Anda di halaman 1dari 3

Sebelum membahas bagaimana cara kerja dari katalis, ada baiknya kita mengetahui syarat-syarat yang

diperlukan agar reaksi dapat berlangsung. Syarat berlangsungnya reaksi ialah (1) Terjadi kontak
(tumbukan) dengan orientasi yang tepat, dan (2) disertai dengan energi yang cukup (melebihi energi
aktivasi reaksi). Dengan adanya katalis, kedua syarat di atas dapat terkomodasi dengan baik. Katalis
dapat mengantarkan reaktan melalui jalan baru yang lebih mudah untuk berubah menjadi produk.
Jalan baru yang dimaksud yaitu jalan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Keberadaan katalis juga
dapat meningkatkan jumlah tumbukan dengan orientasi yang tepat. Hal itu disebabkan molekul-molekul
reaktan akan teradsorp pada permukaan aktif katalis sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan antar
molekul-molekul reaktan akan semakin besar. Selain itu, ketepatan orientasi tumbukan pun akan
semakin meningkat.Katalis memiliki beberapa sifat-sifat tertentu, yang pertama ialah katalis tidak
mengubah kesetimbangan dan katalis hanya berpengaruh pada sifat kinetik seperti mekanisme reaksi.
Oleh karena itu, sebagus apa pun katalis yang digunakan, konversi yang dihasilkan tidak akan melebihi
konversi kesetimbangan. Selain itu, katalis juga bersifat spesifik, satu katalis hanya sesuai untuk satu
jenis reaksi saja.
Katalis dapat bekerja dengan membentuk senyawa antara atau mengabsorpsi zat
yang direaksikan. Sehingga katalis dapat meningkatkan laju reaksi, sementara katalis
itu sendiri tidak mengalami perubahan kimia secara permanen. Cara kerjanya yaitu
dengan menempel pada bagian substrat tertentu dan pada akhirnya dapat menurunkan
energi pengaktifan dari reaksi, sehingga reaksi berlangsung dengan cepat.
Suatu reaksi yang menggunakan katalis disebut reaksi katalis dan prosesnya disebut
katalisme. misalnya :
2 KClO3 (g) 2KCl (s) + 3 O2 (g)
H2 (g) + Cl2 (g) arang
2 HCl(g)
Secara umum proses suatu reaksi kimia dengan penambahan katalis dapat dijelaskan
sebagai berikut. Zat A dan zat B yang direaksikan membentuk zat AB dimana zat C
sebagai katalis. A + B AB (reaksi lambat)
Bila tanpa katalis diperlukan energi pengaktifan yang tinggi dan terbentuknya zat
AB lambat. Namun, dengan adanya katalis C, maka terjadilah reaksi :
A + C AC (reaksi cepat) Energi pengaktifan diturunkan, maka
AC terbentuk cepat dan seketika itu juga AC bereaksi dengan B membentuk
senyawa ABC. AC + B ABC (reaksi cepat).
Energi pengaktifan reaksi ini rendah sehingga dengan cepat terbentuk ABC yang
kemudian mengurai menjadi AB dan C. sesuai reaksi ABC AB + C
(reaksi cepat)
Cara Kerja Katalis. Berdasarkan cara reaksinya, katalis dapat dibagi menjadi dua tipe,
heterogen dan homogen. Dalam reaksi heterogen, katalis memiliki fasa yang berbeda dengan
reaktan (bahan yang bereaksi). Pada reaksi homogen, katalis memiliki fasa yang sama dengan
reaktannya. Pada reaksi heterogen, pertama-tama reaktan akan terjerap (adsorption) pada
permukaan aktif katalis, selanjutnya akan terjadi interaksi baik berupa reaksi sebenarnya
pada permukaan katalis, atau terjadi pelemahan ikatan dari molekul yang terjerap. Setelah
reaksi terjadi, molekul hasil reaksi (produk) dilepas dari permukaan katalis. Oleh karena itu,
katalis yang baik perlu memiliki kemampuan menjerap dan melepaskan yang baik. Pada reaksi
homogen, biasanya proses terjadi dalam bentuk gas atau terjadi dalam satu fasa cair tunggal.
Beberapa logam transisi yang berguna sebagai katalis adalah sebagai berikut :
Ni Raney nikel, pada proses reduksi seperti pembuatan heksametilendiamin,
pembuatan H2 dari NH3 dan mereduksi antraquinon menjadi antraquinol
pada H2O2.
Komplek Ni digunakan pada sintesis Reppe ( polimerisasi alkena menghasilkan
benzene atau siklooktatetraena).
Pd Digunakan untuk reaksi hidrogenasi
PdCl2 Pada proses Wacker untuk mengubah etilena menjadi methanol
Cu Digunakan pada proses langsung untuk pembuatan (CH3)2SiCl2
CuCl2 Pada proses Deacon untuk membuat Cl2 dari HCl

Salah satu senyawa paladium yang dapat digunakan sebagai katalis adalah paladium
klorida PdCl2. Paladium klorida berupa padatan brwarna merah. Dalam tipe ,
atom paladium yang berkoordinasi empat membentuk rantai 1-dimensi dengan
jembatan ganda klorin. Dihidratnya menyerap air dan larut dalam air, etanol, aseton,
dsb.
Bila PdCl2 dilarutkan dalam asam klorida, akan terbentuk [PdCl4]2- berkoordinasi
empat bujur sangkar. PdCl2 digunakan dalam katalis proses Wacker dan juga sebagai
katalis dalam berbagai reaksi organik. Salah satu diantaranya adalah pembuatan
etanal dari etena.
Beberapa katalis yang sering dipakai dalam produksi bahan kimia antara lain: Vynil acetate
monomer (VAM), purified terepthalic Acid (PTA) dan proses hidrogenisasi.
Penerapan katalis:
Baru-baru ini, Tim peneliti dari Hitachi mengumumkan bahwa mereka berhasil menemukan
teknologi baru dalam pengolahan air. Mereka telah berhasil mengembangkan
teknologi katalis untuk menguraikan zat organik yang terkandung dalam air. Katalis yang
digunakan adalah katalis yang aktif setelah dikenai sinar ultraviolet. Dikatakan bahwa lebih dari
90 persen zat organik termasuk Dioksin bisa diuraikan dengan cara ini.
Kelebihan teknologi ini dibandingkan dengan teknologi yang ada selama ini adalah cukup
menggunakan katalis tanpa menggunakan zat tambahan. Beaya proses ini jauh
lebih murah dibandingkan dengan teknologi yang ada saat ini, misalnya dibandingkan dengan
menggunakan membran. Di samping itu, proses penguraian zat organik dengan teknologi ini
memerlukan waktu yang relatif singkat.
Kelemahan dari teknologi ini adalah ambang konsentrasi polutan yang masih relatif kecil,
dibawah 100 ppm. Sehingga, untuk air limbah yang memiliki tingkat konsentrasi zat organik
sangat tinggi diperlukan proses pendahuluan untuk menurunkan kandungan zat organiknya.
Katalis adalah zat yang bisa mempercepat atau memacu terjadinya suatu reaksi. Dalam hal ini
adalah reaksi penguraian zat organik. Untuk proses pengolahan air ini, katalis yang dipakai
adalah Titan Oksida. Titan Oksida menjadi oksidator kuat setelah disinari sinar ultraviolet. Titan
Oksida yang telah aktif tersebut akan mengoksidasi zat-zat organik ada.
Alat pembersih air yang dirancang oleh Hitachi memiliki bentuk yang sederhana. Yaitu berupa
reaktor berbentuk silinder dengan sumber sinar ultraviolet pada bagian tengahnya. Sedangkan
katalis ditempelkan pada dinding dalam silinder dengan zat perekat. Air limbah cukup
dilewatkan pada reaktor silinder tersebut dan zat organik yang terkandung di dalamnya akan
diuraikan oleh katalis yang di dinding silinder.

Anda mungkin juga menyukai