Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MULTIMETER DAN HUKUM OHM



Disusun oleh:
Mesa Fahjrul. I (0651-12-435)
Nurul Hanifah (0651-12-434)
Shara Deianira (0651-12-449)

Tanggal Praktikum:
31 Desember 2012

Asisten Dosen:
1. Dra. Trirakhma S, Msi
2. Rissa Ratimanjari S.Si
3. Noorlela

Rekan Kerja ;
Andhika Abduloh
Gilang putra
Luthfi








LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Tujuan percobaan
1. Mempelajari cara penggunaan multimeter
2. mempelajari teknik pengukuran dalam rangkaian
3. mempelajari berlakunya Hukum Ohm dalam rangkaian listrik sederhana

1.2. Dasar Teori
Multimeter adalah alat ukur listrik yang telah dikenal luas. Pada umumnya multimeter
digunakan untuk pengukuran tegangan, arus serta tahanan. Pengetahuan tentang cara
penggunaan multimeter sangan penting untuk menghindari kecelakaan yang dapat
membahayakan alat maupun pengguna. Dalam percobaan ini digunakan multimeter analog
ABB MA 2H. Walaupun penampilan suatu muktimeter berbeda dengan multimeter lain,
namun pengetahuan akan suatu jenis multimeter akan sangat membantu dalam mempelajari
cara penggunaan multimeter secara umum.







Gambar 1.

Gambar multimeter dengan beberapa bagian pentingnya pada gambar 1. Lubang-lubang 1
hingga 5 adalah tempat untuk menghubungkan alat dengan bagian yang akan diukur dengan
rincian sebagai berikut ;
- Lubang 1 adalah ground yang selalu digunakan untuk berbagai pengukuran.
- Lubang 2 digunakan pada pengukuran arus AC dan DC hingga 15 A.
- Lubang 3 untuk pengukuran tahanan.
- Lubang 4 untuk pengukuran tegangan AC dan DC hingga 1000 V.
- Lubang 5 untuk pengukuran tegangan dan arus dengan batas ukur 1,5 A untuk arus
dan 500 V unruk tegangan.
Tombol 7 adalah untuk memilih jenis besaran yang hendak diukur dengan berbagai batas
ukurnya. Batas ukur berarti harga maksimal besaran yang dapat diukur oleh alat. Bila harga
besaran yang hendak diukur melebihi batas ini, maka alat ukur rusak. Sebaliknya bila besaran
jauh di bawah batas ukur, maka pengukuran menjadi tidak teliti. Misalnya hendak diukur
tegangan yang diperkirakan berharga 40 V, maka batas ukur yang sesuai adalah 50 V. Bila
harga besaran yang hendak diukur tidak diketahui, maka cara paling aman adalah memilih
batas ukur paling tinggi, kemudian menurunkannya bila ternyata harga besaran di bawah
batas tersebut.
Tombol 8 adalah tombol untuk menera alat. Pada layar terdapat tiga bagian skala, yaitu
skala tegangan dan arus AC yang terletak paling atas, tegangan dan arus DC terletak di
tengah, dan tahanan terletak paling bawah. Layar skala ini dilengkapi dengan cermin untuk
membantu agar pembacaan skala menjadi teliti. Pembacaan akan benar bila mata pembaca
tepat tegak lurus di atas jarum penunjuk, sehingga bayangan jarum di cermin tidak terlihat
karena tertutup oleh jarum. Pada alat ukur ini tanda (-) brarti AC , dan tanda (--) berarti DC.

1. Peneraan
Peneraan diperlukan agar diperloleh harga besaran yang benar. Peneraan dilakukan
dengan mengatur tombol 7 pada posisi jenis ukur dan batas ukur yang diinginkan, lalu
memutar tombol 8 hingga jarum penunjuk pada nol. Tombol yang sejenis dengan tombol
8 juga terdapat di bagian belakang multimeter. Pada peneraan untuk pengukuran tahanan,
kedua kabel penghubung ke multimeter harus dihubungkan singkat.
2. Pengukuran tegangan AC dan DC (di bawah 500 V)
Lubang yang digunakan adalah lubang 1 dan 5. Batas ukur dan jenis tegangan (AC dan
DC) dipilih dengan tombol 7. Hubungkan kabel multimeter ke rangkaian yang hendak
diukur. Pada pengukuran tegangan DC, kabel jangan dihubungkan terbalik, karena akan
menyebabkan simpangan jarum ke arah berlawanan. Untuk tegangan 500 V, cara
pengukuran sama, hanya saja lubang yang digunakan adalah lubang 4.







Gambar 2. Gambar 3.
Skema pengukuran tegangan AC dan DC Skema pengukuran arus AC dan DC
3. Pengukuran arus AC dan DC (hingga 1,5 A)
Multimeter dihubungkan seri dengan beban, dan lubang yang digunakan adalah lubang 5.
Jangan menghubungkan multimeter ke sumber arus/tegangan langsung tanpa diseri
dengan beban, karena akan merusak multimeter. Tombol 7 diatur sesuai jenis arus dan
batas ukur. Pada pengukuran arus antara 1,5 A hingga 15 A, lubang yang digunakan
adalah lubang 5.

4. Pengukuran tahanan
Multimeter dihubungkan dengan tahanan seperti gambar, dan digunakan lubang 3. Cara
pengukuran seperti hanya boleh dilakukan pada tahanan mati yaitu tahanan yang tidak
dihubungkan dengan sumber arus tegangan.

5. Pengukuran dalam rangkaian
Sering kali diperlukan yang berlangsung dalam waktu panjang pada suatu rangkaian
aktif. Mislanya hendak diukur dengan tahanan suatu benda yang harganya terlalu kecil
hingga tidak dapat diukur secara langsung. Berdasarkan hukum Ohm, tegangan dan arus
yang mengalir pada suatu beban memenuhi persamaan :
V = I R .................................................. (1)
Dengan mengukur variasi tegangan terhadap variasi arus, kemudian menggambar grafik
V vs I akan diperoleh harga R sebagai gradien grafik. Untuk keperluan ini dibuat
rangkaian seperti gambar.
Gambar 3 Gambar 4
Pengukuran tahanan Pengukuran dalam rangkaian



BAB II
ALAT DAN BAHAN

Bahan dan Alat
1. Multimeter Abb MA 2H
2. Multimeter demonstrasi Leybold
3. Tahanan Geser
4. Kabel penghubung
5. Resistor
6. Kawat tahanan
7. Catu daya DC























BAB III
METODA KERJA

1. Percobaan I
a. Ukurlah tegangan dari sumber listrik PLN. Berhati-hatilah dalam melakukan
pengukuran, serta tegangan listrik PLN yang cukup tinggi
b. Gunakan batas ukur yang sesuai
c. Teralah multimeter sebelum digunakan
2. Percobaan II
a. Ukurlah tegangan keluaan dari transformer. Teralah multimeter sebelum digunakan,
serta gunakan batas ukur yang sesuai
b. Dalam keadaan tetap terhubung dengan multimeter, atrulah tombol pengatur keluaran
transformer sehingga menunjuk pada stri-strip skala. Ukurlah tegangan keluaran untuk
setiap strip.
3. Percobaan III
Ukurlah sepuluh buah resistor yang disediakan. Aturlah batas ukur sesuai kebutuhan
untuk masing-masing resisitor.
4. Percobaan IV
a. Buatlah rangkaian seperti gambar. Pada gambar tersebut R adalah kawat tahanan. R,
adalah tahanan geser (variable). Pilihlah salah satu kawat tahanan sebagai R.
b. Aturlah voltmeter pada batas ukur maksimal 3 V, dan ampermeter pada batas ukur
maksimal 3 . gunakan Leybold multimeter sebagai ampermeter.
c. Nyalakan catu daya. Pada tegangan 0 V amati apakah sudah ada arus yang lewat pada
tahanan. Naikkan tegangan menjadi 0,5 V dan catat besarnya arus yang lewat pada
tahanan. Selanjutnya naikkan tegangan, ukur kembali arusnya untuk setiap kenaikan
tegangan 0,5 V. Masukan datanya pada tabel 1. Untuk menaikkan tegangan selain
dengan cara menaikkan tegangan keluaran catu daya, dapat pula dilakukan dengan
mengurangi besarnya hambatan variabel dengan menggeser variaknya.
d. Ingat bahwa nilai tegangan tertinggi adalah 3 V, jangan melebihi batas ini. Jangan
biarkan kawat dalam keadaan bertegangan dalam waktu yang lama. Setiap selesai
pengukuran kembalikan tegangan output catu daya ke posisi nol. Bila kawat dilalui
arus yang cukup besar dalam waktu yang lama, akan timbul panas pada kawat, dan
kawat akan memuai. Hal ini mempengaruhi hasil pengukuran selanjutnya
e. Lakukan langkah tersebut untuk semua kawat tahan yang tersedia.
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4. 1 Data Pengamatan


1. Mengukur tegangan AC
PLN = 240 Volt

2. Mengukur tegangan DC
Power supply : Min = 0 volt
Maks = 21 volt

3. Mengukur Resistor
No. Warna R. Hitung R. ukur
1 Coklat, hitam, jingga, emas 9.500 10.500 10.000
2 Merah, ungu, jingga, emas 25.650 28.350 25.000
3 Kuning, ungu, coklat, perak 423 517 500

4. Rangkaian Seri Rs = R
1
+ R
2

No. V (volt) I (A) R. hitung R. ukur
1 2,5 0,002 A 2.000 1.250
2 5 0,004 A 2.000 1.250
3,75 0,003 A 2.000 1.250

5. Rangkaian Paralel R
p
=


No. V (volt) I (A) R. hitung R. ukur
1 2 0,009 A 500 222,2
2 5 0,017 A 500 294,1
3,5 0,013 A 500 285,9


Keadaan Ruangan P(cm)Hg T(c) C(%)
Sebelum Percobaan 75,6 24 72
Sesudah Percobaan 75,6 25 71
4.2 Perhitungan

1. Mengukur tegangan PLN
Tegangan AC =


skala yang terbaca
=


= 240 Volt
2. Mengukur tegangan Power Supply
Tegangan DC
Min =


skala yang terbaca
=


= 0 Volt
Maks =


skala yang terbaca
=


= 21 Volt
3. Mengukur Resistor
1) Coklat Hitam Jingga Emas
1 0

5%
10
3


=


= 500
Maka R hitung menjadi :
- Untuk nilai batas bawah : 10.000 500 = 9.500
- Untuk nilai batas atas : 10.000 + 500 = 10.500
Jadi nilai R hitung untuk resistor di atas adalah dari batas 9.500 10.500

R ukur = Hambatan yang terbaca Batas ukur
= 100 100
= 10.000
Jika hasil R ukur = 10.000 , nilai tersebut masuk di antara nilai batas atas dan batas
bawah R hitung, berarti resistor tidak rusak atau percobaan benar.

2) Merah Ungu Jingga Emas
2 7

5%
10
3


=


= 1.350
Maka R hitung menjadi :
- Untuk nilai batas bawah : 27.000 1.350 = 25.650
- Untuk nilai batas atas : 27.000 + 1.350 = 28.350
Jadi nilai R hitung untuk resistor di atas adalah dari batas 25.650 28.350

R ukur = Hambatan yang terbaca Batas ukur
= 25 1000
= 25.000
Jika hasil R ukur = 25.000 , nilai tersebut masuk di antara nilai batas atas dan batas
bawah R hitung, berarti resistor tidak rusak atau percobaan benar.

3) Kuning Ungu Coklat Emas
4 7

10%
10
1


=


= 47
Maka R hitung menjadi :
- Untuk nilai batas bawah : 470 47 = 423
- Untuk nilai batas atas : 470 + 47 = 517
Jadi nilai R hitung untuk resistor di atas adalah dari batas 423 517

R ukur = Hambatan yang terbaca Batas ukur
= 5 100
= 500
Jika hasil R ukur = 500 , nilai tersebut masuk di antara nilai batas atas dan batas bawah
R hitung, berarti resistor tidak rusak atau percobaan benar.


4. Mengukur Resistor rangkaian seri
1. R1 ; Coklat Hitam Merah Emas
1 0 10
2
5%
R1 = 10 = 1.000
R2 ; Coklat Hitam Merah Emas
1 0 10
2
5%
R1 = 10 = 1.000
Rhitung =


= 1.000 = 2.000
V = 2,5 Volt
I = 0,002 A
Rukur =



2. R1 ; Coklat Hitam Merah Emas
1 0 10
2
5%
R1 = 10 = 1.000
R2 ; Coklat Hitam Merah Emas
1 0 10
2
5%
R1 = 10 = 1.000
Rhitung =


= 1.000 = 2.000
V = 5 Volt
I = 0,004 A
Rukur =



5. Mengukur nilai tahanan pada rangkaian Paralel
1. R1 ; Coklat Hitam Merah Emas
1 0 10
2
5%
R1 = 10 = 1.000
R2 ; Coklat Hitam Merah Emas
1 0 10
2
5%
R1 = 10 = 1.000
Rhitung ;


1.000 = 2 Rp
Rp = 1.000 / 2 = 500
V = 2 Volt
I = 0,009 A
Rukur =



2. R1 ; Coklat Hitam Merah Emas
1 0 10
2
5%
R1 = 10 = 1.000
R2 ; Coklat Hitam Merah Emas
1 0 10
2
5%
R1 = 10 = 1.000
Rhitung ;


1.000 = 2 Rp
Rp = 1.000 / 2 = 500
V = 5 Volt
I = 0,017 A
Rukur =







BAB V
PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini yaitu Multimeter dan Hukum Ohm kami akan sedikit
memberi pembahasan. Percobaan kali ini berhubungan dengan cara-cara mengukur tegangan,
arus, dan tahanan dengan menggunakan beberapa alat. Alat-alat tersebut dapat mengukur
besarnya arus, tegangan, dan tahanan. Nama-nama alat tersebut adalah multimeter Abb MA
2H dan Multimeter demonstrasi Leybold.
Percobaan pertama yang dilakukan adalah menghitung tegangan. Tegangan ada dua
jenis, yaitu AC dan DC. Pada percobaan ini mengukur tegangan AC PLN. Rumusnya adalah


skala yang terbaca. Dimana batas skala adalah skala yang terdapat pada
multimeter bagian atas. Ada 3 skala yang dapat kita pilih. Skala dengan batas maksimal 5, 10,
dan 250. Dan pada menghitung tegangan DC maka digunakan power supply. Untuk nilai
minimal pasti bernilai nol. Dan untuk nilai maksimal sama seperti menghitung tegangan AC
PLN.
Percobaan kedua adalah mengukur nilai resistor atau tahanan. Resisistor yang
digunakan pada percobaan kali ini ada tiga buah. Resistor mempunyai cincin-cincin warna
dimana warna-warna tersebut menandakan seberapa besar nilai sebuah resistor.
Percobaan yang ketiga adalah menghitung nilai tahanan pada rangkaian seri.
Maksudnya rangkaian seri adalah dua atau beberapa resistor disusun secara berderet sehingga
arus yang mengalir pada tiap komponen sama besarnya. Pertama untuk menghitung R hitung
maka resistor harus diukur seberapa besar nilainya dengan menggunakan multimeter. Pada
saat menghitung nilai tahanan, kita juga akan mendapatkan nilai arus dan tegangan. Setelah
nilai R1 dan R, maka dapat kita masukan ke dalam rumus. Dimana rumus untuk Rtotal adalah

.
Percobaan yang terakhir adalah menghitung nilai tahanan pada rangkaian paralel.
Sama halnya dengan mengukur nilai tahanan pada rangkaian seri. Pada rangkaian seri rumus
yang digunakan adalah





BAB VI
KESIMPULAN

Resistor adalah komponen elektronik yang berfungsi menahan arus litrik, dan karena arus
listrik berhubungan dengan tegangan listrik, sehingga jika suatu tegangan listrik dilewatkan
pada resistor maka akan terjadi penurunan pada tegangan tersebut.

Rangkaian seri adalah rangkaian listrik dimana komponen-komponen listrik disusun secara
berderet sehingga arus yang mengalir pada tiap komponen sama.

Rangkaian paralel adalah rangkaian listrik dimana komponen-komponen listrik disusun
secara sejajar sehingga tegangan pada tiap komponen sama.

Rangkaian kombinasi adalah gabungan antara rangkaian seri dan rangkaian paralel.

Rumus untuk mencari nilai tegangan V = I . R
Rumus untuk mencari nilai arus I = V / R
Rumus untuk mencari nilai hambatan R = V / I
















DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, Solihin. 2000. Fisika. erlangga: Jakarta
http://www.gurumuda.com/2008/10/hukum-hukumarchimedes/

http/id.wikipedia,org/wiki/hukum archimides

Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar . Universitas Pakuan. Bogor

Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga

Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga

Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan),Jakarta :
Penerbit Erlangga

Tipler, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai