Anda di halaman 1dari 13

PENATALAKSANAAN DOKUMENTASI PADA ASUHAN

KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Konsep Dasar Masyarakat dan Masalah Kesehatan
A. Defenisi
1) Kontjaningrat (1990)
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling
berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang
bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa indentitas bersama.
2) Soerdjomo Soekanto (1982)
Masyarakat atau komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal
disuatu wilayah (dalam arti geografi) dengan batas-batas tertentu dimana yang terjadi dasarya adalah
interaksi yang lebih besar dari anggota-anggotanya dibandingkan dengan pennduduk diluar batas
wilayahnya.
3) Mac Laver (1957)
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mendiami teritorial tertentu dan adanya sifat-sifat
yang saling bergantung, adanya pembagian kerja dan kebudayaan bersama.
4) Linton (1936)
Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekeria sama,
sehingga dapat mengorganisasi diri dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan
batas-batas tertentu.

B. Ciri-ciri Masyarakat
Dari berbagai pengertian diatas maka diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat itu memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
a. Interaksi diantara sesama anggota masyarakat
b. Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu
c. Saling tergantung satu dengan lainnya
d. Memiliki adat istiadat tertentu/kebudayaan
e. Memiliki identitas bersama.
Interaksi
Didalam masyarakat interaksi sosial merupakan sosial yang merupakan sosial yang menyangkut
hubungan antara perseorangan.
Antara kelompok-kelompok maupun antara perseorangan dengan kelompok, untuk terjadinya
interaksi sosial harus memiliki dua syarat yaitu kontak sosial dan komunikasi.
Wilayah Tertentu
Suatu kelompok masyarakat menempati suatu wilayah tertentu menurut suatu keadaan geografis
sebagai tempat tinggal komumitasnya, baik dalam ruang lingkup yang kecil RT/RW, Desa Kelurahan,
Kecamatan, Kabupaten, Provinsi, dan bahkan Negara.
Saling Ketergantungan
Anggota masyarakat yang hidup pada suatu wilayah tertentu saling tergantung satu dengan
lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tiap-tiap anggota masyarakat mempunyai keterampilan
sesuai dengan kemampuan dan profesi masing-masing, mereka saling melengkapi, saling memenuhi
agar tetap berhasil dalam kehidupannya.
Adat Istiadat dan Kebudayaan
Adat istiadat dan kebudayaan diciptakan untuk mengatur tatanan kehidupan bermasyarakat, yang
mencakup bidang yang sangat luas diantara tata cara berinteraksi antara kelompok-kelompok yang ada
di masyarakat, apakah itu dalam perkawinan, kesenian, mata pencaharian, sistem kekerabatan dan
sebagainya.
Identitas
Suatu kelompok masyarakat, memiliki identitas yang dapat dikenali oleh anggota masyarakat
lainnya. Hal ini panting untuk menopang kehidupan dalam bermasyarakat yang lebih luas.
Identitas kelompok dapat berupa lambang-lambang bahasa, pakaian, simbol-simbol tertentu dari
perumahan, benda-benda tertentu seperti alat pertanian, mata uang, senjata tajam, kepercayaan, dan
sebagainya.

C. Tipe-tipe Masyarakat
Menurut Gilin and Gilin lembaga masyarakat dapat diklasifikasi sebagai berikut :
Dilihat dari sudut perkembangan
1) Cresive Institution
Lembaga masyarakat yang paling primer, merupakan lembaga-lembaga yang secara tidak
disengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat, misalnya yang menyangkut : hak milik, perkawinan,
agama dan sebagainya.

2) Enacted Institution
Lembaga kemasyarakatan yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya
menyangkut : lembaga utang piutang, lembaga perdagangan pertanian, pendidikan yang kesemuanya
berakar kepada kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat, pengalaman-pengalaman dalam melaksanakan
kebiasaan-kebiasaan tersebut disistematisasi, yang kemudian dituangkan ke dalam lembaga-lembaga
yang disahkan oleh negara.

Dari sudut sistem nilai yang diterima oleh masyarakat.
1) Basic Institution
Basic institution adalah lembaga kemasyarakatan yang sangat penting untuk memelihara dan
mempertahankan tata tertib dalam masyarakat, diantara keluarga, sekolah-sekolah yang dianggap
sebagai intitusi dasar yang pokok.
2) Subsidiary Institution
Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang muncul tetapi dianggap kurang penting, karena untuk
memenuhi kegiatan-kegiatan tertentu saja, misalnya pembentukan panitia rekreasi, pelantikan/wisuda
bersama dan sebagainya.

Dari sudut penerimaan masyarakat
1) Approved atau sosial santioned institution
Adalah lembaga yang diterima oleh masyarakat seperti sekolah, perusahaan, koperasi dan
sebagainya.



2) Unsanctioned Institution
Adalah lembaga-lembaga masyarakat yang ditolak oleh masyarakat, walaupun kadang-kadang
masyarakat tidak dapat memberantasnya, misalnya kelompok penjahat pemeras, pelacur, gelandangan,
dan pengemis dan lain-lain.

Dari sudut penerimaan masyarakat
1) Approved atau social santioned institution
Adalah lembaga-lembaga masyarakat didasarkan atau faktor penyebaran misalnya agama
karena hampir semua masyarakat dunia.
2) Restricted Institution
Adalah lembaga-lembaga agama yang dianut oleh masyarakat tertentu saja misalnya : Budha
banyak dianut oleh Muangthai, Vietnam, Kristen Katolik banyak dianut oleh masyarakat Itali, Prancis,
Islam oleh masyarakat Arab dan sebagainya.

Dari sudut fungsi
1) Operative Institution
Adalah lembaga masyarakat yang menghimpun pola-pola atau tata cara yang diperlukan untuk
mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan, seperti lembaga industri.
2) Regulative institution
Adalah lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan yang tidak
menjadi bagian mutlak daripada lembaga itu sendiri, misalnya : lembaga hukum diantaranya kejaksaan,
pengadilan dan sebagainya.



Ciri-ciri Masyarakat Indonesia
Dilihat dari struktur sosial dan kebudayaan masyarakat Indonesia dibagi 3 kategori dengan ciri-ciri
sebagai berikut.
1) Masyarakat Desa
a. Hubungan keluarga dan masyarakat sangat kuat
b. Hubungan didasarkan kepada adat istiadat yang kuat sebagai organisasi sosial
c. Percaya kepada kekuatan-kekuatan gaib
d. Tingkat buta huruf relatif tinggi
e. Berlaku hukum tidak tertulis yang intinya diketahui dan dipahami oleh setiap orang

2) Masyarakat Madya
a. Hubungan keluarga masih tetap kuat, dan hubungan kemasyarakatan mulai mengendap.
b. Adat istiadat masih dihormati, dan sikap masyarakat mulai terbuka dari pengaruh luar.
c. Timbul rasionalitas pada cara berpikir, sehingga kepercayaan terhadap kekuatan-
kekuatan gaib mulai berkurang dan akan timbul kembali apabila telah kehabisan akal.
d. Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat terutama pendidikan dasar dan
menegah.
3) Ciri-ciri Masyarakat Modern
a. Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan-kepentingan pribadi.
b. Hubungan antar masyarakat dilakukan secara terbuka dalam suasana saling pengaruh mempengaruhi.
c. Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap manfaat ilmu pengetahuan dan tehnologi sebagai sarana
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
d. Tingkat pendidikan formal tinggi dan merata.

CIRI-CIRI MASYARAKAT SEHAT
1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
2. Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan terutama untuk ibu dan anak.
3. Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan
di manfaatkan untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup.
4. Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status sosial ekonomi masyarakat.
5. Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit.

Indikator Ciri Masyarakat Sehat
Menurut WHO beberapa indikator dari masyarakat sehat adalah :
1) Keadaan yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat meliputi:
a. Indikator komprehensif
Angka kematian kasar menurun
Rasio angka motarlitas proposional rendah
Umur harapan hidup meningkat
b. Indikator spesifik
Angka kematian ibu dan anak menurun
Angka kematian karena penyakit menular menurun
Angka kelahiran menurun
2) Indikator pelayanan kesehatan
a. Rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang.
b. Distribusi tenaga kesehatan merata
c. Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur dirumah sakit, fasilitas, kesehatan lain, dan sebagainya.
d. Informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehatan diantaranya rumah sakit puskesmas rumah
bersalin dan sebagainya.

Masalah Kesehatan Dalam Masyarakat Indoenesia
Jenis Masalah
1) Tingginya angka pertumbuhan penduduk (1,98%)
2) Tingginya kematian ibu dan anak.
a. Angka kematian ibu (420% per 100.000 kelahiran hidup)
b. Angka kematian bayi (57 per 1.000 kelahiran hidup)
c. Angka kematian balita (84 per 1.000)
3) Tingginya angka kesakitan karena penyakit menular, diantaranya adalah :
a. Penyakit infeksi usus 15,1 %
b. Tuberkulosis 3-2 %
c. Demam berdarah 13%
d. ISPA 3.4%
e. Infeksi saluran napas bawah 5.8 %

4) Meningkatnya angka kesakitan penyakit tidak menular, diantaranya adalah :
a. Penyakit jantung 2,3%
b. Neoplasma 4,0%
c. Penyakit karena cedera 10,8%
d. Penyakit gangguan mental 2,1 %
5) Masalah kesehatan lingkungan
a. Keadaan lingkungan fisik dan Giologis yang belum memadai
b. Baru sebagian penduduk yang menikmati air bersih dan fasilitas kesehatan lingkungan.
c. Pembinaan program peningkatan lingkungan belum berjalan seperti yang diharapkan.
Penyebab Masalah
1) Faktor sosial
a. Tingkat pendidikan masyarakat sebagian besar masih rendah.
b. Tingkat sosial ekonomi (penghasilan) sebagian masih rendah.
c. Kurangnya kesadaran dalam pemeliharaan kesehatan
2) Gaya hidup dan perilaku masyarakat
a. Masih banyaknya kebiasaan masyarakat yang merugikan kesehatan.
b. Adat istiadat yang tidak menunjang peningkatan kesehatan.
3) Lingkungan masyarakat
a. Kurangnya peran serta masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan
b. Kurangnya sebagian besar rasa tanggung jawab masyarakat dalam bidang kesehatan.

4) Yang berkaitan dengan sistem pelayanan kesehatan
a. Cakupan pelayanan kesehatan belum menyeluruh
b. Sarana dan prasarana belum dapat menunjang pelayanan kesehatan melalui Puskesmas.
c. Upaya pelayanan kesehatan sebagian masih berorientasi pada kuratif.

2. PROSES KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA TINGKAT MASYARAKAT
Proses keperawatan pada tingkat masyarakat mencakup individu, keluarga, kelompok khusus
yang memerlukan pelayanan asuhan keperawatan. Dibawah ini diuraikan tahap kegiatan.
A. Pengkajian
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian adalah
1) Pengumpulan data, yang meliputi
a. Data umum
Lokasi daerah binaan
Keadaan geografi
Luas wilayah
Pola demografis
b. Data khusus
1. Data kultural
Tingkatan pendidikan
Perkerjaan
Tingkat sosial ekonomi
Kebudayaan dan kebiasaan
2. Data kesehatan (cakupan pelayanan kesehatan)
Kesehatan ibu dan anak
Kesehatan gizi masyarakat
Keluarga berencana
Immunisasi
Penyakit-penyakit yang derita
3. Keadaan kesehatan lingkungan
Perumahan
Sumber air bersih
Tempat pembuangan sampah
Pembuangan air kotor
Jamban, dan sebagainya
4. Peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan yang dijalankan
5. Sumber daya masyarakat
6. Dan lain-lain

Pengelolaan Data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data, dengan langkah-lanakah
sebagai berikut :
1) Klasifikasi/katagori data
2) Perhitungan prosentase cakupan menggunakan telly
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data
Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan
kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui kesenjangan atau masalah yang dihadapi
oleh masyarakat.

Perumusan masalah
Berdasarkan analisa dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh
masyarakat. Dan semua masalah tersebut tidak mungkin dapat diatasi sekaligus oleh karena itu
diperlukan prioritas masalah.
Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah perawatan dan kesehatan masyarakat perlu
dipertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah :
1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi
5) Tersedianya sumber daya masyarakat
6) Aspek politik

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan diagnosa keperawatan
akan memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang, nyata
(aktual), dan yang mungkin akan terjadi (potensial) diagnosa, keperawatan mengandung komponen
utama, yaitu :
1) Problem (masalah) yang merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang
seharusnya terjadi.
2) Etiologi (Penyebab) menunjukkan, penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat
memberikan arah terhadap intervensi keperawatan yang meliputi :
a. Perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
b. Lingkungan fisik, etologis, psikologis, sosial.
c. Interaksi prilaku dan lingkungan.

Sign/simptom (tanda/gejala)
a. Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa.
b. Serangkaian petunjuk timbulnya masalah.

Untuk mengkaji diagnosa keperawatan minimal harus mengandung 2 (dua) komponen tersebut
diatas, disamping mempertimbangkan hal-hal berikut :
a. Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah
b. Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
c. Partisipasi dan peran serta masyarakat.

Contoh :
1. Tingginya angka kematian ibu (MMR) sehubungan kurangnya pelayanan antenatal dengan rendahnya
tingkat pengetahuan dan sosial ekonomi keluarga, anemia dan kebiasaan kawin muda.
2. Tingginya angka kematian perinatal sehubungan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam
pemeliharaan tali pusat serta pertolongan persalinan oleh dukun tidak terlatih.
3. Tingginya angka kesakitan karena diare sehubungan dengan lingkungan masyarakat yang buruk ditandai
dengan banyaknya sampah yang berserakan penggunaan kali sebagai tempat cuci, mandi, dan
pembuangan kotoran.

C. Perencanaan
Perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan yang telah ditetapkan. Rencana keperawatan yang disusun harus mencakup :
1) Merumuskan tujuan keperawatan yang akan dicapai.
2) Rencana tindakan keperawatan yang akan dicapai
3) Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan

Merumuskan Tujuan
Kriteria Tujuan
1. Berfokus kepada masyarakat
2. Jelas dan singkat
3. Dapat diukur dan diobservasi
4. Realistik
5. Waktu relatif dibatasi jangka pendek, menengah dan panjang).
6. Melibatkan peran serta masyarakat


Formulasi rumusan tujuan keperawatan
1) Satuan subjek (masyarakat)
2) Perilaku masyarakat yang dapat diamati
3) Satuan prediket (kondisi) yang melengkapi perilaku masyarakat.
4) Kriteria untuk menentukan pencapaian tujuan
Formulasi : T = S - P + K.1 + K.2
Contoh :
Masyarakat dapat membuat bak penampung sampah umum melalui swadaya masyarakat secara
gotong royong dalam jangka waktu 1 bulan. Masyarakat dapat melakukan upaya-upaya pencegahan
terjangkitnya penyakit demam berdarah dengan jalan membersihkan faktor-faktor yang dapat
berkembangbiaknya nyamuk Aedes Ageptymelalui kerja bakti.
Subjek : Masyarakat
Predikat : Membuat bak penampungan sampah umum
Kondisi : Swadaya dan gotong royong
Kriteria : Dalam jangka waktu 1 bulan

Kriteria dalam perencanaan
1. Memakai kata kerja yang tepat
2. Dapat memodifikasikan
3. Bersifat spesifik
a. Siapa yang akan melakukan
b. Apa yang dilakukan
c. Dimana dilakukan
d. Kapan dilakukan
e. Bagaimana melakukan
f. Frekwensi melakukan
Contoh :
Masyarakat dapat membuat bak penampungan sampah umum melalui swadaya masyarakat
secara gotong dalam jangka waktu 1 tahun.

Rencana tindakan :
1. Memberikan penyuluhan kesehatan masyarakat dengan topik hubungan sampah dengan kesehatan
masyarakat sebanyak 4 x setiap hari minggu di Balai Desa.
2. Pendekatan terhadap tokoh-tokoh masyarakat formal dan informal untuk menggalang dukungan.
3. Libatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam mencari dana pembuatan bak sampah umum
melalui dana upaya kesehatan masyarakat (DUKM) yang ada.
4. Tetapkan waktu peresmian pembuatan bak sampah umum oleh Kepala Desa dan pemuka masyarakat
lainnya.
5. Melalui tokoh masyarakat formal dan informal menghimbau dan mangajak masyarakat secara gotong
royong membangun bak sampah umum.
6. Kerjasama dengan instansi terkait untuk mendapatkan bantuan teknis pembuatan bak sampah yang
memenuhi syarat kesehatan (tenaga, sanitarian).

D. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun.
Prinsip-Prinsip Dalam Pelaksanaan Keperawatan
1) Berdasarkan respons masyarakat
2) Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia pada masyarakat.
3) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan diri sendiri serta lingkungannya.
4) Bekerja sama dengan profesi lain
5) Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
6) Mempertimbangkan kebutuhan kesehatan dan perawatan masyarakat secara essensial.
7) Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat.
8) Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan keperawatan.

Hal-hal yang diperhatikan dalam pelaksanaan keperawatan :
1. Keterlibatan petugas kesehatan nonkeperawatan, kader, tokoh masyarakat dalam rangka alih peran.
2. Terselenggaranya rujukan medis dan rujukan kesehatan
3. Keterpaduan (tenaga, biaya, waktu, lokasi, sarana, dan prasarana) dengan pelayanan kesehatan
maupun sektor lainnya.
4. Setiap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dicatat pada catatan yang disediakan.
Tenaga keperawatan : pada form Bp 1, register
Tenaga Kesehatan nonkeperawatan : register
Kader kesehatan : buku catatan kader.
KESIMPULAN
Ciri-ciri masyarakat sehat adalah :
1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
2. Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan terutama untuk ibu dan anak.
3. Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan
di manfaatkan untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup.
4. Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status sosial ekonomi masyarakat.
5. Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit.
Menurut WHO beberapa indikator dari masyarakat sehat adalah :
1. Keadaan yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat
2. Indikator pelayanan kesehatan

Dalam menentukan prioritas masalah perawatan dan kesehatan masyarakat perlu
dipertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah :
7) Perhatian masyarakat
8) Prevalensi
9) Berat ringannya masalah
10) Kemungkinan masalah untuk diatasi
11) Tersedianya sumber daya masyarakat
12) Aspek politik
Untuk mengkaji diagnosa keperawatan minimal harus mengandung 2 (dua) komponen tersebut
diatas, disamping mempertimbangkan hal-hal berikut :
d. Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah
e. Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
f. Partisipasi dan peran serta masyarakat.

Formulasi rumusan tujuan keperawatan
1) Satuan subjek (masyarakat)
2) Perilaku masyarakat yang dapat diamati
3) Satuan prediket (kondisi) yang melengkapi perilaku masyarakat.
4) Kriteria untuk menentukan pencapaian tujuan
Formulasi : T = S - P + K.1 + K.


DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, A. Aziz. (2002). Dokumentasi Proses keperawatan. Cetakan I. diterbitkan oleh EGC. Jakarta.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2001), Pengantar Dokumentasi. Proses Keperawatan, editor, DA. Jakarta.

www.dokumentasikeperawatan.co.id

Anda mungkin juga menyukai