Ns. Margono,S.Kep, CWBC Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan pengkajian bencana Mahasiswa mampu melakukan pengurangan resiko bencana Mahasiswa mampu melakukan manajemen bencana Pendahuluan Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang- orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-Baqa-rah, 2: 155-157) Bencana Masal Setiap keadaan dimana jumlah pasien sakit atau cedera melebihi kemampuan Sistem Gawat darurat lokal, regional atau nasional yang tersedia dalam memberikan perawatan adekuat secara cepat dalam usaha meminimalkan cedera atau kematian. Peristiwa yang dapat menyebabkan terjadinya banyak korban gawat yang pertolongannya tidak dapat dilakukan seperti biasa (oleh satu unit pelayanan kesehatan) oleh krena itu diperlukan sistem koordinasi dan mobilisasi dari sistem pelayanan kesehatan Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam atau manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia kerugian harta benda kerusakan lingkungan, sarana dan prasarana umumserta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan secara khusus Manajemen bencana adalah proses yang sistematis dimana didalamnya termasuk berbagai macam kegiatan yang memanfaatkan kemampuan dari kebijakan pemerintah, juga kemampuan komunitas dan individu untuk menyesuaikan diri dalam rangka meminimalisir kerugian. MASALAH UMUM BENCANA 1. Tidak dapat diramalkan 2. Informasi awal tidak jelas 3. Jumlah korban banyak dalam keadaan gawat darurat 4. Jumlah penolong terbatas 5. Lokasinya jauh terutama untuk bencana Siklus Penanggulangan Bencana Sebelum Bencana (1) (Prevention, Risk Reduction dan Mitigasi) Pengertian Prevention adalah suatu kegiatan yang menyangkut upaya untuk mencegah dan memperkecil peluang atau terjadinya suatu keadaan darurat, serta terjadinya kerusakan dan kerugian yang mungkin timbul pada saat adanya bencana Risk Reduction adalah upaya untuk memperkecil semaksimal mungkin segala akibat dan dampak yang bersifat merusak, merugikan dan mengancam keamanan jiwa manusia dan harta benda milik masyarakat umum maupun publik Pengertian Mitigation adalah kegiatan untuk memperkecil atau mengurangi dampak atau akibat dari suatu bencana. Kegiatan Mitigasi dapat dikatakan dapat menutup celah dari titik kegiatan tanggap darurat sampai saat bencana itu terjadi, dengan persiapan untuk menghadapi bencana yang mungkin terjadi dikemudian hari Memperkirakan Resiko Bencana Pembuatan Profil Desa Luas dan batas wilayah Jumlah dan nama-nama wilayah Sarana jalan dan jembatan Tata guna lahan Sarana-sarana umum Jumlah masyarakat berdasarkan umur dan jenis kelamin Penilaian Ancaman Jenis ancaman Penyebabnya Tanda awal Perkiraan kekuatan, kecepatan, frekuensi dan luas wilayah yang terkena Perkiraan waktu kedatangan/ timbulnya ancaman Dampak yang merugikan Penilaian risiko Menghitung kemungkinan risiko Mengenali unsur-unsur yang berisiko pada manusia, lingkungan, bangunan, ekonomi, sosial Mengenali kerentanan terhadap unsur- unsur yang berisiko seperti masyarakat; bangunan; lingkungan Penilaian kemampuan dan kerentanan Gunakan sumber penghidupan sebagai alat penilaian kemampuan dan kerentanan Alam, manusia, sosial, ekonomi, fisik Penggambaran Peta Ancaman Langkah-langkah menggambar peta ancaman Menggambar peta dasar Menggambar daerah, jalan dan sungai Menempatkan sarana penting Menentukan daerah rawan bencana Menempatkan perumahan Menentukan lahan Keterangan tambahan. Tandai jalan terbaik ke akses-akses yang diperlukan Daerah pengungsian Contoh Peta Ancaman Potensi Tsunami di Indonesia Gunung Berapi di Indonesia Bakornas PB Potensi gempa bumi di Indonesia Pemetaan Bencana & Kedaruratan (V. Nath, WHO) NAD 2,3,4,5,6,7,13, 14 N. Sumatra 3,4,7,14 W Sumatra 1,2, 3,4,8,11,14 Bangka Belitung 3,14 S. Sumatra 3,4,14 Riau 3,5,7,8,14 Kep Riau 14 3 Lampung 2,3,14 Bengkulu 2,4,14 Jambi 3,14 Jakarta 3,4,6,7,9, 14 W, Java 2,3,4,5,6,7,11, 14 Banten 2,3,5,12,14 C. Java 1,2,3,4,5,9,11, 12,14 Jogyakarta 1,2,11,14 E. java 1,2, 3,5,6,7,9 ,11,12,13,14, Bali 2,3,4,6,7,9,14 NTB 3,6,2,9,4,5,11,7,1 4 NTT 1,3,6,9,11,2,13, 4,5,14 W. Kalimantan 1,3,8,4,6,10,9,5,11, 13,14 S. Kalimantan 3,10,5,13,14 C. Kalimantan 6.10,8,9,3,11,7, 14 E. Kalimantan 3,10, 8,9,5,14 N. Sulawesi 1,3,8,2,4,11,13,14 S. Sulawesi 3,4,6,7,13,14 C. Sulawesi 2,3,6,9,7,13,14 S.E Sulawesi 3,6,14 Gorontalo 3,14 Maluku 2,3,6,7,9,11,13, 14 N.Maluku 2,4,6,7,9,13,14 Papua 2,3,4,6,7,9,11,1 3,14 Type of Emergency and Disaster 1. Volcano 5. Hurricane 9. Disease outbreak 13. Tsunami 2. Earthquake 6. Conflict 10. storm 14. Transportation 3. Flood 7. Terrorism 11. Drought Accident 4. Landslide 8. Environment Pollution 12. Industrial Accident Pembuatan Rencana Rencana Pencegahan dan Mitigasi Rencana Kesiapsiagaan Merencanakan sistem peringatan dini Membuat peta ancaman Membuat rencana siaga atau cadangan Membuat rencana pengungsian atau evakuasi Simulasi, latihan lapangan atau latihan Rencana Pengungsian Sebelum Bencana (2) (Rencana siaga, peringatan dini, kesiap siagaan) Pengertian Peringatan dini : serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang. (UU No. 24 Tahun 2007 Pasal 1 angka 8) Kesiap siagaan : Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna Hal hal yang dapat dilakukan Penyiapan lokasi evakuasi dan rencana evakuasi Penyediaan dan penerapan barang pasokan pemenuhan kebutuhan dasar Penorganisasian, penyuluhan, pelatihan, gladi tentang mekanisme tanggap darurat darurat Saat Bencana Tanggap Darurat Pengertian Response / tanggap darurat adalah kegiatan yang dilakukan segera setelah bencana terjadi di suatu tempat. Tindakan darurat ini dilakukan oleh otoritas pemerintah pusat, daerah atau lokal dan masyarakat setempat dengan maksud untuk membatasi meluasnya dampak dari bencana terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya Tindakan langsung saat bencana Bunyikan tanda bahaya Minta bantuan Keputusan untuk mengungsi dari yang berwenang Tanggap darurat saat bencana Penanganan korban Mengamankan keadaan di lokasi bencana Membuat laporan kondisi sarana Mendirikan pos-pos bantuan kemanusiaan Penanganan jenazah Tindakan pengungsian Persiapan dapur umum Persiapan obat- obatan Putuskan aliran listrik Mempersiapkan lokasi pengungsian Mempersiapkan kendaraan TINGKAT RESPONS Respons Tingkat I : Musibah massal terbatas yang dapat dikelola oleh petugas Sistim Gawat darurat dan penyelamat lokal tanpa memerlukan bantuan dari luar organisasi. Respons Tingkat II : Musibah massal yang melebihi atau sangat membebani petugas Sistim Gawat darurat dan penyelamat lokal hingga membutuhkan pendukung sejenis serta koordinasi antar instansi. Khas dengan banyaknya jumlah korban. Respons Tingkat III : Musibah massal yang melebihi kemampuan sumber Sistim Gawat darurat dan penyelamat baik lokal atau regional. Banyak pasien yang tersebar pada banyak lokasi sering terjadi. Diperlukan koordinasi luas antar instansi. TRIASE Triase adalah proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat darurat serta transportasi. Proses triase inisial harus dilakukan oleh petugas pertama yang tiba ditempat kejadian dan tindakan ini harus dinilai ulang terus menerus karena status triase pasien dapat berubah. Metode triase yang dianjurkan bisa secara METTAG (Triage tagging system) atau sistim triase Penuntun Lapangan START (Simple Triage And Rapid Transportation). PRINSIP UMUM TRIASE 1. Perkenalkan diri anda dan jelaskan apa yang akan anda lakukan. 2. Pertahankan rasa percaya diri pasien. 3. Coba untuk mengamati semua pasien yang datang, bahkan saat mewawancara pasien. 4. Pertahankan arus informasi petugas triase dengan area tunggu & area tindakan. Komunikasi lancar sangat perlu. Bila ada waktu: penyuluhan. 5. Pahami sistem IRD dan keterbatasan anda. Ingat objektif primer aturan triase. Gunakan sumber daya untuk mempertahankan standar pelayanan memadai. PRIORITAS METTAG 1. Prioritas Nol (Hitam) : a. Pasien mati b. cedera fatal dan tidak mungkin diresusitasi. 2. Prioritas Pertama (Merah) : Pasien cedera berat yang memerlukan tindakan dan transport segera. a. gagal nafas, b. cedera torako-abdominal, c. cedera kepala atau maksilo-fasial berat, d. shok atau perdarahan berat, e. luka bakar berat 3. Prioritas Kedua (Kuning) : Pasien dengan cedera yang dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam waktu dekat a. cedera abdomen tanpa shok, b. cedera dada tanpa gangguan respirasi, c. fraktura mayor tanpa shok, d. cedera kepala atau tulang belakang leher e. serta luka bakar ringan 4. Prioritas Ketiga (Hijau) : Pasien degan cedera minor yang tidak membutuhkan stabilisasi segera a. cedera jaringan lunak, b. fraktura dan dislokasi ekstremitas, c. cedera maksilo-fasial tanpa gangguan jalan nafas d. gawat darurat psikologis PENUNTUN LAPANGAN START penilaian pasien 60 detik, mengamati : 1. ventilasi, 2. perfusi, 3. status mental, untuk memastikan kelompok korban : a. perlu transport segera / tidak, b. tidak mungkin diselamatkan, c. mati. Penuntun Lapangan START : Memungkinkan penolong secara cepat mengidentifikasikan korban yang dengan risiko besar akan kematian segera atau apakah tidak memerlukan transport segera. PENILAIAN DITEMPAT DAN PRIORITAS TRIASE 1. Pertahankan keberadaan darah universal dan cairan. 2. Tim respons pertama harus menilai lingkungan atas kemungkinan bahaya, keamanan dan jumlah korban untuk menentukan tingkat respons yang memadai. 3. Beritahukan koordinator untuk mengumumkan musibah massal dan kebutuhan akan dukungan antar instansi sesuai yang ditentukan oleh beratnya kejadian. 4. Kenali dan tunjuk pada posisi berikut bila petugas yang mampu tersedia : a. Petugas Komando Musibah. b. Petugas Komunikasi. c. Petugas Ekstrikasi/Bahaya. d. Petugas Triase Primer. e. Petugas Triase Sekunder. f. Petugas Perawatan. g. Petugas Angkut atau Transportasi 5. Kenali dan tunjuk area sektor musibah massal : a. Sektor Komando/Komunikasi Musibah. b. Sektor Pendukung (Kebutuhan dan Tenaga). c. Sektor Musibah. d. Sektor Ekstrikasi/Bahaya. e. Sektor Triase. f. Sektor Tindakan Primer. g. Sektor Tindakan Sekunder. h. Sektor Transportasi. Pasca darurat (Pemulihan, recavery, rekontruksi) Pengertian Recovery adalah merupakan tindak lanjut dari kegiatan tanggap darurat dari saat terjadinya bencana, dan diteruskan sampai pada saat seluruh keadaan menjadi normal kembali Pemulihan Bencana Hak, kewajiban dan tanggung jawab Kebutuhan pemulihan yang mendesak Pemenuhan kebutuhan pribadi Pemenuhan kebutuhan umum Kebutuhan pemulihan jangka panjang Membangun perekonomian lokal Perbaikan unsur-unsur rohani serta adat dan budaya Perbaikan / membangun bangunan yang lebih permanen Perbaikan / membangun fasilitas kesehatan yang permanen Perbaikan aliran listrik dan sistem komunikasi permanen Perbaikan produksi pangan Perbaikan dan pelestarian lingkungan Pemulihan pendidikan Tata guna tanah dan tata ruang wilayah STATUS BENCANA Keadaan bencana di suatu tempat pada saat terjadi, dengan indikator jumlah korban, kerugian harta benda, kerusakan prasarana-sarana, cakupan wilayah dan dampak sosial ekonomi, yang dapat dibedakan menjadi ; bencana ringan, sedang dan berat TINGKATAN BENCANA Keadaan di suatu tempat yang terlanda oleh jenis bencana tertentu dan dinilai berdasarkan jumlah korban, kerugian harta benda, kerusakan prasarana-sarana, cakupan wilayah dan dampak sosial ekonomi, yang dibedakan menjadi lokal, daerah dan nasional DRAFT PERATURAN PRESIDEN R.I. TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINGKATAN BENCANA PENENTUAN STATUS DAN TINGKATAN BENCANA TINGKAT INDIKATOR (DRAFT PERPRES) KOMENTAR LOKAL (KABUPATEN- KOTA) Jumlah korban ( jiwa?) kurang dari 100 orang Kerugian harta benda kurang dari Rp. 1 milyar Kerusakan sarpras ringan Cakupan wilayah kurang dari 10 km2 Dampak sosek terbatas Pemerintah (kab/kota) mampu menangani ber- dasar SDM, sumberdaya finansial dan dari segi teknologi Perlu kejelasan apakah indikator-indikator ters- ebut bersifat kumulatif (dan) atau alternatip (atau), misalnya ; korban kurang dari 100 orang tapi kerugian > Rp. 1 milyar Kerusakan sarpras di- ukur dari fungsi Apa keuntungan dita- ngani sendiri dibanding jika diserahkan kepada level lebih tinggi (de- ngan surat takluk) PENENTUAN STATUS DAN TINGKATAN BENCANA TINGKAT INDIKATOR (DRAFT PERPRES) KOMENTAR DAERAH (PROPINSI) Jumlah korban( jiwa?) ku- rang dari 500 orang Kerugianharta benda ku- rang dari Rp. 1 trilyun Kerusakansarpras mene- ngah(beberapa meng- ganggu kehidupanmasya- rakat) Cakupan wilayahlebih dari 1 kab/kota dalampropinsi Dampak sosek menengah, sebagianbesar kegiatan sosek terganggu Pemerintah bersama Pem kab/kota mampu mena- ngani berdasar SDM, sum- berdaya finansial dan dari segi teknologi Perlukejelasan apakah indikator-indikator ters- ebut bersifat kumulatif (dan) atau alternatip (atau), misalnya ; korban kurangdari 500 orang tapi kerugian > Rp. 1 trilyun Kerusakansarpras di- ukur dari fungsi Apa keuntungandita- ngani sendiri dibanding jika diserahkan kepada level lebihtinggi (de- ngansurat takluk) PENENTUAN STATUS DAN TINGKATAN BENCANA TINGKAT INDIKATOR (DRAFT PERPRES) KOMENTAR NASIONAL Jumlah korban( jiwa?) lebih dari 500 orang Kerugianharta benda lebih besar dari Rp. 1 trilyun Kerusakansarpras sangat berat sehingga tidak dapat berfungsi mendukung kehi- dupan Cakupan wilayahsangat lu- as mencakup beberapa kab/kota di lebih dari 1 propinsi Pemerintah (kab/kota) ti- dak mampu lagi menangani berdasar SDM, sumberda- ya finansial, srapras, ke- lembagaan, manajemen dan dari segi teknologi KEBERHASILAN PENGELOLAAN MEMERLUKAN 1. Perencanaan sistem pelayanan gawat darurat lokal, regional dan nasional, 2. Pemadam kebakaran, 3. Petugas hukum, 4. Pertahanan sipil. 5. Kesiapan rumah sakit, 6. Kesiapan pelayanan spesialistik. Daftar Pustaka Peraturan kepala badan penanggulangan bencana no 2 tahun 2012 Terimakasih