Anda di halaman 1dari 66

Minyak bumi (petroleum) berasal dari bahas latin petrus berarti karang dan oleum

berarti minyak, dijuluki sebagai emas hitam, adalah cairan kental, berwarna coklat
gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa
area di kerak bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai
hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan,
komposisi, dan kemurniannya
Sejak jaman pemerintahan kolonial belanda, di indonesia sudah dilakukan eksplorasi
dan produksi minyak bumi. Pengusahaan minyak bumi di indonesia memang tergolong
yang tertua di dunia. Pengeboran minyak pertama di indonesia, yang dilakukan oleh
J.Reerink, 1871, hanya berselang 12 tahun stelah pengeboran minyak pertama di dunia
oleh kolonel edwin l. Drake dan williams smith de titusville (1859), di negara bagian
pensilvania, amerika seriakat. Meskipun demikian berbeda halnya dengan sektor
perkebunan dan pertanian yang sudah ratusan tahun diperah, sektor pertambangan
baru dikembangkan oleh belanda pada abad ke-19. Dua abad lebih setelah voc
didirikan, sektor pertambangan belum menjadi andalan pendapatan pemerintah
kolonial. Hal ini bisa dilihat dari adanya indische mjinwet, produk undang-undang
pertambangan pertama yang baru dibuat oleh belanda pada tahun 1899
Pengusahaan minyak dan gas bumi di indonesia mencatat kemajuan pesat sejak
pertamin dan permina diintegrasikan ke dalam pertamina (1968).
Pt. Pertamina (persero) merupakan suatu badan usaha yang bergerak pada bidang
eksplorasi, pengolahan, dan pemasaran hasil tambang minyak dan gas bumi di
indonesia.

Saat ini pertamina (persero) refinery unit sudah memiliki 6refinery unit yang tersebar di
sebagian wilayah indonesia, yaitu:
RU I : pangkalan brandan ( tutup pada 2007)
RU II : dumai (riau) kapasitas : 70 mbsd
Ru iii : plaju (sumatera selatan) kapasitas : 145,6mbsd
Ru iv : cilacap (jawa tengah) kapasitas : 348 mbsd
Ru v : balikpapan (kaimantan timur) kapasitas : 260 mbsd
Ru vi : balongan (jawa barat) kapasitas : 125 mbsd
Ru vii : sorong (papua barat) kapasitas : 10 mbsd

Minyak bumi adalah campuran komplek hidrokarbon plus senyawaan organik dari
sulfur, oksigen, nitrogen, dan senyawa-senyawa yg mengandung konstituen logam
terutama nikel, besi dan tembaga. Minyak bumi sendiri bukan merupakan bahan yang
uniform, melainkan berkomposisi yang sangat bervariasi, tergantung pada lokasi, umur
lapangan minyak dan juga kedalaman sumur. Dalam minyak bumi parafinik ringan
mengandung hidrokarbon tidak kurang dari 97 % sedangkan dalam jenis ash]phaltik
berat paling rendah 50%
Minyak bumi merupakan senyawa organik yang terdiri dari karbon dan hidrogen
sehingga disebut hidrokarbon. Perbandingan unsur-unsur yang terdapat dalam minyak
bumi sangat bervariasi.
Berdasarkan atas hasil analisa, diperoleh data sebagai berikut:
Karbon : 83,0 - 87,0 %
Hidrogen : 10,0 - 14,0 %
Nitrogen : 0,1 - 2,0 %
Oksigen : 0,05 - 1,5 %
Sulfur : 0,05 6,0 %
Berdasarkan strukturnya secara umum, maka senyawa hidrokarbon dibagi atas 4
kategori yaitu:
Parafinik
Olefinik
Naphthenik
Aromatik
Untuk golongan olefinik umumnya tidak ditemukan dalam crude oil, demikian juga
hidrokarbon asetilenik sangat jarang

Parafin dikarakterisasi oleh kestabilannya yang besar. Senyawa hidrokarbon golongan
parafin ini adalah senyawa hidrokarbonberupa rantai lurus ataupun rantai bercabang
tanpa ikatan rangkap. Rumus empiris dari senyawa hidrokarbon golongan parafin ini
adalah cn h2n+2. Komponen paling sederhanadari hidrokarbon golongan ini ialah metana
(ch4). Metana sampai butana (c4h10) berwujud gas pada tekanan atmosfer. Senyawa
parafin yang berwujud cair pada kondisi atmosfer. Senyawa parafin yang berwujud cair
pada kondisi atmosfer ialah penana (c5h12) dan fraksi yang lebih berat dari pentana.
Semakin anjang rantai parafin maka semakin tinggi titik didih dan titik leburnya. Semua
minyak bumi mengandung senyawa parafin ringan, sedangkan parafin berat dijumpai
pada minyak bumi yang mengandung lilin. Lilin dapat terdiri dari hidrokarbon parafin
rantai lurus maupun bercabang.
Senyawa hidrokarbon parafin dapat adalah senyawaan hidrokarbon jenuh dengan rantai atom c
terbuka. Contoh rumus molekul dari senyawa hidrokarbon parafin:

(CH4) = METANA (C9H20) = NONANA
(C2H6) = ETANA (C10H22) = DEKANA
(C3H8) = PROPANA (C11H24) = UNDEKANA
(C4H10) = BUTANA (C16H34) = HEKSADEKANA (SETANA)
(C5H12) = PENTANA (C20H42) = EIKOSANA
(C6H14) = HEKSANA (C31H64) = HENTRIAKONTANA
(C7H16) = HEPTANA (C60H122) = HEKSAKONTANA
(C8H18) = OKTANA (C61H124) = DOHEKSAKONTANA
Olefin merupakan senyawa hidrokarbon yang memilik rantai rangkap atau disebut juga
alkena (cnh2n). Kereaktifan senyawa golongan in bergantung pada ikatan rangkap yang
dimilikinya. Olefin terdiri dari atas hidrokarbon tidak jenuh serta jarang terdapat pada
minyak mentah karena berasal dari dekomposisi hidrokarbon tipe lain. Hidrokarbon seri
ini dapat bereaksi langsung dengan klor, brom, asam klorida, dan asam sulfat tanpa
menggantikan hidrogen. Olefin pada konsentrasi tinggi dapat diperoleh pada produk
thermal dan catalytic cracking unit. Hidrokarbon tak jenuh ini larut dalam asam sulfat.
Olefin dalamdengan titik didih rendah tidak ditemukan dalam minyak mentah. Contoh
rumus molekul dari senyawa hidrokarbon olefin adalah:

(C2h4) = etana

(C3h6) = propana

(C4h8) = butana
Naften adalah senyawa hidrokarbon siklis yang lebih kompleks dibandingkan parafin.
Senyawa hidrokarbon ini mempunyai tumus empirik cnh2n. Ikatan karbon dalam naften
adalah ikatan tunggal seperti parafin sehingga naften merupakan senyawa hidrokarbon
jenuh. Senyawa naften merupakan senyawa dengan jumlah kedua terbanyak setelah
parafin pada minyak mentah. Sebelumnya naften disebut sebagai metilen namun sekarang
dikenal dengan sebutan sikloalkana. Naften hampir dijumpai dalam semua minyak mentah.
Naften tidak larut dalam asam sulfat. Contoh senyawa naften adalah sikloheksana,
siklopentana, dan siklooktana. Pada catalytic reforming unit, senyawa naften akan
kehilangan atom hidrogennya dan terkonversi menjadi senyawa aromatik. Contoh rumus
molekul dari senyawa hidrokarbon nafte adalah :

(C3H6) = siklo propana

(C4H8) = siklo butana

(C5H10) = siklo pentana

(C6H12) = siklo heksana


Hidrokarbon bergolongan aromatic sering disebut dengan benzen. Senyawa golongan
aromatic merupakan senyawa dengan jumlah ketiga terbanyak pada minyak bumi
mentah. Senyawa ini adalah senyawa hidrokarbon tak jenuh karena memiliki ikatan
rangkap pada rantainya. Senyawa hidrokarbon ini bersifat aktif dan dapat membentuk
asam organic bila teroksidasi. Senyawa ini sengaja dibentuk melalui proses reformasi
katalitik untuk meningkatkan kualitas knocking pada gasoline. Senyawa aromatic
biasanya tidak reaktif, memiliki bau yang khas, pelarut yang baik, dan memiliki bilangan
oktan yang tinggi. Ciri khas dari senyawa ini adalah rantai 6 karbon yang memiliki 3
ikatan rangkap atau disebt nuclear. Dalam minyak bumi juga terdapat senyawa
aromatic berukuran besar (polynuclear), misalnya pyrene dan chrysene.

Senyawa non hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi adalah garam,
senyawa sulfur, senyawa nitrogen, senyawa oksigen, senyawa logam, pasir, mineral
dan air.

Unsur ini berbentuk senyawa klorida yang selalu menimbulkan kesulitan pada kolom
fraksionasi. Garam dapat terurai secara kimiawi menjadi asam yang menyebabkan
korosi terutama pada dinding atas kolom. Garam ini juga sering menimbulkan
terjadinya penyumbatan pada tray fraksionator dan alat penukar panas (heat
exchanger)

Senyawa sulfur merupakan komponen pengotor terbesar di minyak bumi. Senyawa
sulfur dalam minyak biasanya tidak stabil terhadap panas. Senyawa sulfur dalam
senyawa yang tidak bersifat asam dapat dihilangkandengan proses hydrotreating.
Jumlah dan tipe senyawa sulfur yang terdapat dalam minyak bumi sangat beragam.
Senyawa sulfur yang paling ringan adalah hydrogen sulfide yang berwujud gas dan
bersifat sangat korosif.

Senyawa nitrogen stabil terhadap panas sehingga kandungan nitrogen dalan fraksi
ringan sangat rendah. Senyawa nitrogen yang terkandung pada minyak bumi dapat
diklarifikasi menurut sifat basa atau tidak. Senyawa nitrogen yang terkandung pada
minyak bumi dapat menjadi racun katalis pada proses katalitik. Oleh karena itu,
sebelum memasuki proses katalitik dilakukan proses hydrotreating untuk menurunkan
kandungan nitrogen pada umpan proses katalitik
Senyawa oksigen dalam minyak mentah biasanya brupa asam karboksilat, fenol,
amida, keton, dan benzofuran. Senyawa oksigen akan mudah terpusah dari minyak
mentah karena sifatnya yang asam. Senyawa oksigen tidak menyebabkan masalah
serius seperti halnya senyawa sulfur dan nitrogen dalam katalitik.

Logam-logam yang umum terdapat pada minyak bumi adalah logam arsenic, timbal,
nikel, dan besi. Sebagian logam-logam ini akan mengendap sebagai produk bawah
pada kolom distilasi vakum. Arsenik dan timbal merupakan racun bagi katalis pada
catalytic reforming, sedangkan vanadium, besi dan nikel merupakan racun bagi katalis
yang digunakan dalam proses perengkahan katalitik.
Senyawa-senyawa ini tersuspensi dalam minyak mentah. Pasir mineral merupakan
bahan bawaan minyak tapi juga bias berasal dari proses pengeboran minyak mentah.
Air yang terkandung dalam minyak juga terbawa pleh minyak bumi tapi pada kasus
minyak mentah berat air sengaja diemulsikan dengan minyak agar minyak dapat
mengalir. Material-material ini dapat dihilangkan pada desalter
Bahan bakar:






Nama bahan bakar Titik didih C
Elpiji -40
Butane (-12) sampai (-1)
Bensin (-1) sampai (180)
bahan bakar jet 150 sampai 205
minyak tanah 205 sampai 260
minyak bakar 205 sampai290
Diesel 260 sampai 315
Produk turunan lainnya
Beberapa produk hasil olahan hidrokarbon dapat dicampur dengan senyawa
hidrokarbon untuk membentuk senyawa lainnya :
Alkena
Pelumas (oli mesin dan gemuk)
Tar
Aspal
Kokas minyak bumi
Parafin wax

Proses pengolahan minyak bumi (sederhana)






Proses pengolahan minyak bumi (kompleks):
Proses pengolhan pertama
Proses pengolahan lanjutan
Proses pencampuran
Pengolahan pertama : proses pengolahan pertama ini terdiri dari proses pemisahan
fraksi-fraksi dan proses pembersihan dari pengotor berdasarkan sifat fisis.
Proses pengolahan pertama yang bagian pemisahan adalah : distilasi atmoserik,
distilasi vakum, ekstraksi, adsorpsi, absorpsi, dan kristalisasi.
Pengolahan lanjutan : proses pengolahan lanjutan adalah perengkahan termis,
perengkahan katalitis (thermal/catalytic cracking), hydrocracking, pengubahan katalitis
(catalytic reforming), polimerisasi dan alkilasi.
Destilasi atmosferik merupakan tahap pemisahan yang sangat penting. Operasi
pemisahan ini didasarkan atas volatilitas dan perbedaan titik didih komponen-
komponennya penyusun minyak bumi. Batas operasi distilasi minyak mentah adalah
temperature karena temperatur yang tinggi dapat enyebabkan degradasi stok yang
berharga seperti stok dasar minyak pelumas dan pipa-pipa tanur akan mengalami
pengkokasan dengan cepat. Temperature yang maksimum yang dapat digunakan pada
kestabilan minyak mentah, produk yang diinginkan dan rancangan peralatan distilasi.
Temperature operasi yang dipakai adalah 340-350 C. Fraksi minyak yang memiliki titik
didih di atas 350 C keluar sebagai produk bawah sedangkan fraksi minyak
yangmemiliki titik didih dibawah 350C keluar sebagai produk atas. Produkyang
dihasilkan oleh suatu unit destilasi atmosferik pada proses pengilangan minyak bumi
adalah gas, straight run naphta, kerosin

Distilasi vakum digunakan memisahkan fraksi-fraksi minyak bumi yang memiliki titik
didih diatas 350C keluaran dari distilasi atmosferik. Pada tekanan atmosfer pemisahan
fraksi minyak berat hanya dapat dilakukan pada temperature tinggi karena long residu
tersebut memiliki titik didih yang tinggi. Tekanan vakum bertujuan untuk menurunkan
titik didih umpan karena pada temperature tinggi sebagian fraksi minyak bumi
mengalami perengkahan. Tekanan vakum yang digunakan adalah berkisar antara 30-
80 mmhg absolut yang dihasilkan oleh system ejector yang menggunakan steam
sebagai media penurun tekanan.
Ekstraksi dengan pelarut merupakan salah satu proses yang tertua dalam pengilangan
minyak bumi. Ekstraksi menggunakan prinsip peredaan kelarutan antara ua senyawa
atau zat yang lain. Pada proses ekstraksi, kenaikan temperature akan mengurangi
kemampuan melarutkan tetapi meningkatkan selektifitas. Pada awalnya ekstraksi
digunakan untuk meningkatkan kualitas kerosin, akan tetapi pada perkembangannya
proses ini lebih banyak digunakan untuk peningkatan kualitas minyak pelumas.
Adsorpsi adalah suatu proses yang digunakan untuk menghilangkan gas-gas yang
tidak dikehendaki dengan mengontakkannya pada bahan padat.Padatan harus memiliki
luas kontak yang cukup besar sehingga dapat mengkonsentrasi gas pada
permukaannya. Molecular sieves, silicagel, dan alumina merupakan adsorbben padat
yang umum digunakan pada industry pengolahan minyak bumi.
Absorpsi adalah proses pemisahan campuran uap dengan menyerapnya dan
melarutkannya ke dalam cairan. Komponen dengan tekanan uap lebih rendah akan
mudah melarut sehingga komponen yang lebih berat dapat dipisahkan dari campuran
gas dan dikonsentrasikan sebagai suatu adsorbat yang melarut dalam lean oil. Pelarut
atau lean oil yang digunakan biasanya merupakan fraksi gasoline atau kerosin yang
memiliki titik didih tinggi. Proses absorpsi digunakan untuk memisahkan gas-gas yang
tidak diinginkan seperti CO
2
dan H
2
S.
Kristalisasi adlah suatu pemisahan berdasarkan titiik leleh. Contohnya ialah dewaxing
dari minyak pelumas dan pembuatan wax (lilin). Lilin ialah hidrokarbon padat pada
temperature kamar dan terlarut dalam minyak mentah. Lilin mendidih pada selang titik
didihminyak pelumas, sehingga tidak dapat dipisahkan dari minyak pelumas secara
destilasi. Pada proses dewaxing, minyak didinginkan dengan proses refrigerasi untuk
mengkristalkan lilin. Pemisahan lilin dari minyak dilakukan dengan penyaringan dan
pengendapan. Beberapa jenis proses dewaxing ialah MEK (metil etik keton) dewaxing,
propane dewaxing, dan urea dewaxing.
Minyak memiliki bilangan oktan tinggi dapat diperoleh dengan cara merengkah minyak
berantai panjang. Perengkahan termis menggunakan panas untuk merengkah rantai
karbon. Bahan baku perengkahan termis adalah HVGO dan residu vakum. Ada dua
macam perengkahan termis, yaitu visbreaking dan coking. Pada vesbreaking kondisi
perengkahan lebih ringan dibandingkan proses perengkahan termal. Tujuannya ialah
menurunkan viskositas dan titik tuang umpan minyak dan bahan bakar minyak. Coking
merupakan proses yang paling berat dalam perengkahan termis. Tujuan proses coking
ialah menghasilkan kokas sebagai produk utama.
Pada perengkahan katalis terdapat dua jenis reaksi, yaitu reaksi yang diterpkan pada
paraffin, oleofin, nafta, serta reaksi untuk aromatic. Perengkhan katalis bersifat
endotermis. Proses ini menggunakan katalis sebagai media perengkah. Katalis yang
bias digunakann adalah katalis silica alumina. Katalis untuk perengkahan ialah bahan
padat dengan sifat asam. Katalis harus tahan baik terhadap abrasi maupun perubahan
temperature karena siklus katalis sangat cepat antara daerah reaksi dan daerah
pembakaran.
Reaksi yang terjadi dibagi menjadi tiga jenis yaitu:
Reaksi hydrocracking minyak parafinik:
R - ch
2
- ch
2
- r + h
2
r - ch
3
+ r - ch
3

Reaksi hidrodealkilsasi


Reaksi hidrodesiklisasi


Selain reaksi diatas juga terdapat reaksi samping yaitu reaksi dekomposisi dan reaksi
hidrogenasi
Sedangkan reaksi hidrogenasi menghasilkan senyawa parafin yang berasal reaksi
senyawa olefin dan hidrogen.


Proses pembentukan (reforming) bertujuan untuk meningkatkan bilangan oktan stok
gasolin. Sasaran utama proses pengubahan adalah menghasilkan senyawa aromatik
yang memiliki bilangan oktan lebih tinggi. Reaksi yang terjadi pada pengubahan
katalitis ialah produksi aromatik, hydrocracking, dan isomerisasi. Pada kondisi
reforming, reaksi pengekahan saling berkompetisi dengan reaksi dehidrogenasi. Proses
hydrocracking dapat menaikkan angka oktan tetapi kenaikannya lebih kecil jika
dobandingkan dengan konversi parafin menjadi aromatik. Katalis platina berfungsi
ganda dengan bagian yang mengandung platina sebagai bahan dehidrogenasi
sementara bagian yang asam sebagai bahan isomerisasi.
Polimerisasi adalah kombinasi dua atau lebih molekul olefinik untuk menghasilkan molekul
yang lebih besar. Contoh reaksi polimerisasi adalah:
CH
3
=C(CH
3
)
2
+ CH
3
=C(CH
3
)
2
CH
3
-C(CH
3
)
2
-CH=C(CH
3
)
2
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah pembentukan ion karbonium yang terbentuk oleh
kombinasi olefin dan proton yang dilengkapi oleh katalis asam. Ion karbonium yang
terbentuk dapat bergabung dengan olefin lain dan membentuk ion karbonium yang lebih
besar. Ion karbonium yang besar dapat besar dapat bergabung dengan olefin lain dan
membentuk ion lain yang lebih besar, dan campuran ion karbonium dari berbagai ukuran
akan dihasilkan. Setiap ion karbonium dapat kehilangan proton untuk membentuk olefin.
Alkilasi adalah reaksi dimana gugus alkil ditambahkan pada senyawa lain dalam
pengilangan minyak bumi. Alkilasi bertujuan untuk mencapai nilai oktan yang lebih
tinggi dengan cara reaksi. Reaksi alkilasi terjadi antara olefin dan i-parafin pada
temperatur dan tekanan tinggi. Prinsip dalam reaksi alkilasi adalah kopling i-parafin,
isobutana dengan suatu olefin, seperti propen dan buten. Dalam operasi seperti ini,
reaksi alkilasi saling kompetisi dengan reaksi polimerisasi olefin. Reaksi ini dapat
berlangsung dengan atau tanpa katalis. Pada proses komersial digunakan katalis
asam. Katalis yang digunakan adalah asam sulfat, asam klorida dan alumunium klorida.
Perlakuan dengan asam sulfat dilakukan untuk menghilangkan pengotor-pengotor
berupa substansi resin dan asphaltik. Asam kuat (>93%) dapat menghasilkan
merkaptan, namun diperlukan sweetening untuk menetralkan asam yang tersisa.
Penggunaan asam sulfat untuk proses ini tergantung pada jenis umpan, temperatur,
dan waktu kontak. Selain itu diperlukan juga inhibitor gum untuk menghambat
pembentukan gum yang dikatalisis oleh logam-logam seperti tembaga atau vanadium.
Proses sweetening diunakan untuk menghilangkan senyawa sulfur, merkaptan, dan
H
2
S. Merkaptan memberikan bau tidak sedap dan menurunkan angka oktan dengan
menurunkan susceptibility terhadap TEL. Senyawaan belerang dapat menyebabkan
korosi. Ada 3 cara utama dalam proses sweetening yaitu:
Proses oksidasi merkaptan menjadi disulfide
Proses yang menghilangkan merkaptan (mercaptan dissolving process)
UOP merox process
Pada proses oksidasi merkaptan diubah menjadi disulfida yang kurang berbau. Proses
ini sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan karena menghasilkan disulfida yang
berbahaya pada lead susceptibility.
Proses mercaptan dissolving yang banyak dilakukan adalah caustic washing,shell
solutizer, atlantik uniso, pure oil mercapsol, dan tanin solutizer. Metode pencucian
kostik dilakukan dengan mengontakkan gasolin dengan sodium, calcium, atau
magnesium hidroksida untuk menghilangkan H
2
S dan mercaptan. Proses solutizer
dilakukan untuk memperbaiki metode pencucian kostik. Proses ini mampu
menghilangkan mercaptan yang memiliki tiga atau lebih atom karbon dalam
molekulnya.
Proses merox dilakukan untuk menghilangkan merkaptan dengan menggunakan
prinsip ekstraksi. Hidrokarob dan larutan soda caustic dikontakkan berlawanan arah,
larutan soda caustic kemudian diregenerasi dengna menggunakan udara. Variabel
yang dipertimbangkan untuk UOP dalam merancang suatu unit proses ini adalah
jumlah karbon dan derajat cabang serta rasio caustic terhadap hidrokarbon dalam
tahap ekstraksi.

Proses desulfurisasi adalah proses yang merusak dan menghilangkan senyawa
belerang lain bersama-sama merkaptan, H
2
S dan belerang. Proses desulfurisasi dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu ekstraksi senyawa belerang dengan menggunakan
pelarut dan dekomposisi senyawa belerang secara katalitik menghasilkan H
2
S. Proses
ekstraksi lebih mahal dan kurang efektif. Oleh karena itu, sekarang banyak
dikembangkan proses dekomposisis senyawa belerang secara katalitik. Pada proses
katalitik, semua molekul belerang dapat dihilangkan. Proses ini dilakukan pada
temperatur 400 800 F dan tekanan 300 500 psi.
Perlakuan adsorbsi dilakukan untuk meningkatkan warna minyak dan menghilangkan
pengotor berupa aspal dan resin. Proses ini dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1. Perkolasi melalui kolom panjang dari tanah liat kasar
2. Kontak pada temperatur tinggi dengan bubuk halus tanah liat
3. Kontak dalam fasa uap dengan unggun bebas tanah liat
Proses kontinyu dengan tanah liat bergerak melalui unggun perkolasi banyak
digunakan. Hal ini karena proses ini memberikan fleksibiltas yang lebih tinggi.

Proses treating secara katalitik uang banyak dipakai adalah hydrootreating. Proses ini
digunakan untuk menghilangkan sulfur atau sering disebut hidrodesulfurisasi. Dalam
proses hidrodesulfurisasi katalitik, ada beberapa tahap-tahap yang terjadi, yaitu:
Perpindahan dari molekul minyak yang mengandung sulfur dan hidrogen dari aliran
mula-mula masuk ke dalam lapisan cairan yang menghubungkan partikel katalis dari
hasil desulfurisasi dan gas H
2
S.
Difusi reaktran dari permukaan luar katalis ke dalam pori-pori katalis
Adsorpsi dari reaktan, reaksi dan desorpsi
Dari tahapan-tahapan tersebut, dfusi ke dalam pori-pori katalis adalah penentu
kecepatan reaksi. Proses difusi ini dipengaruhi oleh temperatur.

Bahan bakar merupakan produk yang paling penting dari pengolahan minyak bumi,
tetapi dengan bertambahnya permintaan bahan petrokimia saat ini, maka beberapa
kilang ditancang khusus untuk memproduksi petrokimia dan bahan dasar petrokimia.
Produk utama minyak bumi hingga sekarang adalah LPG, distilat, dan bahan bakar
jet/avtur, minyak pelumas, lilin, aspal dan residu, serta bahan-bahan lain seperti pelarut
dan bahan petrokimia
Beberapa sifat penting dari LPG antara lain RVP (refd vapor pressure) dan kandungan
fraksi C5 dan fraksi yang lebih berat.
Rvp (refd vapor pressure). RVP menunjukkan kandungan fraksi ringan (C
2
) yang
terdapat dalam LPG. Kadar C
2
maksimum yang diijinkan adalah 0,2% volume.
Kandungan fraksi c
5
dan fraksi yang lebih berat. Kandungan i-c
5
, n-c
5
dan fraksi yang
lebih berat dalam LPG maksimum 2% volume. Apabila kandungan fraksi tersebut
melebihi 2% volume, maka tidak memenuhi spesifikasi pasar, dikarenakan hasil
pembakaran dari LPG menjadi tidak bagus.
Kualitas P
0
max 100
0
F Komposisi
A 80 Butana
B 100 Butana, sedikit propana
C 125 Butana, propana
D 175 Propana, sedikit butana
E 200 Propana
Beberapa sifat penting dari bensin antara lain octane number
(ON), oxidation stability dan engine deposit.
Octane number atau bilangan oktan adalah tolak ukur kualitas antiknocking bensin.
Knocking atau peletupan premature adalah peledakan campuran uap bensin dan udara
dalam silinder mesin otto sebelum busi menyala, di mana perisitiwa ini mengurangi
daya mesin tersebut.
Skala on didasarkan pada konversi bahwa n-heptan (n-c
7
h
16
) memiliki on nol (rentan
terhadap knocking) dan i-oktan (2,2,4-trimetilpentan) memiliki on 100 (tahan terhadap
knocking). Bensin dikatakan berbilangan oktan X (0<X<100) apabila karakteristik
antiknocking bensin tersebut sama dengan karakterisitik antiknocking campuran X%
volume i-oktan dengan (100-X)% volume n-heptan. Bensin premium mempunyai
spesifikasi bilangan oktan minimum 88 dan untuk pertamax minimum 94. Untuk skala
bilangan oktan yang lebih besar dari 100, didefinisikan sebagai berikut:
ON = 100 +
(100)
3
, di mana: PN = performance number
Oxidation stability menunjukkan sifat ketahanan bensin terhadap
penyimpanan, semakin baik oxidation stability-nya maka semakin lama
bensin dapat disimpan tanpa mengalami penurunn kualitas secara
signifikan karena proses oksidasi. Oxidation stability minimum dari
bensin adalah 360 menit dalam 100 psi oksigen pada ruang tertutup.
Deposit yang terbentuk dalam ruang pembakaran dipengaruhi
oleh angka oktan bensin, sehingga tendensi pembentukan
deposit merupakan factor yang sangat penting. Penambahan
aditif deposit modifying agent diperlukan untuk mengubah sifat
deposit menjadi kurang merusak
Kerosin atau yang sering disebut sebagai minyak tanah adalah fraksi
minyak bumi yang keluar dari side stream CDU (crude distillation unit).
Tolok ukur kualitas pembakaran kerosin adalah kemampuan untuk
terbakar tanpa menghasilkan asap.
Beberapa sifat penting dari kerosene antara lain smoke point dan flash
point.
Tolok ukur kualitas pembakaran kerosin adalah kemampuan untuk
terbakar tanpa menghasilkan asap. Smoke point adalah tinggi nyala
maksimal (dalam mm) yang dapat dihasilkan oleh pembakaran kerosin
tanpa membangkitkan asap hitam. Tolok ukur ini berhubungan dengan
kadar senyawa aromatic, makin tinggi kadar senyawa aromatic, maka
makin rendah titik asapnya. Kerosin yang baik memiliki titik asap minimal
18mm
Flash point adalah temperature terendah pada saat minyak
membuat uap di atasnya dan meletup saat disodori api kecil.
Spesifikasi flash point minimum dari kerosin adalah 35
o
c
Beberapa karakteristik penting dari avtur antara lain:
Smoke point, nilai minimum yang diperbolehkan 20 mm
Flash point, nilai minimum yang diperbolehkan 38
o
c
Rentang pendidihan/distilasi dengan maksimum residu sebesar 1.5% vol.
Titik beku (freezing point): persyaratan penting lainnya adalah titik beku bahan bakar. Titik beku
dispesifikasi karena bahan bakar mengalami penurunan temperature (temperature rendah) pada
penerbangan tinggi sehingga dapat membeku. Titik beku maksimal yang diperbolehkan adalah -
50
0
C.
Electrical conductivity: menjadi syarat yang penting karena avtur sedapat mungkin tidak termuati
oleh listrik statis. Muatan listrik statis dapat menhyebabkan terjadinya ledakan ketika proses
pengisian bahan bakar melewati filter micron. Batas minimal electrical conductivity adalah 50 CU
(conductivity unit) dan batas maksimum 300 CU
Thermall stability: pada avtur diperlukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya pengendapan
pada tangki dan pipa-pipa bahan bakar. Thermal stability yang diizinkan untuk avtur adalah
maksimum 25 mmhg dengan metode filter pressure (differensial).

Salah satu sifat penting dari minyak diesel/solar yang menunjukkan performa mesin
diesel ketika menggunakan minyak diesel adalah cetane number. Dalam mesin diesel,
peletupan terjadi karena penyalaan mandiri minyak diesel panas yang disemprotkan ke
dalam silinder berisi udara panas bertekanan. Oleh karena itu, minyak diesel
diharapkan memiliki kecenderungan yang cukup kuat untuk menyala sendiri. Tolok ukur
kualitas ini adalah bilangan setana.
Suatu minyak diesel dikatakan memiliki bilangan setana S (0<S<100), jika unjuk kerja
minyak tersebut setara dengan unjuk kerja campuran S% volume n-setana (n-
heksadekana = n-c
16
h
34
) dengan (100-S)% volume n-metil naphtalena. N-setana
berunjuk kerja sangat baik dalam mesin diesel, karena langsung terbakar segera
setelah disemprotkan ke dalam silinder. Sedangkan n-metil naphtalena berunjuk kerja
sangat buruk dalam mesin diesel.
Minyak diesel untuk kendaraan bermotor yang biasanya disebut solar, memiliki
bilangan setana minimal 50. Sedangkan minyak diesel untuk kereta api umumnya
berbilangan setana lebih rendah (40-45).
Minyak pelumas berasal dari fraksi minyak bumi yang mempunyai titik didih tinggi
dengan viscousity index yang tinggi. Fraksi minyak bumi ini didapatkan dengan
menghilangkan komponen yang tidak diinginkan. Minyak pelumas dibuat untuk
berbagai macam penerapan. Oleh karena itu tidak mungkin untuk membuat suatu
produk yang universal untuk memenuhi semua kebutuhan. Minyak pelumas diformulasi
untuk berbagai penerapan khusus sehingga diperlukan berbagai jenis minyak pelumas.
Minyak pelumas dibagi menjadi tiga klasifikasi yaitu motor oli, industrial oil dan metal
working oil.
Motor oil digunakan di bawah kondisi berat terutama dalam mesin diesel
dan pesawat terbang. Motor oil dikenakan pada permukaan dalam
bentuk lapisan tipis yang member luas permukaan yang besar untuk
oksidasi. Minyak pelumas mempengaruhi pembentukan deposit dalam
ruang pembakaran sehingga mempengaruhi keperluan angka oktan
gasoline yang diperlukan oleh mesin. Keperluan oktan akan lebih rendah
jika komponen berat dihilangkan dari minyak pelumas.
Industrial oil dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis yaitu untuk
servis ringan, sedang dan berat. Minyak pelumas untuk servis ringan
digunakan untuk pelumasan bearing dalam mesin, prespranko dan
motor listrik. Minyak pelumas untuk servis sedang digunakan untuk
steam turbine yang beroperasi pada beban tinggi dan kecepatan
gesekan yang lebih tinggi. Minyak pelumas untuk servis berat digunakan
untuk pelumasan steel-mill roll-stand bearing dan gear yang keduanya
beroperasi pada beban tinggi.
Metal working oil berfungsi untuk mendinginkan peralatan dan
metal dalam mesin, dan mencegah pengelasan yang
dihasilkan oleh kontak antara metal dan metal.

Lilin adalah produk dari minyak bumi yang banyak mengandung senyawa hidrokarbon parafinik. Sifat penting
lilin adalah kualitas menyekat, kekuatan tarikm kelenturan, ketahanan moisture, dan block characteristic.
Kegunaan wax adalahuntuk bahan pembuatan lilin, korek api, mencegah karat, pelapis buah-buahan dan
sayuran, peralatan listrik dan komunikasi, dan lilin gigi.
Beberapa sifat penting dari lilin antara lain melting point, ash content, dan oil content.
Melting point: suhu lebur dari suatu zat. Pada lilin melting point yang dipersyaratkan antara 45-75
o
c.
Ash content: menunjukkan kadar abu yang dihasilkan setelah melalui proses pembakaran. Lilin yang baik
diharapkan memiliki ash content seminimal mungkin. Batasan maksimum ash content dalam lilin adalah
0,03%wt.
Oil content: menunjukkan kadar minyak yang masih tertinggal dalam lilin. Batasan maksimum oil content
dalam lilin untuk FRW (fully refined wax) adalah 0.25%wt dan 0,5%wt untuk industry candle.

Aspal merupakan produk berat dari minyak bumi yang merupakan bahan yang
kompleks dan harganya relative murah. Aspal diduga merupakan suatu koloid asfalten
dan resin dalam minyak. Aspal diproduksi dari bagian terberat minyak mentah tertentu
yang jumlahnya tergantung pada minyak mentah yang digunakan. Aspal yang berasal
dari minyak mentah aromatic sangat dipengaruhi oleh temperature. Aspal dari minyak
mentah parafinik sedikit dipengaruhi oleh tempetarur. Aspal yang diperoleh dari minyak
mentah naftenik berada diantara keduanya.
Residu dari operasi pengilangan minyak bumi terdiri dari cairan berat
bahan-bahan (residu) dan padatan (coke). Sifat terpenting minyak residu
adalah viskositas karena kesulitan penanganan dan atomisasi minyak
yang sangat pekat. Selain itu kandungan abu dan belerang juga penting
karena dapat menyerang tungku refraktori dan sudut-sudut turbin.
Petroleum coke digunakan dalam pembuatan elektroda, artificial
abrasive graphite, calcium carbide, dan sebagai bahan bakar metalurgi.
Bahan petrokimia dibuat dari bahan dasar olefinik dan BTX (benzene,
toluena dan xylene). Senyawa olefin dihasilkan dari perengkahan katalitis
dengan umpan fraksi gas oil sedangkan BTX dihasilkan dari reforming
katalitis nafta.
Produk-produk petrokimia turunan senyawa olefin adalah polietilen,
polipropilen, pvc, etilen glikol dan lain-lain. Produk-produk petrokimia
turunan BTX adalah PTA, DMT, PET, nilon, stiren, pthalic anhydrate, dan
lain-lain.

Mahfud.2012. Pengantar industri kimia. Surabaya: PT.Revka petra media
Http://goggle.Co.Id diakses pada tanggal 17 oktober 2013

Anda mungkin juga menyukai