PEMBUATAN PERMEN JELLY RAYAP Rancangan Percobaan : Rancangan Acak Lengkap (RAL) Variabel yang diuji : Suhu Pemanasan Perlakuan : 10 o C (P1), 30 o C (P2), 50 o C (P3), 70 o C (P4), 90 o C (P5) Ulangan perlakuan : 3 kali Tujuan percobaan : Efek suhu pemanasan terhadap konsentrasi protein permen jelly rayap Hal yang diamati setelah perlakuan : Konsentrasi protein dalam permen rayap
Alasan memilih variabel : Suhu dianggap sebagai titik kritis dalam penggunaan protein dalam bahan pangan. Jika suhu terlalu tinggi, protein dapat terdenaturasi sehingga aktivitasnya menurun dan tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Jika diinginkan protein konsentrat dalam rayap cukup tinggi saat dikonsumsi, seharusnya proses produksinya harus baik, terutama dalam pemanasannya, sehingga jumlah protein yang ditambahkan di awal pencampuran tidak berbeda jauh dengan rendemen protein akhir saat siap dikonsumsi.
Pemilihan metode percobaan: Rancangan Acak Lengkap digunakan sebagai metode percobaan dikarenakan hanya 1 variabel uji (suhu) yang akan diselidiki dalam percobaan. Dengan estimasi jumlah bahan yang dipakai (isolate protein rayap, air dan gelatin) dan proses lainnya (pencampuran, penghilangan busa, pencetakan, dan pendinginan) adalah tetap dengan menggunakan data dari penelitian sebelumnya. PEMBUATAN REMPEYEK RAYAP Rancangan Percobaan : Rancangan Faktorial (RF) Variabel yang diuji : Jumlah menggoreng, metode penggorengan Perlakuan : A (1 kali, 2 kali, 3kali, 4kali) = A1, A2, A3, A4 B (Deep frying, Shallow Frying) = B1, B2 Ulangan perlakuan : 2 kali Tujuan percobaan : Efek jumlah dan metode penggorengan terhadap kandungan protein rempeyek rayap Hal yang diamati setelah perlakuan : Konsentrasi protein dalam rempeyek rayap
Alasan memilih variabel : Alasan minyak goreng banyak ditentang saat ini karena adanya zat karsinogenik yang terbentuk saat penggorengan dengan suhu tinggi. 4 kali penggorengan dengan minyak goreng yang sama dianggap sebagai jumlah maksimum penggorengan yang masih memberikan efek baik, tanpa menghasilkan zat karsinogenik seperti yang diisukan. Dengan mengambil 4x penggorengan sebagai batas maksimum penggorengan, dan juga menggunakan metode penggorengan berbeda (deep frying dan shallow frying), ingin diketahui efeknya terhadap kandungan protein. Seberapa besar pengaruh jumlah dan metode penggorengan terhadap kandungan protein dalam rempeyek rayap.
Pemilihan metode percobaan: Rancangan Faktorial digunakan dikarenakan akan diselidiki 2 faktor yang mungkin berkorelasi terhadap kandungan protein, yakni jumlah dan metode penggorengan. Dengan estimasi jumlah bahan yang dipakai (rayap, tepung, bumbu dan air), serta seluruh metode lainnya selain penggorengan (pencucian, penirisan, pembuatan adonan, pencampuran) adalah tetap dengan menggunakan data dari penelitian sebelumnya.
PEMBUATAN KERIPIK KENTANG Rancangan Percobaan : Rancangan Acak Lengkap (RAL) Variabel yang diuji : Konsentrasi Kalsium Oksida (CaO) Perlakuan : 100 ppm (P1), 400 ppm (P2), 600 ppm (P3), 800 ppm (P4), 1000ppm (P5) Ulangan perlakuan : 3 kali Tujuan percobaan : Efek konsentrasi CaO terhadap tingkat kerenyahan kripik kentang Hal yang diamati setelah perlakuan : Kerenyahan Keripik
Alasan memilih variabel : Keripik merupakan produk snack yang sangat digemari. Tingkat kerenyahan keripik menjadi salah satu titik kritis dalam pemilihan produk tersebut saat dikonsumsi konsumen. CaO merupakan senyawa kimia yang biasanya digunakan sebagai perenyah dalam bahan pangan. Jumlahnya yang diizinkan saat ini untuk keripik adalah 1000 ppm. Efek buruk CaO untuk kesehatan diantaranya adalah _____, sehingga penggunaan CaO perlu dibatasi. Diharapkan dari percobaan ini dapat diketahui penggunaan CaO yang optimal, yakni sedikit konsentrasinya namun sudah memberikan efek renyah yang disukai konsumen.
Pemilihan metode percobaan: Rancangan Acak Lengkap digunakan sebagai metode percobaan dikarenakan hanya 1 variabel uji (suhu) yang akan diselidiki dalam percobaan. Dengan estimasi jumlah bahan yang dipakai dan keseluruhan proses lainnya adalah tetap dengan menggunakan data dari penelitian sebelumnya.
PEMBUATAN TAHU Rancangan Percobaan : Rancangan Block Acak Lengkap (RBAL) Variabel yang diuji : Jenis Kedelai Blok : Shift produksi Perlakuan : Kedelai impor, kedelai lokal, kedelai organik = P1, P2, P3 Ulangan perlakuan : 2 kali Tujuan percobaan : Efek jenis kedelai dan blok shift produksi terhadap jumlah limbah ampas tahu yang dihasilkan Hal yang diamati setelah perlakuan : Jumlah limbah ampas tahu
Alasan memilih variabel : Ampas tahu saat ini bukan lagi menjadi limbah, namun sudah ditemukan banyak pemanfaatannya menjadi berbagai macam bahan olahan yang dapat menjadi nilai tambah tersendiri, salah satu contohnya menjadi sumber protein untuk pakan ternak. Dengan hasil samping ampas tahu yang melimpah, tentunya produsen dapat meraup keuntungan tambahan selain dari hasil produksi utama, yaitu tahu. Variabel jenis kedelai dan shift dianggap perlu diselidiki lebih jauh pengaruhnya terhadap jumlah limbah ampas tahu yang dihasilkan. Semakin banyak rendemen yang terbentuk, maka semakin sedikit jumlah ampas tahu yang dihasilkan. Begitu pula dengan shift produksi, jika terdapat 3 shift (pagi, sore, dan malam), suhu lingkungan saat produksi dan keadaan pekerja mungkin dapat berpengaruh terhadap rendemen dan jumlah ampas tahu yang dihasilkan.
Pemilihan metode percobaan: Rancangan Block Acak Lengkap digunakan sebagai metode percobaan dikarenakan akan diselidiki suatu lingkungan percobaan berupa shift kerja produksi yang dapat dibagi menjadi blok yang homogen. Dalam blok tersebut diamati 3 taraf lainnya yakni jenis kedelai yang digunakan dalam proses produksi. Dengan estimasi jumlah bahan yang dipakai dan keseluruhan proses lainnya adalah tetap dengan menggunakan data dari penelitian sebelumnya.