Anda di halaman 1dari 36

DIAGNOSIS &

PENATALAKSANAAN
ANAFILAKSIS :
PARAMETER PRAKTIS TERBARU

EKO SURACHMANTO
DEFINISI
Anafilaksis : suatu kondisi yang disebabkan
oleh reaksi yang diperantarai IgE
Reaksi Anafilaktoid : gambaran klinis sama
seperti anafilaksis tapi TIDAK diperantarai IgE
Anafilaktik : reaksi diperantarai IgE & non-
IgE
Sering mengancam nyawa
Sering tidak tidak bisa diantisipasi
Sebagian besar pasien sebaiknya dievaluasi
oleh spesialis Alergi Imunologi.
ALGORITME EVALUASI AWAL &
PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN RIWAYAT
ANAFILAKSIS
Riwayat anfilaksis sebelumnya
Sudah dikenal atau dugaan anafilaksis :
anamnesis riwayat klinis yang cermat dan
lengkap
Manifestasi Cutaneous
Obstruksi jalan napas
Gejala-gejala saluran pencernaan
Syncope / Pingsan

Pertimbangkan konsultasi dengan
spesialis Alergi Imunologi

Pada keadaan-keadaan yang berat dan
mengancam nyawa
Memiliki riwayat alergi yang detail
Koordinasi laboratorium dan tes alergi
Evaluasi keuntungan dan kerugian dari
pilihan terapi
Usah-usaha penghindaran
Dirujuk ke spesialis Alergi Imunologi

DIAGNOSIS BANDING :

Vasovagal
Flushing syndromes : metastatic Ca
Postprandial syndromes
Systemic mastocytosis
Gangguan Psikiatrik
Angioedema
Penyebab syok yang lain
Kejadian Kardiovaskular atau Respiratory
Dengan anamnesis riwayat, dapat
ditentukan penyebabnya:

Riwayat Medis : sangat penting memastikan
penyebab anafilaksis dan tes diagnostik
Riwayat semua yang ditelan (makanan,
obat)
Riwayat gigitan atau sengatan berbisa
Aktivitas sebelumnya.

Anafilaksis Idiopatik

Diagnosis ditegakkan sesudah penyebab
dan Diagnosis Banding yang lain
disingkirkan

Diagnosis ditegakan dengan riwayat , bila
terdapat resiko tes, terbatasnya tes, pasien
menolak tes


Riwayat yang kuat tentang penyebab sehingga
tidak diperlukan tes atau membahayakan
Riwayat yang cukup ringan sehingga tidak
memerlukan tes untuk terapi
Tes tidak perlu dilakukan jika penghindaran
dapat dilakukan dan aman
Pasien riwayat anafilaksis : tes Provokasi
bahaya

Tes Diagnostik:
o Skin Prick Test/Tes Tusuk Kulit (Reaksi Tipe 1)
o Tes in vitro (IgE),
o Tes Provokasi

Tes-tes itu mungkin saja dapat menentukan
dengan pasti penyebab anafilaksis

Pemeriksaan untuk identifikasi penyebab spesifik
anafilaks

Tes kulit atau IgE spesifik identifikasi penyebab
spesifik anafilaksis : makanan, obat-obatan, sengatan
serangga
valid jika reaksi karena true IgE-mediated
Tes Kulit : - lebih sensitif dibanding IgE spesifik
- tes u/ sebagian besar penyebab anafilaksis
Akurasi tes kulit berdasarkan
Metode yang dapat dipercaya, kemampuan interpretasi hasil ,
bahan tes yang dapat dipercaya
Tes Provokasi :
Dilakukan dengan hati-hati
Sesuai untuk reaksi anafilaktoid

Pastikan diagnosis klinik, anafilaksis idiopatik,
faktor pencetus dan pemeriksaan
Evaluasi pasien:
Faktor-faktor pencetus
Diagnosis
IgE spesifik
Serum Tryptase
5-hydroxyindoleacetic acid urine
Methylhistamine
Catecholamine
Idiopatik : diagnosis eksklusi
Penatalaksanaan anafilaksis

Edukasi pasien :
oHindari alergen atau paparan
oMembaca label komposisi makanan
oReaksi silang obat-obat
oHindari sengatan serangga
oMembawa suntikan epinefrin
oMemakai identifikasi : Gelang
oObat Beta blocker : meningkatkan resiko
anafilaksis
ALGORITME PENATALAKSANAAN
ANAFILAKSIS AKUT
Persiapan :
Tentukan waktu transpor ke fasilitas emergency :
Kemampuan
Pengalaman
Pengambilan keputusan dari dokter
Keberhasilan penanganan :
Persiapan
Pengenalan yang cepat dan tepat
Penanganan yang agresif
Ketersediaan alat-alat emergency

Epinephrine injeksi
Cairan Intravena
Jarum
Oxygen
Masker dan kanul
Alat bantu pernapasan
Stetoskop
Tensimeter
Kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi
pada anafilaksis akut
Tidak selalu diperantarai mekanisme imunologi
Presentasi klinis bervariasi
Harus diperhatikan : respiratory & cardiovascular
kolaps
Paling sering: urticaria & angioedema
Gejala dan tanda timbul dalam hitungan menit.
Beberapa reaksi muncul lebih lama (>30 min.)
Late phase / biphasic reaction : 8-12 hrs
Anafilaksis berat dpt berlangsung sampai 32 jam
Permeabilitas vaskuler : karakteristik : 50% cairan
intravaskuler berpindah ke ekstravakuler dlm 10 mnt

Penilain awal terhadap anafilaksis
harus mencakup:





Evaluasi:

o kesadaran
o Jalan napas
o batuk
o Mengi
o Sesak Napas
o Sistem kardiovaskuler
o Kulit
o Sistem pencernaan




Curiga Reaksi vasovagal

oTidak ada Urticaria
oBradycardia
oTidak ada
Bronchospasm
oTekanan darah
biasanya normal atau
meningkat
oKulit : dingin dan pucat


Pertimbangkan Diagnosis yang lain
Diagnosis yang lain dengan gejala dan tanda menyerupai
anafilaksis harus disingkirkan: :
oReaksi Vasovagal
oAnsieatas akut
oDisfungsi Myocard
oPulmonary embolism
oSystemic mast cell disorders
oForeign-body aspiration
oKeracuanan Akut
oHipoglikemi
oKejang
Penanganan segera

Jalan Napas, Pernapasan, Sirkulasi
Epinephrine : 1:1000 dilution (1 mg/ml) 0,2-0,5 ml IM
setiap 5 menit
Kontrol gejala dan peningkatan Tekanan Darah
Perhatikan dosis serta efeknya
Inhalasi/ sublingual / endotrakeal epinephrine untuk
edema laring


Penanganan emergency selanjutnya
tergantung pada respon terhadap
epinephrine
1. Letakan pasien pada posisi terlentang & elevasi
ekstrimitas bawah
2. Pertahankan jalan napas
Bantuan ventilator dengan sungkup 1 arah
Ambubags
Intubasi endotrakeal
Cricothyroidotomy
3. Oxygen
Pulse oxymetry
Analisis gas darah arterial
4. - NaCL 0,9% : fluid replacement & venous access
5-10 ml/kg : the 1
st
5 min
- RL : metab. acidosis
- hati-hati pasien dengan: CHF, CKD
- Epinephrine 1:1000 =0,1-0,3ml in 10ml NaCl 0,9% IV
diberikan dalam beberapa menit. & diulang jika tidak
berespon.
- infus epi. 1:1000 = 1 ml dilute in 250 ml= 4 g/ml
15-60 drop/min (1- 4 g/ml, max. 10 g/ml)
5. Diphenhydramine 1-2 mg/kg (25-50 mg per dose
parenterally) : jangan diberikan tunggal, tanpa epi.
6. Ranitidin 50 mg IV : 5 + 6 > 5 jangan diberikan tunggal,
tanpa epi.
7. beta agonist
8. Infus vasopressor
dopamin : 2-20 g/kg/min sistolik > 90 mmHg

9. Glucagon 1-5 mg, IV dalam 5 menit
10. Steroid : prednisone 1-2 mg/kg/day
1.Idiopatik
2.Prolonged anaphylaxis
11. Persiapan transportasi ke ruang emergency atau
ICU
Henti Jantung pada anafilaksis

1. Resusitasi jantung paru (CPR )& ACLS
2. Epi. IV dosis tinggi repeat 3-5 menit
1-3 mg over 3 min 3-5 mg over 3 min 4-
10 mg/min infusion
3. Rapid vol. expansion
4. Atropine & transcutaneous pacing tidak
ada denyut nadi
5. Prolonged resuscitation is encouraged
6. Transport to ER / ICU
Observasi & follow-up selanjutnya
Harus Individual
Berdasarkan beberapa faktor :
Clinical Scenario
Jarak yang jauh dari rumah pasien ke ruang
emergency
Sediakan epi & instruksi untuk aministrasi oleh
diri sendiri .
Konsultasi ke spesialis Alergi Imunologi.
Konsultasi dengan spesialis Alergi Imunologi
1. Diagnosis ragu-ragu/ tidak lengkap
2. Berulang / sulit terkontrol
3. Perlu evaluasi & penatalaksanaan obat-obatan dan
kepatuhan berobat
4. diagnosis/ reaksi yang diperantarai IgE/ identifikasi
pemicu alergi
5. Calon desensitisasi/ immunoterapi
6. Memerlukan pengobatan harian
7. Memerlukan edukasi yang mendalam
8. Perlu investigasi terbaru dalam terapi
9. Gol terapi belum terpenuhi
10. Satu /lebih penyakit penyerta /concomitant medication
11. Request subspecialty consultation
1. Reaksi makanan yang berat : GIT, cutaneous,
respiratory, cardiovascular
2. Paling sering : kacang, tree nut, ikan, kerang,
susu, telur, bahan tambahan
3. Perlangsungan cepat
4. Diagnosis : tes kulit & tes provokasi
5. Edukasi : penghindaran & tatalaksana jika tertelan
tanpa sengaja
6. Epi harus tersedia untuk pemakaian di sekolah,
tempat umum, dll
ANAFILKSIS TERHADAP MAKANAN
1. Resiko tinggi: pekerja medis, pasien spina bifida,
kelainan genitourinary, pekerja yang terpapar
latex
2. Tes kulit extract latex:
1. Kelompok resiko tinggi
2. Riwayat alergi latex
3. Tidak ada sarung tangan tanpa latex, kateter,
plester, tourniquets, peralatan anesthesia

ANAFILAKSIS TERHADAP LATEX
ANAFILAKSIS MENJELANG ANESTHESIA,
INTRA/POST OPERATIVE
1. Menjelang anesthesia 1 : 4.000 - 25.000
kolaps Kardiovaskular, obstruksi jalan napas,
flushing, edema
2. Sulit untuk membedakan :
immune / nonimmune mast cell-mediated reaction
Efek obat-obatan
3. Thiopental : deteksi melalui tes kulit
4. Succinylcholinepelepasan histamin nonimmune
5. Opioid pelepasan mediator mast cell
6. Antibiotick Reaksi Non-Immune/Immune
7. Protamine reaksi sistemik berat Non/Immune
8. Latex Allergen potent, reaksi yang
diperantarai IgE
9. Tranfusi darah Reaksi sistemik
reaksi imun diperantarai IgE
10. Semen tulang Reaksi sistemik
Non/IgE mediated
11. Manajemen Anaphylaxis & Anaphylactoid : =
CAIRAN SEMINAL MENGINDUKSI
ANAFILAKSIS
1. Disebabkan oleh cairan seminal reaksi
diperantarai IgE
2. Riwayat penyakit atoi, operasi ginekologi, inj. anti-
RH Ig, post partum
3. Diagnosis : kulit / tes in vitro untuk IgE serum
4. Pencegahan : condom / barrier
5. Hipersensitivitas terhadap cairanSeminal TIDAK
BERHUBUNGAN dengan INFERTILITAS
1. Bentuk alergi fisik
2. Dihubungkan dengan aspirin, NSAID, makanan
yang ditelan.
3. Gejala-gejala: diffuse warmth, gatal, kemerahan,
urticaria, edema (laryngeal, GIT), kolaps
4. Obat-obatan untuk pencegahan TIDAK
BERGUNA
5. Membawa epi. & Medic Alert identification
LATIHAN MENGINDUKSI ANAFILKSIS
ANAFILAKSIS IDIOPATIK
1. Gejala-gejala = gejala oleh karena penyebab
yang diketahui
2. Harus dievaluasi dengan intensif
3. Lab : mastocytosis, tryptase serum, test alergi
kulit selektif
4. Manajemen = known causes
1. Resiko fatal anafilaksis kecil terhadap alergen
immunotherapy
2. Asthma tidak terkontrol, blocker : resiko tinggi
3. Vaksin allergen immunotherapy sebaiknya
diberikan hanya oleh tenaga kesehatan profesional
yang terlatih

ANAPHYLAXIS &
ALLERGEN IMMUNOTHERAPY VACCINES
ANAFILAKSIS TERHADAP OBAT-OBATAN
1. Obat-obatan berat molekul yang rendah
menginduksi reaksi yang diperantarai IgE
sesudah bergabung dengan pembawa
protein.
2. Penicillin : paling sering
3. Aspirin & NSAID : kedua tersering
4. Degradasi spontan Penicillin penentu
hasil tes kulit negatif sekitar 90%



5. Reaksi silang: penicillincephalosporin : rendah
6. Riwayat alergi penicillin, tes kulit
cephalosporin (-) aman menerima
sephalosporin
7. Riwayat alergi penicillin, tes kulit pen. (+)
alternatif non -lactam, cephalosporin
8. Aztreonam tidak bereaksi silang dengan
-lactam, kecuali ceftaxidime
1. Catatan medis , -blocker, riwayat atopi
2. Hindari : obat, makanan, pengawet, alergen di lingkungan
3. Hindari : sengatan, gigitan serangga
4. Manajemen individual : umur, aktivitas, pekerjaan, hobi,
kondisi pemukiman, akses ke tempat pelayanan
kesehatan, tingkat kecemasan pasien
5. Profilaksis : pencegahan berulang sebelum intervensi ,
materi fluorescein steroid,
antihistamine
6. Immunotherapy Alergen : sengatan bisa serangga.
7. Desensitisasi terhadap obat-obatan.
8. Edukasi : paling penting


Pencegahan Anafilaksis

Anda mungkin juga menyukai