NAMA : ASRIANI STAMBUK : L221 12 004 KELOMPOK : 3 (TIGA) ASISTEN :1. MUH. FAWZUL KABIIR 2. ARDI SYAM
LABORATORIUM AVERTEBRATA AIR JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Secara harfiah Aquaculture berasal dan kata aqua berarti culture berarti pemeliharaan atau budidaya. Maka pengertian akuakultur secara bebas adalah pemeliharaan biota (organisme) air yang digunakan untuk bahan makanan manusia. Menurut Stickney (1979) Aquaculture adalah pemeliharaan atau budidaya biota (organisme) air dalam perairan yang terkontrol maupun semi-terkontrol. Hal tersebut tidak terlepas dari kenyataan bahwa tidak seluruh kegiatan dan masukan budidaya dapat dikontrol manusia tetapi tergantung pada alam. Lingkungan perairan yang dimaksud meliputi air tawar, air asin (air laut) maupun air payau yaitu campuran air tawar dan air laut. Sementara biota air yang dipelihara mencakup hewan maupun tumbuhan air yang secara alami hidup dalam masing-masing jenis perairan tersebut. Tanah sebagai medium pertumbuhan tanaman berfungsi pula sebagai pemasok unsur hara, dan tanah secara alami memiliki tingkat ketahanan yang sangat beragam sebagai medium tumbuh tanaman (Malia, 2014). Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran sebagai penopang tumbuh tegaknya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan hara ke akar tanaman; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (baik berupa senyawa organik maupun anorganik sederhana dan unsur- unsur esensial, seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologis berfungsi sebagai habitat dari organisme tanah yang turut berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif bagi tanaman; yang ketiganya (fisik, kimiawi, dan biologi) secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman sayur-sayuran, tanaman hortikultura, tanaman obat-obatan, tanaman perkebunan, dan tanaman kehutanan (Madjid, 2007). Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang terlibat dan berada didalamnya (Madjid 2007).
Tujuan dan Kegunaan Tujuan Praktikum Bahan Organik adalah untuk mengetahui kadar normal bahan organik tanah yang baik di dalam tambak. Kegunaan Praktikum Bahan Organik adalah agar agar mahasiswa dapat mengetahui pengaruh atau dampak dari bahan organik di dalam tambak serta mengetahui kadar normal bahan organik dan sumber-sumbernya yang layak untuk proses budidaya.
II. TINJAUAN PUSTAKA Bahan organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan organik demikian berada dalam pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad mikro. Sebagai akibatnya bahan tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga harus selalu diperbaharui melalui penambahan sisa-sisa tanaman atau binatang (Lesman, 2013). Bahan organik berperan penting untuk menciptakan kesuburan tanah. Peranan bahan organik bagi tanah adalah dalam kaitannya dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisik, biologis, dan sifat kimia tanah. Bahan organik merupakan pembentuk granulasi dalam tanah dan sangat penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil. Melalui penambahan bahan organik, tanah yang tadinya berat menjadi berstruktur remah yang relatif lebih ringan. Pergerakan air secara vertikal atau infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih cepat sehingga aliran permukaan dan erosi diperkecil. Demikian pula dengan aerasi tanah yang menjadi lebih baik karena ruang pori tanah (porositas) bertambah akibat terbentuknya agregat (Lesman, 2013). Sumber bahan organik tanah dapat berasal dari sumber primer yaitu jaringan organik tanaman (flora) seperti daun, ranting dan cabang, batang, buah, dan akar. Sumber sekunder yaitu jaringan organik fauna yang dapat berupa kotorannya dan mikrofauna. Sumber lain dari luar yaitu pemberian pupuk organik berupa pupuk kandang, pupuk hijau, pupuk bokasi (kompos) dan pupuk hayati (Madjid, 2007). Proses dekomposisi bahan organik digolongkan menjadi 2, yaitu proses mineralisasi dan proses humifikasi. Proses mineralisasi terjadi terutama terhadap bahan organik dari senyawa-senyawa yang tidak resisten, seperti: selulosa, gula, dan protein. Proses akhir mineralisasi dihasilkan ion atau hara yang tersedia bagi tanaman. Proses humifikasi terjadi terhadap bahan organik dari senyawa- senyawa yang resisten, seperti: lignin, resin, minyak dan lemak. Proses akhir humifikasi dihasilkan humus yang lebih resisten terhadap proses dekomposisi (Madjid, 2007). Bahan organik tanah umumnya ditemukan di permukaan tanah. Jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3 5 % tetapi pengaruhnya terhadap sifat- sifat tanah dan pertumbuhan tanaman besar sekali. Adapun pengaruh bahan organik terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya terhadap pertumbuhan tanaman adalah Sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah, Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lain-lain, menambah kemampuan tanah untuk menahan air, menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara (Kapasitas Pertukaran Kation tanah menjadi lebih tinggi) dan sumber energi bagi mikroorganisme (Arsyad, 2014). Kandungan bahan organik dapat mempengaruhi kesuburan tambak, tetapi bila jumlahnya berlebihan dapat membahayakan kehidupan dan populasi ikan yang dipelihara. Mintardjo et .al (1985), telah memberikan angka-angka yang dapat digunakan untuk menentukan secara kuantitatif kandungan bahan organik di dalam tanah, yaitu kandungan bahan organik kurang dari 1,5 % tingkat kesuburannya rendah, kandungan bahan organik 1,6-3,5 % tingkat kesuburannya 19 sedang, dan kandungan bahan organik lebih dari 3,6 % tingkat kesuburannya tinggi (Talibin, 2012). Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan organik demikian berada dalam pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad mikro. Sebagai akibatnya bahan tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga harus selalu diperbaharui melalui penambahan sisa-sisa tanaman atau binatang.Bahan Organik merupakan salah satu konstituen tanah yang sangat penting untuk menjaga agar fungsi tanah dalam mendukung pertumbuhan tanaman tetap optimal. Hampir semua bentuk kehidupan di dalam tanah, juga sangat tergantung kepada bahan organik baik sebagai sumber energi maupun sebagai sumber nutrisi. Bahan organik di dalam ekosistem terdiri dari bahan organik yang berada di atas permukaan tanah dan yang berada di bawah permukaan tanah. Bahan organik yang berada di atas permukaan tanah biasanya terdapat dalam bentuk seresah (akumulasi residu tanaman/hewan) dan sebagian terdapat dalam bentuk yang sedang terdekomposisi. Bahan organik yang berada di bawah tanah umumnya telah menjadi bentuk sebagai senyawa humus (Lugito, 2012).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM Waktu dan Tempat Praktikum Bahan Organik Tanah dilaksanakan pada hari Jumat, 9 Mei 2014 Pukul 10.00-16.00 WITA di Laboratorium Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Jurusan perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam Praktikum Bahan Organik Tanah dapat dilihat pada tabel 1 dan 2 sebagai berikut : Tabel 1. Alat yang digunakan pada praktikum beserta fungsinya No Alat Fungsi 1 2 3 4 5 Labu Erlenmeyer Timbangan electric Gelas ukur Pipet tetes Lemari asam Tempat bahan sampel Menimbang berat sampel Mengukur larutan yang akan digunakan Mengambil Larutan Tempat melakukan percobaan
Tabel 2. Bahan yang digunakan pada praktikum beserta fungsinya No. Bahan Fungsi 1. Tanah Sampel 2. Larutan H 2 SO 4
3. Larutan K 2 C r2 O 7 4. Indikator barium disulfomat 5. Larutan blanko 6. Aquadest 7. Larutan FAS Bahan percobaan Larutan penguji Larutan penguji Larutan penguji Larutan penguji Bahan pengamatan Larutan penguji
Prosedur Kerja Prosedur kerja yang dilakukan yaitu mengambil 0,1 g tanah yang telah dihaluskan kemudian memasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL, lalu menambahkan 10 mL larutan K 2 C r2 O 7 dan menambahkan H 2 SO 4 pekat sebanyak 15 mL. Setelah itu mengencerkan 100-200 mL dengan menggunakan larutan blanko. Kemudian titrasi dengan larutan FAS 1 N, lalu menambahkan indicator barium disolfomat 1 mL dan mencatat berapa mL larutan FAS yang digunakan sampai terjadi perubahan warna. Kemudian menganalisa dengan menggunakan rumus berikut: (sampel) x N FAS x 0,39 %C = Berat sampel x 100% BO = 2 x %C
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil dari praktikum Bahan Organik Tanah dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut : Tabel 3 hasil praktikum Bahan Organik Tanah No Lokasi Kedalaman tanah Titrasi FAS Bahan organik tanah 1 Tengah Tambak 10 cm 1 ml 2,34 2 Pintu Pemasukan 10 cm 3 ml 1,56
Untuk Tengah Tambak kedalaman 10 cm % C = (sampel) x NFAS X 0,39 X 100 % Berat sampel % C = (3) X1 X 0,39 X 100 % 100 = 1,17 % BO = 2 x % C = 2 x 1,17 = 2,34 Untuk Pintu Pemasukan kedalaman 10 cm (Inlet) % C = (sampel) x NFAS X 0,39 X 100 % Berat sampel % C = ( 2 ) x 1 X 0,39 X 100 % 100 = 0,78 % BO = 2 x % C = 2 x 0,78 = 1,56 Pembahasan Menurut Mintardjo et .al (1985) dalam Riswan (2013), angka-angka yang dapat digunakan untuk menentukan secara kuantitatif kandungan bahan organik di dalam tanah, yaitukandungan bahan organik kurang dari 1,5% tingkat kesuburannya rendah, kandungan bahan organik 1,6-3,5% tingkat kesuburannyasedang, dan kandungan bahan organik lebih dari 3,6% tingkat kesuburannya tinggi. Hasil yang diperoleh pada praktikum ialah pada tengah tambak kedalaman 10 cm didapatkan kandungan bahan organic sebesar 2,34 % ini membuktikan bahwa pada tengah tambak ini kadar bahan organiknya termasuk dalam kandungan bahan organic rendah. Sedangkan pada pintu masuk tambak didapatkan kandungan bahan organic sebesar 1,56 %, data ini makin menguatkan bahwa pada tambak ini kandungan bahan organiknya rendah. Menurut Lesman (2013) Bahan organik umumnya ditemukan dipermukaan tanah. Jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3-5% tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Sekitar setengah dari kapasitas tukar kation berasal dari bahan organik. Ia merupakan sumber hara tanaman. Disamping itu bahan organik adalah sumber energi bagi sebagian besar organisme tanah. Dalam memainkan peranan tersebut bahan organik sangat ditentukan oleh sumber dan susunannya, oleh karena kelancaran dekomposisinya, serta hasil dari dekomposisi itu sendiri. Oleh karena itu pada tambak yang memiliki kandungan bahan organic rendah akan menghambat produktivitas tambak yang akan berdampak pada tidak optimalnya hasil yang di peroleh pada tambak ini.
V. PENUTUP Kesimpulan Hasil yang diperoleh pada praktikum ialah pada tengah tambak kedalaman 10 cm didapatkan kandungan bahan organic sebesar 2,34 % ini membuktikan bahwa pada tengah tambak ini kadar bahan organiknya termasuk dalam kandungan bahan organic rendah. Sedangkan pada pintu masuk tambak didapatkan kandungan bahan organic sebesar 1,56 %, data ini makin menguatkan bahwa pada tambak ini kandungan bahan organiknya rendah. Saran Laboratorium Sebaiknya peralatan dan alat kebersihanya di lengkapi Asisten 1. Muh.Fawzul Kabiir Untuk kakak, sebaiknya memberi kami format laporan sebelum mengerjakan laporan 2. Ardi Syam Untuk kakak, sebaiknya memberi kami format laporan sebelum mengerjakan laporan
DAFTAR PUSTAKA Arsyad. 2014. Bahan Organik. http://www.bahan-organik.html. Diakses pada rabu 15 Mei 2014 pukul 20.10 Wita. Makasar.
Lesman. 2013. Bahan Organik. Online pada http://www.lestarimandiri.org/ id/pupuk-organik/156-bahan-organik.html. Diakses pada rabu 15 Mei 2014 pukul 20.10 Wita. Makasar.
Lugito. 2012. Bahan Organik Tanah. Online pada http://lugitocenter.blogspot. com/2012/12/bahan-organik-tanah-laporan-dasar-dasar.html. Diakses pada rabu 15 Mei 2014 pukul 20.00 Wita. Makasar.
Malia, D dan Maharani, Y. 2014. Budidaya Ikan Di Kolam Tanah. Budidaya Perairan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Makasar.
Madjid. 2007. Bahan Organik. Online pada http://dianosauruss.blogspot. com/2012/01/laporan-dasar-dasar-ilmu-tanah.html. Diakses pada rabu 15 Mei 2014 pukul 20.05 Wita. Makasar.
Talibin, D. 2012. Bahan Organik dalam Tanah. http://expaindonesia.blogspot. com/2013/04/blog-post.html. Diakses pada senin 13 Mei 2014 pukul 20.05 Wita. Makasar.
Riswan. 2013. Bahan Organik dalam Tanah. http://expaindonesia.blogspot.com. Diakses pada senin 13 Mei 2014 pukul 21.05 Wita. Makasar.