Anda di halaman 1dari 4

Rhinitis alergi

Adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat
setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh IgE.
Epedemilologi
Prevalensi RA diberbagai negara sekitar 3%-!%. RA usia "#$ th sekitar %$% dari seluruh
kasus. &ejala RA mun'ul dari ( anak pada usia #-3 th, dan sekitar )$% pada usia * th. 3$ %
anak akan menderita RA pada usia remaja.
Etiologi
Penyebab RA tersering pada de+asa adalah inhalan, dan pada anak-anak ingestan. Pada anak
sering disertai geejala alergi lain seperti urtikaria, gangguan pen'ernaan. Penyebab RA juga
tergantung dari klasi,ikasinya, RA musiman disebabkan oleh alergen seperti serbuk sari dan
jamur dan RA parenial disebabkan oleh alergen debutngau, bunatang peliharaan. -aktor
resiko deb tungau antara lain pada karpet dan seprai tempat tidur, suhu yang tinggi, dan
,aktor kelembaban udara. Pemi'u yang dapat memperberat RA adalah asap rokok, polusi
udara, bau aroma yang kuat, perubahan 'ua'a.
Pato,isiologi
Rinitis alergi merupakan suatu penyakit in,lamasi yang dia+ali dengan tahap sensitisasi dan
diikuti dengan reaksi alergi. Reaksi alergi terdiri dari # ,ase yaitu .
. Immediate Phase Allergic Reaction atau Reaksi Alergi -ase /epat 0RA-/1 yang
berlangsung sejak kontak dengan alergen sampai jam setelahnya. 2un'ulnya segera
dalam (-3$ menit, setelah terpapar dengan alergen spesi,ik dan gejalanya terdiri dari
bersin-bersin, rinore karena hambatan hidung dan atau bronkospasme. 3al ini
berhubungan dengan pelepasan amin vasoakti, seperti histamin.
#. Late Phase Allergic Reaction atau Reaksi Alergi -ase 4ambat 0RA-41 yang
berlangsung #-) jam dengan pun'ak *-% jam 0,ase hiperreakti,itas1 setelah pemaparan
dan dapat berlangsung sampai #)-)% jam. 2un'ul dalam #-% jam setelah terpapar
alergen tanpa pemaparan tambahan. 3al ini berhubungan dengan in,iltrasi sel-sel
peradangan, eosino,il, neutro,il, baso,il, monosit dan /5
)
6 sel 7 pada tempat
deposisi antigen yang menyebabkan pembengkakan, kongesti dan sekret kental.
Pada kontak pertama dengan alergen atau tahap sensitisasi, makro,ag atau monosit yang
berperan sebagai AP/ akan menangkap alergen yang menempel di permukaan mukosa
hidung. 8ompleks antigen yang telah diproses dipresentasikan pada sel 7 helper 07h
$
1. AP/
melepaskan sitokin seperti I4

yang akan mengakti,kan 7h


$
ubtuk berproli,erasi menjadi 7h


dan 7h
#
. 7h
#
menghasilkan berbagai sitokin seperti I4
3
, I4
)
, I4
(
dan I4
3
. I4
)
dan I4
3
dapat
diikat oleh reseptornya di permukaan sel lim,osit 9, sehingga sel lim,osit 9 menjadi akti, dan
akan memproduksi IgE. IgE di sirkulasi darah akan masuk ke jaringan dan diikat oleh
reseptor IgE di permukaan sel mastosit atau baso,il 0sel mediator1 sehingga kedua sel ini
menjadi akti,. Proses ini disebut sensitisasi yang menghasilkan mediator yang tersensitisasi.
9ila mukosa yang sudah tersensitisasi terpapar dengan alergen yang sama, maka kedua rantai
IgE akan mengikat alergen spesi,ik dan terjadi degranulasi 0pe'ahnya dinding sel1 mastosit
dan baso,il dengan akibat terlepasnya mediator kimia yang sudah terbentuk terutama
histamin.
Rinitis Alergi melibatkan membran mukosa hidung, mata, tuba eusta'hii, telinga tengah,
sinus dan ,aring. 3idung selalu terlibat, dan organ-organ lain dipengaruhi se'ara individual.
Peradangan dari mukosa membran ditandai dengan interaksi kompleks mediator in,lamasi
namun pada akhirnya di'etuskan oleh IgE yang diperantarai oleh respon protein ekstrinsik.
8e'enderungan mun'ulnya alergi, atau diperantarai IgE, reaksi-reaksi pada alergen
ekstrinsik 0protein yang mampu menimbulkan reaksi alergi1 memiliki komponen genetik.
Pada individu yang rentan, terpapar pada protein asing tertentu mengarah pada sensitisasi
alergi, yang ditandai dengan pembentukan IgE spesi,ik untuk mela+an protein-protein
tersebut. IgE khusus ini menyelubungi permukaan sel mast, yang mun'ul pada mukosa
hidung. 8etika protein spesi,ik 0misal biji serbuksari khusus1 terhirup ke dalam hidung,
protein dapat berikatan dengan IgE pada sel mast, yang menyebabkan pelepasan segera dan
lambat dari sejumlah mediator. 2ediator-mediator yang dilepaskan segera termasuk
histamin, triptase, kimase, kinin dan heparin. :el mast dengan 'epat mensitesis mediator-
mediator lain, termasuk leukotrien dan prostaglandin 5
#
. 2ediator-mediator ini, melalui
interaksi beragam, pada akhirnya menimbulkan gejala rinore 0termasuk hidung tersumbat,
bersin-bersin, gatal, kemerahan, menangis, pembengkakan, tekanan telinga dan post nasal
drip1. 8elenjar mukosa dirangsang, menyebabkan peningkatan sekresi. Permeabilitas
vaskuler meningkat, menimbulkan eksudasi plasma. 7erjadi vasodilatasi yang menyebabkan
kongesti dan tekanan. Persara,an sensoris terangsang yang menyebabkan bersin dan gatal.
:emua hal tersebut dapat mun'ul dalam hitungan menit; karenanya reaksi ini dikenal dengan
,ase reaksi a+al atau segera.
:etelah )-% jam, mediator-mediator ini, melalui kompetisi interaksi kompleks,
menyebabkan pengambilan sel-sel peradangan lain ke mukosa, seperti neutro,il, eosino,il,
lim,osit dan makro,ag. 3asil pada peradangan lanjut, disebut respon ,ase lambat. &ejala-
gejala pada respon ,ase lambat mirip dengan gejala pada respon ,ase a+al, namun bersin dan
gatal berkurang, rasa tersumbat bertambah dan produksi mukus mulai mun'ul. Respon ,ase
lambat ini dapat bertahan selama beberapa jam sampai beberapa hari.
:ebagai ringkasan, pada rinitis alergi, antigen merangsang epitel respirasi hidung yang
sensiti,, dan merangsang produksi antibodi yaitu IgE. :intesis IgE terjadi dalam jaringan
lim,oid dan dihasilkan oleh sel plasma. Interaksi antibodi IgE dan antigen ini terjadi pada sel
mast dan menyebabkan pelepasan mediator ,armakologi yang menimbulkan dilatasi vaskular,
sekresi kelenjar dan kontraksi otot polos.
E,ek sistemik, termasuk lelah, mengantuk, dan lesu, dapat mun'ul dari respon
peradangan. &ejala-gejala ini sering menambah perburukan kualitas hidup.
5iagnosis
. Anamnesis
:erangan bersin berulang
Ingun en'er dan banyak
3idung tersumbat
3idung dan mata gatal
#. Pemeriksaan ,isik
Rinoskopi anterior . mukosa udem, basah, pu'at, disertai sekret yang en'er
dan banyak
9ayangan gelap di daerah ba+ah mata
Anak menggosok-gosok hidung karena gatal
5inding posterior ,aring tampak granuler dan udem
4idah seperti gambaran peta
3. Pemeriksaan penunjang
Invitro .
o 3itung eusino,il darah tepi . normal< meningkat
o Pemeriksaan sitologi hidung
o 9aso,il = ( sel per lapangan pandang
Invivo
o 5engan tes 'ukit kulit
o >tuk alergi makanan . dengan tes IP5-
Penatalaksanaan
2enurut ARIA .
. Penghindaran alergen
2erupakan yang paling ideal. 7ujuannya untuk men'egah kontak alergen dengan IgE
spesi,ik dapat dihindari, sehingga degranulasi mastosit tidak berlangsung dan gejala
dapt dihindari.
#. 2edikamentosa
o Anti histamin
o 8ortikosteroid
o Antikolinergik topikal
3. ?perati,
). Imunoterapi
5engan metode intradermal dan sublingual
8omplikasi
Polip hidung
:unisitis paranasal
?titis media

Anda mungkin juga menyukai