Anda di halaman 1dari 8

PENULISAN BAHAN AJAR 2011

HUKUM LAUT (POLA ILMIAH POKOK)


SEMESTER AKHIR


Prof. Dr. Al ma Manuputty, S.H.,M.H.
Maskun, S.H.,LL.M.
Birkah Latif, S.H.,M.H.










PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
BAGIAN HUKUM INTERNASIONAL
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2011


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan keharibaan Tuhan semesta alam, atas segala
nikmat yang telah diberikan khususnya nikmat kesehatan, sehingga penulisan
bahan ajar Hukum Laut (Pola Ilmiah Pokok) dapat selesai sesuai dengan batas
waktu (deadline) yang telah ditentukan.
Mata kuliah hukum laut pada Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin
(Unhas) merupakan mata kuliah wajib fakultas. Hal ini berarti, mata kuliah ini akan
menjadi menu wajib bagi setiap mahasiswa yang disajikan pada setiap semester
akhir. Mata kuliah ini juga merupakan implementasi nilai-nilai
kebaharian/kemaritiman yang menjadi visi Universitas Hasanudin dan
diejawantahkan dan visi Fakultas Hukum Unhas.
Hibah penulisan bahan ajar yang ditawarkan oleh Unhas merupakan
langkah progresif yang bermakna, khususnya dalam mengkonkritkan langkah-
langkah pembelajaran menuju luaran yang kompetitif. Oleh karena itu,
ketersediaan bahan ajar (hukum laut) memberikan suatu ruang baru bagi proses
pembelajaran di Fakultas Hukum Unhas, yang mungkin selama ini belum
diwujudkan dalam bentuk bahan ajar sebagaimana yang hadir di tengah-tengah
kita saat ini.
Keberadaan bahan ajar ini diharapkan menjadi jembatan dalam
mengstimulus mahasiswa untuk lebih tertarik lagi mempelajari hukum laut. Apalagi
jika memahami fakta bahwa Indonesia adalah negara maritim dan Sulawesi
Selatan dikenal dengan kebahariaannya. Oleh karena itu, sepatutnyalah jika
hukum laut ini akan menjadi mega proyek ilmu pengetahuan dalam mengenali dan
menggali akar kemaritiman yang dalam studi literatur telah dikenal seantero jagat.
Tentunya, penulisan bahan ajar hukum laut ini masih jauh dari
kesempurnaan. Tetapi dalam konteks keilmuan, hal ini merupakan langkah maju
menuju pembumian kembali nilai dan makna kebahariaan/kemaritiman di
kalangan generasi penerus.

Makassar, Nopember 2011



Tim Penulis





DAFTAR ISI

Halaman J udul ............................................................................................. i
Kata Pengantar ............................................................................................ ii
Daftar Isi ....................................................................................................... iii
Senarai kata Penting .................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
BAB II BAHAN PEMBELAJ ARAN 1 ............................................................. 9
BAB III BAHAN PEMBELAJ ARAN 2 ............................................................ 13
BAB IV BAHAN PEMBELAJ ARAN 3 ............................................................ 27
BAB V BAHAN PEMBELAJ ARAN 4 ............................................................. 81
BAB VI BAHAN PEMBELAJ ARAN 5 ........................................................... 93
BAB VII BAHAN PEMBELAJ ARAN 6 ........................................................... 100
BAB VIII BAHAN PEMBELAJ ARAN 7 ......................................................... 131
BAB IX BAHAN PEMBELAJ ARAN 8 ............................................................ 137
BAB X BAHAN PEMBELAJ ARAN 9 ............................................................. 138
BAB XI BAHAN PEMBELAJ ARAN 10 .......................................................... 146
BAB XII BAHAN PEMBELAJ ARAN 11 ........................................................ 153
BAB XIII BAHAN PEMBELAJ ARAN 12 & 13 ................................................ 157
BAB XIV BAHAN PEMBELAJ ARAN 14 & 15 ............................................... 174
BAB XVI BAHAN PEMBELAJ ARAN 16 ....................................................... 206

Lampiran ...................................................................................................... v
Bahan tambahan untuk Bahan Pembelajaran 10 dan 11 ............................. vi





GLOSARIUM

Amannagappa : Konsep kepemilikan laut dan peraturan pelayaran yang telah
dikembangkan sejak abad ke-17 di Sulawesi Selatan.
Benda Berharga adalah benda yang mempunyai nilai sejarah, budaya, arkeologi,
ekonomi, dan lainnya (termasuk harta karun).
Dasar Laut (sea bed) : Punggung samudera yang menjadi tempat kebanyakan
kehidupan samudera.
Deklarasi J uanda : Pengumuman tentang wilayah perairan negara Republik
Indonesia yang isinya meliputi cara penarikan batas laut wilayah;
penentuan wilayah lebar laut dari 3 mil laut menjadi 12 mil laut; dan Zona
Ekonomi Eksklusif sebagai rezim hukum internasional, dimana batasan
nusantara 200 mil yang diukur dari garis pangkal wilayah laut Indonesia.
Eksplorasi ; Setiap penyelidikan yang bertujuan untuk menetapkan lebih teliti dan
seksama adanya sifat dan letakan sumber daya alam.
Eksploitasi : Segala bentuk usaha untuk menghasilkan sumber daya alam.

Garis Pangkal Lurus : Garis lurus yang ditarik untuk menutup pantai- pantai yang
terlalu melekuk, delta, low-tide elevations, mulut sungai, teluk, bangunan-
bangunan pelabuhan.
Garis Pangkal Lurus Kepulauan : Garis pangkal lurus kepulauan yang
menghubungkan titik-titik terluar dan pulau-pulau dan batu-batu karang
yang terluar dan kepulauan.
Garis Pangkal Biasa : Garis air rendah di sepanjang pantai. Dalam hal ini garis air
rendah dan fringing reefs (batu-batu karang) yang terluar juga dapat
dipergunakan. Garis air rendah dan fringing reefs tersebut harus di
perlihatkan dalam peta-peta yang diakui secara resmi oleh negara
bersangkutan.
Garis Pantai : Batas pertemuan antara bagian laut dan daratan pada saat terjadi
air laut pasang tertinggi.
Garis Penutup Teluk : Garis lurus yang ditarik antara titik titk teluar pada garis air
rendah yang paling menonjol dan berseberangan pada muara teluk.
Garis Penutup Muara Sungai dan Terusan: Garis penutup muara sungai atau
terusan. garis penutup muara sungai atau terusan dimaksud ditarik
antara titik terluar pada garis air rendah yang menonjol dan
berseberangan.
Garis Penutup Kuala : Garis-garis lurus yang menghubungkan antara titik-titik
kuala dengan titik-titik terluar pada air garis rendah tepian muara sungai.
Garis Penutup Pada Pelabuhan : Garis-garis lurus yang menghubungkan antara
titik-titik kuala dengan titik-titik terluar pada air garis rendah tepian muara
sungai.
Hak Lintas Damai : Kapal semua negara baik negara panati maupun negara tak
berpantai menikmati hak lintas damai melalui laut territorial dan perairan
kepulauan Indonesia.
J alur Tambahan : Suatu daerah laut yang berdekatan dengan laut wilayah, yang
lebarnya tidak lebih dari 24 mil laut dihitung dari garis dasar, dari mana
lebar laut wilayah diukur.
Konservasi Laut : Suatu kawasan laut atau paparan subtidal, termasuk perairan
yang menutupinya, flora, fauna, sisi sejarah dan budaya, yang terkait di
dalamnya,dan telah dilindungi oleh hukum atau peraturan lainnya untuk
melindungi sebagian atau seluruhnya lingkungan tersebut.
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati : Sebagai pengelolaan sumber daya alam
hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin
kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.
Kepulauan : Suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau, perairan diantaranya
dan lain-lain wujud alamiah yang hubungannya satu sama lainnya
demikian eratnya sehingga pulau-pulau, perairan dan wujud alamiah
lainnya itu merupakan suatu kesatuan geografi, ekonomi dan politik yang
hakiki, atau yang secara historis dianggap sebagai demikian.
Koordinat Geografis : Koordinat yang besarnya ditetapkan dengan derajat menit
dan delta sudut pada sistem lintang dan bujur geografis.
Landas Kontinen (Konvensi J enewa 1958 tentang Landas Kontinen : Dasar dan
lapisan tanah di bawah laut yang berbatasan dengan pantai tetapiberada
di luar daerah wilayah sampai kedalamn 200 meter atau daerah yang
lebih dalam lagi dimana dalam airnya memungkinkan eksploitasi sumber-
sumber alam daerah tersebut.

Landas Kontinen (UU No. 1 Tahun 1973 Tentang Landas Kontinen) : Suatu negara
pantai meliputi dasar laut dan tanah dibawahnya dari daerah di bawah
permukaan yang terletak di luar lautteristorial sepanjang kelanjutan
alamiah wilayah daratannya hingga pinggiran luar tepi kontinen, atau
hingga suatu jarak 200 mil laut dari garis pangkal darimana lebar laut
teristorial di ukur, dalam hal pinggiran luar tepi kontinen tidak mencapai
jarak tersebut.

Laut Lepas : Bagian laut yang tidak termasuk dalam ZEE, Laut Teritorial atau
Perairan Pedalaman negara-negara kepulauan.

Laut Pedalaman : Bagian laut yang terletak pada sisi darat dari garis penutup,
pada sisi laut dan gari air rendah.
Laut Teritorial : J alur laut selebar 12 (dua belas) mil laut yang diukur dari garis
pangkal kepulauan Indonesia.
Laut Wilayah : bagian yang paling dekat dari pantai yang pada umumnya
dianggap sebagai lanjutan dari daratannya dan di atas mana negara
pantai memiliki kedaulatan.
Lintas Damai adalah damai sepanjang tidak merugikan bagi perdamaian,
ketertiban atau keamanan negara pantai.
Mare Clausum : Negara memiliki kedaulatan penuh di laut, sehingga tertutup bagi
negara lain.
Mare Liberum : Kebebasan berlayar di laut.
Negara Kepulauan: Suatu negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau lebih
kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau lain.
Negara Kepulauan (UU No,6 Tahun 1996 Tentang Perairan Indonesia) : Segala
perairan di sekitar, di antara, dan yang menghubungkan pulau-pulau
atau bagian pulau-pulau yang termasuk daratan negara Republik
Indonesia dengan tidak memperhitungkan luas atau lebarnya merupakan
bagian integral dari wilayah RI sehingga merupakan bagian dari perairan
Indonesia yang berada di bawah kedaulatan negara RI.

Pelayaran : Segala sesuatu yang berhubungan dengan laut, termasuk didalamnya
hak-hak pelayaran di laut lepas, dan zona maritim lainnya serta jaringan
konvensi internasional yang menetapkan aturan dan standar yang
digunakan dalam pelayaran.
Pengelolaan Lingkungan Hidup : Upaya terpadu untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup, yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan
pengendalian lingkungan hidup.

Perairan Darat : segala perairan yang terletak pada sisa darat dari garis air
rendah, kecuali pada mulut sungai perairan darat adalah segala perairan
yang terletak pada sisi darat dari garis penutup mulut sungai.

Perairan Indonesia: Negara Kepulauan adalah negara yang seluruhnya terdiri dari
satu atau lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau lain.
Perairan Kepulauan (Indonesia): Semua perairan yang terletak pada sisi dalam
garis pangkal lurus kepulauan tanpa memperhatikan kedalaman atau
jaraknya dari pantai
Perairan Pedalaman: perairan pada sisi darat garis pangkal laut territorial
merupakan bagian perairan pedalaman negara tersebut
Perairan Pedalaman Indonesia : Perairan Pedalaman Indonesia adalah semua
perairan yang terletak pada sisi darat dari garis air rendah dari pantai-
pantai Indonesia, termasuk kedalamnya semua bagian dari perairan
yang terletak pada sisi darat dari suatu garis penutup.

Perikanan : Semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari
praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang
dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.
Perjanjian Internasional : Suatu persetujuan yang dibuat antara negara dalam
bentuk tertulis, dan diatur oleh hukum internasional, apakah dalam
instrumen tunggal atau dua atau lebih instrumen yang berkaitan dan
apapun nama yang diberikan padanya.
Perlindungan dan Pelestarian Lingkungan Laut : Upaya pencegahan pencemaran
lingkungan laut.
Perusakan Lingkungan Hidup : Tindakan yang menimbulkan perubahan langsung
atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan/atau hayatinya, yang
mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang
pembangunan berkelanjutan.
Pencemaran Laut (polusi) : Masuknya ke laut zat zat pencemaran dari lautan
sendiri dan yang dibawa dan berasal dari darat.
Pola Ilmiah Pokok : Suatu tatanan yang berisikan pembinaan ke arah tumbuhnya
cintarasa akan budaya kemaritiman dengan kesadaran dan penghayatan
untuk menjunjung tinggi dan memuliakan lautan dengan segala harta
kekayaannya.
Pulau-Pulau Kecil Terluar : Pulau dengan luas area kurang atau sama dengan
2000 km2 yang memiliki titik-titik dasar koordinat geografis yang
menghubungkan garis pangkal laut kepulauan sesuai dengan hukum
internasional dan nasional.
Res Communis : Hak bersama (seluruh) manusia untuk menggunakan laut yang
mula-mula berarti hak semua orang untuk melayari laut bebas dari
gangguan perampok (bajak laut) dengan bertambahnya penggunaan-
penggunaan laut (uses of the sea) selain disamping pelayaran, seperti
perikanan, menjadi dasar pula dari kebebasan menangkap ikan.

Res Nullius : Laut tidak ada yang memiliki. Menurut ajaran ini, maka siapapun
yang dapat menguasai laut, dapat pula memilikinya.

Stakeholders : Pemangku hak dan kewajiban.

Tepian Kontinen : kelanjutan alamiah dari daratan Indonesia yang berada di
bawah permukaan air, yang terdiri dari atas dasar laut dan tanah di
bawahnya dari dataran (shelf), lereng (slope) dan tanjakan (rise)
kontinen.

Wawasan Nusantara : Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri
dan bentuk geogafinya (wawasan benua, bahari, dan dirgantara)
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Wilayah Perairan Indonesia : Segala perairan di sekitar, diantara dan yang
menghubungkan pulau-pulau atau bagian pulau-pulau yang termasuk
daratan negara RI dengan tidak memandang luas atau lebarnya adalah
bagian-bagian yang wajar daripada wilayah daratan RI dan dengan
demikian merupakan bagian daripada perairan nasional yang berada
dibawah kedaulatan mutlak daripada negara RI.
Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia: J alur di luar dan berbatasan dengan laut
teritorial Indonesia sebagaimana ditetapkan berdasarkan undang-undang
yang berlaku tentang perairan Indonesia yang meliputi dasar laut, tanah
dibawahnya dan air diatasnya dengan batas terluar 200 mil laut yang
diukur dari garis pangkal laut teritorial Indonesia.
Zona Tambahan : Suatu zona dalam laut lepas yang bersambungan dengan laut
teritorial negara pantai.

Anda mungkin juga menyukai