Anda di halaman 1dari 5

METODE PENENTUAN UMUR

Posted: January 20, 2009 in Geologi Sejarah


`
Umur Relatif
Prinsip kesejajaran atau superposisi: dalam kondisi normal, lapisan yang berada di bawah lebih
tua daripada lapisan di atasnya. Pada gambar di bawah, lapisan yang paling tua ialah lapisan
berwarna putih yang terletak paling bawah (gambar kiri) sedangkan pada gambar kanan,
lapisan tertua ialah lapisan berwarna hijau muda yang terletak di sebelah kanan bawah
(pada hanging wall sesar).

Prinsip potong memotong: lapisan yang dipotong lebih tua daripada yang memotongnya.
Sesuatu yang memotong lapisan dapat berupa lapisan batuan lain (dike, batolit, dll) atau
berupa bidang diskontinuitas (sesar, rekahan, dll). Pada gambar di atas, dike (kiri) dan sesar
naik (kanan) lebih muda daripada lapisan yang dipotongnya.
Prinsip kesebandingan: membandingkan bentuk atau teksturnya seperti sutura fosil yang
bersifat sederhana (muda) atau kompleks (tua).
Prinsip kesejajaran fosil: mengkorelasikan lapisan-lapisan yang mengandung fosil. Lapisan yang
fosilnya sejenis berarti memiliki rentang umur yang sama.
Umur Absolut
Metode menghitung
Dendrokronologi: menghitung lingkaran tahunan
suatu fosil kayu serta membandingkannya dengan lingkaran tahunan pada pohon yang masih
hidup (lihat gambar di samping). Metode ini digunakan untuk menentukan umur absolut serta
kondisi iklim dan lingkungan purba. Metode ini juga dapat menentukan tahun pembentukan
tiap lingkar, meneliti peristiwa lingkungan dan/atau manusia yang telah lalu,
dan crossdated sampel yang overlap dalam waktu seperti pada gambar di bawah.

Metode isotop
Radiokarbon atau C-14: waktu paruh yang digunakan ialah 5730 tahun dan diukur pada
material organik dengan kisaran 0-35.000 tahun (dengan metode AMS dapat mencapai
50-70 ribu tahun). Sangat berguna dalam studi arkeologis. Kelemahan metode ini ialah:
1.) sampelnya harus mengandung material organik; 2.) untuk sampel arkeologis
dibutuhkan ukuran yang besar; 3.) sampel dan lokasi pengambilannya harus benar-benar
terhindar dari kontaminasi karbon di atmosfer; 4.) tidak terlalu akurat pada endapan
yang relatif baru karena memiliki keterbatasan atas dan bawah yang signifikan akibat
tingkat peluruhannya yang logaritmik.
Metode Potassium-Argon (K-Ar): mengukur akumulasi Argon pada substansi yang berasal
dari dekomposisi Potassium. Prinsip kerjanya secara umum sama dengan metode
radiokarbon, tetapi metode ini hanya sesuai untuk batuan beku vulkanik yang masih
segar.
Kosmogenik: metode ini dapat mengukur umur erosional dan umur material tersebut
tersingkap. Unsur yang digunakan ialah Cl-36, Be-10, He-3, Al-26.
Uranium Series Disequilibrium:
o Peluruhan Uranium-Helium sangat cocok untuk fosil yang mengandung aragonit (koral,
Moluska) selama tidak mengalami perubahan atau rekristalisasi.
o Peluruhan Uranium-Thorium efektif digunakan pada sedimen laut, tulang, kayu, koral,
batu dan tanah dan waktu paruhnya 75.830 tahun. Kelebihan metode ini ialah
ukuran sampel yang dibutuhkan tidak besar, yaitu kurang dari 20 gram bahkan untuk
tulang hanya diperlukan 3-5 gram. Kekurangannya ialah sampel yang diambil tidak
boleh mengandung Thorium dan harus segera ditutup sehingga tidak dapat
mengambil banyak sampel. Hal ini dapat dilakukan dalam gua, dalam air dan area
terbuka.
Metode Pb-210: waktu paruhnya ialah 22,3 tahun sehingga berguna dalam kisaran umur
150-200 tahun. Metode ini dapat diaplikasikan untuk mengukur umur hujan salju,
sedimen muda, ikan dan angka historis pencemar lingkungan (logam).
Pembongkaran Radiasi
Metode fission track: metode ini diterapkan pada batuan vulkanik dan tefra, diamati pada
mineral zirkon, titanit, apatit dan gelas. Dapat digunakan untuk material sangat muda
(dengan kandungan U tinggi) dan material sangat tua (dengan kandungan U rendah) di
darat maupun di laut. Terdapat dua jenis jejak peluruhan,
yaituspontaneous dan induced yang melibatkan 2 isotop, U-238 dan U-235. Jejak
peluruhan (spontaneous maupuninduced) pada sampel yang hendak diamati mula-mula
diperbesar dengan pengetsaan dalam asam sehingga dapat terlihat oleh mikroskop
cahaya seperti gambar di bawah. Kemudian, melalui mikroskop jejak tersebut dihitung
atau dicatat kepadatannya di suatu area. Jumlah jejak per area unit adalah fungsi dari
umur dan konsentrasi Uranium.

Metode luminescence: teknik ini mengukur umur pengendapan untuk endapan Kuarter
yang didasarkan pada kenampakan kerapatan butiran sedimen tersebut. Prinsip
pengukurannya ialah mengukur rekaman radiasi ionisasi matahari terhadap butiran
mineral dalam sedimen selama erosi dan transportasi. Jadi, luminescence menandakan
peristiwa pengendapan.
Metode resonansi perputaran elektron (ESR): prinsip metode ini didasarkan pada fakta
bahwa radiasi menyebabkan elektron berpindah dari posisi atom normalnya dan
terperangkap pada kisi dari mineral. Keunggulan metode ini ialah sampelnya yang tidak
dihancurkan sehingga dapat di dating lebih dari satu kali. Metode ini dapat digunakan
untuk mengukur umur material organik yang kaya akan kalsium seperti koral, tulang,
moluska, dan cangkang telur. Selain itu juga dapat mengukur umur material anorganik
seperti batugamping, kuarsa dan batu api.
Hybridized Technique
Teknik Korelasi. Teknik ini tidak menghasilkan angka umur, tetapi jika dikombinasikan dengan
metode lain, maka akan menghasilkan pengukuran yang lebih akurat.
o Paleomagnetik: metode ini perlu dikombinasikan dengan metode lain agar lebih akurat
dalam menentukan umur dari sedimen Kuarter, batuan dan fosil. Sampel dapat
diperoleh dari pemboran dengan diameter 2,5 cm dan panjangnya 6-12 cm atau dari
blok sampel yang diketahui dip dan azimuthnya. Sebelum ditentukan umurnya, sampel
tersebut dihangatkan lebih dahulu dengan lebih dulu dicocokkan dengan arah kutub
magnet saat ini agar orientasi medan magnetnya seragam (lihat gambar di bawah).

Paleomagnetik terbagi menjadi dua, yaitu kutub normal dan pembalikkan kutub. Kutub
normal ialah posisi kutub magnetik bumi yang sesuai dengan posisinya saat ini
sedangkan pembalikkan kutub yang terjadi secara periodik selama sejarah Bumi ialah
posisi kutub magnetik bumi yang berlawanan atau berbeda dengan posisinya saat ini.
Hal tersebut menyebabkan deklinasi magnetik terhadap kutub geografis bumi yang
diperlukan dalam penggunaan kompas untuk orientasi. Untuk kutub normal, arah
kompas menunjuk ke arah utara dan selatan dan arah orientasi magnetik dari batuan
pun berarah utara selatan. Namun, untuk pembalikan kutub arah kompasnya akan
mempunyai deklinasi dan inklinasi yang besar terhadap arah kutub magnetik saat ini.
Metode ini dapat mengukur hingga sekitar 10.000 tahun.
o Tefrakronologi: metode ini mengukur unsur jejak (trace element) pada lapisan abu vulkanik
untuk menentukan sumbernya.
Kimia dan Biologi
o Aminostratigrafi: penentuan umur dari rantai asam amino.
o Hidrasi Obsidian: penentuan umur dari kemampuan obsidian menyerap air atau uap air
dari atmosfer. Penyerapan uap ini dipengaruhi oleh ketebalan kulit hidrasi obsidian
(variabel terikat) yang meliputi waktu, geokimia, iklim, kandungan kimiawi tanah, dan
Tempertur Hidrasi Efektif (EHT). Geoarkeologis menggunakan determinasi hidrasi
obsidian untuk menentukan kedalaman waktu.
o Lichenometri: penentuan umur dari jamur

Anda mungkin juga menyukai