2(1):1-7, 2005
© Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau
ISSN : 1829-5460
ABSTRACT
The research of structure and composition mangrove vegetation at Tanjung Sekodi Bengkalis Riau Province had
been carried out on September until December 2005 by survey methods with quadrates/plots and transects. The
transect was taken place 170 m from coastline. Each individual of trees and sapling that account in the plot 100m2
was measured diameter of breast high, and seedling was account total individual of each species in each plot 1m2.
The parameter were; Density, Frequency, Dominance, Importance Values and Diversity index. The Regeneration
of each species was visualized by graphic to determine their ability for regeneration. The results of this research
account 5 species of mangrove vegetation at Tanjung Sekodi Bengkalis, its dominance by Rhizophora apiculata,
Rhizophora mucronata and Sonneratia alba. The ability for regeneration for the next time are Rhizophora
apiculata and Rhizophora mucronat was the better than anothers.
1
Nursal, Fauziah dan Ismiati : Struktur dan Komposisi Vegetasi Mangrove
Bruguiera, Sonneratia, Avicennia, Ceriops dan Data dianalisis untuk mengetahui nilai parameter
Lumnitzera (Chapman, 1976). struktur vegetasi yang mencakup frekwensi relatif,
Luas hutan mangrove di Kabupaten Bengkalis kerapatan relatif, dominansi relatif dan nilai
pada tahun 1997 diperkirakan mencapai 69.000 ha, penting. Untuk mengetahui kemantapan (stabilitas)
berkurang menjadi 50.765,04 ha pada tahun 2002 ekosistem hutan dalam proses suksesi, dilakukan
(Anonim, 2004). Adanya perubahan tata guna dan analisis untuk mengetahui indeks keanekaragaman
fungsi lahan mangrove serta berbagai aktifitas pada masing-masing lokasi. Regenerasi vegetasi
pembukaan lahan telah menyebabkan semakin divisualisasikan dalam bentuk grafik untuk
berkurangnya luas hutan mangrove dan terjadinya membandingkan nilai kerapatan masing-masing
perubahan komposisi vegetasi pada berbagai strata jenis pada tingkatan pertumbuhan yang berbeda
pertumbuhan seperti seedling, sapling dan pohon. yaitu strata pohon, sapling dan seedling. Prosedur
Menurut Bengen (2001) kerusakan dan gangguan analisis data mengacu kepada Muller-Dombois dan
pada strata pertumbuhan dapat menjadi kendala Ellenberg (1974); Causton (1988); dan Ludwig dan
pada proses regenerasi pohon mangrove di masa Reynolds (1988). Data parameter lingkungan
yang akan datang. diukur pada masing-masing lokasi meliputi pH
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanah, suhu dan kelembaban udara, salinitas, kadar
struktur dan komposisi vegetasi dan kemampuan organik dan kelas tekstur tanah.
regenerasi secara alami jenis-jenis mangrove yang Rumus yang digunakan dalam penentuan struktur
dominan di hutan mangrove Tanjung Sekodi dan komposisi vegetasi :
Bengkalis.
Jumlah individu suatu jenis
1. Kerapatan (ind/ha) =
METODE PENELITIAN Luas seluruh plot
2
Nursal, Fauziah dan Ismiati : Struktur dan Komposisi Vegetasi Mangrove
3
Nursal, Fauziah dan Ismiati : Struktur dan Komposisi Vegetasi Mangrove
ditunjukkan dengan kerapatan anakan (seedling) mencapai kelas ketinggian berikutnya yaitu 51-100
lebih dari 1000 individu/ha dan kerapatan sapling cm dan 101-150 cm.
lebih dari 240 individu/ha. Dari keseluruhan jenis Hasil pengukuran parameter lingkungan pada 4
yang ada, jenis Rhizophora apiculata, R. lokasi yang diteliti dicantumkan pada Tabel 3.
mucronata, Sonneratia alba dan Avicenia alba Data hasil pengukuran parameter lingkungan
mempunyai kemampuan regenerasi yang lebih mengindikasikan adanya keterbukaan lahan
dibandingkan dengan Hibiscus tiliaceus. terutama pada kawasan hutan mangrove yang
Berdasarkan data sebaran individu strata seedling berada di dekat pemukiman penduduk (lokasi 2)
pada berbagai kelas ketinggian (Tabel 3 dan dan hutan mangrove yang berdekatan dengan
Gambar 2) diketahui bahwa pada kelas ketinggian tambak (lokasi 4). Hal ini dapat dilihat dari hasil
101-150 cm jumlah individu masing-masing jenis pengukuran suhu udara yang lebih tinggi dan
Tabel 3. Sebaran jumlah individu vegetasi strata seedling berdasarkan kelas ketinggian (cm) di kawasan hutan
mangrove Tanjung Sekodi Bengkalis
Jumlah indiividu berdasarkan kelas ketinggian (cm)
No Jenis Lokasi I Lokasi II Lokasi III Lokasi IV
10-50 51-100 101-150 10-50 51-100 101-150 10-50 51-100 101-150 10-50 51-100 101-150
1 R. apiculata 50 20 17 65 33 5 47 39 11 28 35 14
2 R. mucronata 30 25 9 21 35 11 23 41 9 21 18 2
3 S. alba 16 23 7 45 6 0 51 0 0 9 20 5
4 A. alba 25 0 10 13 16 4 11 9 7 15 7 6
5 H. tiliaceus 5 0 0 0 3 2 0 6 1 0 0 3
JUMLAH 126 68 43 144 93 22 132 95 28 73 80 30
Ket. Ph : Pohon, Sp : Sapling, Sd : Seedling
pada umumnya lebih sedikit dibandingkan dengan kelembaban udara yang lebih rendah dibandingkan
kelas ketinggian yang lebih rendah. Hal ini dengan lokasi hutan mangrove alami (lokasi 1).
membuktikan terjadinya kompetisi intraspesifik Adanya keterbukan lahan juga diindikasikan dari
berkurangnya kerapatan vegetasi, terutama
Tabel 4. Hasil pengukuran parameter lingkungan di kawasan hutan
mangrove Tanjung Sekodi Bengkalis pada strata pohon dan sapling
Lokasi KESIMPULAN
No Parameter
I II III IV
1 PH Tanah 5.9 5.9 6.0 5.9 Komunitas mangrove desa Tanjung
2 Suhu Udara ( 0C ) 27 28 27 30 Sekodi Bengkalis terdiri dari jenis
3 Suhu air ( 0 C ) 30 30 28 30
4 Kelembaban udara (%) 67 66 67 64
Rhizophora apiculata, Rhizophora
5 Salinitas (0/00) 23 23 23 24 mucronata, Sonneratia alba, Avicennia alba
6 Kadar Organik 28.36 29.83 29.00 28.41 dan Hisbiscus tilliaceu.
7 Kelas Tekstur Sedimen Lumpur Lumpur Lumpur Lumpur Vegetasi mangrove didominasi oleh jenis
Rhizophora apiculata, Rhizophora
antar individu yang sejenis di dalam komunitasnya.
muronata dan Sonneratia alba, baik pada strata
Jenis R. apiculata dan R. mucronata terlihat
pohon, sapling maupun seedling.
mempunyai sebaran individu yang lebih baik pada
Jenis Rhizophora apiculata dan Rhizophora
berbagai tingkatan umur sehingga regenerasinya
muronata mempunyai kemampuan regenerasi yang
akan dapat berlangsung lebih cepat di masa yang
lebih baik dibandingkan dengan jenis lainnya.
akan datang. Jumlah individu pada kelas
ketinggian 10-50 cm mempunyai kerapatan yang
DAFTAR PUSTAKA
lebih banyak dibandingkan dengan kelas
ketinggian 51-100 cm dan 101-150 cm. Hal ini Anonim. 2004. Program Pendampingan Community
menunjukkan kemampuan menghasilkan biji dalam Development (II). Pengelolaan Kawasan Pelestarian
jumlah yang banyak dan sebagian besar (lebih dari Alam. Laporan Akhir, Cofish Project dan PT.
50%) individu anakan yang ada dapat tumbuh Ayamaru Bakti Pertiwi. Bengkalis
4
Nursal, Fauziah dan Ismiati : Struktur dan Komposisi Vegetasi Mangrove
Bengen, D.G. 2001. Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Nirarita, C.H.E., P. Wibowo, S. Susanti, D. Padmawinata,
Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Kusmarini, M. Syarif, Y. Hendriani, Kusniangsih, dan
Lautan. Penerbit IPB. Bogor. L. Sinulingga. 1996. Ekosistem Lahan Basah
Causton, D.R. 1988. Introduction to Vegetation Analysis. Indonesia. Buku panduan untuk guru dan praktisi
Principles, practice and interpretation. Unwin pendidikan. Diterbitkan kerjasama Wetlands
Hyman. London. International-Indonesia Programme Direktorat
Chapman, V.J. 1976. Mangrove Vegetation. J. Cramer. Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam.
Vadus. Canada Foundation dan Pusat Pengembangan
Fauziah, Y., Nursal dan Supriyanti. 2004. Struktur dan Penataran Guru Ilmu Pengetahuan Alam. Bogor.
Penyebaran Vegetasi Strata Sapling di Kawasan Hutan Noor, Y.R., M. Khazali, dan N.N. Suryadiputra. 1999.
Mangrove Pulau Bengkalis Propinsi Riau. J. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia.
Biogenesis 1(1) Wetlands International Indonesia Programe. Bogor.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 201 Tomlinson, P.B. 1986. The Botany of Mangroves. Cambridge
Tahun 2004 Tentang Kriteria Baku dan Pedoman University Press. London.
Penetuan Kerusakan Mangrove Zieren, M., Suhara, O., dan Budhi, D.K., 1997, Coastal Zone
Ludwig, J.A. and J.F. Reynolds. 1988. Statistical Ecology. A Environmental Profile of Riau Province Indonesia,
Primer on Methods and Computing. John Wiley and PT. Ardes Perdana, Pekanbaru
Sons. New York.
Muller-Dombois, D. dan H. Ellenberg. 1974. Aims and
Methods of Vegetation Ecology. John Wiley & Sons.
New York.
5
Nursal, Fauziah dan Ismiati : Struktur dan Komposisi Vegetasi Mangrove
Kerapatan (ind/ha)
1000 Sapling Sapling
1000
Seedling Seedling
800 800
600 600
400 400
200 200
0 0
Ra Rm Sa Aa Ht Ra Rm Sa Aa Ht
Jenis Jenis
Gb. 1.1. Kerapatan vegetasi mangrove Gb. 1.2. Kerapatan vegetasi mangrove di
di hutan alami lokasi dekat pemukiman penduduk
Seedling
800 800
600 600
400 400
200 200
0 0
Ra Rm Sa Aa Ht Ra Rm Sa Aa Ht
Jenis Jenis
Gb. 1.3. Kerapatan vegetasi mangrove Gb. 1.4. Kerapatan vegetasi mangrove di
di dekat lokasi dapur arang dekat lokasi tambak
6
Nursal, Fauziah dan Ismiati : Struktur dan Komposisi Vegetasi Mangrove
75 10-50cm 75 10-50cm
51-100cm 51-100cm
101-150cm 101-150cm
50
Tinggi (cm)
Tinggi (cm)
50
25 25
0 0
Ra Rm Sa Aa Ht Ra Rm Sa Aa Ht
Jenis Jenis
Gb. 2.1. Sebaran ketinggian anakan Gb. 2.2. Sebaran ketinggian anakan mangrove
mangrove di hutan alami di hutan dekat pemukiman
75 75 10-50cm
10-50cm
51-100cm 51-100cm
101-150cm 101-150cm
Tinggi (cm)
Tinggi (cm)
50 50
25 25
0 0
Ra Rm Sa Aa Ht Ra Rm Sa Aa Ht
Jenis Jenis