Anda di halaman 1dari 9

ISBN No.

978-979-18342-0-9
B-72
MODIFIKASI PERENCANAAN
STRUKTUR PLAT DAN BALOK DENGAN BETON PRACETAK
GEDUNG PASCA SARJANA UPN VETERAN JAWA TIMUR

Made Dharma Astawa
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur
Kampus UPN Rungkut Madya Gunung Anyar Surabaya 60294
Email : masdawa@yahoo.com


ABSTRAK
Beton precast adalah komponen beton yang dicor diluar site atau di pabrik.
Kelebihan beton precast adalah lebih efektif untuk kawasan yang padat bangunan
dibanding dengan struktur cast in place. Secara garis besar beton precast
mempunyai 3 (tiga) tahapan pelaksanaan, yaitu tahap pembuatan, tahap
pengangkatan dan tahap pemasangan.
Gedung Pasca Sarjana UPN Veteran Jawa Timur yang dibangun 3 tingkat
dengan cara cor di tempat (cast in place) dalam modifikasi perencanaan ini
menggunakan beton precast pada balok induk, balok anak dan plat. Sedangkan
kolom dan unsur sekunder lain (tangga dan kolom praktis) tetap menggunakan
metode cast in place. Secara keseluruhan struktur gedung ini direncanakan
dengan struktur daktail parsial.
Hasil analisa menunjukkan bahwa umumnya elemen precast pada umur 3 hari
sudah dapat dilakukan pengangkatan untuk perakitan, sedangkan pada umur 7
hari sudah dapat menerima beban dari beton cor dan beban pekerja, dan hasil
dimensi tebal plat 120 mm dengan tebal elemen precast 70 mm dan tebal topping
50 mm, dimensi balok anak 25 x 25 cm , balok induk 35 x 60 cm, 40 x 70 cm,
dimensi kolom 60 x 60 cm, 55 x 55 cm, tiang pancang dengan diameter 60 cm.
Shear connector plat precast menggunakan tulangan 8 mm, sambungan tulangan
utama balok anak menggunakan las listrik E90. Tulangan angkat balok anak 10
mm, untuk balok induk 12 mm.

Kata kunci : struktur precast concrete, cast in place, daktail parsial, sambungan struktur


1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gedung Pasca Sarjana Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Jawa
Timur merupakan salah satu gedung
kebanggaan Universitas Pembangunan
Nasional Veteran Jawa Timur. Proses
pembangunan gedung Pasca Sarjana secara
keseluruhan dilaksanakan dengan cara cor
ditempat (cast in place). Alternatif lain
dalam membangun gedung adalah dengan
cara pracetak (precast), dimana beton
pracetak adalah beton (elemen struktur)
yang di buat di pabrik, kemudian di pasang
dilapangan.
Berikut ini adalah perbedaan antara beton
cor di tempat dengan beton pracetak :
a. Beton cor di tempat :
- Waktu pelaksanaan dilapangan relatif
lama karena waktu pengerasan beton
normal selama 28 hari.
- Membutuhkan volume bekisting yang
besar.
- Membutuhkan schafolding relatif
banyak.
- Melibatkan lebih banyak tenaga kerja.
b. Beton Pracetak :
- Waktu pelaksanaan lapangan dapat
dipersingkat.
- Memerlukan alat-alat berat crane atau
tower crane.
- Schafolding maupun pekerja yang
dibutuhkan lebih sedikit.
Modifikasi Perencanaan Struktur Plat Dan Balok Dengan Beton Pracetak
Gedung Pasca Sarjana UPN Veteran Jawa Timur

ISBN No. 978-979-18342-0-9
B-73
- Untuk sambungan antar elemen struktur
bisa dengan sambungan basah,
sambungan mekanik dan sambungan las
ataupun kombinasinya.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas
maka permasalahan modifikasi perencanaan
struktur gedung dengan menggunakan beton
pracetak, dapat di identifikasi sebagai
berikut :
1. Bagaimana merencanakan elemen precast?
2. Bagaimana merencanakan
pembebanannya?
3. Bagaimana merancanakan tulangannya?
1.3. Pembatasan masalah
Perencanaan struktur dengan beton pracetak
ini dibatasi hanya pada elemen-elemen
struktur :
1. Elemen strukutur balok induk
2. Elemen struktur balok anak
3. Elemen struktur plat
1.4. Tujuan Penelitian
1. Sebagai alternatif pilihan metode
perencanaan dan pelaksanaan struktur
beton.
2. Menjajaki kemungkinan percepatan
pelaksanaan
dengan metode struktur beton precast.


2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Sistem pabrikasi dalam pembuatan sruktur
beton bertulang dikenal dengan sistem
pracetak. SNI 03-2847-2002 mendefinisikan
beton pracetak sebagai komponen beton yang
dicor ditempat yang bukan merupakan posisi
akhir didalam struktur. Pada dasarnya beton
pracetak meliputi 3 (tiga) tahapan pekerjaan
:
1. Pembuatan (pabrikasi)
2. Pengangkatan
3. Pemasangan (perakitan)
2.2 Pembebanan
Pembebanan yang dimaksud adalah beban-
beban yang direncanakan bekerja pada
struktur gedung. Jenis-jenis beban yang
direncanakan adalah:
1. Beban Mati
2. Beban Hidup
3. Beban Gempa
2.2.1 Kombinasi Pembebanan
a. U = 1,2 D + 1,6 L
b. U =1,05 (D + LR + E) atau U = 0,9 (D + E)
2.3 Dimensi Rencana
2.3.1 Balok
1. Balok induk h
min
=
21
l

+
700
fy
4 , 0

2. Balok anak h
min
=
16
l

+
700
fy
4 , 0

Perbandingan tinggi (h) terhadap lebar (b)
disyaratkan oleh Wang-Salmon jilid 1
halaman 62 sebagai berikut:
1,5
b
h 2
2.4 Pertemuan Balok dan Kolom
Menurut ACI jenis dari pertemuan balok
kolom ini ada dua, yaitu:
1. Pertemuan tipe 1, yaitu : terutama
untuk pembebanan statis, dimana
kekuatan menjadi kriteria utama dan
tidak diharapkan terjadinya deformasi
yang berarti.
2. Pertemuan tipe 2, yaitu : untuk
pembebanan gempa atau ledakan.











2.5 Perencanaan Sambungan
Sambungan pada struktur pracetak
direncanakan menggunakan sambungan
basah (cor ditempat)
1. Panjang penyaluran tulangan tekan

=
c f' 4.
.fy b d
db
l
tidak boleh kurang dari
0,04 db.fy
2. Panjang penyaluran tulangan tarik

fc'
fy . Ab 0,02
db
= l
tidak kurang dari 0,06
db.fy
Sambungan antara elemen precast
dengan topping harus ditinjau.
Gaya-gaya dalam pada plat:








V
kol
V
kol
Z
ka Z
ki
C
ka
C
ki
T
ka
T
ki 0,70 M
kap,ka
b
j
h
c
0,70 M
kap,ki
V
jh
V
jv
a a Cc
C
C
T T T
Kasus I Kasus II
Made Dharma Astawa
ISBN No. 978-979-18342-0-9 B-74
Kasus I : C < Cc maka Fh = C = T
Kasus II : C > Cc maka Fh = Cc < T
Syarat batas: Vu Vnh.
Bila dipasang sengkang pengikat minimum,
permukaan bersih yang sengaja dikasarkan
maka :
Vnh < 2,5 b
v
d
Bila gaya geser terfaktor Vu melebihi 2,5 b
v

d maka kuat geser nominal Vn dihitung
berdasarkan:
Vn = A
vt
fy.
Vn < 0,2 . fc . Ac atau:
Vn < 5,5.Ac
Sambungan menggunakan sambungan las
tumpul:
F
w
= f
w
. l
w
. t
w

dimana:
F
w
= kuat rencana sambungan las
f
w
= unit kuat rencana tabel A-13 PCI
l
w
= panjang las
t
w
= tebal efektif las (0,3 D
b
)

3. METODOLOGI
3.1. Tinjauan Pustaka
Mengacu pada referensi yang menunjang
pada perencanaan ini.
3.2. Analisa analitik
Analisa struktur secara analitik pada elemen
struktur balok induk, balok anak dan plat
sesuai metode perhitungan bton pracetak.
3.3. Diagram alir
























4. ANALISA STRUKTUR
4.1 Perencanaan Struktur Sekunder (Plat,)
4.1.1 Perencanaan Plat
Plat yang direncanakan adalah plat dua
arah tebal plat 12 cm dengan : - tebal
precast = 7 cm- tebal topping = 5 cm.
4.1.1.1 Pembebanan Pada Plat
Pembebanan pada plat meliputi tahap
pengangkatan, sebelum komposit, dan saat
komposit.
4.1.1.2 Pembebanan Plat Saat
Pengangkatan
Plat Segi Empat
Sebagai contoh perhitungan pengangkatan
plat diambil pelat type S1 dengan ukuran
sebagai berikut:

TABEL DIMENSI PLAT SEBELUM DAN SESUDAH KOMPOSIT
Type
Dimensi Plat (mm)
Komposit Pracetak
S1 3000 x 3000 2760 x 2760
S2 3000 x 1000 2760 x 850
S3 4000 x 3000 3710 x 2710
S4 1000 x 1000 850 x 850
S5 0,5(6000+9000)x1500 0,5(5850+8150)x1210
S6 0,5(4243 x 4243) 0,5(3730 x 3730)
S7 0,5(4500 x 4500) 0,5(3930 x 3930)
Sebagai kontrol momen yang terjadi saat
pengangkatan agar tidak terjadi retak,
maka momen yang terjadi harus lebih kecil
dari Mcr,

TABEL PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON PADA
BERBAGAI UMUR UNTUK BENDA UJI SILINDER
YANG DI RAWAT DI LABORATORIUM
Umur beton
(hari)
3 7 14 21 28
Kekuatan 0,46 0,7 0,88 0,96 1
Sumber : PB 89 hal 17
Delapan titik angkat
Mx
max
= 0,0054.q.Lx
2
.Ly
My
max
= 0,0027.q.Lx.Ly
2

Mx
max
= 0,0054.262,5.2,76
2
.2,76
= 29,8023 kg.m (298023 Nmm)
My
max
= 0,0027.262,5.2,76.2,76
2

= 14,9012 kg.m (149012 Nmm)

Kontrol retak arah X :
Untuk lebar diambil nilai b =
4
Ly
atau 15 .t
Mcr > Mx
max
...................(ok)


Analisa SAP 2000
Penulangan balok
dan kolom
Rencanakan sambungan:
-plat
-balok
-kolom
Selesai
Hitung gaya gempa
Pembebanan plat
saat:
-pengangkatan
-sebelumkomposit
Pembebanan balok induk dan balok anak:
-saat pengangkatan
-saat sebelum komposit
-saat sesudah komposit
Penulangan plat
Mulai
Data-data teknis:
-data bangunan
-data bahan
Rencanakan dimensi:
-balok
-plat
-kolom
Modifikasi Perencanaan Struktur Plat Dan Balok Dengan Beton Pracetak
Gedung Pasca Sarjana UPN Veteran Jawa Timur

ISBN No. 978-979-18342-0-9
B-75
Kontrol retak arah Y :
Untuk lebar diambil nilai b =
2
Lx atau 15 .t,
Mcr > My
max
...................(ok)
Jadi dipakai pengangkatan dengan 8 titik
angkat dengan pertimbangan momen yang
terjadi lebih kecil.
Plat Segi Tiga
Analisa pengangkatan pada plat segitiga
menggunakan bantuan program SAP2000.
Direncanakan pengangkatan dengan 6 titik
angkat pada plat type S7
Dari hasil analisa SAP2000 didapat moment
sebagai berikut :
M
Txmax
= M
Tymax
= -110,80 kg.m = 1108000
N.mm
M
Lxmax
= M
Lymax
= 35,45 kg.m = 354500 N.mm
Kontrol retak arah X dan arah Y
Bentang arah X dan arah Y adalah sama serta
momen maksimum yang terjadi juga sama
maka untuk kontrol retak hanya ditinjau
salah satu bentang saja dengan lebar (b) =
3
Lx
atau 15.t
Mcr = 2229500 N.mm
Mcr > Mx
max
dan My
max

..............................(ok)
Jadi di pakai pengangkatan dengan 6 titik
angkat.
4.1.1.3 Pembebanan Sebelum Komposit
(beton umur 7 hari)
Plat Segi Empat
A. Pada saat sebelum pengecoran
1. Tanpa pipe support
Beban ultimat (q
u
) = 1,2 (175) + 1,6 (100)=
370 kg/m
Bentang arah X dan arah Y adalah sama, jadi
cukup ditinjau salah satu bentang saja.










Moment pada plat adalah sebagai berikut :
M = 2
Lx . q
8
1 = 352,314 kg.m (3523140 N.mm)
Kontrol retak :
Untuk lebar diambil nilai b =
2
Lx atau 15.t
Mcr < Mx
max
...................(tidak ok)
2. Dengan pipe support
Direncanakan memakai pipe support
ditengah bentang arah X, dengan adanya
pipe support bentang diasumsikan
2
Lx

M =
( )
2
2
Lx
. q
8
1
= 88,08 kg.m (880800
N.mm)
Kontrol retak :
Untuk lebar diambil nilai b =
3
Lx
atau 15.t
Mcr > Mx
max
(880800 N.mm)................ ok
B. Pada saat pengecoran (dengan pipe
support)
Beban ultimat (q
u
) = 1,2 (300) + 1,6 (100)
Direncanakan memakai pipe support
ditengah bentang arah X, dengan adanya
pipe support bentang diasumsikan
2
Lx

M =
( )
2
2
Lx
. q
8
1
= 123,786 kg.m (1237860
N.mm)
Kontrol retak :
Untuk lebar diambil nilai b =
3
Lx atau 15.t
Mcr > Mx
max
(1237860 N.mm) ................
ok
Plat Segi Tiga
A Pada saat sebelum pengecoran
Tanpa pipe support
Beban ultimat (q
u
) = 1,2 (175) + 1,6 (100) =
370 kg/m
Moment maximum yang terjadi dari hasil
SAP2000 adalah moment arah X = 98,27
kg.m (982700 Nmm) dan arah Y = 98,27
kg.m (982700 Nmm).
Kontrol retak
Untuk lebar diambil nilai b =
2
Lx
atau 15.t
Mcr > Mx
max
dan My
max
(982700 Nmm)..... ok

B Pada saat Pengecoran
Tanpa pipe support
Dari hasil SAP2000 moment arah X =
(1405700 Nmm) dan arah Y = (1405700
Nmm)
Kontrol retak :
Untuk lebar diambil nilai b =
2
Lx
atau 15.t
Mcr > Mx
max
dan My
max
(1405700 Nmm).... ok


Gambar 4.6 : Asumsi perletakan plat, ditumpu
sederhana
Lx
Made Dharma Astawa
ISBN No. 978-979-18342-0-9 B-76
4.1.1.4 Pembebanan Sesudah Komposit
(beton umur 28 hari)
Plat Lantai (segi empat)
Lantai ruang kuliah
Beban berfaktor (q
u
) = 1,2 . 458 + 1,6 .250
= 949,60 kg/m
2

Untuk lebar 1 meter qu = 949,6 x 1 m =
949,6 kg/m
Menggunakan tabel koefisien momen pada
CUR 4 diperoleh momen tumpuan dan
lapangan. Moment yang terjadi dipilih
moment yang terbesar yaitu sebesar 435,8664
kg.m (4358664 N.mm)
Kontrol retak:
Untuk lebar diambil nilai b =
2
L
atau 15.t
IMcr =
60
216000000 x 3,8
= 13680000 Nmm
Mcr > M
max
(4358664 N.mm) ...............(ok)
Plat atap segi tiga
Beban yang bekerja sama dengan plat atap
segi empat, untuk moment maximum yang
terjadi diambil dari hasil SAP2000 yaitu:
M
Txmax
= - 228,92 kg.m (2289200 Nmm)
M
Tymax
= - 228,92 kg.m (2289200 Nmm)
M
Lxmax
= 95,66 kg.m (956600 Nmm)
M
Lymax
= 95,66 kg.m (956600 Nmm)
Kontrol retak :
Untuk lebar diambil nilai b =
2
L
atau 15.t
Mcr =
t
g . r
y
I f
= 16416000 Nmm > M
max
.. oK)

4.4 Perencanaan Struktur Primer (Balok
Induk, Kolom)
4.4.1 Perencanaan Balok Induk
Perhitungan balok induk sama caranya
dengan perhitungan pada balok anak, dimensi
balok induk 35/60 cm.
4.4.1.1 Sambungan Balok Induk dengan
Kolom
C = T
T = As . fy = 1570. 320 = 502400 N
Fh = C = T
Fh diambil sebagai Vu = T = 502400 N
Avt =
fy.
Vn
=
320.1
502400
= 1570 mm
2

Tulangan utama yang tersedia

adalah 5D-20
untuk tulangan atas dan 2D-20 untuk
tulangan bawah (As
total
= 2198 mm
2
),jadi
tidak perlu tulangan tambahan sambungan
balok induk dengan kolom.


4.4.2 Perencanaan Kolom
4.4.2.1 Perhitungan Tulangan Utama
Kolom
Data-data perencanaan:
- Dimensi kolom (b x h) = 600 mm x
600 mm
- Tinggi kolom = 3500 mm
- fc = 30 Mpa
- fy = 320 Mpa
- Decking = 40 mm
- Tulangan utama = D25
- Sengkang pengikat = 12
- d = 40 + 12 + (0,5 x 25) = 64,5 mm
- d = h d = 535,5 mm
- Jari-jari girasi (r) : (0,3 x h) = 180 mm
- Jenis kolom = tanpa pengaku (unbraced)
Perhitungan penulangan kolom diambil
kolom lantai dasar dengan nomor elemen
155 yang terletak di tengah, dari analisa
SAP2000 didapat gaya-gaya dalam:
Moment arah X
- M
1b
= 462,48 kg.m
- M
2b
= 602,18 kg.m
- M
2s
= 44436,05 kg.m
Moment arah Y
- M
1b
= 986,13 kg.m
- M
2b
= 2331,61 kg.m
- M
2s
= 51115,97 kg.m
Vu = 48351,26 kg
Pu = -368894 kg
Menentukan Mu:
M
ux
= M
2b
+ M
2s

= 450382300 Nmm
M
uy
= M
2b
+ M
2s

= 534475800 Nmm (menentukan)
g
u
A
P
=
600 . 600
3688940
= 10,25 N/mm
2

h . A
M
g
u =
600 ). 600 . 600 (
534475800
= 2,47 N/mm
2

diperoleh rasio penulangan = 1,6% < 8%
Direncanakan memasang tulangan pada
keempat sisi kolom, maka As = .A
g

As = 0,016.600
2

= 5760 mm
2

Digunakan tulangan 12D-25 (As = 5887,5
mm
2
)








60
60
15, 6,4
Modifikasi Perencanaan Struktur Plat Dan Balok Dengan Beton Pracetak
Gedung Pasca Sarjana UPN Veteran Jawa Timur

ISBN No. 978-979-18342-0-9
B-77
4.4.2.2 penentukan Kelangsingan Kolom
Data balok yang menumpu pada kolom:
- Dimensi balok = 350 mm x 600 mm
- I
g
= 3
600 . 350
12
1
= 6,3 .10
9
mm
4

- E
c
= 4700 30 = 25742,96 Mpa
- EI
b
=
2
I E
g c
= 81090324.10
6
Nmm
2

Data-data kolom:
d
=
511159700 23316100
23316100
+
= 0,04
- I
g
=
3
600 . 600
12
1
= 1,08 .10
10
mm
4

- E
s
= 200000 Mpa
- I
s
= 25.(2).((4.(235
2
) + 2.(78,5
2
)) =
11661225 mm
4

- E
s
I
s
= 200000 . 11661225 = 2332245000000
Nmm
2

- EI
c
= (0,2.E
c
.I
g
+ Es.Is) / (1 +
d
)
= (0,2 (2,78024 x10
14
) + 2,332245 x10
12
)
/ (1+0,04) = 5,570869712 x10
13

Nmm
2

- EI
c
= 0,4.E
c
.I
g
= 0,4(2,78024 x10
14
)
= 1,1121x10
14
Nmm
2

..(menentukan)
Faktor jepitan pada kolom:
A
=

b
b
c
c
L
EI
L
EI
=

5400
10 x 10903 , 8
2
3200
10 x 1121 , 1
2
13
14

A
= 2,31,
B
= 1 (tumpuan kolom
jepit/pondasi)
Dari nomogram diperoleh nilai faktor tekuk
(k) = 1,49
r
Ln . k
=
18 , 0
2 , 3 . 49 , 1
= 26,5
Syarat kelangsingan boleh diabaikan bila
r
Ln . k
< 22, dari perhitungan di atas diperoleh
nilai
r
Ln . k
> 22 yang berarti kolom termasuk
kolom panjang (langsing) dan pengaruh
kelangsingan harus diperhitungkan dengan
pembesaran momen.
4.4.2.3 Menghitung Pembesaran Moment
dan Eksentrisitas
Faktor pembesar untuk portal berpengaku
(
b
)

b
=
c
u
m
P
P
1
C


C
m
= 0,6 + 0,4
b 2
b 1
M
M
= 0,77 > 0,4
P
c
=
2
2
) Ln . k (
I . E
nilai k portal berpengaku
adalah 0,82
EI
c
=
) 1 (
I E 4 , 0
d
g c
+
= 1,10723 x10
14
Nmm
2

P
c
=
2
14 2
) 3200 . 82 , 0 (
10 x 10723 , 1
= 179810490,6 N

b
=
6 , 179810490 . 65 , 0
3688940
1
77 , 0

= 0,79<1 maka
b
= 1
Faktor pembesar untuk portal tanpa
pengaku (
s
)
P
u
= 18867610 N
P
c
= 338706106,5

s
=
5 , 338706106 . 65 , 0
18867610
1
1

= 1,109
M
c
=
b
M
2b
+
s
M
2s
= 509202207,3 Nmm
P
n perlu

u
P
=


65 , 0
3688940
=
= 5675292,31 N
M
n perlu
=

c
M
= 783388011,2 Nmm
e
perlu

n
n
P
M
=
31 , 5675292
2 , 783388011
=
= 138,03 mm
e
min
= (0,03h + 15) = (0,03.600 + 15)
= 33 mm < 138,03 mm.gunakan e
perlu
Made Dharma Astawa
ISBN No. 978-979-18342-0-9 B-78
Kontrol Tekan dalam Kondisi berimbang:













e
s

s
E
fy
= = 0,16%
d = h d = 535,5 mm
d d= 535,5 64,5 = 471 mm
b
X 5 , 535
% 16 , 0

=
b
X
% 3 , 0

X
b
= 349,24 mm
a
b
= 0,85 X
b
= 296,85 mm
C
b
= 0,85 fc.a . b =4541805 N
T
b
= As.fy = 942000 N
C
s
= As . (fy 0,85 fc) = 277419000 N
P
b
= C
b
+ C
s
T
b

= 281018805 N > Pu (3688940 N) ok
Pn = 0,85 (0,85 fc(Ag As
t
) + fy As
t
)
= 6029912,48 N > Pu (3688940 N) ok

4.4.2.4 Perhitungan Tulangan Geser dan
Torsi Kolom
Data-data perhitungan:
- Vu = 48351,26 kg
- Pu = 368894 kg
- Tu = 835,01 kg.m
Syarat torsi dihitung bila:

.y x ) . c f'
20
1
( T
2
u


=

y x
2
600
2
. 600 = 216000000 mm
2

.y x . c f'
20
1
(
2 = 35510400 Nmm
Tu (8350100 Nmm) <

.y x ) . c f'
20
1
(
2

maka tulangan torsi boleh diabaikan.

d . b c f'
6
1
A . 14
N
1 2 V
w
g
u
c

+ =

= 1015970,44 N > Vu (483512,6 N)
maka hanya diperlukan tulangan geser
minimum saja.
Direncanakan menggunakan sengkang 12
(Av 113,04 mm
2
)
Spasi maksimum :
=
bw
fy 3 . Av
=
600
) 320 ( 3 . 04 , 113
= 181mm
= 10(diameter tulangan utama) = 250 mm
=
2
d
=
2
5 , 535
= 267,75 mm, s < 200 mm
Digunakan sengkang 12 150 mm
4.4.2.5 Perhitungan Pertemuan Balok
Kolom
Perhitungan pertemuan balok kolom
dilakukan pada joint 53 adalah sebagai
berikut:










Data-data perencanaan:
- dimensi kolom = 600/600 mm
- dimensi balok = 350/600 mm
- gaya aksial tekan = 3688940 N
- sengkang = 12 mm
- fc = 30 MPa
- fy = 320 MPa
Arah X:
Gaya geser horizontal:
V
jh
= C
ki
+ T
ka
V
kol

Balok 350/600 kiri:
C
ki
= T
ki
= 0,70
ki
ki , kap
Z
M

a =
b . c ' f . 85 , 0
fy . As
= 56,29 mm
Z = (d a/2) = 511,855 mm

M
kap, ki
= 1,25 As.fy (d a/2) = 321444940
Nmm
C
ki
= 0,70
855 , 511
321444940
= 439600 N
Balok 350/600 kanan:
C
ka
= T
ka
= 0,70
ka
ka , kap
Z
M

a = 56,29 mm
Z = 511,855 mm
M
kap, ka
= 1,25 As.fy (d a/2)
64,5 mm 64,5 mm 471mm
d = 535,5 mm
Pn
e = 138,03 mm
600 mm
600 mm
Xb = 349,24 mm
0,003
s = 0,0016
s
ab = 296,85 mm
T
Cc Cs
0,85 fc
kolom 600/600
As = 5887,5
balok 350/600
As = 1570 mm
2

balok 350/600
As = 1570 mm
2

balok 350/600
As = 1256 mm
2

balok 350/600
As = 1884 mm
2

Y
X
Z
Modifikasi Perencanaan Struktur Plat Dan Balok Dengan Beton Pracetak
Gedung Pasca Sarjana UPN Veteran Jawa Timur

ISBN No. 978-979-18342-0-9
B-79
= 321444940 Nmm
C
ka
= 0,70
855 , 511
321444940
= 439600 N
Gaya geser kolom (V
kol
) pada join:
V
kol
=
( )
b , k a , k
ka , kap
ka
ka
ki , kap
ki
ki
h h
2
1
M
ln
l
M
ln
l
70 , 0
+

+

= 142864,42 N
V
jh
= 439600 + 439600 142864,42
= 736335,58 N
Kontrol gaya geser horizontal dengan
persamaan :
V
jh
) h . b (
V
c j
jh
= < 1,5 c ' f
b
j
= b
kolom
= 600 mm
b
j
= b
balok
+ (1/2 h
tkolom
) = 950 mm
Dipilih b
j
= 600 mm
s
jh
=
) 700 . 600 (
58 , 736335
< 1,5 30 = 1,75 < 8,2 ok
Arah Y:
Gaya geser horizontal:
V
jh
= C
ki
+ T
ka
V
kol

Balok 350/600 kiri:
C
ki
= T
ki
= 0,70
ki
ki , kap
Z
M

A =
) 350 .( 30 . 85 , 0
) 320 .( 1884
= 67,55 mm
Z = (d a/2) = 506,225 mm
M
kap, ki
= 1,25 602880 (506,225) = 381491160
Nmm
C
ki
= 0,70
225 , 506
381491160
= 527520 N
Balok 350/600 kanan:
C
ka
= T
ka
= 0,70
ka
ka , kap
Z
M

a =
) 350 .( 30 . 85 , 0
) 320 .( 1256
= 45,03 mm
Z = 540 22,515 mm = 517,485 mm
M
kap, ka
= 1,25 401920 (517,485) = 259984464
Nmm
C
ka
= 0,70
485 , 517
259984464
= 351680 N
Gaya geser kolom (V
kol
) pada join:
V
kol
=
( )
b , k a , k
ka , kap
ka
ka
ki , kap
ki
ki
h h
2
1
M
ln
l
M
ln
l
70 , 0
+

+
=
142550,14 N
V
jh
= 527520 + 351680 142550,14
= 736649,86 N
Kontrol gaya geser horizontal dengan
persamaan :
s
jh
=
) h . b (
V
c j
jh
< 1,5 c ' f
= 1,75 < 8,2 ok
Gaya geser yang dipikul oleh beton (V
ch
):
V
ch
=
( )
c j
h b c ' f 1 , 0 Ag / Nu
3
2


= 753769,96 N > V
jh
dipasang sengkang
minimum













5. Kesimpulan dan saran
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa perhitungan struktur
dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dari hasil perhitungan dapat dilihat
bahwa umumnya elemen precast pada
umur 3 hari sudah dapat dilakukan
pengangkatan untuk perakitan,
sedangkan pada umur 7 hari elemen
precast sudah dapat menerima beban
dari beton cor dan beban pekerja.
Berarti sistem precast dapat
mempercepat dan mempermudah
pelaksanaan dilapangan dibandingkan
dengan sistem cast in place.
2. Tebal plat lantai dan plat atap
diperoleh 120 mm dengan elemen
precast 70 mm dan topping 50 mm.
Dimensi balok anak 25 x 40 cm, balok
induk 35 x 60 cm, 40 x 70 cm, kolom 60
x 60 cm, 55 x 55 cm, sedangkan tiang
pancang berdiameter 60 cm.
12 150
mm
10 250 mm
hc
bj
Daerah sendi plastis
Made Dharma Astawa
ISBN No. 978-979-18342-0-9 B-80
3. Shear connector pada plat diperoleh 8
mm, sambungan tulangan balok anak
menggunakan las listrik E90.
4. Tulangan angkat pada plat precast 8
mm, balok anak precast 10 mm dan
balok induk precast 12 mm.
5.2 Saran
Akhir dari penulisan penelitian ini penulis
menyarankan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Dalam merencanakan beton pracetak
meskipun dalam perhitungan diperoleh
lendutan yang kecil saat pemasangan
sebaiknya selalu menggunakan pipe
support / scaffolding untuk penyokong
sementara elemen pracetak demi
keselamatan dan keamanan struktur
maupun pekerja.
2. Kepada para perencana agar ketelitian
pada saat pemasangan sangat
diperhatikan, karena sangat
berpengaruh pada sambungan antar
elemen.

6. DAFTAR PUSTAKA
1. American Concrete Institut (ACI) 1999,
Detroit, Michigan, P16.

2. Dipohusoso, Istimawan, 1994, Struktur
Beton Bertulang Berdasarkan SK SNI T-
15-1991-03, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta

3. Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan,
1983, Peraturan Pembebanan Indonesia
Untuk Gedung, Departemen Pekerjaan
Umum, Bandung

4. Fattah Shaik, A., 1988, Design And Typical
Details of Connection for Precast And
Prestressed Concrete, PCI, Chicago

5. H.S, Sardjono, 1996, Pondasi Tiang
Pancang ,Sinar Wijaya, Surabaya

6. Suprobo, P, dkk, 1997, Kursus Singkat
Perencanaan Konstruksi Beton
Berdasarkan SNI-1993, Jurusan Teknik
Sipil, Fakultas Teknik Sipil Dan
Perencanaan, Institut Teknologi
Sepuluh November Surabaya

7. Standar Nasional Indonesia (SNI 03-2847-
2002), Tata Cara Perhitungan
Struktur Beton untuk Bngunan
Gedung.
8. Standar Nasional Indonesia (SNI 03-1726-
2002), Tata cara Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Bangunan
Gedung.
9. Vis, W.C, Kusuma, Gideon, Dasar dasar
Perencanaan Beton Bertulang,
Erlangga, Jakarta

10. Wiiden, Helmuth, P.E. Chairperson,
1992, Precast And Prestressed
Concrete, PCI Design Handbook,
Chicago

11. Wang, C.K, Salmon, C.G, 1994, Disain
Beton Bertulang, Erlangga, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai