Anda di halaman 1dari 2

BAB III

METODOLOGI

A. ALAT DAN BAHAN
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah peralatan gelas yang umum dipakai
pada penelitian kimia organik bahan alam, seperangkat alat destilasi pelarut, rotary evaporator
Heidolp WB 2000, oven, pipa kapiler, plat KLT (silika gel 60 F 254), kolom kromatografi, oven,
lampu ultraviolet untuk pengungkap noda model UV GL 58 UV 254 nm, fisher jhon melting
point apparatus, spektroskopi ultra violet UV-Vis Secomam S 1000 PC, spektroskopi infra merah
FTIR Perkin Elmer 1600 series, dan spektroskopi JEOL 600 MHz JNM-ECA (13C-NMR, 1H-
NMR , DEPT dan NMR-2 D).
Bahan yang digunakan adalah kulit batang dari tumbuhan kecapi, heksana, etil asetat,
metanol, silika gel 60 Art 77733 keluaran Merck, pereaksi Meyer, pereaksi Liebermann-Burchad,
sianoda test, kertas saring Whatman, aluminium foil, dan tisu

B. CARA KERJA
Kulit batang tumbuhan kecapi (10 kg) terlebih dahulu dikering anginkan dan dijaga agar
tidak terkena sinar matahari secara langsung sampai beratnya konstan. Setelah kering, kulit
batang dihaluskan hingga diperoleh serbuk kering (2,9 kg) dan siap untuk diekstraksi.
Serbuk kering kulit batang kecapi yang telah dikering anginkan sebanyak 2,5 kg
dimaserasi dengan 10 L heksana selama tiga hari. Hasil maserasi disaring dan maserasi diulangi
sampai 4 kali atau sampai warna coklat dari filtrat mulai memudar. Semua filtrat digabung dan
dipekatkan dengan penguap vakum (rotary evaporator) pada suhu 40C sehingga diperoleh
ekstrak kering heksana sebanyak 38 g. Ampas dimaserasi kembali dengan etil asetat selama tiga
hari. Maserasi dilakukan sampai 4 kali atau warna coklat kekuningannya mulai memudar. Semua
filtrat digabung dan dipekatkan dengan penguap vakum (rotary evaporator) pada suhu 40C
rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak kering etil asetat sebanyak 102 g.
Untuk memisahkan senyawa-senyawa yang ada dalam ekstrak kental etil asetat dilakukan
dengan menggunakan kromatografi kolom gravitasi dengan menggunakan kolom berdiameter
3,5 cm dan tinggi 60 cm. Kolom diisi dengan fasa diam silika gel 60 GF254 ukuran 40-63 m
(230-400 mesh) sebanyak 125 g, sehingga ketinggian silika mencapai lebih kurang 35 cm.
Ekstrak kering etil asetat yang akan dipisahkan sebanyak 15 g dilakukan preadsorpsi dan
dimasukkan ke dalam kolom. Selanjutnya dielusi (masing-masing 200 mL) dengan metode SGP
(Step Gradient Polarity) yaitu metoda elusi dimana pelarut ditingkatkan kepolarannya secara
bertahap dalam berbagai perbandingan, menggunakan pelarut heksan, perbandingan heksana-etil
asetat, perbandingan etil asetat-metanol, sampai metanol 100%. Hasil kolom yang keluar
ditampung dalam vial yang telah diberi nomor hingga mencapai 485 vial.
Setelah diuapkan pelarutnya pada suhu kamar, kristal putih kekuningan kemudian dicuci
dengan heksana dan diperoleh kristal putih mengkilat yang larut baik dalam etil asetat. Senyawa
yang diperoleh dilakukan uji tingkat kemurniannya dengan cara dilakukan pengelusian dengan
berbagai tingkat kepolaran eluen, dan dilakukan juga pengelusian berulang-ulang terhadap
senyawa hasil isolasi, tetap menghasilkan noda tunggal. Selanjutnya juga dilakukan analisis titik
leleh

Anda mungkin juga menyukai