1.1 Latar belakang Perkembangan dunia memasuki era globalisasi memberikan dampak bagi perkembangan teknologi yang semakin canggih dan efisien. Globalisasi tidak hanya berdampak bagi perkembangan teknologi melainkan ikut memberikan dampak bagi tenaga kerja Indonesia yang harus bersaing tidak hanya tenaga kerja dalam negeri melainkan dari berbagai negara. Pertumbuhan ekonomi yang meningkatkan lapangan kerja bagi calon tenaga kerja. Go (2013) mengatakan bahwa setiap kenaikan satu persen pertumbuhan ekonomi akan membuka lapangan kerja sekitar 400.000 orang dan pertumbuhan ekonomi harus disertai dengan memanfaatkan calon tenaga kerja yang produktif dan memiliki kerterampilan kerja yang sesuai dengan kebutuhan kerja. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Yuliana (n.d) bahwa sumber daya manusia yang memiliki berbagai kemampuan dapat mengembangkan dirinya menjadi pribadi yang tangguh sehingga dapat menghadapi tantangan yang kompleks dalam dunia kerja. Go (2013) menambahkan bahwa tenaga kerja yang memiliki keterampilan, pengetahuan, kesehatan, serta etos kerja akan meningkatkan produktivitas dirinya sehingga dapat digunakan dalam menghadapi permasalahan di dunia kerja. Badan Pusat Statistik (BPS) menemukan bahwa terjadi penurunan angkatan kerja di Indonesia sebesar 2 juta orang jika dibandingkan pada pada bulan Agustus sejumlah 117,4 juta orang dengan bulan Februari 2011 sebesar 119,4 juta orang (Badan Pusat Statistik, 2011). Badan Pusat Statistik (BPS) menemukan tingkat penggangguran di Indonesia mencapai 6.56 persen atau sekitar 850 ribu orang. Angkatan tenaga kerja Indonesia pada bulan Februari 2013 mencapai 121.2 juta tenaga kerja, dimana terbagi dalam beberapa tingkatan, yaitu tingkat SD (sekolah dasar) kebawah sebanyak 54,6 juta orang (46,90 %) dan SMP (Sekolah Menengah Pertama) sebanyak 20,3 juta (17,80 %); Menengah atas yaitu SMA/SMK mencapai 27,1 juta orang (24,52 %); berpendidikan tinggi yaitu diploma 3,2 juta orang (2,82 %) dan universitas mencapai 8,0 juta orang (6,96 %). Tingginya keluhan pengguna tenaga kerja kepada tenaga kerja Indonesia mengenai kinerja yang rendah menghadapi tantangan yang kompleks, kemampuan KOMPETENSI MAHASISWA 2 UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA dalam beradaptasi dalam sistem kerja, dan kemampuan komunikasi lisan maupun tulisan formal (Khayati, 2009). Hal ini sejalan dengan Sudji (n. d) mengatakan bahwa tenaga kerja Indonesia tidak dapat bersaing dengan tenaga kerja dari negara lain dikarenakan faktor daya saing tenaga kerja Indonesia yang rendah. Sudji (n. d) mengatakan bahwa tenaga kerja dituntut untuk mengikuti perkembangan dunia dengan mengintergrasikan pengetahuan dan mengaplikasikan pengetahuan untuk menghadapi permasalahan di dunia kerja. Sebuah survey yang dilakukan oleh NACE (National Association of Collage and Employers) pada tahun 2011 menunjukkan terdapat lima keahlian kerja soft skills yaitu kemampuan bekerja dalam tim, komunikasi verbal, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan memperoleh dan mengolah informasi, kemampuan untuk membuat rencana dan membuat prioritas (Koncz, 2011). Perubahan tidak hanya diresponi oleh calon tenaga kerja itu sendiri, melainkan perguruan tinggi dan pemerintah dengan tujuan membentuk calon- calon tenaga kerja yang berkualitas yang tidak hanya ahli dalam merancang melainkan dapat merealisasikan apa yang dirancang (Khayati, 2009). Pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan untuk pengembangan kebijakan untuk pengembangan kemampuan soft skills di perguruan tinggi merupakan suatu respon yang membuat perubahan arah pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki banyak kemampuan dan dapat mengembangkan potensi dalam dirinya secara maksimal (Utama, Suprapati, Wartini, & Widyatmika, 2009). Pengembangan kompetensi diharapkan lulusan perguruan tinggi dapat menintergrasikan pengetahuan dan keterampilan terapan secara menyeluruh sehingga dapat menyelesaikan permasalah yang kompleks di dunia kerja (Evers et al, 1998). Kompetensi adalah kombinasi dari pengetahuan, kemampuan, dan karakteristik yang dibutuhkan dalam pekerjaan (DIKTI, 2012). Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) telah memulai mengembangkan kompetensi secara khusus dalam hal soft skills sejak tahun 2009. Program soft skills di UKRIDA bernama Being Transformed Ukridian (BTU). Program BTU diharapkan dapat membawa perkembangan yang secara terus menerus untuk membentuk kepribadian mahasiswa yang unggul (Panduan Manual Softskills, 2013). Mekanisme program tersebut mewajibkan mahasiswa untuk mengumpulkan 100 poin dengan mengikuti tema program di setiap tahunnya. . Tema kompetensi UKRIDA yang mengadopsi tema Evers et al adalah pada tahun pertama mahasiswa diberikan tema KOMPETENSI MAHASISWA 3 UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA managing self, tahun kedua communicating, tahun ketiga managing people and task, dan tahun keempat mobilizing innovation and change. Penerapan program soft skills di UKRIDA direalisasikan dengan seminar, workshop, kompetisi, pelatihan public speaking, kegiatan kepemimpinan, dan kegiatan pelayanan masyarakat. Teori yang digunakan penelitian ini adalah teori kompetensi The Bases of Competence dari Evers, Rush, dan Berdrow (1998). The Bases of Competence terdiri dari managing self (mengelola diri), communicating (komunikasi), managing people and task (mengelola orang dan tugas), dan mobilizing innovation and change (mobilasi inovasi dan perubahan) (Evers et al., 1998). Empat kompetensi dalam The Bases of Competence saling berintergrasi antara kegunaan pengelolaan klasikal dengan kontemporer sehingga membentuk tenaga kerja yang dapat beradaptasi dengan sistem kerja, inovasi dalam menyelesaikan masalah yang kompleks, dapat bekerja sama dalam kelompok, dan mampu menerapkan tidak hanya sebatas menciptakan desain kerja (Evers et al., 1998). Penelitian Evers et al (1998) menggunakan pendekatan the bases of competence yang berlandaskan pada penelitian Making the match (MTM) oleh Corporate higher education forum di Kanada. Penelitian Evers et al (1998) mengukur kompetensi sekitar 816 mahasiswa dari lima perguruan tinggi di Ontario, 794 lulusan perguruan tinggi yang bekerja di dua puluh perusahaan dan dari lima tingkatan perkembangan yaitu early university, student early in the program, pregraduate, job entrant, job change, dan stabilized pada tahun pertama hingga tahun ketiga. Pengukuran kompetensi mahasiswa sebelumnya oleh Evers, dilakukan kembali dalam penelitian Garey dan Selly (2012) yang mengukur kompetensi mahasiswa 2011 di tahun pertama perkuliahan di Universitas Kristen Krida Wacana. Hasil penelitian dari Garey dan Selly (2012) menunjukkan bahwa kompetensi mobilisasi, inovasi dan perubahan, serta kompetensi orang dan tugas lebih tinggi dibandingkan mengelola diri dan komunikasi. Hasil penelitian Garey dan Selly (2012) konsisten dengan penelitian dari Evers et. al., (1998). Penelitian ini melanjutkan penelitian evans dan Selly (2012) yang mengukur kompetensi mahasiswa di UKRIDA di tahun ketiga. Bagaimana pola kompetensi pada mahasiswa di UKRIDA di tahun ketiga? Maka dari itu peneliti ingin mengukur kompetensi mahasiswa apakah konsisten dengan kompetensi di tahun pertama.
KOMPETENSI MAHASISWA 4 UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA 1.2 Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kompetensi mahasiswa UKRIDA angkatan 2011 pada tahun ketiga.
1.3 Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Pola pengembangan program kompetensi soft skills UKRIDA ditinjau dari peningkatan kompetensi dari tahun pertama hingga tahun ketiga sehingga membentuk lulusan yang semakin berkualitas sesuai dengan peningkatan kualitas pengembangan program soft skills. 2. Dapat memberikan sumbangan bagi psikologi perkembangan dan psikologi pendidikan dalam hal pengembangan program kompetensi soft skills.
KOMPETENSI MAHASISWA 5 UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 The Bases of Competence 2.1.1 Definisi Evers et al (1998) mengemukakan sebuah teori yang menjelaskan bahwa pentingnya kompetesi yang dimiliki seorang mahasiswa yang akan bekerja di dunia pekerjaan. Kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh calon tenaga kerja yaitu komunikasi, kerja sama tim, kemampuan pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. Teori kompetensi The Bases of Competence memiliki empat kompetensi yaitu: (1). Managing self atau mengelola diri, (2). Communicating atau komunikasi, (3). Managing People and Task atau mengelola orang dan tugas, dan (4). Mobilizing Innovation and Change atau memobilisasi inovasi dan perubahan. Evers, Rush, & Berdrow (1998) mengatakan bahwa keempat kompetensi merupakan suatu integrsi antara fungsi manajerial klasikal dengan kontemporer yang terdapat pada tenaga kerja yang bekerja di perusahaan dan organisasi yang tinggi.
2.1.2 Dimensi The Bases of Competence The Bases of Competence (Evers et al, 1998) terdiri dari empat kompetensi, yaitu: (1). Managing self atau mengelola diri, (2). Communicating atau komunikasi, (3). Managing People and Task atau mengelola orang dan tugas, dan (4). Mobilizing Innovation and Change atau memobilisasi inovasi dan perubahan. Managing self atau mengelola diri, adalah kompetensi yang mengembangkan tingkah laku sehari-hari dengan tujuan memaksimalkan kemampuan seseorang untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda. Kemampuan yang diukur antara lain: (1). Belajar adalah suatu kemampuan untuk memperoleh informasi dan mengembangkan potensi diri, (2). Pengelolaan diri dan waktu adalah kemampuan untuk mengatur bagaimana memprioritaskan tugas yang harus dikerjakan terlebih dahulu dan menyelesaikan tugas tersebut sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, (3). Kekuatan pribadi adalah berbagai tingkah laku yang dilakukan individu untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul di pekerjaan sehari-hari, (4). Pemecahan masalah yaitu kemampuan untuk mencari solusi dalam menentukan suatu permasalahan yang timbul secara individu maupun secara kelompok. KOMPETENSI MAHASISWA 6 UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA Communicating atau komunikasi, adalah kompetensi untuk berinteraksi dua arah antara individu dengan individu lain atau individu dengan kelompok secara efektif untuk mengumpulkan, mengintegrasikan, dan merangkai informasi dalam bentuk verbal maupun tulisan. Kemampuan yang diukur antara lain: (1). Interpersonal yaitu kemampuan untuk bekerja baik dengan orang lain seperti atasan, teman, maupun bawahan dan dapat memahami kebutuhan yang ada dan dapat mengembangkan rasa simpati dengan orang lain, (2). Mendengarkan yakni kemampuan untuk memperhatikan dan merespon ketika orang lain berbicara dan terhadap komentar orang lain dalam percakapan, (3). Komunikasi oral yaitu kemampuan untuk memberikan informasi secara verbal seperti presentasi, (4). Komunikasi tertulis yaitu kemampuan menulis secara formal maupun non formal secara efektif dan mampu berkomunikasi dalam bisnis. Managing People and Task atau mengelola orang dan tugas, adalah kompetensi bagaimana mahasiswa untuk menyelesaikan tugas suatu masalah dengan merencanakan, mengelola, mengkoordinasi, dan mengendalikan baik orang maupun sumber daya yang tersedia. Kemampuan yang diukur antara lain: (1). Koordinasi adalah kemampuan untuk mengatur pekerjaan teman sebaya dan bawahan dan mendorong hubungan positif dalam kelompok, (2). Pengambilan keputusan adalah kemampuan untuk membuat keputusan dengan dasar pemikiran yang berjangka panjang dan berjangka pendek, (3). Kepemimpinan adalah kemampuan untuk memberikan arahan dan bimbingan untuk orang lain. Kompetensi ini diharapkan dapat memberikan motivasi kerja kepada teman kerja yang lain., (4). Mengelola konflik yakni kemampuan untuk mengenali sumber konflik antara lain diri sendiri, dan orang lain. Mobilizing Innovation and Change atau memobilisasi inovasi dan perubahan adalah kompetensi mahasiswa untuk mengkonseptualisasi serta bagaimana cara mereka untuk mengelola perubahan. Kemampuan yang diukur diantaranya: (1). Kemampuan untuk mengkonseptualisasi yakni kemampuan mengkombinasikan informasi yang relevan dari sejumlah sumber, serta mengintergrasikan informasi yang lebih luas, dan dapat menerapkan informasi yang diperoleh, (2). Kreativitas/inovasi/perubahan yakni kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan, (3). Pengambilan resiko yaitu kemampuan untuk mengambil resiko dalam pekerjaan dengan mengenali suatu cara alternatif untuk mencapai tujuan, (4). Visioning yaitu kemampuan untuk mengkonseptualisasi masa depan. KOMPETENSI MAHASISWA 7 UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
2.2 Kompetensi mahasiswa Mahasiswa adalah sebutan akademis untuk siswa yang telah menempuh pendidikan tertentu (Parapat, 2010). Bobbi de Porter mendefinisikan mahasiswa yaitu terdiri dari maha yang berarti tinggi dan siswa yang berarti subyek pembelajaran, beliau juga mengatakan bahwa dari segi bahasa mahasiswa dapat diartikan sebagai pelajar yang tinggi atau seseorang yang menempuh ilmu di perguruan tinggi/universitas (dalam Parapat, 2010). Kompetensi adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan yang berdasarkan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja (Dikti, 2011). Peneliti menyimpulkan bahwa kompetensi mahasiswa adalah kemampuan berupa pengetahuan, keterampila, dan sikap kerja yang dimiliki siswa yang menempuh pendidikan tertentu.
2.2.1 Dimensi kompetensi mahasiswa Kompetensi mahasiswa (Sutardi & Budiasih, 2010) terdiri dari knowledge atau pengetahuan, skill atau kemampuan, dan attitude atau sikap. Knowledge atau pengetahuan adalah dasar yang harus dimiliki oleh mahasiswa. Pengetahuan dasar yang harus dimiliki yaitu (1) mengetahui landasan atau sumber materi pelajaran (2) setelah mengetahui sumber materi yang digunakan mahasiswa juga dituntut untuk memahami sistem perkuliahan. Transisi dari sistem sekolah dengan sistem kuliah menuntut mahasiswa harus mempelajari karena terdapat perbedaan yang signifikan dari segi sistem pengajaran yang tenaga pengajar/dosen tidak akan menuntut anak-anak untuk mengerjakan tugas dan mahasiswa dituntut untuk lebih aktif, dan sistem waktu pemberian materi yang berbeda dengan sekolah yang mahasiswa hanya datang kuliah dengan jadwal kuliah. (3) Mengetahui cara bagaimana belajar yang efektif dan efisien. Mahasiswa diharapkan memahami bagaimana cara belajar dengan cara auditori, visual,atau kinestetik untuk memudahkan mahasiswa dalam belajar. (4) Mengetahui untuk apa belajar di perguruan tinggi. Perlunya mahasiswa untuk memahami alasan untuk menempuh kegiatan belajar di perguruan tinggi apakah diperguruan tinggi lebih dapat memberikan pengetahuan yang dibutuhkan dibandingkan dengan institusi lain. (5) KOMPETENSI MAHASISWA 8 UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA Mengetahui kegunaan ilmu pengetahuan yang di peroleh. Ketika mahasiswa mendapatkan pengetahuan yang diinginkan, tahap selanjutnya bagaimana mahasiswa menggunakan pengetahuan yang dimilikinya apakah untuk digunakan dalam dunia kerja ataupun digunakan untuk hal yang lain. Skill atau kemampuan yang harus dimiliki mahasiswa adalah (1) Kemampuan bagaimana mahasiswa berbicara dan presentasi di depan umum. (2) Kemampuan bagaimana mahasiswa mendengarkan arahan sehingga dapat berguna ketika di dunia kerja. (3) Kemampuan untuk berani bertanya ketika kita tidak memahami arahan yang diberikan. Karena seperti yang kata pepatah malu bertanya sesat di jalan. (4) Kemampuan menggabungkan berbagai fakta yang berkaitan untuk dapat mencari penyelesaian. (5) Kemampuan menggunakan pola pikir kreatif dan berfokus pada apa yang menjadi tugas kita. (6) Kemampuan bermimpi sehingga menjadi motivasi mahasiswa untuk merealisasi mimpinya. (7) Kemampuan merencanakan studi lebih lanjut dan dapat memutuskan apa yang akan dilakukan rencana selanjutnya. (8) Kemampuan bagaimana mahasiswa peka dan cermat pada kondisi lingkungan kehidupan masyarakat disekitarnya. (8) Kemampuan berorganisasi sehingga mahasiswa dapat memiliki jiwa kepemimpinan untuk memberikan arahan ataupun belajar untuk mendengarkan arahan. Attitude atau sikap yang harus dimiliki mahasiswa adalah (1). Mahasiswa diharapkan memiliki kejujuran. (2). Rajin dan giat belajar. (3) Pantang Menyerah ketika mengalami kesulitan. (4). Kritis. (5). Ramah, sopan, dan santun. (5). Menghormati sesama mahasiswa dan dosen. (6). Menghargai pendapat orang lain. (7). Ceria dan tidak banyak mengeluh. (8). Mendahulukan kepentingan bersama dibandingkan kepentingan individu.
2.3 Dinamika Penelitian Keberhasilan perusahaan ditentukan oleh dari kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Peerusahaan mencari calon-calon tenaga kerja yang beradaptasi dengan cepat dengan sistem dan llingkungan tempat kerja, memiliki berbagai kemampuan untuk menghadapi permasalahan yang kompleks di dunia kerja, dan memiliki kompetensi untuk mengembangkan potensi-potensi pada dirinya secara maksimal(>>>>>). Bradshaw mengemukakan bahwa seorang lulusan perguruan tinggi yang akan bekerja di dunia industry harus memiliki kompetensi seperti, komunikasi, kerjasama tim, dan kemampuan pemecahan masalah (dalam Evers, Rush, KOMPETENSI MAHASISWA 9 UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA & Berdrow, 1998). Kompetensi berlandaskan teori kompetensi The Bases of Competence dan diukur menggunakan kuesioner Making The Match (MTM). Teori kompetensi The Bases of Competence memiliki empat kompetensi yaitu: (1). Managing self atau mengelola diri, (2). Communicating atau komunikasi, (3). Managing People and Task atau mengelola orang dan tugas, dan (4). Mobilizing Innovation and Change atau memobilisasi inovasi dan perubahan. Dari keempat kompetensi yang di jelaskan di atas terdapat 18 kemampuan. Kompetensi mengelola inovasi dan perubahan terdapat tiga kemampuan seperti: Kemampuan untuk konseptualisasi; kreativitas, inovasi, dan perubahan; pengambilan resiko; dan kemampuan membuat visi. Kompetensi mengelola orang dan tugas terdapat lima kemampuan seperti: melakukan koordinasi; pengambilan keputusan; kepemimpinan dan pengaruh; mengelola konflik; merencanakan dan mengelola. Kompetensi komunikasi terdapat empat kemampuan seperti: interpersonal; mendengarkan; komunikasi oral; dan komunikasi tertulis. Kompetensi mengelola diri terdapat empat kemampuan seperti: kemampuan belajar; pengelolaan diri dan manajemen waktu; kekuatan interpersonal; dan pemecahan masalah dan analitis. Hasil penelitian yang diharapkan konsisten dengan penelitian evers et. al., (1998) yaitu kompetensi mobilisasi, inovasi, dan perubahan dan kompetensi mengelola orang dan tugas lebih tinggi dibandingkan kompetensi komunikasi dan kompetensi mengelola diri pada tahun ketiga.
Kompetensi Mahasiswa tahun pertama Kompetensi Mahasiswa Tahun Ketiga 1. Mobilisasi inovasi dan perubahan 2. Mengelola orang dan tugas 3. Komunikasi 4. Mengelola diri ? KOMPETENSI MAHASISWA 10 UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
KOMPETENSI MAHASISWA 11 UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
Bab III Metode Penelitian
3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif untuk melihat gambaran kompetensi mahasiswa di Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) dengan menggunakan pendekatan teori Bases of Competences. Peneliti menganalisis dan mengolah data dengan metode statistika deskriptif. Pendekatan deskriptif digunakan untuk menggambarkan secara sistematik karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang trtentu dengan menggumpulkan data yang bersifat deskriptif.
3.2 Definisi Operasional Teori kompetensi The Bases of Competence memiliki empat kompetensi yaitu: (1). Managing self atau mengelola diri, (2). Communicating atau komunikasi, (3). Managing People and Task atau mengelola orang dan tugas, dan (4). Mobilizing Innovation and Change atau memobilisasi inovasi dan perubahan.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh mahasiswa UKRIDA. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, karena peneliti memiliki pertimbangan tertentu yang bertujuan dengan penelitian yang mengukur kompetensi mahasiswa. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa UKRIDA angkatan 2011 dari jurusan kedokteran sejumlah 272 partisipan, 89 jurusan ekonomi, jurusan teknik dan informatika sejumlah 58 partisan, dan 20 jurusan psikologi.
3.4 Teknik Pengumpulan Data KOMPETENSI MAHASISWA 12 UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yaitu kuesioner Making The Match (MTM). Kuesioner ini terdiri dari 63 item. Kuesioner MTM ini mengukur kompetensi yang dimiliki oleh mahasiswa. Skala ini terdiri dari 5 kategori, yaitu: 1= sangat tinggi, 2= tinggi, 3= rata-rata, 4= rendah, 5= sangat rendah. Semakin kecil nilai semakin tinggi kompetensi yang dimiliki oleh mahasiswa tersebut.
3.5 Validitas dan Reliabilitas Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk, karena peneliti ingin melihat kesesuaian hasil tes dengan konstruk teori yang hendak diukur. Reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal (Cronbachs alpha coefficient), karena peneliti menggunakan suatu bentuk tes yang hanya membutuhkan satu kali pengenaan pada sekelompok individu sebagai subjek penelitian dengan tujuan melihat konsistensi antar item. Alat ukur ini telah digunakan sebelumnya di Kanada dan hasilnya menunjukkan bahwa alat ukur ini cukup reliabel.
3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistic deskriptif, karena hasil kesimpulan berdasarkan analisa dari perhitungan mean, standar deviasi, dan presentasi.