Anda di halaman 1dari 6

8.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
a. Pemeriksaan radiologis menyatakan adanya segitiga codman dan destruksi tulang.
b. CT scan dada untuk melihat adanya penyebaran ke paru-paru.
c. Biopsi terbuka menentukan jenis malignansi tumor tulang, meliputi tindakan insisi,
eksisi, biopsi jarum, dan lesi- lesi yang dicurigai.
d. Skening tulang untuk melihat penyebaran tumor.
e. Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan adanya peningkatan alkalin fosfatase.
f. !" digunakan untuk menentukan distribusi tumor pada tulang dan penyebaran pada
jaringan lunak sekitarnya.
g. Scintigrafi untuk dapat dilakukan mendeteksi adanya #skip lesion$, % !asjad. &''().
9. DIAGNOSA BANDING
a. *esi tulang infeksiosa terutama karena sifilis.
b. +eoplasma tulang yang lain seperti khondrosarkoma
c. Tumor sel datia atau defosit metastasis karsinomatosa pada tulang dari tumor primer.
10. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan tergantung pada tipe dan fase dari tumor tersebut saat didiagnosis.
Tujuan penatalaksanaan secara umum meliputi pengangkatan tumor, pencegahan
amputasi jika memungkinkan dan pemeliharaan fungsi secara maksimal dari anggota
tubuh atau ekstremitas yang sakit. Penatalaksanaan meliputi pembedahan, kemoterapi,
radioterapi, atau terapi kombinasi. ,steosarkoma biasanya ditangani dengan pembedahan
dan - atau radiasi dan kemoterapi. Protokol kemoterapi yang digunakan biasanya meliputi
adriamycin %doksorubisin) cytoksan dosis tinggi %siklofosfamid) atau metrote.ate dosis
tinggi %T/) dengan leuko0orin. 1gen ini mungkin digunakan secara tersendiri atau
dalam kombinasi.
Bila terdapat hiperkalsemia, penanganan meliputi hidrasi dengan pemberian cairan
normal intra0ena, diurelika, mobilisasi dan obat-obatan seperti fosfat, mitramisin,
kalsitonin atau kortikosteroid. % 2ale. 3444: &56 ).
b. Tindakan kepera7atan
3) anajemen nyeri
Teknik manajemen nyeri secara psikologik %teknik relaksasi napas dalam,
0isualisasi, dan bimbingan imajinasi) dan farmakologi %pemberian analgetika).
&) engajarkan mekanisme koping yang efektif
oti0asi klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan mereka, dan berikan
dukungan secara moril serta anjurkan keluarga untuk berkonsultasi ke ahli psikologi atau
rohania7an.
() emberikan nutrisi yang adekuat
Berkurangnya nafsu makan, mual, muntah sering terjadi sebagai efek samping
kemoterapi dan radiasi, sehingga perlu diberikan nutrisi yang adekuat. 1ntiemetika dan
teknik relaksasi dapat mengurangi reaksi gastrointestinal. Pemberian nutrisi parenteral
dapat dilakukan sesuai dengan indikasi dokter.
5) Pendidikan kesehatan
Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang kemungkinan
terjadinya komplikasi, program terapi, dan teknik pera7atan luka di rumah. %Smelt8er.
&''3: &(6' ).
6) 9ika diperlukan traksi, Prinsip Pera7atan Traksi
a) Berikan tindakan kenyamanan % contoh: sering ubah posisi, pijatan punggung ) dan
akti0itas terapeutik.
b) Berikan obat sesuai indikasi contoh analgesik relaksan otot.
c) Berikan pemanasan lokal sesuai indikasi.
d) Beri penguatan pada balutan a7al - pengganti sesuai dengan indikasi, gunakan teknik
aseptic dengan tepat.
e) Pertahankan linen klien tetap kering, bebas keriput.
f) 1njurkan klien menggunakan pakaian katun longgar.
g) :orong klien untuk menggunakan manajemen stress, contoh: bimbingan imajinasi, nafas
dalam.
h) ;aji derajat imobilisasi yang dihasilkan
i) "dentifikasi tanda atau gejala yang memerlukan e0aluasi medik, contoh: edema, eritema.
Tujuan dari penatalaksanaan adalah untuk menghancurkan atau mengankat
jaringan maligna dengan menggunakan metode yang seefektif mungkin.
Secara umum penatalaksanaan osteosarkoma ada dua, yaitu:
a. Pada pengangkatan tumor dengan pembedahan biasanya diperlukan tindakan amputasi
pada ekstrimitas yang terkena, dengan garis amputasi yang memanjang melalui tulang
atau sendi di atas tumor untuk control lokal terhadap lesi primer. Beberapa pusat
pera7atan kini memperkenalkan reseksi lokal tulang tanpa amputasi dengan
menggunakan prosthetik metal atau allograft untuk mendukung kembali penempatan
tulang-tulang.
b. ;emoterapi
,bat yang digunakan termasuk dosis tinggi metotreksat yang dila7an dengan factor
citro0orum, adriamisin, siklifosfamid, dan 0inkristin.
11. KOMPLIKASI
a. 1kibat langsung : Patah tulang
b. 1kibat tidak langsung : Penurunan berat badan, anemia, penurunan kekebalan tubuh
c. 1kibat pengobatan : 2angguan saraf tepi, penurunan kadar sel darah, kebotakan pada
kemoterapi.
12. PROGNOSA
Prognosa jelek, hanya kira-kira seperlima atau kurang dari 3' persen yang kasus
yang mempunyai harapan hidup - bertahan sampai - lebih dari 6 tahun
Pemeriksaa !isik Pa"a M#sk#$%ske$e&a$
PEMERIKSAAN MUSKULOSKELETAL
T#'#a(
- <ntuk memperoleh data dasar tentang otot, tulang dan persendian
- <ntuk mengetahui mobilitas, kekuatan otot, dan gangguan-gangguan pada daerah
tertentu.
Ti"akka(
a. uskuluskeletal-otot
"nspeksi mengenai ukuran dan adanya atrofi dan hipertrofi %ukur dan catat jika ada
perbedaan dengan meteran)
Palpasi pada otot istirahat dan pada saat otot kontraksi untuk mengetahui adanya
kelemahan dan kontraksi tiba-tiba
*akukan uji kekuatan otot dengan menyuruh pasien menarik atau mendorong tangan
pemeriksa dan bandingkan tangan ka.ki
1mati kekuatan suatu otot dengan memberi penahanan pada anggota gerak atas dan
ba7ah, suruh pasien menahan tangan atau kaki sementara pemeriksa menariknya dari
yang lemah sampai yang terkuat amati apakah pasien bisa menahan.
). TULANG*OSTIUM(
- 1mati kenormalan dan abnormalan susunan tulang
- Palpasi untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan pembengkakkan
+. PERSENDIAAN*ARTI,ULASI(
- "nspeksi semua persendian untuk mengetahui adanya kelainan sendi.
- Palpasi persendian apakah ada nyeri tekan
- ;aji range of mosion-rentang gerak %abduksi-aduksi, rotasi, fleksi-ekstensi, dll)
&. Pemeriksaan rentang gerak sendi
Pada pemeriksaan tentang rentang gerak sendi, pertama buatlah tiap sendi
mencapai rentang gerak normal yang penuh kemudian bandingkan
keselarasan sendi pada kedua sisi tubuh.
Selanjutnya uji kedua rentang gerak aktif dan pasif untuk masing-masing
kelompok sendi otot mayor yang berhubungan .melakukan uji rentang
luas sehingga gerakan kelompok otot bebas tidak terhambat,jangan paksa
sendi bergerak kearah posisi yang menyakitkan .
Pada saat melakukan uji rentang gerak sendi lakukan pemerikasaan baik
secara inspeksi maupun palpasi terhadap rentang gerak. Pertimbangkan :
- :epormitas
- ;ondisi jaringan sekitar
- ;ekakuan
- ;etidakstabilan gerak sendi
- 1danya rasa sakit atau nyeri
- ;repitasi
- +odul
Bila sendi terlihat bengkak atau adanya inplamasi maka obser0asi
kehangatan kulit sekitar sendi tersebut. Pada saat pengukuran rentang
gerak sendi secara pasif klien harus dalam keadaan rileks untuk
memungkinkan gerak sendi pasif sampai akhir gerak sendi terasa. Bela
diduga terjadi penurunan gerak sendi maka guanakan goniometer untuk
pengukuran yang tepat mengenai derajat gerakan caranya:
<kur sudut sendi sebelum gerak sendi secara penuh
<kur sendi setelah sendi sejauh mungkin
Bandingkan hasilnya dengan derajat normal gerakan sendi.
=asil normal
3. Sendi harus bebas dari kekakuan, ketidak stabilan, pembengkakan atau
inflamasi
&. Bila dilakukan penekanan pada tulang dan otot harus adanya
ketidaknyamanan pada daerah yang di tekan
(. !entang gerakan dengan gerakan aktif dan pasif harus setara untuk
masing-masing sendi dan di antara sendi-sendi kontra lateral
5. Sendi normal bias bergerak bebas tanpa ada rasa sakit atau krepitasi

Anda mungkin juga menyukai