Anda di halaman 1dari 12

http://ekonomi.inilah.

com/read/detail/1875685/inilah-para-jawara-bisnis-rokok

Majalah Inilah REVIEW Edisi ke-43
Inilah Para Jawara Bisnis Rokok

IST
Oleh: Aditya Mahario dan Adhitya Bay
ekonomi - Senin, 25 Juni 2012 | 08:32 WIB
Siapa orang Indonesia tak mengenal Djarum, Gudang Garam, atau Sampoerna? Tiga
perusahaan inilah penguasa rokok di Indonesia selama puluhan tahun. Dari bisnis asap ini
pula mereka meraup dana triliunan rupiah.
Nah, sudah bisa ditebak, predikat apa yang akhirnya mereka sandang. Para pemilik kerajaan
bisnis rokok ini dinobatkan sebagai konglomerat. Bahkan majalah bergengsi, Forbes,
memasukkan mereka dalam daftar orang-orang kaya Indonesia. Di situ ada nama Budi Hartono
dan Michael Hartono, bos PT Djarum dengan jumlah kekayaan yang mencapai US$14 miliar
atau sekitar Rp127 triliun. Kalau dihitung-hitung penghasilan Budi dan Michael Hartono per hari
Rp345 miliar.
Di bawahnya ada nama Susilo Wonowijoyo, bos PT Gudang Garam dengan kekayaan US$10
miliar, sekitar Rp91 triliun. Jumlah ini melesat Rp1,3 triliun dibanding tahun 2010.
Putera Sampoerna juga menjadi orang terkaya kesembilan dengan kakayaan US$2,4 miliar
(Rp21,9 triliun) karena rokok. Namun kerajaan bisnisnya, PT HM Sampoerna Tbk, ia jual pada
2005 kepadaPhilip Morris International.
Di tangan Philip Morris asal Amerika Serikat, bisnis rokok Sampoerna semakin berasap. Kini,
Sampoerna adalah pemimpin pasar rokok Indonesia. Pada kuartal I-2012, pendapatan perusahaan
ini naik sebesar 31,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Penjualan Sampoerna pada kuartal I 2012 mencapai Rp 15,4 triliun, meningkat dibanding
penjualan di kuartal I 2011 sebesar Rp 11,7 triliun. Pada 2011, Sampoerna mencatatkan kenaikan
volume penjualan sebesar 16,4% menjadi 91,7 miliar batang dari 78,8 miliar batang pada 2010.
Kenaikan volume tersebut lebih tinggi dibanding pertumbuhan industri rokok di Indonesia, yang
menurut data Nielsen, naik sekitar 8,9% pada tahun lalu.
Meski persaingan bisnis rokok di Indonesia semakin ketat, toh pangsa pasar perusahaan ini naik
menjadi 31,1% pada 2011. Ini menandakan, konsumen dewasa di Indonesia menyukai produk-
produk Sampoerna.
Menurut data AC Nielsen, penjualan rokok sigaret kretek mesin (SKM) atau yang dikenal rokok
mild milik Sampoerna, tumbuh tertinggi di 2011 dari 2010 dibanding segmen rokok lainnya.
Penjualan rokok mild tumbuh 22% menjadi 100 miliar batang di periode tersebut.
Pada 2011 lalu, penjualan sigaret kretek tangan naik 4% menjadi 85 miliar batang, sigaret kretek
mesin filter naik 2% menjadi 87 miliar batang, dan penjualan sigaret putih mesin naik 5%
menjadi 22 miliar batang. Total produksi Sampoerna tahun lalu diperkirakan mencapai sekitar
194 miliar batang.
Gudang Garam juga mengalami kenaikan pendapatan sebesar 21% di kuartal I 2012. Saat ini,
kapasitas produksi Gudang Garam berkisar antara 7.000-10.000 batang per menit. Ini berarti,
setiap hari produksi minimal sekitar 10.080.000 batang, atau maksimal sekitar 36 juta batang per
hari. "Kapasitas mesin bisa jalan 7.000-10.000 batang per menit. Kembali lagi ke packer-nya
yang ada untuk ekspor dan lokal," ujar Direktur dan Sekretaris Perusahaan Gudang Garam, Heru
Budiman.
Bila dibandingkan dengan Djarum, produksi Gudang Garam jauh kalah. Budi Santoso, Direktur
Produksi PT Djarum, mengatakan, tingkat produksi rokok perusahaan mencapai 140 juta batang
setiap hari.
Tahun ini, Djarum berencana membeli pita cukai rokok senilai Rp12 triliun. Nilai pembelian pita
cukai rokok itu meningkat 13% dibanding tahun lalu sebesar Rp10,6 triliun.
Dari rencana pembelian pita cukai rokok sebesar itu, nilai pajak pertambahan nilai (PPN) yang
dibayarkan oleh Djarum diperkirakan mencapai Rp2,5 triliun. Tahun lalu, PPN yang dibayar
Djarum mencapai Rp2,2 triliun.
Ironisnya, kekayaan para jawara bisnis rokok ini banyak disumbang dari rokok yang dibeli orang
miskin. Menurut data Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik pada
2009, enam dari 10 rumah tangga termiskin mengalokasikan pengeluarannya untuk rokok. Dan,
sebanyak 68% rumah tangga di Indonesia memiliki pengeluaran untuk membeli rokok.
Nah lho.

http://www.indonesiafinancetoday.com/read/27918/Djarum-Beli-Pita-Cukai-Rp-12-Triliun-Tahun-Ini
06 Jun 2012 | Tobacco
Djarum Beli Pita Cukai Rp 12 Triliun Tahun Ini
BY Andryanto Suwismo
JAKARTA (IFT) -- PT Djarum, produsen rokok pemilik pangsa pasar terbesar ketiga di
Indonesia, akan melakukan pembelian pita cukai rokok sebesar Rp 12 triliun tahun ini, menurut
direksi perusahaan. Nilai pembelian pita cukai rokok itu meningkat 13% dibanding tahun lalu
sebesar Rp 10,6 triliun.
Dari rencana pembelian pita cukai rokok sebesar itu, nilai pajak pertambahan nilai (PPN) yang
dibayarkan oleh Djarum diperkirakan mencapai Rp 2,5 triliun di 2012. Sementara nilai pajak
pertambahan nilai pada 2011 mencapai Rp 2,2 triliun.

http://www.indonesiafinancetoday.com/read/31175/Sampoerna-dan-Djarum-Catatkan-Peningkatan-
Pangsa-Pasar
03 Aug 2012 | Tobacco
Sampoerna dan Djarum Catatkan Peningkatan Pangsa
Pasar
BY Andryanto Suwismo
JAKARTA (IFT) -- Dua produsen rokok skala besar, yakni PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan
PT Djarum, mencatatkan peningkatan pangsa pasar hingga akhir tahun lalu, di tengah ketatnya
persaingan di sektor industri ini, menurut data Nielsen Retail Audit. Pangsa pasar Sampoerna
naik 210 basis poin menjadi 31,1%, sedangkan pangsa pasar Djarum meningkat 50 basis poin
menjadi 20,2%.
Sampoerna, pemimpin pasar rokok di Indonesia, mencatatkan kenaikan volume penjualan
sebesar 16,4% menjadi 91,7 miliar batang di 2011 dari 78,8 miliar batang pada 2010. John
Gledhill, Presiden Direktur HM Sampoerna, menjelaskan kenaikan volume tersebut mendorong
perseroan membukukan penjualan bersih (tidak termasuk cukai) Rp 31,96 triliun di 2011, naik
19% dari 2010.


profil PT. DJARUM dan etika bisnis yang dijalankannya

Profil PT.Djarum, tbk

PT Djarum adalah salah satu perusahaan rokok di Indonesia. Perusahaan ini mengolah dan menghasilkan
jenis rokok kretek dan cerutu. Ada tiga jenis rokok yang kita kenal selama ini. Rokok Cerutu (Terbuat dari
daun tembakau dan dibungkus dengan daun tembakau pula), rokok putih (Terbuat dari daun tembakau
dan dibungkus dengan kertas sigaret), dan rokok kretek (Terbuat dari tembakau ditambah daun cengkeh
dan dibungkus dengan kertas sigaret).
PT Jarum adalah salah satu jenis perusahaan perseroan yang ada di Indonesia. Namun dahulu PT Jarum
adalah sebuah perusahaan perseorangan karna didirikan oleh seorang Oei Wie Gwan. PT. Djarum
memiliki, 5 nilai-nilai inti dalam pengembangan perusahan. Nilai-nilai itu adalah .Fokus pada pelanggan,
Profesionlisme, Organisasi yang terus belajar, Satu Keluarga, Tanggung Jawab Sosial.

Tahun Berdirinya

Rokok kretek adalah sebuah produk yang racikannya ditemukan oleh H. Djamhari (Kebangsaan
Indonesia) pada tahun 1880 di kota Kudus (Kudus kota keretek). Saat itu H. Djamhari adalah seorang
perokok dan ia sering merasa sesak napas. Saat ia menderita sesak, ia menggunakan minyak cengkeh
untuk mengobati penyakitnya. Hingga suatu ketika ia mencoba meracik daun tembakau dan bunga
cengkeh untuk rokoknya. Alhasil percobaannya tersebut membuahkan hasil dan rokok tersebut disebut
kretek karena letupan api yang membakar cengkeh menghasilkan bunyi tek-tek-tek.
Perusahaan rokok kretek Djarum berdiri pada 25 Agustus 1950 dengan 10 pekerja. Oei Wie Gwan,
mantan agen rokok Minak Djinggo di Jakarta ini, mengawali bisnisnya dengan memasok rokok untuk
Dinas Perbekalan Angkatan Darat. Pada tahun 1955, Djarum mulai memperluas produksi dan
pemasarannya. Produksinya makin besar setelah menggunakan mesin pelinting dan pengolah tembakau
pada tahun 19


Fokus pada pelanggan.

Pelanggan merupakan bagian yang sangat penting dalam keberlangsungan suatu perusahaan, tanpa ada
pelanggan, tanpa ketertarikan pelanggan terhadap produk yang telah diproduksi, perusahan akan
mandet. PT.Djarum selalu mengutamakan agar pelanggan selalu puas terhadap produknya, dengan
memberikan harga yang relatif rendah meskipun keuntungan yang dicapai berkurang, hal ini diatasi
dengan peningkatan hasil yang baik dan jumlah penjualan, selain itu juga PT.Djarum memberikan dana
kepada beberapa pelanggan untuk memasarkan produknya sehingga tercipta hubungan yang sangat
dekat.
Profesionalisme. Profesional dalam membangun perusahaan secara baik, dimulai dengan perekrutan
karyawan-karywati yang potensial (salah satu elemen vitas bagi kegemilangan gerak sebuah
perusahaan). Kemampuan perusahaan untuk melakukan inovasi secara terus menerus. seiring tuntutan
tersebut, PT.Djarum selalu memberikan respon yang inovatif pada konsumen. Profesional dalam
mengimplementasikan strategi-strategi yang telah dirancang dengan penuh optimis. Dengan
profesionalisme tersebut semuanya dapat tercapai.
Organisasi yang terus belajar. Dengan keberhasilan yang diperoleh berupa penghargaan-penghargaan
dan produk-produk yang inovatif,PT.Djarum tidak berpuas hati, dengan keberhasilan tersebut, selalu
belajar keberhasilan itu. Tidak hanya selalu menilai perusahaannya sendiri. Melakukan sharing dengan
perusahaan lain berbagi pengetahuan.
Satu keluarga.Rasa kekeluargaan sangat terasa di lingkungan PT.Djarum, ini terlihat ketika pada waktu
istirahat, terkadang para direksi bergabung bersama karyawan,berbagi cerita, bercanda, ini menciptakan
kesenangan bagi para karyawan.Disinilah kekompakan dari segenap jajaran manajemen dan karyawan.
Mereka bersama-sama untuk memajukan perusahaan,dengan dukungan organisasi yang solid,serta
kerja keras dari semua karyawan.
Tanggung Jawab Sosial. Dalam hal tanggung jawab sosial, untuk karyawan, PT.Djarum sangat
memperhatikan karyawannya dengan memberikan jaminan sosial berupa jaminan kesehatan,hadiah
tahunan, tunjangan, jaminan kecelakan,jaminan pensiun. PT.Djarum juga memberikan beasiswa
pendidikan pada anak-anak karyawan sehingga dapat melanjutkan pendidikannya dengan baik.
Tanggung Jawab Sosial yang diberikan PT.Djarum tidak hanya pada karyawannya tetapi juga pada
masyarakat umum.Untuk melaksanakan tanggung jawab ini PT.Djarum melakukan Coorporate Social
Responbility (CSR), yang sangat jelas saat ini, yaitu : Djarum memberikan dananya 30 Milliar dalam
pembangunan lapangan bulutangkis, GOR PT.Djarum Bakti Bangsa, yang digunakan untuk merekrut para
pemain bulutangkis yang handal berkelas dunia. Dalam bidang lingkungan PT.Djarum memberikan
secara cuma-cuma pohon-pohon untuk penghijauan.
Dengan ke lima nilai pengembangan tersebut, membuat PT.Djarum semakin memantapkan
perjalanannya dalam industri rokok murni pribumi, tanpa tersentuh oleh aset-aset asing. Semangat
Nasionalismelah yang semakin membangkitkan perusahaan ini.
Kepemilikan


Keuangan

PT Djarum system upah harian. Untuk upah harian, Jerih payah buruh pabrik ini memang terbilang kecil
bagi ukuran gaji buruh di Jakarta. Mereka dibayar dengan upah perjam sekitar Rp.9.750/per 1.000
batang buat satu grup yang terdiri dua orang tersebut. Tetapi biasanya, satu grup bisa membuat 3.000
batang dalam waktu kurang dari 4 jam. PT Djarum untuk tahun 2006 menyentuh 6,99 milyar rupiah.
Jumlah itu didapati lewat omset perbungkusnya mencapai angka 23,66 milyar rupiah/perhari.
Sementara itu, produksinya tahun lalu tercatat sekitar 38,36 unit milyar dengan asumsi sekitar 127,87
batang/perhari.







Bidang Usahanya

PT. Djarum adalah salah satu perusahaan rokok di Indonesia. Perusahaan ini mengolah dan
menghasilkan jenis rokok kretek dan cerutu. Bidang usaha yang digeluti oleh PT Djarum tidak lain dan
tidak bukan ialah rokok. Dalam sehari perusahaan ini mampu menghasilkan omeset sekitar 23,66 milyar
rupiah/perhari, karna sasaran penjualanya tidak hanya di Indonesia saja tetapi juga di Austria, Polandia,
Prancis, Spanyol, Portugal, Turki, Belgia, Belanda, Luxemburg, Jerman, Brazil, Jepang, Malaysia, Kanada,
Usa dll.

Kejayaan

Sejak awal berdiri pada tahun 25 Agustus 1950 perusahaan ini sudah menjadi perusahaan yang sangat
pesat dalam perkembangan nya. Karna didirikan oleh Oei Wie Gwan, mantan agen rokok Minak Djinggo.
PT Djarum sejak bediri sampai sekarang masih saja mengalami masa kejayaan. Hal ini di karnakan
Perusahaan ini memiliki 76 lokasi kerja (70 di Kudus, 3 di Pati, 1 Rembang dan 2 di Jepara) ini cukup
diakui masalah kesehatan dan keselamatan kerja karyawannya. Hal ini dibuktikan dari perolehan Zero
Accident Acknowledgement pada tahun 2002. Pada tahun 2004 di Audit External Keselamatan dan
Kesehatan dengan hasil 85%. Karena hasil auditan yang memuaskan, pada tahun 2005 memperoleh
Bendera Emas. Pada tahun 2007, hasil auditan meningkat menjadi 93% dan tahun 2008 menunggu
memperoleh Bendera Emas kembali. Karena hal itulah masalah keselamatan dan kesehatan bukan lagi
menjadi masalah bagi perusahaan ini.
Selain masalah keselamatan dan kesehatan, perusahaan ini juga aktif dalam bidang koperasi. Pada tahun
1976, koperasi karyawan dibuka. Koperasi yang memiliki anggota sebanyak 51 ribuan orang ini memiliki
kas hingga 75 ribu miliaran hingga Januari 2008 ini. Karena ketekunannyalah, koperasi ini juga
memperoleh penghargaan sebagai Koperasi Teladan dari tahun 1993 sampai dengan 1996. Selain itu,
perusahaan ini juga memiliki kinerja yang sesuai dengan standar ISO (ISO tahun 9001-1994). Pada tahun
2001 mendapatkan penghargaan dan ISO diperbaiki menjadi ISO 9001-2000.



Analisis Strategi

PT. Djarum mengeluarkan beberapa produk diantaranya Djarum Super, Djarum Coklat, Djarum 76,
Djarum Istimewa. Kesemuanya merupakan rokok berjenis kretek. Akan tetapi djrum melihat pangsa
pasar ini stagnan sehingga PT.Djarum merambah pasar rokok mild, diantaranya adalah L.A Light, L.A
Menthol, Djarum Super Mezzo, Djarum Black dan Djarum Black Menthol.
Selain itu Djarum mengembangkan cita rasa yang lebih varian dengan mengkombinasikan cita rasa
cappucino, dan Teh yang dikenal dengan nama Brand Djarum Black Tea dan Djarum Black cappuccino.
Produk dalam kategori rokok mild diluncurkan oleh PT Djarum di akhir tahun 2005, perusahaan ini
meluncurkan rokok mild dengan merek Djarum Super Mezzo untuk melengkapi portofolio produk
Djarum Super dan merambah segmen premium serta menjadi alternatif pilihan rokok mild baru dengan
cita rasa tinggi. Khusus untuk peluncuran PT Djarum membuat program promosi modern dengan
menggunakan balon mini zeppelin yang berputar-putar disekitar wilayah Jakarta selama 3 minggu.
Program tersebut juga diiringi dengan iklan televisi yang menampilkan visual yang luar biasa, iklan
televisi Mezzo versi leap dan race.
PT Djarum menggunakan pendekatan strategi yang berbeda dalam membangun merek Djarum Super
Mezzo, yaitu dengan menambahkan kata Djarum Super dalam merek rokok mild tersebut, merek
Djarum Super yang sudah memiliki awareness yang tinggi dan brand image yang kuat di tengah
konsumen diharapkan mampu mengangkat penjualan produk mild yang baru ini masuk ke pasar rokok
mild.
Kenyataannya, hasil dari sebuah penelitian adalah top of mind merek rokok mild masih didominasi oleh
Sampoerna A Mild (79,5%), diikuti oleh Star Mild (12,1%). Djarum Super Mezzo berada di peringkat
ketiga (4,2%). Untuk merek kedua yang diingat setelah merek pertama yang terlintas atau unaided
awareness dikuasai oleh Star Mild (39,5%), Sampoerna A Mild (18,4%) dan Djarum Super Mezzo (14,7%).
Djarum Super Mezzo dan Star Mild memiliki karakteristik akan personality dan association yang mirip.
Djarum Super Mezzo dipersepsikan memiliki sifat yang santai dan easy going, berpenampilan menarik,
dan penuh percaya diri, namun merek ini juga memiliki posisi yang sama dengan Star Mild yang dekat
dengan atribut menikmati kehidupan malam, menyukai petualangan dan maskulin..
Dikutip dari: http://tukangblog.blogspot.com/2011/04/profil-ptdjarum.html




Contoh etika bisnis pada PT. DJARUM
Kisah-kisah seputar pohon yang sudah saya utarakan disini dan disitu, ternyata sejalan dengan
sebuah program menarik yang digagas dan dilaksanakan oleh PT Djarum : Trees for Life. Sebuah
program yang merupakan bagian dari kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan rokok
terkemuka tersebut sebagai bentuk dari tanggung jawab sosial serta empati konstruktif perusahaan
terhadap masyarakat dan lingkungan.
Yang menarik adalah, sejak tahun 1979, perusahaan ini telah mendedikasikan diri untuk
melestarikan lingkungan demi hidup yang berkualitas dengan program Djarum Bhakti Lingkungan. Kota
Kudus adalah langkah awal dari program ini. Ribuan jenis tanaman peneduh ditanam.
Selain itu, dibawah payung Djarum Bakti Lingkungan telah melakukan aksi pelestarian lereng
Gunung Muria dengan tanaman peneduh maupun pohon bernilai ekonomi, sehingga mampu
mempertahankan kawasan penting resapan air kota Kudus. Selain itu sejak tahun 2008 Djarum
BaktiLingkungan bekerja sama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kanwil Jawa Tengah, turut
serta dalam program pelestarian Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo dengan komitmen
700.000pohon.

Luna Maya melakukan penanaman pohon Trembesi pada program Trees for Life Djarum Bakti
Lingkungan di Demak (18/4), Sumber foto: Situs Trees for Life PT Djarum
Sebagaimana diungkap pada siaram persnya, Dalam rangka Hari Ulang Tahun PT. Djarum ke-59,
pada tanggal 18 April 2010 lalu, sebanyak 400 karyawanDjarum di Kudus bersama Luna Maya, artis
pemerhati lingkungan, menanam Pohon Trembesi sepanjang1,2 km di Demak, Jawa Tengah. Kegiatan ini
merupakan program lanjutan Djarum Trees For Life, dar i Corporate Social Responsibility Bakti
Lingkungan PT Djarum yang merencanakan 2.767 Pohon Trembesi sepanjang jalan Turus Semarang-
Kudus Jawa Tengah.Serius dan konsisten untuk melakukan pelestarian lingkungan adalah semangat
Djarum Trees For Lifeyang ingin ditularkan kepada seluruh pihak dan masyarakat luas. Berawal dari
penanaman PohonTrembesi bersama Gubernur beserta Muspida Jawa Tengah, kemudian diikuti
beberapa minggu lalupenanaman bersama artis Nugie dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
lingkungan
Saya melihat sepanjang jalan Demak ini merupakan jalan yang sering dilewati oleh banyak
kendaraan,mulai dari kendaraan pribadi hingga truk. Oleh sebab itu, penanaman Pohon Trembesi sangat
cocok ditanam di area ini karena dapat menyerap banyak CO2 dan emisi karbon lainnya, sehingga
kedepannyajalan ini bisa menjadi jalan yang teduh dan hijau. Saya berharap Pohon Trembesi yang kami
tanam saatini dapat tumbuh maksimal dan tentunya dirawat oleh masyarakat luas. Mari tanam dan
rawat PohonTrembesi ajak Luna.
Komitmen perusahaan juga tak berhenti pada kegiatan-kegiatan insidental tertentu belaka.
Bahkan, Bibit Pohon Trembesi yang digunakan dalam rangkaian program Penanaman 2.767 Pohon
Trembesi disepanjang turus jalan Semarang-Demak ini berasal dari Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) PT.
Djarum.
Saat ini PPT tengah melakukan budi daya pembibitan Pohon Trembesi yang total berjumlah 300
ribuan.Rencananya, pembibitan tersebut untuk memenuhi program Djarum Trees For Life ujar Yunan
Adityadari Pusat Pembibitan Tanaman PT Djarum.
Untuk menjaga kesinambungan kegiatannya, salah satu dukungan PT. Djarum adalah dengan
mendirikan pusatpembibitan aneka tanaman yang dikelola secara intensif. Diharapkan dengan upaya
pembibitan aneka tanaman ini, PT. Djarum dapat turut menjadi bagian dari usaha dalam
mempertahankan dan melestarikan tanaman-tanaman langka agar terjaga dari kepunahan.Hingga saat
ini, PPT telah memilikitotal sekitar 100 ribuan jenis bibit tanaman, termasuk di dalamnya tanaman
langka seperti Kepel, Sawit,Nogosari, buah Kawista dan Pohon Botol dari Afrika.
It is true that economic and social objectives have long been seen as distinct and often competing.
Butthis is a false dichotomyCompanies do not function in isolation from the society around them. In
fact,their ability to compete depends heavily on the circumstances of locations where they
operate., Demikian ungkapan Michael E. Porter dan Mark R. Kramer dalam tulisannya di The
Competitive Advantage of Corporate Phiilantropy, pada Harvard Business Review, December 2002,
halaman 5. Pernyataan diatas menemukan makna tersendiri bila dihubungkan dengan aktifitas yang
dilaksanakan PT Djarum Kudus lewat program Djarum Bakti Lingkungan, Trees for Life ini.
Implementasi atas konsep triple bottom line (profit,planet, people) dalam mainstream etika
bisnis yang digagas John Elkington, memperoleh bentuknya lewat kegiatan ini. Perusahaan diharapkan
tidak hanya mengejar profit belaka tetapi juga menunjukkan kepedulian besar bagi lingkungan dan
masyarakat sekitar tempat perusahaan bersangkutan beroperasi. Dengan program CSR ini tidak hanya
merupakan investasi jangka panjang yang berguna untuk meminimalisasi risiko sosial, juga berfungsi
sebagai sarana meningkatkan citra perusahaan di mata publik. Intinya, CSR adalah operasi bisnis yang
berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, melainkan pula
untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik, melembaga dan berkelanjutan.
Saya ikut menyatakan salut dan mengacungkan jempol tinggi-tinggi bagi upaya-upaya
konstruktif yang telah dilakukan sejumlah korporasi besar, termasuk PT Djarum Kudus, melalui program
CSR-nya yang sudah menunjukkan komitmen dan kepedulian tinggi menjaga kelestarian lingkungan
dengan kegiatan Trees For Life. Ini sebentuk empati sosial nyata untuk menghindari nestapa
kemanusiaan akibat kerusakan lingkungan.
Saya tertarik pada pendapat Elkington (1998) dalam bukunya Canibals With Forks: The Triple
Bottom Line in 21st Century Business (seperti yang saya kutip dari makalah Bapak Edi Suharto PhD Ketua
Program Pascasarjana Spesialis Pekerjaan Sosial, Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS)
Bandung yang disampaikan pada Seminar Dua Hari CSR (Corporate Social Responsibility): Strategy,
Management and Leadership, Intipesan, Hotel Aryaduta Jakarta 13-14 February 2008) yang
mengelompokkan perusahaan yang peduli dan tidak peduli terhadap CSR berdasarkan analogi serangga.
Perusahaan kategori pertama laksana ulat, yang memiliki model bisnis rakus dan tidak
pedulipada lingkungan sekelilingnya. Kategori kedua adalah perusahaan yang mirip belalang,
modelbisnis yang juga eksploitatif dan degeneratif. Kategori kedua ini mungkin saja sudah mulai
mempraktikan CSR. Tetapi, CSR tidak dilakukan dengan sepenuh hati. CSR di perusahaan ini hanyalah
Celana Dalam untuk menutupi aurat perusahaan agar terhindar dari tekanan masyarakat atau LSM.
Perusahaan kupu-kupu adalah kategori ketiga. Korporasi seperti ini punya komitmen kuat
menjalankan CSR. Bagi perusahaan ini CSR adalah investasi, bukan basa-basi. Kategori terakhir adalah
korporasi lebah. Perusahaan seperti ini punya sifat regeneratif atau menumbuhkan. Perusahaan ideal ini
menerapkan etika bisnis dan menjalankan good CSR.
Saya yakin model CSR yang dikembangkan oleh PT Djarum Kudus adalah jenis korporasi ideal
yang dengan teguh memegang konsistensi empati sosialnya lewat program Trees for Life dimana disaat
yang sama ikut memelihara kelanjutan program yang sudah dicanangkan tersebut dengan kegiatan
pendukung seperti menyiapkan bibit-bibit tanaman unggulan lewat Pusat Pembibitan Tanaman yang
dimilikinya. Mari kita dukung segala ikhtiar-ikhtiar positif ini demi masa depan kehidupan yang lebih
baik.
Dikutip dari: http://amriltgobel.multiply.com/journal/item/501/PEDULI-LINGKUNGAN-DAN-EMPATI-
SOSIAL-KORPORASI?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
Diposkan 12th October 2012 oleh irwan
http://areairwan.blogspot.com/2012/10/profil-pt-djarum-dan-etika-bisnis-yang.html

Ada suatu analogi dari seorang blogger:PT Acme Sejahtera membuang limbah sembarangan.
Selain itu PT Acme Sejahtera juga menyumbangkan Rp 2 milyar untuk korban bencana alam.
Karena menyumbang korban bencana alam adalah tindakan yang baik, maka membuang limbah
sembarangan adalah tindakan yang baik. (Priyadi)
Tentunya itu adalah kesimpulan yang salah. Tindakan kegiatan sosial haruslah ditinjau secara
terpisah dari tindakan membuang limbah sembarangan. Dalam hal ini kegiatan sosial adalah hal
yang terpuji dan membuang limbah sembarangan adalah tindakan tak terpuji.
Begitupula dengan investasi sosial yang harusnya dapat menjadi sebuah tindakan terpuji dan
produksi rokok yang justru merugikan. Jika memang kedua perusahaan rokok tulus melakukan
investasi sosial sudah selayaknya mereka menghilangkan embel-embel nama mereka dari
investasi sosial serta mendirikan sebuah lembaga independen.
http://recyclearea.wordpress.com/2009/07/16/26/

Anda mungkin juga menyukai