Anda di halaman 1dari 6

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Bronkitis dalam istilah medisnya disebut sebagai bronchitis adalah suatu
peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru). Secara harfiah bronkitis adalah
suatu penyakit yang ditanda oleh inflamasi bronkus. Secara klinis pada ahli
mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguan respiratorik dengan batuk
merupakan gejala yang utama dan dominan. Ini berarti bahwa bronkitis bukan penyakit
yang berdiri sendiri melainkan bagian dari penyakit lain tetapi bronkitis ikut
memegang peran (Smeltzer, 2001).
Bronkitis berarti infeksi bronkus. Bronkitis dapat dikatakan penyakit tersendiri,
tetapi biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran peranpasan atas atau
bersamaan dengan penyakit saluran pernapasan atas lain seperti Sinobronkitis,
Laringotrakeobronkitis, Bronkitis pada asma dan sebagainya (Carolin, Elizabeth J, 2004).
Biasanya bronkitis bersifat ringan dan seiring berjalannya waktu bisa sembuh dengan
sendirinya. Tetapi pada penderita berusia lanjut dan yang memiliki penyakit menahun
seperti jantung atau paru-paru, bronkitis bisa menjadi penyakit yang serius.
B. ETIOLOGI
1. Bronkitis infeksiosa
Disebabkan oleh virus, bakteri dan organisme yang menyerupai bakteri
(Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia).
2. Bronkitis iritatif bisa disebabkan oleh:
Berbagai jenis debu, asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik, klorin,
hidrogen sulfida, sulfur dioksida dan bromin.

C. GAMBARAN KLINIS
1. Gejala
a. Batuk
b. Haemaptoe
c. Sesak nafas
d. Demam berulang
2. Tanda
a. Adakalanya terdengar suara mengi (ngik-ngik).
b. Pada pemeriksaan dengan stetoskop (auskultasi) terdengar suara krok-krok
terutama saat inspirasi (menarik napas) yang menggambarkan adanya dahak di
saluran napas.




D. KLASIFIKASI BRONKITIS
1. Bronchitis ringan
Ciri klinis : batuk-batuk dan sputum warna hijau hanya terjadi sesudah demam, ada
haemaptoe ringan, pasien tampak sehat dan fungsi paru norma, foto dada normal.
2. Bronchitis sedang
Ciri klinis : batuk produktif terjadi setiap saat, sputum timbul setiap saat,
(umumnya warna hijau dan jarang mukoid, dan bau mulut meyengat), adanya
haemaptoe, umumnya pasien masih Nampak sehat dan fungsi paru normal. Pada
pemeriksaan paru sering ditemukannya ronchi basah kasar pada daerah paru yag
terkena, gambaran foto dada masih terlihat normal.
3. Bronchitis berat
Ciri klinis : batuk produktif dengan sputum banyak, berwarna kotor dan berbau.
Sering ditemukannya pneumonia dengan haemaptoe dan nyeri pleura. Bila ada
obstruksi nafas akan ditemukan adanya dispnea, sianosis atau tanda kegagalan
paru. Umumnya pasien mempunyai keadaan umum kurang baik, sering ditemukan
infeksi piogenik pada kulit, infeksi mata , pasien mudah timbul pneumonia,
septikemi, abses metastasis, amiloidosis. Pada gambaran foto dada ditemukan
kelianan : bronkovascular marking, multiple cysts containing fluid levels. Dan pada
pemeriksaan fisis ditemukan ronchi basah kasar pada daerah yang terkena.

E. PATOFISIOLOGI
Penemuan patologis dari bronchitis adalah hipertropi dari kelenjar mukosa
bronchus dan peningkatan sejumlah sel goblet disertai dengan infiltrasi sel radang dan
ini mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai
peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronchiolus yang kecil kecil
sedemikian rupa sampai bronchiolus tersebut rusak dan dindingnya melebar. Faktor
etiologi utama adalah merokok dan polusi udara lain yang biasa terdapat pada daerah
industri. Polusi tersebut dapat memperlambat aktifitas silia dan pagositosis, sehingga
timbunan mukus meningkat sedangkan mekanisme pertahanannya sendiri melemah.
Mukus yang berlebihan terjadi akibat displasia. Sel, sel penghasil mukus di bronkhus.
Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional
serta metaplasia. Perubahan pada sel sel penghasil mukus dan sel sel silia ini
mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus
dalam jumlah besar yang sulit dikeluarkan dari saluran nafas.
Virus (penyebab tersering infeksi) ,masuk saluran pernapasan ,sel mukosa dan
sel silia ,Berlanjut ,Masuk saluran pernapasan(lanjutan) , Menginfeksi saluran
pernapasan ,Bronkitis ,Mukosa membengkak dan menghasilkan lendir ,Pilek 3 4
hari, Batuk (mula-mula kering kemudian berdahak) ,riak jernih, purulent ,encer ,
Hilang ,Batuk , Keluar , suara ronchi basah atau suara napas kasar , Nyeri subsernal
,Sesak napas ,Jika tidak hilang setelah tiga minggu ,Kolaps paru segmental atau
infeksi paru sekunder (pertahanan utama) (Sumber : dr.Rusepno Hasan, Buku Kuliah
3 Ilmu Kesehatan Anak, 2001).
Inflamasi bronkus terus-menerus dan peningkatan progresif pada batuk
produktif dan dispnea yang tidak dapat dihubungkan dengan penyebab spesifik, adalah
gambaran klasik dari bronkitis menahun. Istilah ini biasanya digunakan pada individu
yang mengalami batuk produktif sepanjang hari selama sedikitnya 3 bulan berturut-
turut dalam 2 tahun terakhir.Biasanya inflamasi dan batuk ini adalah respons pada
mukosa bronkial terhadap iritasi kronis dari merokok sigaret, polusi atmosfir/infeksi.
Secara patofisiologi, penebalan dan kekakuan mukosa abronkus akibat dari
vasodilatasi, bendungan dan edema. Area mukosa dapat terinfiltrasi dengan leukosit,
makrofag, dan leukosit polimorfonuklear sekresi yang berlebihan ditambah
penyempitan jalan napas menyebabkan obstruksi pertama pada ekspirasi maksimal
dan selanjutnya aliran udara inspirasi maksimal. Bakteri khususnya Haemophilus
influenza dan streptococus pneumonial, sering dibiakkan dari jalan napas ini.
















E. PATHWAYS
Virus Bakteri
(RSU) Rhinovirus influenza Mycoplasma pneumoniae Rokok polusi
udara
Para influenza, Sincytial virus Chlamydia, Hemophilus influenza
Adenovirus, Coxsakie Streptococus pneumoniae

Saluran pernafasan
Sel mukosa, sel silia Memperlambat aktifitas
silia, pagotisosis
Saluran pernafasan lanjutan Timbunan Mukus
meningkat
Menginfeksi saluran pernafasan Pertahanan lemah
Hipertropi dari kelenjar mukosa bronkus Silia melumpuh dan
metaplasia
Peningkatan sel goblet Menunggu sistem eskalator
mukosilaris
Infiltrasi sel radang Mukus menumpuk dalam jumlah
besar
Peningkatan mukus Jalan nafas menyempit
Batuk produktif

Peningkatan sekresi bronkus

Mengakibatkan bronkiolus rusak,
Dinding melebar

Bronkhitis
Mukosa membengkak
Menghasilkan lendir
(infeksi paru sekunder)
F. MASALAH KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Kerusakan pertukaran
3. Pola nafas tidak efektif
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
5. Kurang pengetahuan
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar X (fhoto thorax) : untuk mengetahui adanya peningkatan tanda
broncovaskuler. Volume residu : meningkat pada bronchitis
2. GDA : Paling sering Pa.CO
2
menurun PaCO
2
normal atau meningkat.
3. Sputum : kultur untuk menentukan adanya infeksi.
4. Laboratorium : darah lengkap.
H. DIAGNOSA BANDING
1. Beberapa penyakit yang perlu diingat atau dipertimbangkan kalau kita
berhadapan dengan pasien bronchitis :
2. Bronchitis kronis ( ingatlah definisi klinis bronchitis kronis )
3. Tuberculosis paru ( penyakit ini dapat disertai kelainan anatomis paru berupa
bronchitis
Abses paru ( terutama bila telah ada hubungan dengan bronkus besar )













DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth,
; alih bahasa, Agung Waluyo; editor Monica Ester, Edisi 8, EGC; Jakarta.
Carolin, Elizabeth J, 2004, Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai