Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
hanya atas rahmat dan petunjuk-Nya saya dapat menyelesaikan
penulisan karya tulis berupa makalah yang berjudul " Upaya Menciptakan
Manajemen Pemerintahan yang Efektif ".

Sumber dari karya tulis ini berupa buku-buku ekonomi yang ditambah
dengan informasi yang didapat dari hasil wawancara terhadap penduduk
setempat, browsing di internet referensi buku dan sumber-sumber lainnya.

Diantara sumber-sumber tersebut, saya susun semua informasi dan fakta
yang sesuai dengan karya tulis ini, sehingga menurut saya data-data di
dalam karya tulis ini sudah cukup akurat.

Dalam penulisan karya tulis ini pastilah ada banyak kendala yang saya
temui namun saya berhasil menghadapinya dan menyelesaikan karya tulis
ini tepat waktu. Akhir kata jika ada sesuatu pada khususnya kata-kata
yang tidak berkenan pada hati pembaca mohon dimaklumi. Semoga karya
tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca.



Palembang, 19 Mei 2014
Penulis,


Rahmat Supli, S.H., M.Si.



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................ 2
1.3 Tujuan .............................................................................. 3
1.4 Ruang Lingkup ................................................................. 4
1.5 Identifikasi Permasalahan ................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Manajemen Pemerintahan Yang Efektif ........................... 6
2.2 Gambaran Umum Manajemen Pemerintahan
Indonesia .......................................................................... 7
2.3 Sasaran Manajemen Pemerintahan Yang Efektif ............. 8
2.4 Upaya-Upaya Arah Kebijakan Menciptakan
Manajemen Pemerintahan Yang Efektif ........................... 9
2.5 Program-Program Pembangunan .................................... 10
2.6 Kendala Manajemen Pemerintahan Efektif ..................... 10

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..................................................................... 11
3.2 Saran .............................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu agenda pembangunan nasional adalah menciptakan tata
pemerintahan yang bersih, dan berwibawa. Agenda tersebut merupakan
upaya untuk mewujudkan Manajemen Pemerintahan yang baik dan
efektif, antara lain: keterbukaan, akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi,
menjunjung tinggi supremasi hukum, dan membuka partisipasi
masyarakat yang dapat menjamin kelancaran, keserasian dan
keterpaduan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan. Untuk itu diperlukan langkah-langkah kebijakan yang
terarah pada perubahan kelembagaan dan sistem ketatalaksanaan;
kualitas sumber daya manusia aparatur; dan sistem pengawasan dan
pemeriksaan yang efektif.
Dari sisi internal, faktor demokratisasi dan desentralisasi telah
membawa dampak pada proses pengambilan keputusan kebijakan publik.
Dampak tersebut terkait dengan, makin meningkatnya tuntutan akan
partisipasi masyarakat dalam kebijakan publik; meningkatnya tuntutan
penerapan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik antara lain
transparansi, akuntabilitas dan kualitas kinerja publik serta taat pada
hukum; meningkatnya tuntutan dalam pelimpahan tanggung jawab,
kewenangan dan pengambilan keputusan.
Dari sisi eksternal, faktor globalisasi dan revolusi teknologi informasi
(e-Government) merupakan tantangan tersendiri dalam upaya
menciptakan pemerintahan yang bersih, baik dan berwibawa. Hal tersebut
terkait dengan makin meningkatnya ketidakpastian akibat perubahan
faktor lingkungan politik, ekonomi, dan sosial yang terjadi dengan cepat;
makin derasnya arus informasi dari manca negara yang dapat
menimbulkan infiltrasi budaya dan terjadinya kesenjangan informasi dalam
masyarakat (digital divide). Perubahan-perubahan ini, membutuhkan
aparatur negara yang memiliki kemampuan pengetahuan dan
keterampilan yang handal untuk melakukan antisipasi, menggali potensi
dan cara baru dalam menghadapi tuntutan perubahan. Di samping itu,
aparatur negara harus mampu meningkatkan daya saing, dan menjaga
keutuhan bangsa dan wilayah negara. Untuk itu, dibutuhkan suatu upaya
yang lebih komprehensif dan terintegrasi dalam mendorong peningkatan
kinerja birokrasi aparatur negara dalam menciptakan pemerintahan yang
bersih dan akuntabel yang merupakan amanah reformasi dan tuntutan
seluruh rakyat Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Pemerintahan yang Efektif?
2. Bagaimana Gambaran Umum Manajemen Pemerintahan Indonesia?
3. Apa Sasaran Manajemen Pemerintahan yang Efektif?
4. Apa Saja Arah Kebijakan/ Upaya Menciptakan Manajemen
Pemerintahan yang Efektif?
5. Apa Program-Program Pembangunan Indonesia dalam Menciptakan
Manajemen yang Efektif?
6. Apa Kendala Manajemen Pemerintahan Efektif?

C. Tujuan
Tujuan Pembuatan Makalah ini adalah untuk mengetahui tentang:
1. Manajemen Pemerintahan yang Efektif
2. Gambaran Umum Manajemen Pemerintahan Indonesia
3. Sasaran Manajemen Pemerintahan yang Efektif
4. Arah Kebijakan/ Upaya Menciptakan Manajemen Pemerintahan yang
Efektif
5. Program-Program Pembangunan
6. Kendala Manajemen Pemerintahan Efektif


D. Ruang Lingkup
Makalah ini membahas tentang Manajemen Pemerintahan yang
Efektif Khusus di Negara Indonesia.

E. Identifikasi Permasalahan
Reformasi birokrasi belum berjalan sesuai dengan tuntutan
masyarakat. Hal tersebut terkait dengan tingginya kompleksitas
permasalahan dalam mencari solusi perbaikan. Demikian pula, masih
tingginya tingkat penyalahgunaan wewenang, banyaknya praktek KKN,
dan masih lemahnya pengawasan terhadap kinerja aparatur negara
merupakan cerminan dari kondisi kinerja birokrasi yang masih jauh dari
harapan.
Banyaknya permasalahan birokrasi tersebut di atas, belum
sepenuhnya teratasi baik dari sisi internal maupun eksternal. Dari sisi
internal, berbagai faktor seperti demokrasi, desentralisasi dan internal
birokrasi itu sendiri, masih berdampak pada tingkat kompleksitas
permasalahan dan dalam upaya mencari solusi lima tahun ke depan.
Sedangkan dari sisi eksternal, faktor globalisasi dan revolusi teknologi
informasi juga akan kuat berpengaruh terhadap pencarian alternatif-
alternatif kebijakan dalam bidang aparatur negara.











BAB II
PEMBAHASAN

A. Manajemen Pemerintahan Yang Efektif
Manajemen pemerintahan yang efektif adalah seperangkat proses
yang diberlakukan dalam organisasi baik swasta maupun negeri untuk
menentukan keputusan secara efektif dan tepat sasaran. Manajemen
pemerintahan yang efektif ini walaupun tidak dapat menjamin sepenuhnya
segala sesuatu akan menjadi sempurna - namun, apabila dipatuhi jelas
dapat mengurangi penyalah-gunaan kekuasaan dan korupsi. Banyak
badan-badan donor internasional, seperti IMF dan Bank Dunia,
mensyaratkan diberlakukannya unsur-unsur Manajemen pemerintahan
yang efektif sebagai dasar bantuan dan pinjaman yang akan mereka
berikan.
Karakteristik Dasar Manajemen Pemerintahan Yang Efektif :
Manajemen pemerintahan yang efektif ini dapat dipahami dengan
memberlakukan delapan karakteristik dasarnya yaitu:
1. Partisipasi aktif
2. Tegaknya hukum
3. Transparansi
4. Responsif
5. Berorientasi akan musyawarah untuk mendapatkan mufakat
6. Keadilan dan perlakuan yang sama untuk semua orang.
7. Efektif dan ekonomis
8. Dapat dipertanggungjawabkan

Berlakunya karakteristik-karakteristik diatas biasanya menjadi jaminan
untuk :
Meminimimalkan terjadinya korupsi
Pandangan minoritas terwakili dan dipertimbangkan
Pandangan dan pendapat kaum yang paling lemah didengarkan
dalam pengambilan keputusan.

1. Perencanaan
Pemilihan dan penentuan tujuan organisasi , kebijaksanaan,
program, dan lain-lain
2. Pengorganisasian
Penentuan Sumber daya & kegiatan yang dibutuhkan, menyusun
organisasi atau kelompok kerja, penugasan wewenang dan tanggatung
jawab serta koordinasi
3. Penyusunan Personalia
Seleksi, latihan, pengembangan, penempatan, dan orientasi
keryawan.
4. Pengarahan
Motivasi, komunikasi kepemimpinan untuk mengarahkan karyawan
mengerjakan sesuatu yang ditugaskan kepadanya.
5. Pengawasan
Penetapan Standar, pengukuran pelaksanaa, dan pengambilan
tindakan korektif.

B. Gambaran Umum Manajemen Pemerintahan Indonesia
Manajemen pemerintahan yang efektif pasti dapat tercapai dengan
hubungan fungsi-fungsi manajemen yang baik. Seperti yang digambarkan
pada bagan berikut.
Manajemen pemerintahan yang efektif pasti dapat tercapai dengan
hubungan fungsi-fungsi manajemen yang baik. Seperti yang digambarkan
pada bagan berikut.
Membaca berita utama harian Seputar Indonesia (SI) edisi Senin,2
Agustus 2010 yang berjudul Pemerintah Terlalu Lamban, hati ini miris.
Berbagai persoalan di negeri ini terlalu lamban ditangani sehingga rakyat
merasa negeri ini bagaikan tanpa manajemen pemerintahan yang baik
kalau tidak dapat dikatakan bagaikan negeri tanpa pemimpin.
Lihat saja misalnya soal program konversi minyak tanah ke elpiji
yang berbuntut ledakan di sana-sini. Kemacetan lalu lintas yang makin
akut. Harga kebutuhan pokok yang makin melambung. Persoalan
penegakan hukum yang lebih berbau penyelesaian politik ketimbang
penyelesaian hukum murni dan sebagainya.
Koordinasi antarkementerian atau antarinstitusi pemerintahan juga
tidak berjalan baik.
Ini jauh berbeda dengan di era Orde Baru yang segalanya cepat
ditangani meski demokrasi dulu hanyalah pesta rakyat semata tanpa
esensi legitimasi politik. Seorang kawan Indonesianis asal
Singapura,Bilveer Singh, pernah menyatakan bahwa di masa Orde Baru,
di atas meja Panglima ABRI Jenderal Benny Moerdani,ada tiga pesawat
telepon: satu yang langsung ke Istana, satu ke Mabes ABRI,dan satu lagi
spesial telepon sembako(sembilan bahan pokok).
Saat itu memang seorang Menhankam/Pangab bukan hanya
mengurusi pertahanan dan keamanan negara dalam arti sempit,
melainkan juga mengurusi sembako. Di era Reformasi ini, sistem
pemerintahan yang presidensial dengan multipartai sederhana kadang
dikatakan menjadi kendala bagi efektivitas pemerintahan.
Kebijakan pemerintah dianggap dihalangi DPR. Memang ada
beberapa kasus dimana DPR harus melakukan fungsi legislatifnya dalam
menentukan arah kebijakan pemerintah, tapi bukan berarti DPR dikatakan
sebagai penghalang bagi setiap kebijakan pemerintah. Kita juga tahu
bahwa pemerintahan didukung oleh koalisi partai yang menguasai tiga
perempat kursi parlemen.
Jika Sekretariat Gabungan partai-partai pendukung pemerintah
dikendalikan secara baik, bukan mustahil jalannya pemerintahan juga
lancar. Koordinasi juga sering dijadikan kambing hitam dari berbagai
kelambanan pemerintah dalam menangani persoalan di negeri ini, dari
soal ekonomi sampai sosial budaya. Namun adalah kenyataan pula jika
pengarahan oleh Presiden berjalan dengan baik dan tidak ada perubahan
kebijakan pemerintah di tengah jalan, para menteri dan jajaran eselon di
bawahnya juga akan melaksanakan kebijakan pemerintah itu secara baik
pula.
Kadang ada yang mengusulkan agar kata koordinasi diganti dengan
kata sinergi lantaran sinergi lebih menunjukkan asas kesetaraan
ketimbang koordinasi yang ada bau paternalistisnya. Namun, jika
manajemen pemerintahan tidak didukung prinsip kepemimpinan yang
jujur, adil, dan tegas seperti yang dikritik Pong Hardjatmo,tetap saja
jalannya akan lamban dan penuh dengan kemunafikan politik.
Rakyat sebenarnya tidak mau tahu bagaimana keputusan dibuat,
diambil,dan dilaksanakan, melainkan yang mereka ingin tahu adalah
bentuk konkret dari implementasi kebijakan pemerintah tersebut. Rakyat
hanya menginginkan agar harga-harga kebutuhan pokok terjangkau,
pekerjaan juga tersedia dengan baik, harkat rakyat untuk mandiri juga
dimungkinkan.
Namun yang dirasakan rakyat ialah saat mereka menuruti saja
penggunaan gas sebagai konversi minyak tanah, mengapa itu tidak
didukung oleh sistem pengamanan yang baik dari tabung-tabung gas dan
perangkat pendukungnya? Mengapa pula politisi mesti ribut soal
penegakan hukum yang dikaitkan dengan kepentingan politik para elite
dan bukan memberi contoh bahwa hukum ditegakkan tanpa pandang
bulu?
Rakyat juga sudah memberikan suaranya dengan demokratis saat
pemilu nasional maupun pemilu kepala daerah.Mengapa pula ada saja
elite-elite politik yang mengerahkan massa untuk menganulir hasil
pemilihan atau memanipulasi hasil pemungutan suara? Hiruk-pikuk politik
saat ini lebih merupakan akibat dari kepentingan politik para elite
ketimbang kepentingan rakyat.
Kita lihat misalnya bahwa desentralisasi dan otonomi daerah lebih
memberikan keuntungan politik dan ekonomi kepada para elite ketimbang
kepada rakyat secara keseluruhan. Kita memang membutuhkan seorang
pemimpin bangsa yang jujur, adil, cepat dan tegas dalam mengambil
keputusan, bukan sebaliknya.
Seorang pemimpin pada tingkatan pemerintah pusat atau daerah
harus memiliki pemahaman mengenai apa yang dirasakan rakyat, apa
persoalan yang dihadapi bangsa ini, dan mengarahkan para pembantunya
agar setiap kebijakan diimplementasikan secara apik. Kita juga ingin agar
rakyat merasakan keadilan dari sebuah kebijakan pemerintah, bukan
kebijakan yang lebih menguntungkan sesuatu golongan masyarakat atau
kelompok.
Seorang pemimpin juga harus memiliki kemampuan manajerial yang
baik, bukan hanya ingin menjaga imej atau nama baiknya. Keputusan
politik memang tidak dapat menguntungkan semua orang, tapi adalah
lebih baik jika keputusan itu benar-benar tertuju pada apa yang
sepatutnya diberikan kepada rakyat. Rakyat juga ingin tahu apakah benar
terjadi kebobrokan di aparat kepolisian kita sehingga rekening gendut
sebagian oknum perwira tinggi polisi benar-benar dapat diusut tuntas
tanpa pandang bulu.
Tanpa adanya manajemen pemerintahan yang baik, berbagai
permasalahan akan semakin menumpuk dan menimbulkan kekecewaan
yang mendalam pada rakyat. Jika kekecewaan itu sudah mencapai titik
puncak,bukan mustahil anarki akan merajalela kembali. Demokrasi
bukanlah ganjalan bagi pemerintah untuk menjalankan pemerintahan
secara jujur, adil, dan tegas.Demokrasi justru menuntut akuntabilitas
politik pemerintahan agar rakyat menikmati kesejahteraan dan keadilan.

C. Sasaran Manajemen Pemerintahan Yang Efektif
Secara umum sasaran penyelenggaraan negara adalah terciptanya
manajemen pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, profesional, dan
bertanggungjawab, yang diwujudkan dengan sosok dan perilaku birokrasi
yang efisien dan efektif serta dapat memberikan pelayanan yang prima
kepada seluruh masyarakat.
Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, secara khusus sasaran yang
ingin dicapai adalah:
1. Berkurangnya secara nyata praktek korupsi di birokrasi, dan dimulai
dari tataran (jajaran) pejabat yang paling atas;
2. Terciptanya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan
yang bersih, efisien, efektif, transparan, profesional dan akuntabel;
3. Terhapusnya aturan, peraturan dan praktek yang bersifat
diskriminatif terhadap warga negara, kelompok, atau golongan
masyarakat;
4. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan
publik;
5. Terjaminnya konsistensi seluruh peraturan pusat dan daerah, dan
tidak bertentangan peraturan dan perundangan di atasnya.

D. Upaya-Upaya Arah Kebijakan Menciptakan Manajemen
Pemerintahan Yang Efektif
Dalam upaya untuk mencapai sasaran pembangunan
penyelenggaraan negara dalam mewujudkan manajemen pemerintahan
yang baik, efektif, Bersih dan Berwibawa, maka kebijakan penyelengaraan
negara diarahkan untuk:
1. Menuntaskan penanggulangan penyalahgunaan kewenangan dalam
bentuk praktik-praktik KKN dengan cara:
a. Penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good
governance) pada semua tingkat dan lini pemerintahan dan
pada semua kegiatan;
b. Pemberian sanksi yang seberat-beratnya bagi pelaku KKN
sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
c. Peningkatan efektivitas pengawasan aparatur negara melalui
koordinasi dan sinergi pengawasan internal, eksternal dan
pengawasan masyarakat;
d. Peningkatan budaya kerja aparatur yang bermoral, profesional,
produktif dan bertanggung jawab;
e. Percepatan pelaksanaan tindak lanjut hasil-hasil pengawasan
dan pemeriksaan;
f. Peningkatan pemberdayaan penyelenggara negara, dunia
usaha dan masyarakat dalam pemberantasan KKN.

2. Meningkatkan kualitas penyelengaraan administrasi negara melalui:
a. Penataan kembali fungsi-fungsi kelembagaan pemerintahan
agar dapat berfungsi secara lebih memadai, efektif, dengan
struktur lebih proporsional, ramping, luwes dan responsif;
b. Peningkatan efektivitas dan efisiensi ketatalaksanaan dan
prosedur pada semua tingkat dan lini pemerintahan;
c. Penataan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia
aparatur agar lebih profesional sesuai dengan tugas dan
fungsinya untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi
masyarakat;
d. Peningkatan kesejahteraan pegawai dan pemberlakuan sistem
karier berdasarkan prestasi;
e. Optimalisasi pengembangan dan pemanfaatan e-
Government, dan dokumen/arsip negara dalam pengelolaan
tugas dan fungsi pemerintahan.

3. Meningkatkan keberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan dengan:
a. Peningkatan kualitas pelayanan publik terutama pelayanan
dasar, pelayanan umum dan pelayanan unggulan;
b. Peningkatan kapasitas masyarakat untuk dapat mencukupi
kebutuhan dirinya, berpartisipasi dalam proses pembangunan
dan mengawasi jalannya pemerintahan;
c. Peningkatan tranparansi, partisipasi dan mutu pelayanan
melalui peningkatan akses dan sebaran informasi.

E. Program-Program Pembangunan
1. Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik
Program ini bertujuan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih,
profesional, responsif, dan bertanggungjawab dalam menyelenggarakan
pemerintahan dan pembangunan.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi:
a. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan
pelaksanaan prinsip-prinsip penyelenggaraan kepemerintahan yang
baik;
b. Menerapkan nilai-nilai etika aparatur guna membangun budaya kerja
yang mendukung produktifitas kerja yang tinggi dalam pelaksanaan
tugas dan fungsi penyelenggaraan negara khususnya dalam rangka
pemberian pelayanan umum kepada masyarakat.

2. Program Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Aparatur
Negara
Program ini bertujuan untuk menyempurnakan dan mengefektifkan
sistem pengawasan dan audit serta sistem akuntabilitas kinerja dalam
mewujudkan aparatur negara yang bersih, akuntabel, dan bebas KKN.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi:
a. Meningkatkan intensitas dan kualitas pelaksanaan pengawasan dan
audit internal, eksternal, dan pengawasan masyarakat;
b. Menata dan menyempurnakan kebijakan sistem, struktur
kelembagaan dan prosedur pengawasan yang independen, efektif,
efisien, transparan dan terakunkan;
c. Meningkatkan tindak lanjut temuan pengawasan secara hukum;
d. Meningkatkan koordinasi pengawasan yang lebih komprehensif;
e. Mengembangkan penerapan pengawasan berbasis kinerja;
f. Mengembangkan tenaga pemeriksa yang profesional;
g. Mengembangkan sistem akuntabilitas kinerja dan mendorong
peningkatan implementasinya pada seluruh instansi;
h. Mengembangkan dan meningkatkan sistem informasi APFP dan
perbaikan kualitas informasi hasil pengawasan; dan
i. Melakukan evaluasi berkala atas kinerja dan temuan hasil
pengawasan.

3. Program Penataan Kelembagaan Dan Ketatalaksanaan
Program ini bertujuan untuk menata dan menyempurnakan sistem
organisasi dan manajemen pemerintahan pusat, pemerintahan provinsi
dan pemerintahan kabupaten/ kota agar lebih proporsional, efisien dan
efektif.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi :
a. Menyempurnakan sistem kelembagaan yang efektif, ramping,
fleksibel berdasarkan prinsip-prinsip good governance;
b. Menyempurnakan sistem administrasi negara untuk menjaga
keutuhan NKRI dan mempercepat proses desentralisasi;
c. Menyempurnakan struktur jabatan negara dan jabatan negeri;
d. Menyempurnakan tata laksana dan hubungan kerja antar lembaga di
pusat dan antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota;
e. Menciptakan sistem administrasi pendukung dan kearsipan yang
efektif dan efisien; dan
f. Menyelamatkan dan melestarikan dokumen/arsip negara.

4. Program Pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur
Program ini bertujuan untuk meningkatkan sistem pengelolaan dan
kapasitas sumber daya manusia aparatur sesuai dengan kebutuhan
dalam melaksanakan tugas kepemerintahan dan pembangunan.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi:
a. Menata kembali sumber daya manusia aparatur sesuai dengan
kebutuhan akan jumlah dan kompetensi, serta perbaikan distribusi
PNS;
b. Menyempurnakan sistem manajemen pengelolaan sumber daya
manusia aparatur terutama pada sistem karier dan remunerasi;
c. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia aparatur dalam
pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya;
d. Menyempurnakan sistem dan kualitas penyelenggaraan diklat PNS;
e. Menyiapkan dan menyempurnakan berbagai peraturan dan
kebijakan manajemen kepegawaian; dan
f. Mengembangkan profesionalisme pegawai negeri melalui
penyempurnaan aturan etika dan mekanisme penegakan hukum
disiplin.

5. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Program ini bertujuan untuk mengembangkan manajemen pelayanan
publik yang bermutu, tranparan, akuntabel, mudah, murah, cepat, patut
dan adil kepada seluruh masyarakat guna menujang kepentingan
masyarakat dan dunia usaha, serta mendorong partisipasi dan
pemberdayaan masyarakat.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi :
a. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan dunia
usaha.
b. Mendorong pelaksanaan prinsip-prinsip good governance dalam
setiap proses pemberian pelayanan publik khususnya dalam rangka
mendukung penerimaan keuangan negara seperti perpajakan,
kepabeanan, dan penanaman modal;
c. Meningkatkan upaya untuk menghilangkan hambatan terhadap
penyelenggaraan pelayanan publik melalui deregulasi,
debirokratisasi, dan privatisasi;
d. Meningkatkan penerapan sistem merit dalam pelayanan;
e. Memantapkan koordinasi pembinaan pelayanan publik dan
pengembangan kualitas aparat pelayanan publik;
f. Optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pelayanan publik;
g. Mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat;
h. Mengembangkan partisipasi masyarakat di wilayah kabupaten dan
kota dalam perumusan program dan kebijakan layanan publik
melalui mekanisme dialog dan musyawarah terbuka dengan
komunitas penduduk di masing-masing wilayah; dan
i. Mengembangkan mekanisme pelaporan berkala capaian kinerja
penyelenggaraan pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota
kepada publik.

6. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur Negara
Program ini bertujuan untuk mendukung pelaksanaan tugas dan
administrasi pemerintahan secara lebih efisien dan efektif serta terpadu.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi:
a. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendukung pelayanan;
dan
b. Meningkatkan fasilitas pelayanan umum dan operasional termasuk
pengadaan, perbaikan dan perawatan gedung dan peralatan sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan negara.

7. Program Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan Dan
Kepemerintahan
Program ini bertujuan untuk membantu kelancaran pelaksanaan
tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan
kenegaraan dan kepemerintahan.

Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi:
a. Menyediakan fasilitas kebutuhan kerja pimpinan;
b. Mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi kantor
kenegaraan dan kepemerintahan seperti belanja pegawai, belanja
barang, belanja perjalanan, belanja modal, dan belanja lainnya;
c. Menyelenggarakan koordinasi dan konsultasi rencana dan program
kerja kementerian dan lembaga;
d. Mengembangkan sistem, prosedur dan standarisasi administrasi
pendukung pelayanan; dan
e. Meningkatkan fungsi manajemen yang efisien dan efektif.

F. Kendala Manajemen Pemerintahan Efektif
Kendala terbesar didalam suatu penyelenggaraan pemerintahan
yang efektif dan efisien untuk dapat melaksanakan program kerjanya
adalah hambatan dibidang administrasi, manajemen dan birokrasi.
Manajemen adalah kelemahan yang paling signifikan yang membuat
banyak program kerja tak berjalan dengan semestinya, dan biasanya
berakhir dengan penghamburan uang, waktu dan tenaga. Kelemahan
manajemen dan salah urus dikalangan birokrasi dan BUMN sudah
merupakan hal yang kasat mata selama ini. Akan tetapi sampai saat ini
belum terlihat kemajuan dan hasil yang cukup signifikan untuk
perbaikannya, walaupun telah dilakukan upaya-upaya perbaikan pada
beberapa tahun terakhir ini untuk melakukan perbaikan. Sampai saat ini
BUMN/BUMD belum pernah bisa memberikan laporan kinerjanya, yang
berupa neraca dan laporan laba rugi secara transparan kepada
rakyat/publik, padahal katanya adalah Perusahaan Milik Negara dan
Negara itu adalah milik Rakyat.
Personel-personel yang melakukan manajemen dan pengawasan
tetap saja banyak yang terkena penyakit korup dan menjadi brengsek
setelah memiliki kewenangan ditangannya. Ini bisa dilihat dari laporan
BPK dan lembaga-lembaga pengawasan independen dengan tetap
tingginya index korupsi di Indonesia.
Jika hendak memperbaiki manajemen negara sebenarnya
sasarannya jelas yaitu dengan melakukan perombakan sistem
manajemen dengan sistem yang tepat, memasang mekanisme
pengawasan yang effektif, dan menempatkan orang yang tepat distiap
kedudukan sesuai dengan fungsi dan tujuannya. Jika perubahan yang
mendasar ini tidak dilakukan, manajemen akan merupakan hambatan
yang terus menerus dan permanen.






















BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen pemerintahan yang efektif adalah seperangkat proses
yang diberlakukan dalam organisasi baik swasta maupun negeri untuk
menentukan keputusan secara efektif dan tepat sasaran. Manajemen
pemerintahan yang efektif ini walaupun tidak dapat menjamin sepenuhnya
segala sesuatu akan menjadi sempurn namun, apabila dipatuhi jelas
dapat mengurangi penyalah-gunaan kekuasaan dan korupsi.
Salah satu agenda pembangunan nasional adalah menciptakan tata
pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Agenda tersebut merupakan
upaya untuk mewujudkan Manajemen Pemerintahan yang baik dan
efektif, antara lain: keterbukaan, akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi,
menjunjung tinggi supremasi hukum, dan membuka partisipasi
masyarakat yang dapat menjamin kelancaran, keserasian dan
keterpaduan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan. Untuk itu diperlukan langkah-langkah kebijakan yang
terarah pada perubahan kelembagaan dan sistem ketatalaksanaan;
kualitas sumber daya manusia aparatur; dan sistem pengawasan dan
pemeriksaan yang efektif.

B. Saran
Pemerintah harus bertindak secara professional dan
bertanggungjawab, bisa membangun sistem manajemen yang baik dan
tepat dan produktif untuk memerintah negeri ini demi kesejahteraan
rakyat, bangsa dan bangsa.

Anda mungkin juga menyukai