Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. KURIKULUM BERDASAR STANDAR ISI 2006

Tahun 2006 merupakan tahun yang direncanakan akan disosialisasikannya pemberlakuan


Kurikulum Berdasar Standar Isi 2006. Dengan disosialisasikannya Kurikulum tersebut
diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik yang terampil dan memiliki standar
kompetensi tinggi sehingga menjadi warga negara yang profesional dan memiliki komitmen
kuat serta konsisten untuk membangun dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dalam persaingan global.
Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dang berdasarkan pada Pancasila dan
Konstitusi Negara Indonesia akan terwujud apabila dibelajarkan secara terus menerus dengan
mengedepankan peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta didik melalui
pemahaman penghayatan dan aplikasi dalam kehidupan di sekolah, keluarga dan masyarakat.
Dalam mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga negara sebagaimana tersebut
di atas, perlu diperhatikan beberapa aspek dalam rangka optimalisasi pembelajaran di
Sekolah Dasar dengan mewujudkan pembelajaran yang terpadu. Aspek yang dimaksud antara
lain:
 Aspek perkembangan peserta didik dalam hal fisik, intelektual, pribadi,
lingkungan dan sosial, emosional serta moralnya.
 Kesiapan guru sebagai penerjemah dan perancang kurikulum.
 Iklim belajar bergeser dari instruksional ke transaksional.
 Target kompetensi yang akan dicapai.
 Sarana dan prasana pendidikan.

B. KONSEP DASAR PEMBELAJARAN TERPADU

Struktur Program Kurikulum SD dan MI memuat jumlah dan jenis mata pelajaran yang
ditempuh dalam satu periode belajar selama 6 tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI.
Khusus untuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah Kelas I, II, dan III disebutkan
menggunakan PENDEKATAN TEMATIK yang disajikan 26/27/28 Jam pelajaran per
minggu. Pembagian dan pengaturan waktu per harinya diserahkan kepada Guru untuk
mengaturnya. Alokasi waktu total yang disediakan sebanyak 26/27/28 jam tersebut,
daerah/sekolah dapat menambah alokasi waktu total atau mengubah alokasi waktu mata
pelajaran sesuai dengan kebutuhan sekolah, Madrasah atau daerah yang bersangkutan.
Penyajian pembelajaran dilaksanakan secara terpadu antara mata pelajaran yang satu
dengan mata pelajaran yang lain (Agama, Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan &
Pengetahuan Sosial, Matematika, Pendidikan Jasmani, Kertakes, Pengetahuan Alam/Sains)
dengan pertimbangan dapat dipadukan indikatornya. Alokasi waktu sebanyak 26/27/28 jam
pelajaran dapat diatur dengan bobot berkisar (a) 15 % untuk Agama (b) 50% untuk
Membaca dan Menulis Permulaan serta Berhitung dan (c) 35 % untuk Pengetahuan
Alam/Sains, Pendidikan Kewarganegaraan dan Pengetahuan Sosial, Kerajinan Tangan dan
Kesenian dan Pendidikan Jasmani. Apabila dari indikator yang ada ternyata tidak dapat
dibelajarkan secara terpadu, maka guru kelas dapat membelajarkan dengan jam tersendiri
atau oleh guru lain (misalnya guru Agama dan atau guru Pendidikan Jasmani).

i
BAB II
CARA PENYAJIAN PEMBELAJARAN TERPADU

Dalam menyajikan Pembelajaran Terpadu, sepenuhnya diserahkan kepada guru yang


akan mengatur alokasi waktu per minggunya. Dalam arti indikator dari mata pelajaran apa
saja yang akan disajikan terlebih dahulu tergantung kepada situasi dan kondisi siswa, guru
yang bersangkutan. Misalnya pada hari pertama siswa masuk sekolah, mungkin guru masih
dapat memadukan mata pelajaran Bahasa, Pendidikan Kewarganegaraan & Pengetahuan
Sosial saja. Kemudian pada hari keempat atau seterusnya barulah dapat menambah dengan
memadukan mata pelajaran Kertakes, Matematika dan Penjas, dan seterusnya. Pada
prinsipnya cara penyajian Pembelajaran Terpadu ini adalah menyajikan sejumlah mata
pelajaran dalam setiap kali pertemuan (tatap muka sehari) tetapi tidak perlu dipaksakan untuk
harus selalu meliputi 7 mata pelajaran secara lengkap dalam sehari, melainkan disesuaikan
indikator mana yang dapat terpadu.
Di dalam buku ini disajikan contoh pembuatan dan penyajian pembelajaran secara
terpadu (dapat dilihat dalam kolom keempat tentang Langkah Pembelajarannya). Urutan
penulisan di dalam kolom Kompetensi Dasar, Hasil Belajar dan Indikator bukanlah
merupakan urutan sajian, melainkan hanya urutan penempatan saja. Sedangkan penyajian
pembelajarannya diambil secara acak dari sejumlah mata pelajaran yang mengambil indikator
mana yang cocok/sesuai untuk dibelajarkan selama satu hari dan seterusnya.

ii
BAB III
SILABUS PEMBELAJARAN TERPADU

Pengembangan silabus dimaksudkan untuk menjawab ketentuan dalam mengoptimalkan


pembelajaran. Penyusunan silabus mengacu pada perangkat komponen-komponen dalam
Kurikulum Berdasar Standar Isi 2006 yang disusun oleh Pusat Kurikulum Departemen
Pendidikan Nasional. Daerah dan atau sekolah yang mempunyai kemampuan mandiri dapat
menyusun silabus sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya setelah mendapat persetujuan dari
Dinas Pendidikan setempat (Propinsi, Kabupaten/Kota) Dinas Pendidikan setempat dapat
mengkoordinasikan sekolah-sekolah yang belum mempunyai kemampuan mandiri untuk
menyusun silabus.
Penyusunan silabus dapat dilakukan dengan melibatkan para ahli atau instansi yang
relevan di daerah setempat seperti tokoh masyarakat, instansi pemerintah, instansi swasta
termasuk perusahaan dan industri atau perguruan tinggi setempat.
Silabus ini merupakan contoh, bagaimana cara menyusun Silabus. Guru diharapkan dapat
mengembangkannya sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah. Dan silabus yang disajikan
di dalam buku ini mengacu pada Buku Pembelajaran Terpadu dengan Pendekatan
Tematik untuk masing-masing kelas yang merupakan satu kesatuan dengan buku tersebut.

iii

Anda mungkin juga menyukai