Anda di halaman 1dari 1

2

2
LARAST UTAMA
EDISI 15 / TH I / 12 - 25 MEI 2014
POLKAM
Wartawan LARAS POST dalam melaksanakan tugasnya di lapangan dibekali dengan ID Card, dan namanya tercantum dalam BOX Redaksi.
Redaksi LARAS POST menerima aspirasi pembaca melalui SMS ke nomor 081213523457 Aspirasi boleh berupa kritikan terhadap pemberitaan, keluhan tentang pelayanan instansi pemerintah maupun swasta, maupun
komentar tentang masalah yang sedang berkembang di tengah masyarakat.
PENERBIT:
PT. LARAST PENA NUSA INDAH PERS
SK. KEMENKUMHAM
NO: 50801.AH.01.01. 2013
NPWP : 03.312.240.9-009.000
Dewan Pembina: Mayjend TNI (Purn) H. Hendardji Soepandji, Brigjend Pol (Purn) Drs Zainuri Lubis, HM. Jazari (Ketum PPLB); Dewan Penasehat: H. Sofyan Abdurrahman, Mayjen TNI
(Purn) DR. H. Syamsu Djalal, SH, MH, Peter Arruhi, Hornaedi, SH, Arnold Siahaan, SH, Achmad Rodji AS; Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: C. Herry SL; Wakil Pemimpin Redaksi :
Akram SM, SH; Wakil Pemimpin Perusahaan : Joko Setiono; Redaktur Pelaksana : Akram, SM, SH; Dewan Redaksi : H. Erekson S.Sos, Binsar Sihombing, Asmuni CH. Haesy, A. Puja, Firman
Kelana, Akram, SH, Drs. Syaiful Nazar; Mabes Polri, KPK dan Polda Metro Jaya : C. Herry SL, Binsar S; Dispenad : C. Herry SL, Akram, SM, SH; Koordinator Wartawan: Sugiarto; Staf Redaksi:
Titiek Harum, S.Pd, Erlangga, Djoko Ruwahono, Drs. Erwan HMZ, Liogu Mr. Lexy,Tuty Sulistyowati, H. Bardan, Adenan Wijaya Kusuma, Sugiarto, Maslim, Edwin RN, Fery N, Munandar Istiana,
Dean MP, Maria, Manogu Parhusip, Sumanto Suminta, Edy Suryadi; Fotografer : Aries Prabowo; Perwakilan/Biro: Biro Kota Bekasi: Ramoti KS, M. Pohan; Biro Kabupaten Bekasi:
Haposan S, Edy Yanto Pakpahan; Biro Bogor: David Malau, Nurmansyah. AK, Baehaki, Paima Tumanggor; Biro Depok: Salim Sujadi; Biro Karawang : Agus Safutra; Biro Bandung, Jabar:
A. Bernardictes, Citrawijaya Lim; Biro Sukabumi: Edis Wijaya, Gum Gum Gumilang; Biro Ciamis : Nendi Permana; Biro Cirebon: Aries PS; Biro Subang : Edy Mulyana; Perwakilan Jawa
Tengah : Sumono; Biro Jawa Timur: Moch. Andrik Lesmana, Mohamad Saroni, Bagus Yudistira; Perwakilan Prov. Bali :Wayan S; Biro Kabupaten Tapanuli Selatan: Fernando Simamora;
Layout: sugihlayout.blogspot.com, Idris; Sirkulasi/Iklan: Damit Sutendi, Idris Saputra, Yandi Permana; Redaksi / Tata Usaha: Jl. Raya Hankam Mabes TNI No. 26. Bambu Apus, Cipayung,
Jakarta Timur Telp. 021 84311368, 021 - 84311397, Fax: 021 - 84311373, Hp. 081213523457. No. Rek. Bank Mandiri: 1560000794935, 1290010193593.
Email : redaksilaraspost@gmail.com, Website: www.laraspostonline.com Percetakan: Temprina Bekasi (Isi di luar Tanggung Jawab Percetakan)
Penuhi Jadwal KPU Umumkan Hasil Rekapitulasi Suara
Dengan ini saya nyatakan, Kepu-
tusan KPU Nomor 411/Kpts/KPU/
Tahun 2014 tentang Penetapan Hasil
Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD
Provinsi dan DPRD Kabupaten-Kota
dalam rangka Pemilu 2014, ungkap
Ketua KPU, Husni Kamil Manik, Ju-
mat (9/5/2014) di Gedung KPU Pusat
Jakarta.
Berikut adalah hasil perolehan
suara parpol peserta Pemilu tingkat
nasional:
1. Partai Nasdem: 8.402.812 suara (6,72
persen)
2. Partai Kebangkitan Bangsa: 11.298.957
suara (9,04 persen)
3. Partai Keadilan Sejahtera: 8.480.204
suara (6,79 persen)
4. Partai Demokrasi Indonesia Per-
juangan: 23.681.471 suara (18,95
persen)
5. Partai Golongan Karya: 18.432.312
suara (14,75 persen)
6. Partai Gerakan Indonesia Raya:
14.760.371 suara (11,81 persen)
7. Partai Demokrat: 12.728.913 suara
(10,19 persen)
8. Partai Amanat Nasional: 9.481.621
suara (7,57 persen)
9. Partai Persatuan Pembangunan:
8.157.488 suara (6,53 persen)
10. Partai Hati Nurani Rakyat: 6.579.498
suara (5,26 persen)
14. Partai Bulan Bintang: 1.825.750
suara(1,46 persen)
15. Partai Keadilan dan Persatuan Indo-
nesia: 1.143.094 suara (0,91 persen)
Total perolehan suara sah di 33
provinsi adalah 124.972.491 suara.
Berdasarkan perolehan hasil su-
ara yang diumumkan KPU, 10 partai
politik lolos ambang batas parlemen,
sedangkan dua partai lain yang tidak
lolos adalah PBB dan PKPI.
Rapat Pleno penetapan hasil Pemilu
dihadiri oleh tujuh komisioner KPU
Pusat, termasuk Juri Ardiantoro, Arief
Budiman, Ferry Kurnia Rizkiyansyah,
Sigit Pamungkas, Ida Budhiati dan
Hadar Nafs Gumay.
Hormati Hasil Penghitungan Suara
Menanggapi hasil rekapitulasi suara
Pemilu 2014 yang disahkan KPU, Partai
Demokrat menyatakan dapat menerima
dan menghormati. Kita terima kasih
sama KPU dan Bawaslu hasil yang di-
capai diapresiasi tinggi sebagai proses
demokrasi, kata Ketua Harian Partai
Demokrat, Syarifuddin Hasan, Sabtu
(9/5/2014) di Bandara Halim Perdan-
akusuma Jakarta.
Menyinggung soal koalisi dengan
partai lain, ia mengatakan, peluang tetap
terbuka meski tetap harus dibahas pada
tingkat pimpinan partai. Kemungkinan
koalisi ke depan memungkinkan, kita
bahas nanti, ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI
Perjuangan, Tjahjo Kumolo mengatakan,
perlu menghormati suara rakyat yang dis-
ampaikan melalui Pemilu, sehingga tidak
boleh terjadi penghilangan satu suara atau
penggelembungan satu suara pun.
Ia menegaskan, penghilangan atau
penggelembungan suara hasil Pemilu,
pada dasarnya merupakan noda, bahkan
cacat dalam proses rekapitulasi penghi-
tungan suara calon anggota legislatif dan
parpol peserta pemilu. (tim)
Jakarta, Laras Post - Setelah
diragukan oleh sejumlah
pihak, Komisi Pemilihan Umum
(KPU) akhirnya menetapkan
hasil perolehan suara pemilu
legislatif 12 partai politik
peserta Pemilu 2014, sesuai
jadwal yang ditetapkan
Undang-Undang Nomor 8
Tahun 2012 bahwa penetapan
hasil Pemilu secara nasional
dilakukan 30 hari setelah
pemungutan suara.
Jakarta, Laras Post - Determinasi uang dan praktik
kongkalikong manipulasi suara pada penyelenggaraan
Pemilu legislatif (Pileg) 2014 berlangsung masif karena
banyaknya indikasi politik uang yang beredar.
Kalau dari sisi determinasi uang itu, Pemilu legislatif
tahun ini yang paling brutal dibandingkan pemilu yang
sudah dilakukan karena determinasi uang itu menjadi
luar biasa, ujar Direktur Eksekutif Matriks Indonesia,
Agus Sudibyo dalam diskusi Menyikapi Penyelengga-
raan (Rekapitulasi dan Penetapan) Pemilu 9 April 2014,
Jumat (9/5/2014) di DPD RI, Jakarta.
Cost Pileg 2014 menjadi mahal karena adanya politik
uang yang merajalela sehingga dalam Pemilu kali ini ada
hubungan antara penjual dan pembeli. Kita menghadapi
situasi seperti ini dan kita khawatirkan akan ada transaksi
perundang-undangan yang dihasilkan dari Pemilu yang
terdapat politik uang, ungkapnya.
Menurutnya, akibat system Pemilu yang saat ini diter-
apkan, untuk menjadi anggota DPR RI para Caleg harus
mengeluarkan dana minimal senilai Rp3,5 miliar. Dana
tersebut digunakan untuk biaya operasional kampanye
seperti baliho, spanduk, tim sukses, survei maupun iklan
di media massa, ujar dia.
Ia menyatakan, akibat sistim Pemilu yang memicu
biaya tinggi, para wakil rakyat terpilih yang akan duduk
di parlemen tidak terikat dan tidak memperjuangkan
aspirasi masyarakat sehingga akan ada jual beli perun-
dang-undangan atau transaksional pasal. Jual beli
pasal perundang-undangan akan semakin parah, proses
perumusan kebijakan dan pelaksanaannya dilandasi oleh
logika jual beli, tegasnya. (ram)
Politik Uang Berlangsung Masif
Komnas HAM Kembali Usut Pelanggaran HAM Masa Lalu
Jakarta, Laras Post -
Mahkamah Konstitusi
(MK) hingga akhir pekan
lalu, belum menerima
ber kas per mohonan
Perselisihan Hasil Pemi-
l i han Umum ( PHPU)
Legi sl at i f yang t el ah
ditetapkan secara nasional
oleh Komisi Pemilihan
Umum (KPU) pada Jumat
malam (9/5/2014).
Humas MK, Kencana
Suluh mengungkapkan,
hingga Sabtu (10/5/2014)
belum ada, berkas Parpol dan Caleg masuk ke MK. MK
memberi kesempatan selama 3x24 jam sejak penetapan
KPU atau hingga Hari Senin (12/5) agar parpol dan
calon anggota legislatif untuk mengajukan permohonan
PHPU.
Ketua MK, Hamdan Zoelva menyatakan hanya
pemimpin partai politik peserta Pemilu 2014 yang
bisa mengajukan permohonan PHPU ke MK. Dengan
demikian, walau ada kemungkinan dua caleg dalam
satu parpol bersengketa, tetap harus melalui persetujuan
pemimpin parpolnya.
Ia menjelaskan, pihak yang mengajukan harus
pemimpin parpol, tidak dapat datang sendiri-sendiri.
Caleg dari partai, dapil, kan bisa saja internal di satu
partai bisa ribut. Siapa peroleh suara terbanyak? Itu
hanya bisa ditangani MK jika ada persetujuan dari
parpol dan ditandatangani pemimpin parpol, kata
Hamdan, Jumat (9/5/2014) di Jakarta.
Para pihak yang ingin mengajukan perkara PHPU
anggota DPD, DPR, dan DPRD adalah anggota parpol
dan perseorangan caleg DPR dan DPRD yang telah
memperoleh persetujuan tertulis dan permohonannya
diajukan parpol. Ya selesaikan secara internal. Kalau
parpol sudah tidak sanggup, silakan bawa ke sini, akan
kami bantu, ujarnya.
Hamdan menambahkan, MK t i dak dapat
memperkarakan soal politik uang karena kewenangan
MK hanya pada sengketa hasil Pemilu. Disebutkan,
pembuktian politik uang dapat memengaruhi perolehan
suara cukup sulit, seperti PHPU 2009, ketika MK hanya
mengabulkan 10 persen dari 600 permohonan yang
masuk.
Secara terpisah pengamat Pemilu dari Sinergi
Masyarakat untuk Indonesia (Sigma), Said Salahuddin
mengatakan, siapapun mereka yang mengajukan PHPU
ke MK disebut sebagai Pemohon. MK tidak boleh
melihat lagi apa jabatan dan status sosial dari Pemohon.
Semua pemohon, siapapun dia, diberikan kedudukan
hukum dan akan diperlakukan secara sama. Itu prinsip
dasarnya, ujarnya. (tim)
MK Belum Terima Berkas PHPU
Teliti Rekam Jejak Capres
Jakarta, Laras Post - Keluarga korban
pelanggaran Hak Azasi Manusia
(HAM) berat, termasuk kasus
penghilangan orang secara paksa
pada 1997-1998, kembali mendapat
harapan akan kepastian nasib korban
pelanggaran HAM.
Pasalnya, Komnas HAM kembali
membentuk tim untuk menuntaskan
kasus pelanggaran HAM berat masa
lalu itu, Ketua Komnas HAM, Hafdz
Abbas menyatakan, tim baru untuk
melengkapi tim yang sudah dibentuk
sebelumnya, sehingga anggota tim
ditambah lima orang.
Ia menyatakan, tim baru akan
bekerja untuk menuntaskan kasus
pelanggaran HAM berat masa lalu
secepat mungkin. Selain itu, untuk
kasus penghilangan orang secara paksa
pada 1997-1998, pihaknya berencana
memanggil saksi-saksi, termasuk
mantan Kepala Staf Kostrad, Kivlan
Zein.
Hafdz mengatakan, Kivlan diduga
mengetahui nasib 13 korban yang
masih misterius. Apa yang diketahui
Kivlan itu akan memberi kesejukan bagi
keluarga korban. Kami berkepentingan
untuk memihak kepada para korban,
ujarnya kepada wartawan, Kamis
(08/5/2014) di ruang pleno Komnas
HAM Jakarta.
Menurutnya, saat ini momentum
yang baik bagi Presiden SBY untuk
menyelesaikan kasus pelanggaran
HAM masa lalu, khususnya peng-
hilangan orang secara paksa pada
1997-1998.
Ia mengungungkapkan, pada 9
September 2009 DPR periode 2004-2009
sudah memberikan empat rekomendasi
kepada Presi den, di ant aranya,
mengamanatkan agar presiden membentuk
pengadilan HAM ad hoc. Korban dan
keluarganya agar direhabilitasi serta
dipulihkan hak-haknya.
Anggota Komnas HAM, Imdadun
Rachmat mengatakan, penambahan
anggota menjadi lima orang dilakukan
karena tim bekerja khusus. Salah
satunya memanggil Kivlan Zein
untuk diminta keterangannya terkait
keberadaan 13 orang yang hilang dalam
kasus penghilangan orang secara paksa
1997-1998.
Menurutnya, pengakuan Kivlan
merupakan momentum yang harus
di maksi mal kan Komnas HAM.
Pasalnya, pengakuan itu memuat
informasi terkait kasus yang ditangani
Komnas HAM yaitu penghilangan
orang secara paksa 1997-1998.
I mdadun menyat akan, j i ka
Komnas HAM mampu memak-
simalkan momentum itu, satu dari
delapan kasus pelanggaran HAM
berat yang mandek dapat mengalami
kemajuan.
Selain akan memanggil Kivlan
Zein, tim bentukan Komnas HAM, juga
tidak tertutup kemungkinan Komnas
HAM akan memanggil pihak terkait
lainnya untuk diminta keterangannya
terkait kasus penghilangan orang
secara paksa 1997-1998. (sg)
padahal lima tahun lalu Prabowo
menjadi Cawapres Megawati, saat
itu desakan untuk menjelaskan
pelanggaran HAM tidak begitu
kuat. Kenapa dulu tidak diungkap
dan baru sekarang, Prabowo harus
berbicara banyak sampai publik
puas, ungkapnya. (tim)
Jakarta, Laras Post - Pemilih harus
meneliti rekam jejak calon presiden
(Capres) sebelum memilih, terutama
keberpihakan Capres terhadap pen-
egakan hak asasi manusia menjadi
pertimbangan prioritas bagi publik
untuk menjatuhkan pilihan.
Ketua DPP Partai Nasional De-
mokrat (Nasdem), Taufik Basari,
mengatakan pemilih mesti teliti
sebelum menjatuhkan pilihan pada
seorang Capres. Pertama, yang
mesti dilakukan adalah mengetahui
rekam jejak capres sebelum men-
calonkan diri. Visi misi memang
penting disampaikan kepada pub-
lic, ujarnya pada diskusi bertajuk,
Visi Misi HAM Para Capres, Selasa
(6/5) di Jakarta.
Namun demikian menurutnya,
visi misi tanpa jejak rekam yang
jelas hanya sekedar slogan, untuk
itu publik harus mempelajari visi
misi yang ditawarkan dan menye-
suaikan dengan rekam jejak. Cocok
atau tidak. Apakah rekam jejaknya
menunjukan peduli pada HAM
atau tidak, atau baru sekarang saja,
ungkapnya.
Menyinggung dukungan Partai
Nasdem terhadap pencapresan
Jokowi, politisi muda ini men-
gatakan, visi misi HAM dari Jokowi
telah dinyatakan siap dan akan
disampaikan ke publik. Demikian
juga rekam jejak Jokowi, bisa dilihat,
sepanjang Jokowi memimpin kota
Solo, telah menunjukan kebijakan
Sementara itu, Ketua DPP
Partai Demokrat, Ramadhan
Pohan menyatakan, Capres
tidak boleh alergi kritik, ke-
caman, bahkan ftnah seka-
lipun. Konsekuensi menjadi
seorang politisi acapkali
menerima kritik dari pub-
lik. Tidak terkecuali capres.
Menurutnya, masyarakat
harus mengetahui seluk
beluk figur Capres yang
bakal maju pada Pilpres mendatang.
Semua harus diungkap jelas dalam
perspektif HAM, ujarnya.
Ia menyebutkan, setiap kali
membicarakan pelanggaran HAM
selalu dikaitkan dengan salah satu
figur Capres Prabowo misalnya,
yang diambil pro terhadap pendi-
dikan, kaum miskin, dan kesehatan.
Dalam aspek HAM, Jokowi tak
memiliki catatan buruk.
Pada kesempatan yang sama,
Direktur Program Imparsial, Al
Araf menyatakan, penyelesaian
kasus pelanggaran HAM masa lalu
menjadi kewajiban yang harus di-
lakukan Capres terpilih.
Menurutnya, secara historis era
keterbukaan informasi dan kebebasan
berekspresi tak lepas dari perubahan
politik pada masa reformasi 1998. Itu
sebabnya, sebagai masyarakat yang
tidak melupakan sejarah menjadi
beban moral jika tidak terselesaikan
kasus pelanggaran HAM masa lalu.
Terlebih, masih terdapat 13 aktivis
HAM yang hingga kini tidak diketa-
hui keberadaanya.
Menuurutnya, penyelesaian
kasus pelanggaran HAM masa lalu
harus menjadi agenda prioritas bagi
capres terpilih. Apakah mungkin
kasus pelanggaran HAM dapat
diselesaikan kalau yang memimpin
capres yang terlibat pelanggaran
HAM masa lalu, Tanya Al Araf.
Ia menyebutkan, mengkritik Ca-
pres dari aspek HAM tidak berarti
melakukan kampanye hitam. Tetapi
dalam rangka mendapatkan Capres
yang bersih dan bebas dari beban
masa lalu. Adalah sulit,capres bisa
dipilih kalau capres tidak terlibat
secara historis dengan masa lalu,
tuturnya.
Jakarta, Laras Post - Partisipasi pemilih
di luar negeri pada pemungutan
suara Pemilu Legislatif 2014 hanya
mencapai 44,72 persen, jauh dari
harapan Komisi Pemilihan Umum
(KPU) yang menargetkan 75 persen.
Jumlah pemilih yang terdaftar
sebanyak 2.093.298 orang, sedangkan
jumlah pemilih yang menggunakan
hak pilihnya ada 464.078 orang, kata
Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Panitia
Pemungutan Luar Negeri (PPLN)
Wahid Supriyadi, saat menyampaikan
rekapitulasi hasil perolehan suara Pileg
dari 130 kantor perwakilan dalam
Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi
Nasional, Selasa (6/5/2014) di Gedung
KPU Pusat Jakarta.
Berdasarkan, rekapitulasi suara PPLN,
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
(PDIP) memperoleh dukungan terbanyak
112.144 suara, disusul Partai Golongan
Karya (Golkar) 74.536 suara dan Partai
Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)
61.743 suara.
Disebutkan, perolehan suara di
luar negeri tersebut disebabkan adanya
pemilih yang tidak menggunakan hak
pilihnya pada saat hari pemungutan,
antara lain para pelajar di Australia.
Tidak tercapainya target Komisi
Pemi l i han Umum ( KPU) unt uk
partisipasi pemilih luar negeri itu
disebabkan banyak pemilih, yang
menggunakan hak pilih melalui pos
dan dropbox, tidak mengembalikan
atau mengirimkan kembali surat suara
mereka.
KPU merancang metode pemilihan
luar negeri lewat pos dan dropbox
dimaksudkan agar angka partisipasi
warga Negara Indonesia (WNI) pemilih
meningkat tajam dibandingkan Pemilu
2009.
Dengan fasilitasi berbeda antara
di luar negeri dan dalam negeri, kami
berharap ada peningkatan partisipasi
pemilih yang tadinya 22,30 persen
(Pemilu 2009) kami targetkan itu sama
dengan target di dalam negeri yaitu 75
persen, kata Ketua KPU Pusat Husni
Kamil Manik.
Selain dua metode khusus tersebut,
KPU juga menggelar pemungutan suara
di luar negeri lebih dulu dibandingkan
pelaksanaan di dalam negeri atau dikenal
dengan istilah early voting.
Menurut Direktur Eksekutif Migrant
Care, Anis Hidayah, pelaksanaan early
voting tidak cukup meningkatkan
partisipasi pemilih di luar negeri. Oleh karena
itu, KPU perlu mengevaluasi pelaksanaan
early voting untuk perbaikan Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres).
Penyelenggaraan early voting di Malaysia,
kawasan di mana DPT (daftar pemilih
tetap) di luar negeri terbesar, jauh dari
harapan. Maka kami mendesak kepada
penyelenggara Pemilu untuk mengevaluasi
sosialisasi, rekrutmen penyelenggara, serta
mekanisme pengawasan dan pemantauan,
kata Anis. (red)
Rendah Partisipasi Pemilih Di Luar Negeri
Rapat Pleno Rekapitulasi Suara Nasional

Anda mungkin juga menyukai