinjau bagaimana fenomena tegangan peralihan pada berbagai
komponen listrik komputer. Bab empat membahas mengenai metodologi pengujian yang
akan dilakukan yang berisi peralatan, bentuk rangkaian pengujiannya, dan proses
pengujian yang akan dilakukan. Kemudian bab kelima adalah kesimpulan dari penulisan
yang dilakukan.










Universitas Indonesia

4

BAB II
TEGANGAN LEBIH PERALIHAN


II.1. PENGERTIAN TEGANGAN LEBIH PERALIHAN
Tegangan lebih peralihan adalah kondisi naiknya tegangan hingga beberapa kali
lipat dari nilai normalnya dalam durasi waktu yang sangat cepat. Tegangan lebih
peralihan ini berupa tegangan impuls yang mempunyai muka gelombang dan ekor
gelombang. Tegangan lebih peralihan ini akan berisolasi hingga mencapai keadaan
tunaknya (Steady State). Kenaikan tegangan lebih peralihan ini biasanya dapat terjadi
antara 1.0 sampai 2.0 p.u tergantung dari sistemnya dalam durasi mikro detik.
Pada dasarnya gejala peralihan ini timbul pada suatu rangkaian karena adanya
perubahan bentuk energi yang terkandung pada rangkaian atau sistem secara mendadak
oleh karena adanya pengisian maupun pelepasan muatan pada rangkaian atau sistem
tersebut. Secara umum tegangan lebih peralihan ini disebabkan oleh 2 faktor, yaitu faktor
luar seperti petir dan faktor dalam seperti pensaklaran [1].

II.2. TEGANGAN PERALIHAN PADA RANGKAIAN LISTRIK
Pada sistem tenaga listrik, peralihan merupakan suatu fenomena dasar sebagai
suatu bentuk respon secara alamiah pada tegangan atau arus pada sistem. Pada saat
terjadinya peralihan pada rangkaian listrik, akan terjadi gejala perubahan paramater arus
dan tegangan. Gejala perubahan parameter arus sering disebut arus inrush [1]. Sedangkan
gejala perubahan paramater tegangan disebut tegangan peralihan atau tegangan transien.
Bentuk respon yang akan terjadi dipengaruhi oleh komponen resistif, kapasitif dan
induktif yang merupakan komponen dasar rangkaian listrik.
Terdapat 3 bentuk respon yang diakibatkan oleh komponen-komponen rangkaian
listrik [1], yaitu:
5

Universitas Indonesia



1. Respon alami kurang teredam (underdamped)
2. Respon teredam kristis (critically damped)
3. Respon sangat teredam (overdamped).







Gambar 2.1 Rangkaian paralel RLC
Ketiga komponen rangkaian listrik diatas, secara matematis dapat dijelaskan
hubungannya terhadap bentuk respon yang akan terjadi. Pada gambar 2.1 diatas terdiri
dari komponen R L dan C yang dihubungkan secara paralel karena pada analisa respon
yang dilakukan adalah terhadap respon tegangan. Pada rangkaian diatas dilakukan
analisis mesh sehingga diturunkan persamaan arusnya, yaitu:

+
1

()

0
() = 0
kemudian didiferensialkan sehingga menjadi:
1

2
+
1

= 0
dan dengan mendiferensialkan dengan orde 2, dimisalkan =


sehingga :
1

2
+
1

= 0

+
2
+
1

= 0
6

Universitas Indonesia


2
+
1

+
1

= 0
dengan
1,2
=
1
2

1
2


atau
1,2
=
2
+
0
2

dimana =
1
2
;
0
=
1



Untuk <
0
merupakan kondisi underdamped
() =

(
1
cos

+
2
sin

)............................................(2.1)
Untuk =
0
merupakan kondisi critically damped
() =
1

+
1

.................................................................. (2.2)
Untuk >
0
merupakan kondisi overdamped
() =
1

+
1

............................................................... (2.3)
Dalam analisa rangkaian listrik dapat dibedakan menjadi 2, yaitu analisa statis
atau keadaan tunak dan analisa dinamis atau keadaan peralihan. Rangkaian listrik
dikatakan dalam keadaan statis atau tunak adalah saat variabel-variabel berupa tegangan
arus dan lain-lain menunjukkan perilaku yang tidak berubah terhadap waktu (pada
rangkaian searah) dan berubah secara periodik (rangkaian arus bolak-balik). Sedangkan
rangkain listrik dalam keadaan dinamis ketika variabel-variabelnya berubah tidak secara
periodik.
Seperti kita ketahui dalam rangkaian listrik terdapat energi yang mengalir yang
berasal dari sumber tegangan dan arus. Energi ini dapat disimpan dalam bentuk
induktansi dan kapasitansi. Pada kondisi tunak energi yang tersimpan tersebut dalam
rangkaian searah adalah tetap sedangkan pada rangkaian bolak balik energi tersebut akan
berubah-ubah secara periodik dalam bentuk medan magnet dan medan listrik.
Ketika terjadi perubahan yang tiba-tiba pada rangkaian listrik akan
mengakibatkan pendistribusian ulang energi yang tersimpan dalam L dan C dan
perubahan pengiriman energi dari sumber untuk menyesuaikan kondisi baru tersebut.
7

Universitas Indonesia



Pendistribusian ulang ini membutuhkan waktu dan tidak bisa dalam keadaan seketika,
sehingga menghasilkan keadaan peralihan pada rangkaian.
Perubahan distribusi energi yang seketika ini membutuhkan daya yang tidak
terbatas, yang diasosiasikan dengan induktor dan kapasitor. Secara matematis turunan
pertama dari energi, dE/dt, ketika terjadi perubahaan yang begitu cepat (t mendekati 0)
menghasilkan daya (P) yang tidak terbatas. Namun, dalam keadaan sebenarnya daya yang
tidak terbatas itu tidak ada pada sistem, sehingga energi tidak dapat terjadi seketika, tapi
terjadi dalam periode waktu tertentu, yaitu pada saat peralihan terjadi.
Energi yang tersimpan pada induktor berupa energi magnetik dapat diubah
dengan adanya perubahan arus. Perubahaan arus ini menimbulkan tegangan induksi
dengan besar nilai L=(di/dt) dimana perubahaan ini tidak dapat terjadi seketika karena
secara teoritis dapat menimbulkan arus yang tidak terbatas yang tidak ada terjadi pada
keadaan sebenarnya.
Energi yang tersimpan pada kapasitor berupa energi listrik dapat diubah dengan
adanya perubahan tegangan sesuai persamaan v =q/C , dengan q merupakan muatan.
Perubahan tegangan maupun muatan ini tidak dapat terjadi seketika. Perubahaan
tegangan ini dengan besar dv/dt =(1/C) dq/dt =i/C dengan keadaan seketika dapat
menimbulkan arus yang nilainya tidak terbatas, tapi dalam keadaan sebenarnya hal itu
tidak mungkin. Dari penjabaran diatas terlihat bahwa perubahaan apapun dalam
rangkaian listrik akan menimbulkan keadaan peralihan pada sistem.
Perubahan energi pada rangkaian listrik didasari dari prinsip konversi energi yaitu
jumlah energi yang disuplai harus sama dengan jumlah energi yang disimpan ditambah
dengan energi yang terdisipasi. Disipasi energi yang terjadi berupa resistansi rangkaian
dan energi yang tersimpan dalam bentuk induktansi dan kapasitansi. Disipasi energi ini
mempengaruhi tingkat waktu peralihannya. Artinya makin tinggi disipasi energi, semakin
cepat waktu peralihan.
Gejala peralihan yang terjadi pada sistem ini secara garis besar merupakan suatu
hal yang tidak diinginkan dan mengganggu kualitas daya sistem. Gejala peralihan ini
8

Universitas Indonesia



dapat meningkatkan level tegangan, arus dan kerapatan energi pada sistem sehingga dapat
menimbulkan distorsi peralatan, kenaikan suhu, interferensi stabilitas sitem dan bahkan
kerusakan dari keseluruhan sistem.
Namun gejala peralihan ini dibutuhkan pada sebagian peralatan yang
peralihannya dapat dikendalikan dan diperlukan seperti pada peralatan komunikasi,
kendali, sistem komputasi yang beroperasi pada keadaan normalnya dengan prinsip
pensaklaran.

II.3. JENIS TEGANGAN LEBIH PERALIHAN
Pada sistem tenaga listrik ada 2 jenis peralihan [2], yaitu:
1. Impulsive Transient, yang memiliki bentuk respon peralihan seperti keadaan
overdamped dan critically damped.
2. Oscillatory Transient, yang memiliki bentuk respon peralihan seperti
underdamped.

II.3.1. Peralihan Impulsif (Impusive Transient)
Peralihan impulsif adalah suatu respon kenaikan tegangan atau arus tanpa
mengubah besar dari frekuensi kondisi tunak dari tegangan atau arusnya dengan bentuk
gelombang searah. Bentuk gelombangnya adalah sama seperti gelombang dari persamaan
ekponensial murni pada gambar 2.2. Peralihan impulsif ini biasanya diakibatkan oleh
surja petir.
Dalam peninjauan peralihan impulsif ini dilakukan terhadap beberapa karateristik
yang menunjukkan kondisi impulsifnya, seperti besarnya arus maksimum atau tegangan
maksimumnya, durasi waktu untuk mencapai keadaan maksimum dan durasi waktu untuk
kembali menjadi kondisi normal. Berikut contoh notasi untuk menunjukkan karateristik
dari peralihan impulsif, seperti 1,1 x 60 s 3000 V. Arti dari notasi tersebut adalah waktu
yang dibutuhkan untuk mencapai tegangan puncak 3000 V adalah 1,1 mikrodetik dan
9

Universitas Indonesia



waktu yang dibutuhkan untuk turun menjadi setengah dari tegangan maksimumnya
adalah 60 mikrodetik.









Gambar 2.2 Gelombang peralihan impulsif

Bentuk dari peralihan impulsif ini yang berada dalam frekuensi yang cukup tinggi
dapat berubah secara cepat oleh karena bentuk dari komponen rangkainnya.

II.3.2. Peralihan Osilasi (Oscillatory Transient)
Peralihan osilasi adalah suatu respon kenaikan tegangan atau arus tanpa
mengubah besar dari frekuensi kondisi steady-state dari tegangan atau arusnya dengan
bentuk gelombang bolak-balik. Bentuk gelombangnya seperti gelombang dari persamaan
eksponensial sinusoidal. Peralihan osilasi ini diakibatkan oleh adanya gangguan dan
pensaklaran.
Dalam peninjauan peralihan osilasi ini dilakukan terhadap beberapa karateristik
yang menunjukkan kondisi osilasinya sama seperti peninjauan peralihan impulsif, yakni
besarnya arus maksimum atau tegangan maksimumnya, durasi waktu untuk mencapai
keadaan maksimum dan durasi waktu untuk kembali menjadi kondisi normal.
Peralihan osilasi ini dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan besarnya frekuensi
gelombang, yaitu: [1]
10

Universitas Indonesia



1. Peralihan osilasi frekuensi tinggi (high-frequency transient).
Peralihan osilasi ini besar frekuensinya adalah diatas 500 KHz dengan
durasi mikrodetik. Peralihan ini biasanya terjadi dari respon sistem terhadap
peralihan impulsif. Tegangan lebih peralihan frekuensi tinggi ini biasanya
diakibatkan oleh adanya pensaklaran beban dan petir.
2. Peralihan osilasi frekuensi menengah (medium- frequency transient)
Peralihan osilasi ini besar frekuensinya adalah 5-500KHz dengan durasi
dalam waktu mikrodetik. Peralihan ini juga terjadi karean respon sistem terhadap
peralihan impulsif. Tegangan lebih peralihan frekuensi menengah ini biasanya
diakibatkan oleh adanya pengisian muatan kapasitor.
3. Peralihan osilasi frekuensi rendah (low- frequency transient).
Peralihan osilasi ini besar frekuensinya adalah dibawah 5 KHz dengan
durasi waktu 0,3 sampai 50 mikrodetik. Peralihan ini biasanya terjadi karena
adanya pelepasan energi dari kapasitor. Biasanya kapasitor menghasilkan
peralihan osilasi dengan besar frekuensi 300-900 Hz.









Gambar 2.3 Gelombang peralihan osilasi
Tegangan peralihan juga dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan
penyebabnya, yaitu:
11

Universitas Indonesia



1. Temporary transient, tegangan lebih peralihan yang disebabkan oleh kegagalan
isolasi, ferro resonansi, kompensasi daya reaktif berlebih dan sebagainya.

2. Switching overvoltage transient, tegangan lebih peralihan yang disebabkan oleh
proses pensakalaran dari beban normal, pensakalaran hidup-mati arus induktif
rendah serta pensaklaran dari kapasitor bank.

3. Lightning overvoltage transient, tegangan lebih peralihan yang disebabkan oleh
sambaran petir.

II.4. SUMBER TEGANGAN LEBIH PERALIHAN
Secara garis besar tegangan lebih peralihan pada sistem tenaga listrik dapat
diakibatkan oleh 2 hal, yaitu surja petir dan surja hubung. Surja petir ini terjadi karena
adanya petir yang menyambar sistem tenaga listrik. Sedangkan surja hubung ini terjadi
karena adanya proses penskalaran pada sistem tenaga listrik.
II.4.1. Surja Petir
Petir merupakan suatu gejala alam yang dianalogikan seperti kapasitor. Pada
kapasitor terjadi pelepasan muatan antara dua lempengan yaitu lempengan positif atau
lempengan negatif. Hal tersebutlah yang terjadi pada petir. Muatan akan dilepas dari
awan sebagai lempengan negatif yang berisi muatan listrik ke awan lain yang bermuatan
positif sebagai lempengan positif atau ke bumi sebagai lempengan netral. Awan yang
dapat menimbulkan petir disebut awan Comulunimbus.
Proses terjadinya petir diawali dari pergerakan muatan yang terjadi pada awan
yang terdiri dari partikel-partikel yang bergerak terus menerus sehingga awan yang satu
dengan awan yang lainnya akan saling berinteraksi. Hasil dari interaksi ini menyebabkan
muatan-muatan negatif akan berkumpul menjadi awan negatif sedangkan muatan positif
akan berkumpul menjadi awan negatif. J ika pada antar awan maupun awan dengan bumi
12

Universitas Indonesia



terjadi perbedaan potensial yang cukup tinggi, maka akan terjadi pelepasan muatan
negatif menuju awan bermuatan positif maupun dengan bumi.
Pada saat terjadi petir yang menyambar saluran transmisi maupun distribusi akan
menyebabkan terjadinya tegangan lebih peralihan. Tegangan lebih peralihan ini berasal
dari muatan-muatan yang jumlahnya sangat besar dan mengalir sepanjang saluran.
Tegangan lebih peralihan ini berbentuk gelombang yang pada saat awal akan terjadi
kenaikan nilai yang sangat besar dan lama-kelamaan akan berosilasi sehingga semakin
lama semakin meredam.








Gambar 2.4 Tegangan impuls petir
Gelombang tegangan lebih ini dapat ditunjukkan menjadi fungsi eksponensial,
yaitu :
= (
at

bt
) ..........................................(2.4)
dimana :
e =tegangan osilasi
E =amplitudo sistem
= basis logaritma natural dengan besar 2,71828183
a =konstanta gelombang pertama
b =konstanta gelombang kedua
Dari persamaan diatas terlihat bahwa gelombangnya terdiri dari dua yaitu gelombang

at
dan gelombang kedua
bt
.
13

Universitas Indonesia



Surja petir ini menimbulkan gelombang berjalan dengan nilai maksimum pada
awal gelombang. Akibatnya menimbulkan arus yang sangat tinggi pada saluran dalam
waktu yang sangat cepat. Arus yang terjadi dapat mencapai 10.000 A sampai 200.000 A.
Surja petir yang sangat cepat inilah disebut tegangan lebih peralihan yang akan semakin
teredam hingga pada saluran kembali kekeadaan normal.
II.4.2. Surja Hubung
Kapasitor adalah salah satu komponen yang digunakan untuk menjaga utilitas
sistem tenaga listrik. Kapasitor digunakan untuk mengurangi rugi-rugi daya yang terjadi
pada sistem tenaga listrik dimana kapasitor ini merupakan komponen yang menyuplai
daya reaktif kesistem. Selain itu, kapasitor ini digunakan juga untuk menaikkan tegangan
pada sistem.
Namun, penggunaan kapasitor ini juga ternyata dapat menggangu kualitas daya
sistem tenaga listrik. Ketika terjadi pensaklaran pada kapasitor dapat mengakibatkan
tegangan lebih peralihan pada sistem tenaga listrik. Hal ini terjadi karena saat setelah
terjadi pensaklaran, kapasitor tersebut akan melakukan pengisian muatan (penutupan)
sehingga tegangan pada sistem akan menurun secara tiba-tiba dalam waktu yang sangat
cepat yang biasanya dalam waktu mikrodetik. Pada saat pembukaan kapasitor, terjadi
pelepasan muatan. Besar muatan yang terjadi pada kapasitor = .
Pada saat terjadinya pemulihan inilah akan terjadi osilasi yang sangat tinggi yang
menimbulkan ripple effect pada sistem tenaga listrik sampai mencapai keadaan steady
state. Inilah yang menyebabkan tegangan lebih peralihan.
Pada saat terjadinya pensaklaran kapasitor, biasanya dapat mencapai sekitar 1.3
sampai 1.4 p.u dari tegangan normalnya. Secara umum tegangan peralihan tidak lebih
dari 2.0 p.u pada distribusi utama, meskipun untuk kapasitor bank yang tidak ditanahkan
bisa nilainya lebih besar. Pemasangan kapasitor bank di daerah konsumen dapat
meningkatkan besar tegangan peralihan yang bisa terjadi dari 3.0 sampai 4.0 pu pada
tegangan rendah.
14

Universitas Indonesia



Tegangan lebih peralihan juga dapat terjadi oleh karena adanya operasi
pensaklaran pada sistem tenaga listrik. Pada operasi pensaklaran dapat berupa pembukaan
atau penutupan dapat menimbulkan gejala surja hubung atau peralihan energi listrik yang
berupa tegangan lebih peralihan (transients over voltage) yang berupa gelombang impuls
yang mempunyai muka dan ekor gelombang.












Gambar 2.5 Tegangan lebih karena adanya pengisian kapasitor bank
Besar kenaikan tegangan yang terjadi pada waktu pelepasan beban, yang mana
besarnya kenaikan tegangannya tergantung dari besarnya kapasitas dan impedansi beban.
=

0
1

...................................................(2.5)
dengan: v =kenaikan tegangan pada ujung saluran, f =frequensi pada saat tegangan
maksimum, f
0
=frequensi dasar 50 Hz, E =tegangan subtransien generator, X
s
=reaktansi
sumber, X
c
=reaktansi kapasitif saluran.
Besar amplitudo tegangan lebih peralihan pada saat pelepasan beban selalu
berkorelasi dengan tegangan sistem dan frekuensi osilasi yang dipengaruhi oleh
impedansi sistem tersebut.


Universitas Indonesia

15

BAB III
STUDI TEGANGAN LEBIH PERALIHAN PADA KOMPONEN LISTIK KOMPUTER

III.1. FENOMENA TEGANGAN PERALIHAN PADA VOLTAGE REGULATOR
Voltage regulator merupakan salah satu komponen pada peralatan elektronika
yang berguna sebagai pengatur tegangan sehingga dihasilkan tegangan sesuai yang
dibutuhkan oleh peralatan tersebut. Komputer merupakan salah satu peralatan yang
menggunakan voltage regulator untuk mengatur tegangan masukkanya. Atas dasar
adanya penghematan energi, komputer mempunyai mode sleep yang akan bekerja ketika
komputer yang menyala tidak digunakan. Ketika mode ini bekerja, energinya lebih hemat
dimana komputer akan menggunakan energi minimum untuk kembali ke mode biasa
dalam beberapa detik [3].
Ketika komputer berubah dari mode sleep ke mode active mode, pada prosesor
komputer akan terjadi peralihan yang besar pada arus masukannya. Peralihan ini terjadi
sangat cepat. Arus peralihan yang terjadi dapat mencapai 1,6 A/nS bahkan mencapai 30
A/nS tergantung dari jumlah pemutusan kapasitor yang terdapat diluar maupun didalam
prosesor [3].
Transisi arus yang cepat ini menyebabkan adanya jatuh tegangan pada suplai daya
prosesor yang diatur oleh Voltage Regulator Mode (VRM). Prosesor bekerja pada
tegangan rendah yaitu 3.1/2.8 V dengan arus 13 A. J atuh tegangan saat transisi arus dapat
mencapai 150mV [3]. Kondisi dengan tegangan rendah, arus yang tinggi dan kebutuhan
untuk beralih kekeadaan normal dalam waktu yang sangat cepat mengakibatkan
terjadinya perubahan daya pada prosesornya.
Seperti kita ketahui bahwa kapasitor merupakan salah satu komponen yang
terdapat pada rangkaian listrik yang dapat menyimpan energi. Komponen ini berperan
penting dalam mempengaruhi kondisi peralihan pada tegangan sistem.
16

Universitas Indonesia



Dalam analisa tegangan peralihan yang dilakukan, kapasitor disini sudah tidak
menjadi kapasitor murni lagi, namun terdapat komponen resistor dan induktor yang akan
mempengaruhi respon peralihan yang akan terjadi.










Gambar 3.1 Simulasi model prosesor pentium [3]
Pada gambar 3.1 terlihat rangkaian dari VRM dan prosesornya dengan besar
masukan 5 V dan keluaran 3.1 V. Pada daerah beban dianggap sebagai sumber arus yang
akan berubah secara eksponensial dari 1 A menjadi 13 A dengan kecepatan 1.6 A/nS.
Dengan adanya kenaikan arus ini mengakibatkan tegangan tersebut mengalami jatuh
secara tiba-tiba yang terjadi pada keluaran VRM,Vo, dan tegangan decoupling kapasitor,
Vd seperti pada gambar 3.2.
Setelah terjadinya jatuh tegangan ini, akan menimbulkan tegangan peralihan
untuk kembali menuju tegangan normal kerjanya atau keadaan tunaknya. Pada gambar
3.2 baik itu tegangan keluaran VRM maupun tegangan masukan prosesor ketika terjadi
peralihan juga mempunyai spike bahkan sampai 3 buah spike. Spike yang terjadi ini
17

Universitas Indonesia



adalah diakibatkan oleh adanya arus yang tidak stabil ketika terjadi tegangan peralihan.
Terlihat pada gambar rangkain 3.3, setiap loop yang ada memiliki nilai R, L dan C yang
berbeda-beda sehingga menghasilkan frekuensi resonansi yang berbeda-beda juga.
Persamaan frekuensi masing-masing loopnya adalah

0
=
1
2

...................................................(3.1)

dengan besar frekuensi F1>F2>F3. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa kapasitor disini
bukanlah kapasitor murni lagi namun sudah ada pengaruh dari induktor dan kapasitor
yang memberi pengaruh dari arus yang dilepaskan oleh kapasitor tersebut. Setiap
komponen ini yang mempengaruhi besar frekuensi resonasi setiap loopnya akan
menimbulkan spike selama peralihan terjadi.










Gambar 3.2 Gelombang tegangan peralihan pada keluaran VRM [3]
18

Universitas Indonesia












Gambar 3.3 Model prosesor pada masing-masing loop dengan frekuensinya[3]

=
1
2.
0
1
2
...............................................................(3.2)
Masing-masing loop tersebut menghasilkan output arus yang berbeda-beda,
artinya arus yang berada pada loop 1 akan mempunyai arus peak dengan waktu peak, tp,
yang berbeda-beda setiap loop-nya sehingga menghasilkan spike pada tegangan
peralihannya.
Peralatan elektronika yang sangat sensitif dengan namanya gangguan karena
dapat merusak peralatan tersebut sehingga dibutuhkan suplai tegangan yang stabil
walaupun adanya variasi beban. Baterai sebagai penyimpanan listrik digunakan
dikebanyakan peralatan elektronika seperti pada kamera, telepon genggam dan lain-
lainnya. Pada kenyataanya tegangan keluaran dari baterai inipun berubah-ubah karena
adanya kondisi pengisian dan pelepasan. Contohnya ketika terjadi pengisian penuh
tegangannya adalah 3.6 V, sedangkan ketika terjadi pelepasan tegangannya mencapai 1.9
V. Hal ini menimbulkan adanya suatu dilema bahwa ketika dalam mendesain tingkatan
tegangan pada sirkuitnya perlunya pertimbangan terhadap kondisi tersebut. J ika desain
yang dibuat tegangannya adalah 3.6 V, berarti sirkuit itu tidak dapat bekerja pada
tegangan 1.9 V, dan sebaliknya jika desain tegangannya 1.9 V, sirkuit itu sudah melebihi
19

Universitas Indonesia



batas tegangan toleransinya yang mencapai 3.6 V. Oleh karena itu, perlu adanya regulasi
tegangan untuk mengatasi kondisi peralihan yang terjadi oleh pengaruh beban tersebut
[6].
Sistem regulasi yang dapat digunakan adalah Low Drop-Out (LDO) Regulator
dengan prinsip kerjanya adalah meminimilisasi perbedaan tegangan masukan dan
keluaran sekecil mungkin dengan mengacu terhadap batas toleransi yang diatur oleh
MOS.












Gambar 3.4 Rangkaian topologi Fast Transient Response LDO [6]
Pada gambar 3.4 adalah rangkaian topologi dari Fast Transient Rersponse LDO
terdapat resistor yang menghasilkan keluaran kecil membuat waktu lebih cepat pada
gerbangnya PMOS sehingga memungkinkan pengisian dan pelepasan yang sangat cepat
pada kapasitor; oleh karena itu, respon dari LDO sangat cepat terhadap perubahan beban
[6].
Pada simulasi yang dilakukan variasi arus dari 0 mA menjadi 150 mA dalam
durasi waktu 10 ns dan sebaliknya dari 150 mA menjadi 0 mA. Terlihat pada gambar 3.5
ini merupakan variasi yang dilakukan selama 8 uS. Pada saat terjadinya perubahan arus
beban ini dari 0 mA menjadi 150 mA ternyata menyebabkan adanya gejala tegangan
20

Universitas Indonesia



peralihan yang sangat cepat sekitar 0.050 uS. Peralihan yang sangat cepat ini diakibatkan
adanya resistor dan MOS yang mengatur regulasi peralihannya sehingga tegangan
perlihannya hanya mencapai 28 mV dimana terjadinya pengisian muatan pada kapasitor.












Gambar 3.5 Respon peralihan pada saat variasi arus beban dari 0 mA menjadi 150 mA
dan dari 150 mA menjadi 0 mA [6]












Gambar 3.6 Arus beban dari 0 mA menjadi 150 mA [6]
21

Universitas Indonesia














Gambar 3.7 Arus beban dari 150 mA menjadi 0 mA [6]

Gejala peralihan juga ternyata pada saat adanya perubahan arus beban dari 150
mA menjadi 0 mA yang terjadi pada saat pelepasan beban. Adanya perubahan arus ini
menyebabkan adanya tegangan lebih peralihan. Hal ini terjadi karena pada saat pelepasan
beban ini, kapasitor turun andil melepas muatannya sehingga terjadi kenaikkan tegangan.
Selama proses perlihan ini LDO tersebut akan mengatur besar tegangan sebelum dan
sesudah dilepas bebannya perbedaan tingkatannya tidak terlalu jauh sehingga tegangan
lebihnya tidak terlalu besar. Durasi waktu untuk peralihannya juga sangat cepat mencapai
sekitar 0.05 uS.

III.2. FENOMENA TEGANGAN PERALIHAN PADA BEBAN SENSITIF
Di era sekarang ini peralatan-peralatan elektronika sudah sangat berkembang
pesat baik digunakan untuk peralatan rumah tangga maupun perindustrian. Listrik
menjadi sumber energi dari peralatan elektronika ini ternyata dapat mengakibatkan
peralatan elektronika yang sangat sensitif dapat rusak ketika adanya gangguan pada listrik
seperti terjadinya tegangan lebih diatas tegangan nominal peralatan tersebut. Hal ini dapat
mengakibatkan kerugian yang cukup besar [4].
22

Universitas Indonesia



Pada kebanyakan peralatan elektronika, arus yang digunakan adalah arus searah
(DC) sehingga biasanya setiap peralatan elektronika mempunyai suplai daya yang berisi
penyearah. Sekarang ini dikenal suplai daya yang terbaru yang dinamakan Switching
Mode Power Supplies (SMPS) yang bekerja pada frekuensi tinggi dengan kelebihan lebih
efisien, harga lebih murah dan ukurannya lebih kecil.
Komponen utama dari SMPS ini [4] adalah :
1. DC-DC Konverter
2. AC-DC Konverter
3. Input Filter
4. Proteksi






Gambar 3.8 Blok SMPS [4]
Pada penggunaan SMPS ini, tegangan peralihan yang masuk ke SMPS akan
menyebabkan tegangan peralihan juga disisi keluarannya yang menuju ke beban. Oleh
kerena itu, perlu adanya analisa terhadap batas maksimal dan durasi yang ditoleransi
ketika terjadi peralihan karena dapat mempengaruhi beban yang sangat sensitif. Aspek
lainnya juga adalah kemiringan dari peralihan yang terjadi.





23

Universitas Indonesia










Gambar 3.9 Model SMPS pada topologi Forward, Half-Bridge dan Full-Bridge [4]
Dari rangkaian pada gambar 3.10 dapat didapatkan persamaan penggantinya,
sehingga terlihat besar tegangan keluarannya yang memiliki gain sehingga ketika terjadi
tegangan peralihan pada sisi masukan, VCTR, akan mempengaruhi tegangan
keluarannya, Vo, dimana tegangan yang dihasilkan oleh kapasitor menjadi faktor
menyebabkan tegangan peralihan ini terjadi.
Pada gambar 3.10 terlihat hasil simulasi dari tegangan peralihan ketika tegangan
kapasitor Vcf mengalami kenaikan tegangan sebanyak 20%, kecepatan kenaikkanya
berubah menjadi dari 0.1 V/uS menjadi 1 V/us. Terlihat bahwa dengan tegangan
peralihan pada Vcf dengan kecepatan tersebut pada tegangan keluarnya lebih besar 1%
dari tegangan nominalnya, Vo.





24

Universitas Indonesia











Gambar 3.10 Hasil simulasi SPICE [4]






Gambar 3.11 Model impedansi tegangan tinggi dari SMPS [4]
1. Peralihan phasa ke netral
Terdapat 2 pendekatan yang dilakukan, yaitu:
a. Pengaruh dari Vcf tegangan peralihan pada tegangan keluaran dan pada
arus magnetisasi pada trafo
b. Pengaruh dari tegangan peralihan netral ke bumi dan phasa ke netral pada
tegangan keluaran.

25

Universitas Indonesia



2. Peralihan netral ke bumi
Tegangan peralihan pada phasa ke netral dan netral kebumi dapat dihasilkan oleh
keluaran dari tegangan SMPS yang disebabkan oleh leakage kapasitansi pada trafo
isolation. Untuk menganalisanya perlu membuat model rangkaian menggunakan
impedansi.





Gambar 3.12 Model impedansi frekuensi tinggi : a. Vpe=Vne, b. VpeVne [4]
Dua model rangkian impedansi diatas dikarateristikan oleh 2 jenis frekuensi yaitu
impedansi Z1 dan Z2. Impedansi Z1 merupakan referesentasi dari paralel 4 impedansi
antara input dan output dimana leakage kapasitansi pada trafo diperhitungkan dimana
nilainya sama besar. Sedangkan Z2 merupakan referenstasi dari output impedansi
kapasitor.
Gambar 3.12 a merupakan model dari tegangan peralihan antara phasa ke bumi
dan netral ke bumi ketika Vpe=Vne pada tegangan keluarannya sedangkan gambar 3.12
b merupakan tegangan peralihan antara phasa ke bumi dan netral ke bumi ketika kedua
nilainya berbeda.




26

Universitas Indonesia















Gambar 3.13 Hasil simulasi SPICE : mengatur kemiringan dv/dt pada masukan model
umum (a), mencapai 50 mV pada keluaran [4]
Pada gambar 3.13, terlihat bahwa ketika sebuah tegangan peralihan diberi pada
masukkan. Terlihat bahwa sebuah tegangan impuls dengan kecepatan dv/dt 120v/us
terjadi pada tegangan netral ke bumi atau phasa ke bumi, menghasilkan peralihan yang
signifikan pada outputnya (1% dari Vo).

III.3. FENOMENA TEGANGAN PERALIHAN PADA DATACENTER
Di era zaman modern sekarang ini kebutuhan akan datacenter sebagai
penyimpanan data semakin meningkat. Perindustrian, pemerintah, organisasi dan insistusi
membutuhkan datacenter tersebut untuk penyimpanan data mereka. Oleh karena itu, data
ini sangat penting tetap tersimpan dan dapat diakses setiap saat sehingga dibutuhkan
datacenter yang memiliki kehandalan yang tinggi, dapat tetap beroperasi dengan baik
meskipun terjadi gangguan listrik.
27

Universitas Indonesia



Tegangan peralihan pada datacenter sering terjadi yang berasal dari pensaklaran
kapasitor baik itu berasal dari tegangan AC maupun DC pada distribusi listriknya
rangkaian datacenter. Arsitektur distribusi arusnya menggunakan pemodelan
menggunakan PSCAD/EMTDC. Arsitektur dengan arus AC ini harganya lebih murah,
peralatan lebih banyak, dan utilisasinya buruk. Sedangkan arsitektur DC ini sangat mudah
terganggu oleh peralihan. Distibusi arus dengan DC leboh efisiein dibanding didistribusi
listrik AC [5].

III.3.1. Analisis Sistem AC
Pada gambar 3.14 terlihat bahwa tegangan peralihan yang terjadi pada masukan
suplai daya ke datacenter pada saat simulasi. Sebelum terjadi peralihan, besar
tegangannya RMS nya adalah 121 V AC, sedangkan saat terjadi peralihan tegangannya
dapat mencapai 188 V AC dan tegangannya menjadi rata-rata 185 V AC. Besar kenaikan
tegangan lebih ini mencapai 52,9 % dari tegangan normalnya.









Gambar 3.14 Tegangan peralihan pada masukan suplai daya AC datacenter [5]
28

Universitas Indonesia







Gambar 3.15 Diagram sistem AC [5]
Namun, tegangan lebih disini terjadi mencapai 7 sekon, padahal berdasarkan
standar ITIC, tegangan perlihan yang terjadi tidak boleh lebih dari 3 ms. Hal ini terjadi
karena pada simulasi yang dilakukan, analisa terhadap peralihannya dilakukan selama
durasi simulasi, yaitu 10 sekon.









Gambar 3.16 J aringan distribusi utilitas pada arsitektur sistem AC [5]
Pada simulasi yang akan dilakukan pada arsitektur AC ini, tegangan peralihan
akan berasal dari pensaklaran kapasitor bank yang terdapat pada rangkaian inputan. Pada
rangkaian tersebut terdapat trafo yang mengubah tegangan dari 4160 V menjadi 480/227
V.
29

Universitas Indonesia



Ketika terjadi peralihan, pengukurannya dilakukan pada sisi primer dan sekunder
trafo untuk melihat karateristik perambatan peralihan tersebut. Terlihat pada gambar 3.17
ini ketika tegangan peralihan terjadi yang berasal dari pengisian dari kapasitor terjadi
pada detik ke 3. Hal inilah yang menyebabkan pada inputan suplai daya juga akan terjadi
tegangan peralihan pada detik ke 3 juga














Gambar 3.17 Tegangan peralihan pada sisi primer dan sekunder trafo [5]

III.3.2. Analisis Sistem DC
Pada sistem DC, pada awalnya tegangan kerjanya adalah 380 V. Namun, ketika
terjadi peralihan, tegangan lebihnya mencapai 739 V. Hal ini menunjukkan kenaikkan
30

Universitas Indonesia



tegangan peralihannya mencapai 194 % dari tegangan operasinya. Setelah 1,6 detik,
tegangannya menjadi 423 V saat mencapai kestabilannya hingga durasi simulasi selesai.
Berdasarkan standar EPRI, peralihannya tidak dizinkan lebih dari 1 ms.




Gambar 3.18 Diagram sistem DC [5]










Gambar 3.19 Tegangan peralihan pada masukan suplai daya DC datacenter [5]
Hal ini juga terjadi akibat adanya pelepasan muatan dari muatan saat pensaklaran
kapasitor di rangkaian inputan yang menjalar hingga mencapai masukan suplai daya
sistem DC.

31

Universitas Indonesia



III.4. FENOMENA TEGANGAN PERALIHAN PADA PENSAKLARAN TEGANGAN
TINGGI
Gejala peralihan biasanya terjadi pada saat proses pembukaan dan penutupan
saklar. Selama proses pensaklaran ini akan terjadi proses pengisian dan pelepasan
muatan.











Gambar 3.20 Diagram sirkuit ekuivalen percobaan [7]
Pada gambar 3.20 terlihat rangkaian pada laboratorium tegangan tinggi yang
disusun untuk mensimulasikan proses pensaklaran pada bus sehingga terlihat tegangan
peralihan yang terjadi. Pada percobaan yang dilakukan ini, tegangan yang digunakan
adalah 15 kVrms. Arus yang digunakan adalah arus AC dengan beban berupa kapasitor
[7]. V



t
Gambar 3.21 Tegangan lebih peralihan pada sistem pada saat penutupan saklar [7]
32

Universitas Indonesia



Pada gambar 3.21 merupakan fenomema tegangan peralihan yang terjadi pada sisi
beban ketika dilakukan penutupan saklar. Terlihat ketika terjadi penambahan beban yang
berupa kapasitor (C2) ditutup, kapasitor tersebut akan mengalami pengisian dimana
menimbulkan turun tegangan sistem. Dalam durasi yang sangat cepat, tegangan yang
jatuh tersebut akan naik kembali menuju tegangan awalnya yang menibulkan tegangan
peralihan pada sistem tersebut. Hal ini akan menimbulkan tegangan peralihan terus
menerus pada sistem ketika pada kapasitor mengalami pengisian.
V






t
Gambar 3.22 Tegangan lebih peralihan pada beban saat penutupan saklar [7]

V







t
Gambar 3.23 Tegangan lebih peralihan pada sistem pada saat pembukaan saklar [7]
Pada proses pembukaan beban, pada gambar 3.23 akan terlihat ketika kapasitor C
2 dibuka maka akan terjadi pelepasan muatan pada sistem sehingga menimbulkan
33

Universitas Indonesia



tegangan lebih peralihan pada sistem. Kenaikkan tegangan disini melebihi 1 p.u pada
sistem.
V







t
Gambar 3.24 Tegangan peralihan pada beban pada saat pembukaan saklar [7]
Pada gambar 3.24 kapasitor C 2 yang sudah dilepas, akan mengalami pelepasan
muatannya sehingga tegangan kapasitor semakin lama akan habis hingga tidak ada
tegangan yang tersisa pada kapasitor tersebut.
Dari proses pensaklaran berupa pembukaan maupun penutupan pada beban akan
menimbulkan terjadinya tegangan peralihan dalam durasi yang sangat cepat. Pada
dasarnya hal ini diakibatkan adanya proses pengisian dan pelepasan muatan terhadap
kapasitor yang turut andil menimbulkan peralihan pada sistem.




Universitas Indonesia

34

BAB IV
RANCANGAN METODE PENGUJIAN TEGANGAN LEBIH PERALIHAN
PADA POWER SYSTEM SIMULATOR DAN BEBAN KOMPUTER

Pada bab ini akan dijelaskan metode pengujian yang akan dilakukan dalam
menganalisis tegangan lebih peralihan pada surja hubung karena adanya pensaklaran,
menjelaskan peralatannya, dan menjelaskan proses dan tahapan-tahapan yang akan
dilakukan dalam pengujian untuk mencari data.
Pengujian tegangan lebih peralihan disini akan dilakukan pada dua keadaan,
yaitu:
1. Percobaan pengujian tegangan lebih peralihan saat pensaklaran menggunakan
Power System Simulator (PSS)
2. Percobaan pengujian tegangan lebih peralihan terhadap pensaklaran beban
komputer.

IV.1. PERALATAN DAN RANGKAIAN PENGUJIAN

IV.1.1. Peralatan Pengujian
Pada pengujian ini dilakukan di Laboratorium Sistem Tenaga Listrik (STL)
Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universiitas Indonesia. Berikut peralatan-
peralatan yang dilakukan untuk pengujian tegangan lebih peralihan pada proses
pensaklaran menggunakan Power System Simulator dan pensaklaran pada beban
komputer, yaitu:
1) Power System Simulator (PSS-NE9070)
Merupakan peralatan simulator sistem tenaga listrik dari mulai pembangkitan,
saluran transmisi, saluran disitribusi dan beban listrik berupa komponen resistor,
35

Universitas Indonesia




induktor dan kapasitor. Dengan menggunakan PSS ini akan dilakukan variasi
beban listrik pada komponen R, L dan C.
2) Beban komputer
Merupakan beban listrik yang akan diamati tegangan lebih peralihan yang terjadi
akibat adanya pensaklaran terhadap komputer tersebut yang mewakili beban
listrik yang terdiri dari komponen R, L dan C.
3) Osiloskop (GW INSTEK GDS-820C) dan Probe
Merupakan alat ukur untuk melihat tegangan lebih peralihan yang terjadi pada
sistem. Dengan alat ini dapat terlihat bentuk gelombang yang terjadi sehingga
terlihat berapa besar tegangan peaknya dan durasi waktu peralihannya.
4) Resistor Variabel
Merupakan peralatan yang terdiri dari beberapa resistor yang digunakan sebagai
pembagi tegangan.
5) Saklar
Merupakan alat yang digunakan untuk membuka dan menutup rangkaian
pengujian
6) Kamera digital
Merupakan alat yang digunakan untuk merekam tegangan lebih peralihan yang
terjadi yang tampak pada osiloskop.

IV.1.2. Rangkaian Pengujian

IV.1.2.1. Pengujian Tegangan Lebih Peralihan Saat Pensaklaran Menggunakan Power
System Simulator (PSS)
36

Universitas Indonesia




Pada pengujian yang dilakukan ini, PSS digunakan sebagai simulasi sebuah
sistem tenaga listrik yang terdiri dari komponen generator sebagai sumber listrik, trafo
step-up dan step-down, saluran transmisi dan distribusi, dan beban R L dan C. Pada PSS
ini akan dipasang resistor variabel sebagai pembagi tegangan. Osiloskop akan melakukan
pengukuran tegangan peralihan pada tegangan resistor.
Berikut gambar rangkaian pengujian :








Gambar 4.1 Rangkaian pengujian tegangan lebih peralihan pada Power System Simulator

IV.1.2.2. Pengujian Tegangan Lebih Peralihan Pada Pensaklaran Komputer
Pada pengujian tegangan lebih peralihan ini, akan dilakukan pensaklaran terhadap
beban listrik, yaitu komputer. Komputer merupakan peralatan listrik yang terdiri dari
komponen R, L dan C. Komponen ini akan mempengaruhi besar dan bentuk tegangan
lebih peralihannya. Untuk melihat tegangan lebih peralihannya diamati pada resistor
variabel sebagai pembagai tegangan menggunakan osiloskop.


37

Universitas Indonesia




Berikut gambar rangkaian percobaannya








Gambar 4.2 Rangkaian pengujian tegangan lebih peralihan pada komputer

IV.2. PENGUJIAN KARATERISTIK TEGANGAN LEBIH PERALIHAN
Pada pengujian tegangan peralihan menggunakan osiloskop di Power System
Simulator ini, dilakukan variasi terhadap beban R L dan C. Dari pengujian ini akan
didapatkan hubungan variasi beban terhadap besar tegangan peralihannya. Sedangkan
untuk pengujian tegangan lebih peralihan pada pensaklaran komputer menggunakan
osiloskop ini, dilakukan variasi terhadap jumlah beban komputer. Dari pengujian ini akan
didapatkan variasi beban terhadap besar tegangan lebih peralihan yang terjadi.
IV.2.1. Persiapan pengujian
Persiapan pengujian ini dilakukan untuk tahap awal untuk pengujian terhadap
setiap selesai variasi beban. Berikut hal-hal yang dilakukan untuk persiapan pengujian :
1) Menyiapkan alat
2) Memasang peralatan dan menyusun rangkaian pengujian
3) Memastikan semua peralatan tersusun dengan baik.
38

Universitas Indonesia




4) Menyalakan peralatan
5) Melakukan kalibrasi terhadap osiloskop.

IV.2.2. Jalannya pengujian
Pada pengujian tegangan peralihan ini, dilakukan pensaklaran terhadap berbagai
macam variasi beban secara terpisah. Pada pengujian menggunakan PSS variasi beban itu
seperti beban R C, R L C, variasi besar R L dan C nya itu sendiri. Sedangkan untuk
pengujian terhadap beban komputer dilakukan variasi terhadap jumlah komputer itu
sendiri.
Variasi beban yang dilakukan ini ditujukan untuk melihat karateristik tegangan
peralihan yang terjadi ketika dilakukan pensaklaran. Tegangan peralihan yang terjadi
akan ditampilkan pada osiloskop. Karateristik dari tegangan peralihan yang nilainya
dapat mencapai 2 pu menghasilkan tegangan peralihan yang cukup tinggi yang dapat
merusak alat ukur,osiloskop karena dapat melebihi maksimal tegangan yang dapat
terukurnya. Oleh karena itu, pada rangkaian percobaan dipasang resistor variabel sebagai
pembagi tegangan. Osiloskop akan melakukan pengukuran tegangan yang terjadi pada
resitor tersebut. Bentuk gelombang tegangan yang terjadi pada resistor ini dapat
direpresentasikan sebagai gelombang tegangan peralihan yang terjadi pada sistem.
Pada osiloskop akan dilakukan pencuplikan terhadap tegangan peralihan yang
terjadi pada resitor pembagi tegangan. Hasil dari cuplikan ini akan terlihat bentuk
gelombang yang terjadi saat terjadinya peralihan sehingga terlihatlah besar amplitudo
gelombang yang terjadi dan waktunya pada layar osiloskop.
Paramater-parameter tegangan peralihan seperti amplitudo dan waktu yang
didapatkan ini kemudian dicatat dan melihat karateristik penting tegangan peralihan
seperti besar puncak tegangan peralihannya, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
tegangan puncaknya dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan tunak.
Dari dua pengujian tersebut akan didapatkan dua hasil tegangan lebih peralihan
yaitu pada beban R, L dan C dan pada beban komputer. Dari kedua tegangan lebih
39

Universitas Indonesia




peralihan ini hasilnya akan dilakukan analisa masing-masing dan akan diperbandingkan
bagaimana karateristik tegangan lebih peralihan pada beban murni seperti R, L dan C dan
karateristik beban komputer.

IV.3. DIAGRAM PENGUJIAN TEGANGAN LEBIH PERALIHAN

IV.3.1. Pengujian Tegangan Lebih Peralihan Pada Power System Simulator

Berikut diagram jalannya pengujian tegangan lebih peralihan pada PSS















Gambar 4.3 Diagram proses pengujian tegangan lebih peralihan menggunakan PSS

Persiapan Rangkaian dan
Peralatan Pengujian

Menghidupkan Sumber
Tegangan AC
Melakukan Pensaklaran
Pembukaan dan
Penutupan Beban
Mengamati Karateristik
Tegangan Lebih
Peralihan Pada Osiloskop
Melakukan Variasi
Terhadap Beban R, L, C
atau kombinasinya pada
PSS.
40

Universitas Indonesia




IV.3.2. Pengujian Tegangan Lebih Peralihan Pada Beban Komputer

Berikut diagram jalannya pengujian tegangan lebih peralihan pada beban
komputer.














Gambar 4.4 Diagram proses pengujian tegangan lebih peralihan pada pensaklaran komputer




Persiapan Rangkaian dan
Peralatan Pengujian

Menghidupkan Sumber
Tegangan AC
Melakukan Pensaklaran
Untuk Menghidupkan
Komputer dan
Mematikan Komputer
Mengamati Karateristik
Tegangan Lebih
Peralihan Pada Osiloskop
Melakukan Variasi
J umlah Komputer


Universitas Indonesia

41

BAB V
KESIMPULAN

Pada dasarnya secara teori gejala peralihan pada sistem terjadi karena adanya
perubahan energi (dE/dt) yang sangat cepat (t mendekati 0) sehingga menimbulkan daya
(P) yang nilainya tidak terbatas. Namun, dalam keadaan sebenarnya daya yang tidak
terbatas itu tidak ada pada sistem, sehingga energi tidak dapat terjadi seketika, tapi terjadi
dalam periode waktu tertentu, yaitu pada saat peralihan terjadi.
Adanya perubahan energi yang sangat cepat ini pada sistem menimbulkan
perubahan nilai pada paramater listrik, yaitu tegangan dan arus. Perubahaan paramater ini
dapat menimbulkan terganggunya kualitas daya sistem kelistrikan.
Tegangan lebih peralihan bersumber dari 2 hal, yaitu surja hubung dan surja petir.
Pada surja hubung disebabkan adanya pensaklaran (buka atau tutup) yang mengakibatkan
perubahan energi secara tiba-tiba yang disumbangkan oleh pengisian dan pelepasan
muatan kapasitor. Sedangkan surja petir disebabkan oleh sambaran petir akan memberi
tambahan energi yang sangat besar pada sistem sehingga terjadi kenaikkan tegangan yang
akan teredam hingga mencapai keadaan tunaknya.
Komputer merupakan peralatan listrik yang terdiri dari komponen resistor,
kapasitor dan induktor. Pada inputan suplai daya, terdapat komponen kapasitor, sehingga
ketika terjadi pensaklaran terhadap komputer, akan menimbulkan pengisian atau
pelepasan muatan kapasitor tersebut.
Gejala tegangan peralihan pada masukkan komputer di suplai daya, akan
menimbulkan tegangan peralihan juga tegangan keluaran suplai daya yang akan masuk ke
komponen-komputer dalam komputer. Pada SPMS terjadi gain terhadap tegangan
keluarannya saat terjadi peralihan.




Universitas Indonesia

42

DAFTAR ACUAN

1. Febrianto, Dwi, Analisis Karateristik Arus Inrush Pada Operasi Pensaklaran Lampu
Hemat Energi,Universitas Indonesia,2010.
2. Dugan, R.C., M. F. McGranaghan, S. Santoso and H. W. Beaty, Electrical Power
System Quality, Mc Graw-Hill, Inc., New York , 2004.
3. Wong, P.L, F.C. Lee, X. Zhou and J . Chen, Voltage Regulator Module (VRM)
Transient Modeling and Analysis, IEEE,1999.
4. Ribeiro, H., H. Marques, B. V. Borges, Characterizing and Monitoring Voltage
Transients as Problem to Sensitive Loads, Electrical Power and Energy Systems,
2012.
5. Taylor, E., M. Korytowski, Dr. G. Reed, Voltage Transient Propagation in AC and
DC Datacenter Distribution Architectures, IEEE, 2012.
6. Abbasi, M. U., T. A. Abbasi, M. Suhaib, A Fast Transient Response Low Drop-out
Voltage Regulator, IEEE World Congress on Computer Science and Information
Engineering 2009, 2009.
7. Schutte, A., H. Rodrigo, Transient Phenomena Due To Disconnect Switching in
High Voltage Substations, IEEE, 1999.










Universitas Indonesia

43

DAFTAR PUSTAKA

Deshpande, M.V, Switchgear And Protection, Tata McGraw-Hill Publishing Company
Limited, 1993.
Dugan, Roger C., McGranaghan, Mark F., Santoso, S., Beaty, H.W., Electric Power
Quality, McGraw-Hill Education Pvt Limited, 2012.
Kimbark, E. W.,Power System Stability, J ohn Wiley & Sons, 1950.
Taylor, Carson W.,Power System Voltage Stability,McGraw-Hill, Inc, 1994.

Anda mungkin juga menyukai