Anda di halaman 1dari 5

1 Pneumonia

Analisis masalah
1. A. Sistem apa yang terlibat pada kasus? Rizky, Bunyamin, Muti
B. Bagaimana anatomi dan fisiologi pada kasus? Rangga, Mitra, Monda
C. Apa saja kemungkinan penyebab sesak nafas ? Yernica, Almira, Awin
D. Apa makna sesak nafas sejak 2 hari yang lalu dan hari ini bertambah sesak?
Siti, Desi, Bunyamin
E. Bagaimana Hubungan jenis kelamin dan usia pada sesak nafas?
Monda,Muti, Rizky
F.Bagaimana mekanisme sesak nafas pada kasus? Rangga, Mitra, yernica

2. A. Bagaimana mekanisme pilek? Siti, desi, awin
B. Bagaimana mekanisme panas tinggi? Almira, Rizky, Monda
C. Bagaimana mekanisme batuk berdahak? Bunyamin, yernica, siti
D. Apa hubungan Ridho menderita pilek, panas tinggi, dan batuk berdahak
dengan keluhan sesak nafas? Almira, Muti, Mitra
E. Apa makna ridho sebelumnya 6 hari yang lalu mengalami batuk pilek,
panas tinggi, dan batuk berdahak dengan keluhan sesak nafas? Rangga, Desi,
Awin

3. A. Apa kemungkinan kandungan obat yang diberikan ibunya? Rizky,
Bunyamin, Almira
B. Mengapa obat yang diberikan ibunya tidak memberikan perubahan?
Monda, Mitra, yerni

4. A. Apa hubungan antara Ridho yang mengalami sukar makan dan minum
dengan keluhan yang dialami? Desi, Awin, Muti
B. Apa penyebab ridho sukar makan dan minum? Siti, Rangga, Monda
C. Apa dampak Ridho sukar makan dan minum? Bunyamin, Rizky
D. Tatalaksana pada sukar makan dan minum? Awin, Mitra, Yerni
Jawab
Nutrisi
- Pada anak dengan distres pernapasan berat, pemberian makanan per oral harus
dihindari. Makanan dapat diberikan lewat nasogastric tube (NGT) atau intravena.
Tetapi harus diingat bahwa pemasangan NGT dapat menekan pernapasan,
-
khususnya pada bayi/anak dengan ukuran lubang hidung kecil. Jika memang
dibutuhkan, sebaiknya menggunakan ukuran yang terkecil.
- Perlu dilakukan pemantauan balans cairan ketat agar anak tidak mengalami
overhidrasi karena pada pneumonia berat terjadi peningkatan sekresi hormon
antidiuretik.


5. A. Bagaimana interpretasi pemeriksaan Fisik pada kasus? Almira, Siti, Muti
B. Bagaimana Mekanisme pemeriksaan fisik abnormal? Desi, Rangga, Monda

6. A. Bagaimana interpretasi pemeriksaan laboratorium pada kasus? Bunyamin,
awin, Yerni
B. Bagaimana mekanisme pemeriksaan laboratorium abnormal? Mitra, Rizky,
Almira

7. Bagaimana cara mendiagnosis penyakit tersebut? Rangga, Muti, Siti
8. Apa Kemungkinan penyakit pada kasus (DD)? Desi, Yerni, Mitra
9. Apa Diagnosis pasti pada kasus (WD)? (semua)
10. Apa saja pemeriksaan tambahan pada kasus ini? Rizky, Bunyamin, Rangga
11. Apa etiologi penyakit tersebut? Desi, Almira, Monda
12. Bagaimana epidemiologi pada penyakit tersebut? Awin , Muti, siti
13. Apa Tatalaksana pada kasus ini? Mitra, Yerni, Rangga
Jawab
Kriteria Rawat Inap
Anak:
- Saturasi oksigen <92%, sianosis
- Frekuensi napas >50 x/menit
- Distres pernapasan
- Grunting
- Terdapat tanda dehidrasi
- Keluarga tidak bisa merawat di rumah
-
Tata laksana umum
Pasien dengan saturasi oksigen <92% pada saat +bernapas dengan udara kamar harus
diberikan terapi oksigen dengan kanul nasal, head box, atau sungkup untuk
mempertahankan saturasi oksigen >92%
- Pada pneumonia berat atau asupan per oral kurang, diberikan cairan intravena dan
dilakukan balans cairan ketat
- Fisioterapi dada tidak bermanfaat dan tidak direkomendasikan untuk anak dengan
pneumonia
- Antipiretik dan analgetik dapat diberikan untuk menjaga kenyamanan pasien dan
mengontrol batuk
- Nebulisasi dengan 2 agonis dan/atau NaCl dapat diberikan untuk memperbaiki
mucocilliary clearance
- Pasien yang mendapatkan terapi oksigen harus diobservasi setidaknya setiap 4 jam
sekali, termasuk pemeriksaan saturasi oksigen
Pemberian Antibiotik
- M. pneumoniae lebih sering terjadi pada anak yang lebih tua maka antibiotik
golongan makrolid diberikan sebagai pilihan pertama secara empiris pada anak >5
tahun
- Makrolid diberikan jika M. pneumoniae atau C. pneumonia dicurigai sebagai
penyebab
- Amoksisilin diberikan sebagai pilihan pertama jika S. pneumoniae sangat mungkin
sebagai penyebab.
- Jika S. aureus dicurigai sebagai penyebab, diberikan makrolid atau kombinasi
flucloxacillin dengan amoksisilin
- Antibiotik intravena diberikan pada pasien pneumonia yang tidak dapat menerima
obat per oral (misal karena muntah) atau termasuk dalam derajat pneumonia
berat
- Antibiotik intravena yang danjurkan adalah: ampisilin dan kloramfenikol, co-
amoxiclav, ceftriaxone, cefuroxime, dan cefotaxime
- Pemberian antibiotik oral harus dipertimbangkan jika terdapat perbaikan setelah
mendapat antibiotik intravena
-
Rekomendasi UKK Respirologi
Ampisilin + gentamisin - > usia 2 bulan:
- Lini pertama Ampisilin bila dalam 3 hari tidak ada perbaikan dapat ditambahkan kloramfenikol
- Lini kedua Seftriakson
Bila klinis perbaikan antibiotik intravena dapat diganti preparat oral dengan antibiotik golongan yang
sama dengan antibiotik intravena sebelumnya.
Nutrisi
- Pada anak dengan distres pernapasan berat, pemberian makanan per oral harus dihindari.
Makanan dapat diberikan lewat nasogastric tube (NGT) atau intravena. Tetapi harus diingat
bahwa pemasangan NGT dapat menekan pernapasan, khususnya pada bayi/anak dengan ukuran
lubang hidung kecil. Jika memang dibutuhkan, sebaiknya menggunakan ukuran yang terkecil.
- Perlu dilakukan pemantauan balans cairan ketat agar anak tidak mengalami overhidrasi karena
pada pneumonia berat terjadi peningkatan sekresi hormon antidiuretik.
Kriteria pulang
- Gejala dan tanda pneumonia menghilang
- Asupan per oral adekuat
- Pemberian antibiotik dapat diteruskan di rumah (per oral)
- Keluarga mengerti dan setuju untuk pemberian terapi dan rencana kontrol - Kondisi rumah
memungkinkan untuk perawatan lanjutan di rumah
- Tabel 1. Pilihan antibiotik intravena untuk pneumonia
Antibiotik Dosis Frekuensi Relative cost Keterangan
Penisilin G 50.000 unit/kg/kali
Dosis tunggal maks.
4.000.000 unit
Tiap 4 jam rendah S. pneumonia
Ampisilin 100 mg/kg/hari Tiap 6 jam rendah

Kloramfenikol 100 mg/kg/hari Tiap 6 jam rendah

Ceftriaxone 50
mg/kg/ka
li dosis tunggal
maks. 2 gram
1 x
/
har
i
tinggi S. pneumoniae,
H.
influenza
Cefuroxime 50 mg/kg/kali
Dosis tunggal maks. 2
gram
Tiap 8 jam tinggi S. pneumoniae,
H.
influenza
Clindamycin 10 mg/kg/kali
Dosis tunggal maks. 1,2
gram
Tiap 6 jam rendah Group A Streptococcus,
S. aureus, S. pneumoniae
(alternatif untuk
anak alergi
beta lactam, lebih
jarang menimbulkan
flebitis pada
-
pemberian IV dari
pada eritromisin)
Eritromisin 10 mg/kg/kali
Dosis tunggal maks. 1
gram
Tiap 6 jam rendah S. pneumoniae, Chlamydia
pneumonia, Mycoplasma
pneumonia

Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2009. Pedoman Pelayanan Medis.----

14. Apa komplikasi pada kasus? Bunyamin, Awin, Almira
15. Apa prognosis pada kasus? Rizky, Desi, Siti
16. KDU? Muti, Monda
17. NNI? (Almira, Desi, Yernica)

Anda mungkin juga menyukai