JUNI 2012 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAWANGU KECAMATAN PANDAWAI, KABUPATEN SUMBA TIMUR
Wini Mandaringga Winda Nur Jannah PENDAHULUAN Penyakit Kulit Alergik (PKA) merupakan kelompok penyakit kulit yang didasari oleh mekanisme alergi (reaksi antigen-antibodi). Alergi dapat merupakan gangguan hipersensitivitas lokal atau sistemik. Penyakit kulit alergi yang paling sering dijumpai adalah dermatitis kontak alergi, dermatitis atopi dan urtikaria. Penyakit kulit alergi sangat erat hubungannya dengan kehidupan di daerah perkotaan karena faktor lingkungan perkotaan seperti meningkatnya penggunaan barang-barang rumah tangga yang banyak mengandung bahan kimia yang menyebabkan penyakit kulit alergi Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia (contohnya detergen, asam, basa, oli, semen), fisik (sinar dan suhu), mikro-organisme (bakteri, jamur); dapat pula berasal dari dalam (endogen), misalnya dermatitis atopik. Faktor genetik yang berasal dari dalam tubuh (endogen) yaitu riwayat atopik merupakan salah satu penyebab dermatitis alergi yang termasuk dalam kelompok dermatitis atopik METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional, data yang diambil adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kawangu Kecamatan Pandawai Kabupaten Sumba Timur pada bulan Juni 2012. Sampel dalam penelitian ini adalah semua orang yang menderita penyakit kulit alergi sebanyak 25 orang yang datang untuk mendapatkan pengobatan di Puskesmas Kawangu Kecamatan Pandawai Kabupaten Sumba Timur. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. ORANG 1. USIA Penyakit kulit alergi yang termasuk dalam dermatitis atopik sering terjadi pada semua usia terutama anak-anak sedangkan dermatitis kontak alergi bisa disebabkan karena pekerjaan dan sering dialami oleh dewasa. Hal ini disebabkan karena dermatitis atopik biasanya timbul pada waktu dewasa yang merupakan kelanjutan dari fase infantil diketahui bahwa kulit manusia mengalami degenerasi seiring bertambahnya usia. Sehingga kulit kehilangan lapisan lemak diatasnya dan menjadi lebih lebih kering. Kekeringan pada kulit ini memudahkan bahan kimia untuk menginfeksi kulit, sehingga kulit menjadi lebih mudah terkena dermatitis 2. JENIS KELAMIN Pada penelitian ini penderita Penyakit Kulit Alergi lebih banyak terjadi pada perempuan yaitu 15 kasus (60%) sedangkan laki-laki sebanyak 10 kasus (40%). Penelitian lain menunjukan bahwa penyakit dermatitis atopik lebih banyak terjadi pada wanita, dengan perbandingan wanita dan pria yaitu 2:1. Wanita dilaporkan lebih mudah mengalami reaksi iritan dibandingkan dengan pria bila terpapar alkali dan detergen 3. JENIS PEKERJAAN Menurut literatur yang didapat
kejadian dermatitis kontak alergi paling sering terjadi di tangan dikarenakan tangan merupakan organ tubuh yang sering sekali digunakan dalam pekerjaan sehari- hari. Pada pekerjaan yang basah (wet work) misalnya memasak makanan dan mencuci pakaian yang biasa dilakukan oleh ibu rumah tangga. 4. RIWAYAT ATOPI Menurut literatur
salah satu faktor penyebab terjadinya reaksi alergi adalah dikarenakan faktor keturunan (genetik) yang diturunkan oleh salah satu atau kedua orang tua penderita alergi. Menurut sumber yang didapat dermatitis atopi cenderung diturunkan, bila salah satu orang tua menderita dermatitis atopi maka separuh jumlah anak akan mengalami gejala alergi sedangkan jika kedua orang tua yang mengalami dermatitis atopi maka resiko terkena dermatitis atopi akan meningkat B. TEMPAT Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa penyakit kulit alergi paling banyak adalah terdapat di lingkungan rumah 56% yang diakibatkan karena kontak dengan bahan alergen sedangkan yang terjadi di lingkungan tempat kerja hanya terdapat satu kasus 4% dengan pekerjaan sebagai penambang garam. Jenis bahan alergen atau bahan yang dapat menyebabkan kasus penyakit kulit alergi yang terjadi di rumah terbanyak dari 25 kasus yang dilakukan penelitian jumlah kasus yang mengalami Penyakit Kulit Alergi karena kontak dengan bahan alergen ada 14 orang dan kasus terbanyak dikarenakan kontak dengan detergen sebanyak 8 kasus (33,3%) dan yang tidak kontak dengan bahan alergen ada 10 kasus (41,7%). SEKIAN TERIMA KASIH