Anda di halaman 1dari 7

a

L La ab bo or ra at to or ri iu um m
O Ot to om ma as si i I In nd du us st tr ri i d da an n S Si is st te em m E Em mb be ed dd de ed d

Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Surabaya



Laporan Resmi Kerja Laboratorium
Rangkaian Listrik


Lab 2
Respon Transien Rangkaian RC


Nama : Indah Kusumaningrum
Nrp. : 6131028

Semester 2
Tahun Akademik 2013- 2014


Laboratorium Otomasi Industri dan Sistem Embedded
KERJA LAB RANGKAIAN LISTRIK
LAB 5 (Daya Listrik)

I. Tujuan
Setelah menyelesaikan kerja lab ini,
mahasiswa diharapkan dapat:
o Membedakan nilai maksimum dan nilai rms dari arus dan tegangan daya.
o Memahami konsep segitiga daya.
o Melakukan pengukuran daya dan melakukan perbaikan faktor daya.

II. Teori Dasar
Dalam rangkaian listrik, terdapat komponen komponen elektronik, seperti resistor,
inductor, dan kapasitor. Ketiga komponen tersebut akan menunjukkan gejala yang berbeda ketika
dirangkai dengan rangkaian yang tidak sama. Gejala ini dapat diamati dengan menggunakan
osiloskop. Akan terjadi perbedaan gambar sinyal jika tanpa resistor/ inductor/ kapasitor. Oleh
karena itu praktikum ini dilakukan untuk mengamati sinyal keluaran dari tegangan output.
Osiloskop digunakan dalam praktikum ini untuk mengetahui sinyal keluaran dari sumber
tegangan. Arus dapat mengalir akibat adanya beda potensial. Beda potensial, dapat digambarkan
dalam suatu sinyal litrik oleh beberapa alat. Salah satunya adalah osiloskop. Dalam osiloskop.
tegangan output berupa garis sinyal dalam suatu diagram kartesian dengan hubungan antara
tegangan dan waktu. sniyal / gambar yang terbentuk dalam osiloskop, tergantung pada sumber
tegangannya, AC atau DC .

Gejala Peralihan (Transien)
Gejala transien adalah periode peralihan selama arus-arus cabang dan tegangan-tegangan
elemen berubah dari nilai semula menjadi nilai baru akibat dari perubahan sumber tegangan atau
perubahan elemen-elemen rangkaian. Dan stelah transien berlalu, keadaan rangkaian disebut
tunak (steady state). Pada saat terjadi transien, komponen-komponen dalam sistem tenaga listrik
mengalami tekanan yang sangat besar berupa arus dan tegangan. Tegangan yang ditimbulkan
berupa tegangan lebih transien dan magnitudenya dapat mengakibatkan kerusakan pada
komponen sistem.
[1]




Gambar 1.1 Gejala Transien pada kapasitor




Arus Transien dalam Rangkaian RC





Gambar 2.1 Rangkaian RC
Menurut Hukum Kirchoff dalam rangkaian diatas berlaku:


Dan dengan penurunan secara matematis diperoleh:


Seperti yang kita lihat nanti, konstanta

ini adalah arus awal atau arus pada t=0, sehingga:



Dengan I
0
merupakan arus maksimum yang nilainya menurut Hukum Ohm adalah E/R. Persamaan
terakhir ini menggambarkan bagaimana perilaku arus listrik jika dalam rangkaian terdapat
kapasitor. Semakin lama arus akan semakin kecil, proses ini disebut arus transien (sementara).
Arus transien terjadi karena kapasitor membutuhkan waktu untuk memenuhi dirinya dengan
muatan dan sebaliknya juga terjadi dalam proses mengosongkan dirinya dari muatan.

III. ALAT dan Bahan
3.1 Alat
- Laptop
3.2 Bahan
- Software Multisim.

IV. Langkah Kerja

Tugas Pendahuluan (mahasiswa diwajibkan melakukan prosedur berikut sebelum sesi lab)
1. Install software NI Multisim dan pelajari cara menggunakan software tersebut.

Eksperimen (dilakukan pada sesi lab)
1. Diketahui: Sebuah rangkaian dihubungkan dengan Tegangan jala-jala sebesar 220
Vrms (50 Hz). Secara sederhana bentuk rangkaian tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 5.1 Skematik Percobaan Power Factor

2. Buatlah rangkaian tersebut pada MultiSim dan ukur tegangan input dengan
multimeter dan osiloskop. Catat tegangan rms dan tegangan Vp. Periksalah apakah
tegangan-tegangan ini sudah sesuai dengan tegangan jala-jala.
3. Ukurlah arus pada multimeter 1 dan 2 , kemudian ukurlah daya yang dikonsumsi
oleh Beban dan catat hasil pengukuran power factornya.
4. Gambarkan segitiga daya dari poin nomor 3 dan cantumkan nilainya.
5. Power Factor yang baik adalah yang mendekati 1. Apakah power factor yang
didapatkan mendekati 1. Bila tidak tambahkan sebuah kapasitor dengan
dihubungkan secara pararel terhadap beban dengan ukuran 0 hingga 100 mikroF.
Dan lakukan pengukuran seperti nomor 3. Dan catat hasil pengukuran pada tabel.

Gambar Rangkaian Beban Lampu TL dengan pempararelan Kapasitor

6. Perhatikan nilai apa yang berubah dengan dan tanpa kapasitor kompensasi.
Mengapa demikian?
7. Hitunglah besar kapasitor yang harus dipasang agar faktor daya menjadi maksimum
(mendekati 1) kemudian bandingkan dengan hasil pengukuran. Jika terdapat selisih
antara hasil perhitungan dengan pengukuran, mengapa demikian?



V. Hasil Percobaan
2.


3.



4.



5.
Beban Watt
meter
Amp 1 Amp 2 Kapasitor PF
30.991 221.51 278.341 1 uF 0.63594
2 uF














Pertanyaan
Vrms Vp(peak)
219,931 volt 1.5 Vp dg scale 200 v/div
Watt
meter
Multimeter
1
Multimeter
2
Power
factor
Kapasitor
Beban
lampu TL
30.990
W
278.341 278.341 0.50609 0 F 20 W
Daya semu (S) = VxI= 219.931x0.278341= 61.2158 VA
Daya nyata (P) = S x cos = 30.991 W
cos = P/S = 30.991/61.2158= 0.506
= cos
-1
0.506 = 59.60
0

Daya reaktif (Q) = S x sin = 61.2158 x sin 59.6 = 52. 64558
(VAR)

1. Apa dampak dari perubahan nilai resistor terhadap respon transien rangkaian RC?
Semakin besar nilai resistor pada rangkaian RC, semakin lama pula waktu yang
dibutuhkan oleh kapasitor untuk mengisi tegangannya, dan demikian juga sebaliknya.
Dapat dilihat dari hasil perbandingan hasil percobaan 1 dan 2, namun karena foto hasil
percobaan 2 yang kurang jelas, berikut gambar dalam simulasi multisim nya.





Pada percobaan 6.2, gambar titik tertinggi gelombang lebih rendah dari titik tertinggi pada
percobaan 6.1. Hal tersebut bukan disebabkan oleh lebih rendahnya kapasitas maksimum
dari kapasitor, namun tegangan dari sumber menurun sebelum kapasitor selesai diisi.
Dapat dilihat dari gambar berikut.


Waktu yang dibutuhkan oleh percobaan 1 (kiri) untuk mencapai titik maksimal lebih cepat
dibandingkan percobaan 2 (kanan)

2. Apa dampak dari perubahan nilai kapasitor terhadap respon transien rangkaian RC?
Semakin kecil nilai kapasitor pada rangkaian RC, semakin cepat waktu yang dibutuhkan
oleh kapasitor untuk mengisi tegangannya, dan demikian juga sebaliknya. Dapat dilihat
dari perbandingan percobaan 1 dan 3.
3. Jelaskan cara mengukur nilai sesungguhnya dari sebuah kapasitor berdasarkan respon
transien.
adalah waktu yang dibutuhkan oleh system untuk mengisi kapasitor sebesar 2/3 dari
kapasitas maksimumnya. dapat dicari dengan mengalikan nilai resistor dan kapasitor
pada system tersebut. Sifat ini dapat diterapkan untuk mencari nilai kapasitansi
sebenarnya dari sebuah kapasitor. Pertama tama, kapasitor tersebut dihubungkan
dengan sebuah resistor secara seri dan diberikan sumber tegangan. Baca berapa
tegangan maksimal yang dapat ditampung oleh kapasitor tersebut menggunakan
osiloskop. Kalikan tegangan maksimal tersebut dengan 2/3 untuk mencari . Hasil yang
didapat kemudian dibagikan dengan nilai resistansi pada system tersebut, maka hasil
akhir yang didapatkan adalah nilai kapasitansi sebenarnya dari kapasitor yang digunakan.
Perlu diingat bahwa nilai resistansi yang digunakan dalam penghitungan harus didapatkan
dengan menggunakan multimeter agar nilai kapasitansi yang didapatkan lebih akurat,
mengingat resistor sendiri memiliki batas toleransi dan tidak memiliki nilai resistansi yang
sama persis sesuai dengan yang tertera.
4. Jelaskan pengaruh susunan seri dan paralel kapasitor terhadap nilai kapasitansinya
Saat lebih dari satu kapasitor disusun secara seri, maka nilai kapasitansi equivalent
tersebut akan berkurang, dapat dilihat dari perbandingan hasil percobaan ke satu dan ke
lima. Percobaan 5 dengan 2 buah kapasitor yang diserikan memiliki waktu pengisian
kapasitor yang lebih kecil dibandingkan percobaan 1.
Percobaan 6.1
Percobaan 6.2
Saat lebih dari satu kapasitor disusun secara paralel, maka nilai kapasitansi equivalent
tersebut akan bertambah, dapat dilihat dari perbandingan hasil percobaan ke satu dan ke
empat. Percobaan 4 dengan 2 buah kapasitor yang diparalelkan memiliki waktu pengisian
kapasitor yang lebih lama dibandingkan percobaan 1.


VI. Kesimpulan
- Semakin kecil nilai kapasitor pada rangkaian RC, semakin cepat waktu yang
dibutuhkan oleh kapasitor untuk mengisi tegangannya.
- Saat lebih dari satu kapasitor disusun secara seri, maka nilai kapasitansi
equivalent tersebut akan berkurang, sehingga waktu pengisian lebih cepat.
- Saat lebih dari satu kapasitor disusun secara paralel, maka nilai kapasitansi
equivalent tersebut akan bertambah, sehingga waktu pengisian lebih lama.
- Semakin besar nilai resistor pada rangkaian RC, semakin lama pula waktu yang
dibutuhkan oleh kapasitor untuk mengisi tegangannya.





















Lampiran Hasil Praktikum

Anda mungkin juga menyukai