Anda di halaman 1dari 5

BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Pengertian dan Hakekat Sila Pertama Pancasila
A. Pengertian Sila Pertama Pancasila
Pancasila sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa berarti bahwa
negara mengakui adanya Tuhan. Tuhan merupakan pencipta seluruh alam semesta ini.
Yang Maha Esa berarti Maha Tunggal, tiada sekutu bagiNya, Esa dalam atNya,
dalam si!atNya maupun dalam perbuatanNya. Tuhan sendirilah yang maha
mengetahui, dan tiada yang sanggup menandingi keagunganNya. Tidak ada yang bisa
mengaturNya karena Tuhan mengatur segala aturan. Tuhan tidak diciptakan "leh
makhluk lain melainkan Tuhan yang Menciptakan segalanya. #ahagia, tertawa, sedih,
tangis, duka dan gembira $uga Tuhan yang menentukan.
%ambang bintang berarti bintang dimaksudkan sebagai sebuah cahaya, mengandung
makna nur cahy". #intangnya memiliki & sudut maksudnya untuk menerangi dasar
Negara yang lima dan tu$uan Negara yang lima. Sedangkan warna hitam
melambangkan warna alam atau warna asli.
Negara kebangsaan menurut pancasila adalah negara kebangsaan yang #erketuhanan
Yang Maha Esa. Selain itu setiap warga negara $uga #erketuhanan Yang Maha Esa
dalam arti memiliki kebebasan dalam memeluk agama sesuai dengan keimanan dan
keta'waan masing ( masing sesuai dengan pasal )*+, ayat )-, dan )*,.
Menurut Pancasila negara berdasar atas ketuhanan Yang Maha Esa. .al itu termuat
dalam pembukaan //0 -+1& yaitu p"k"k pikiran ke empat. 0alam pasal )*+, ayat
)-, bahwa Negara adalah berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. 2umusan yang
demikian ini menun$ukan bahwa Negara 3nd"nesia Yang berdasar pancasila adalah
bukan negara sekuler yang memisahkan agama dan negara.
Pasal *+ ayat )-, $uga mengandung pengertian bahwa Negara 3nd"nesia bukan hanya
mendasarkan pada suatu agama tertentu dan $uga bukan negara The"krasi. Pasal *+
ayat )*, memberikan kebebasan kepada seluruh warga negara dalam memeluk agama.
Negara yang #erketuhanan Yang Maha Esa adalah negara pen$elmaan dari hakikat
k"drat manusia sebagai makhluk indi4idu, s"sial, makhluk pribadi,dan makhluk
Tuhan Yang Maha Esa.
#ila di rinci hubungan agama dan Negara adalah 5
-. Negara berdasar Ketuhanan Yang Maha esa.
*. #angsa 3nd"nesia adalah bangsa yang #erketuhanan Yang Maha Esa.
6. Tidak ada tempat bagi atheisme dan sekulerisme karena hakikatnya manusia
berkedudukan k"drat sebagai makhluk Tuhan.
1. Tak ada tempat bagi penentang agama, g"l"ngan agama, antar dan inter
pemeluk agama.
&. Tidak ada tempat bagi pemaksaan agama.
7. 8leh karena itu harus memberikan t"leransi terhadap "reng lain dalam
men$alankan agama dalam negara.
9. 0alam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara harus sesuai dengan nilai
ketuhanan Yang Maha Esa terutama n"rma ( n"rma hukum p"siti!, baik
n"rma m"ral negara maupun penyelenggaraan agama.
#. .akekat Sila Pertama Pancasila
Sila Pertama berbunyi 5 :Ketuhanan yang Maha Esa.;
Ketuhanan berasal dari kata Tuhan, ialah Allah, pencipta segala yang ada dan semua
mahluk. Yang Maha Esa berarti yang Maha tunggal, tiada sekutu, Esa dalam at<Nya,
Esa dalam si!at<Nya, Esa dalam Perbuatan<Nya, artinya bahwa at Tuhan tidak terdiri
dari at<at yang banyak lalu men$adi satu, bahwa si!at Tuhan adalah sempurna,
bahwa perbuatan Tuhan tidak dapat disamai "leh siapapun. =adi ke<Tuhanan yang
maha Esa, mengandung pengertian dan keyakinan adanya Tuhan yang maha Esa,
pencipta alam semesta, beserta isinya. Keyakinan adanya Tuhan yang maha Esa itu
bukanlah suatu d"gma atau kepercayaan yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya
melalui akal pikiran, melainkan suatu kepercayaan yang berakar pada pengetahuan
yang benar yang dapat diu$i atau dibuktikan melalui kaidah<kaidah l"gika.
Atas keyakinan yang demikianlah maka Negara 3nd"nesia berdasarkan ketuhanan
yang Maha Esa, dan Negara memberi $aminan kebebasan kepada setiap penduduk
untuk memeluk agama sesuai dengan keyakinannya dan beribadah menurut agamanya
dan kepercayaannya. #agi dan didalam Negara 3nd"nesia tidak b"leh ada
pertentangan dalam hal ketuhanan yang Maha Esa, tidak b"leh ada sikap dan
perbuatan yang anti ketuhanan yang Maha Esa, dan anti keagamaan serta tidak b"leh
ada paksaan agama dengan kata lain dinegara 3nd"nesia tidak ada paham yang
meniadakan Tuhan yang Maha Esa )ateisme,.
Sebagai sila pertama Pancasila ketuhanan yang Maha Esa men$adi sumber p"k"k
kehidupan bangsa 3nd"nesia, men$iwai mendasari serta membimbing perwu$udan
kemanusiaan yang adil dan beradab, penggalangan persatuan 3nd"nesia yang telah
membentuk Negara republik 3nd"nesia yang berdaulat penuh, bersi!at kerakyatan
yang dipimpin "leh hikmat kebi$aksanaan dalam permusyawaratan perwakilan guna
mewu$udkan keadilan s"sial bagi seluruh rakyat 3nd"nesia.
.akekat pengertian itu sesuai dengan5
a. Pembukaan //0 -+1& yang berbunyi antara lain ;atas berkat rahmat Allah yang
maha kuasa>.;
b. Pasal *+ //0 -+1&5
-. Negara berdasarkan atas ketuhanan yang maha Esa
*. Negara men$amin kemerdekaan tiap<tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing<masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya.
.ubungan manusia dengan tuhan, yang menyangkut segala sesuatu yang berkaitan
dengan kewa$iban manusia sebagai makhluk tuhan terkandung dalam nilai<nilai
agama. Maka men$adi suatu kewa$iban manusia sebagai makhluk tuhan, untuk
merealisasikan nilai<nilai agama yang hakikatnya berupa nila<nilai kebaikan,
kebenaran dan kedamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
0isisi lain Negara adalah suatu lembaga kemanusiaan suatu lembaga kemasyarakatan
yang angg"ta<angg"tanya terdiri atas manusia, diadakan "leh manusia untuk manusia,
bertu$uan untuk melindungi dan mense$ahterakan manusia sebagai warganya. Maka
Negara berkewa$iban untuk merealisasikan kebaikan, kebenaran, kese$ahteraan,
keadilan perdamaian untuk seluruh warganya.
3.2 Makna Sila Pertama Pancasila
Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa? menuntut setiap warga negara mengakui
Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta dan tu$uan akhir, baik dalam hati dan tutur kata
maupun dalam tingkah laku sehari<hari. K"nsekuensinya adalah Pancasila menuntut
umat beragama dan kepercayaan untuk hidup rukun walaupun berbeda keyakinan.
Makna<makna Sila Ketuhanan yang Maha Esa adalah 5
-. Mengandung arti pengakuan adanya kuasa prima )sebab pertama, yaitu Tuhan yang
Maha Esa
*. Men$amin penduduk untuk memeluk agama masing<masing dan beribadah menurut
agamanya.
6. Tidak memaksa warga negara untuk beragama.
1. Men$amin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama.
&. #ert"leransi dalam beragama, dalam hal ini t"leransi ditekankan dalam beribadah
menurut agamanya masing<masing.
7. Negara memberi !asilitat"r bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warga negara
dan mediat"r ketika ter$adi k"n!lik agama.
0alam kedudukannya sebagai etika p"litik kenegaraan, ditegaskan bahwa makna lima sila
dalam Pancasila5
Sila pertama, negara wa$ib5
-. Men$amin kemerdekaan setiap warga negara tanpa diskriminasi untuk beribadah
menurut agama dan kepercayaannya dengan menciptakan suasana yang baik.
*. Mema$ukan t"leransi dan kerukunan agama
6. Men$alankan tugasnya untuk meningkatkan kese$ahteraan umum sebagai tanggung
$awab yang suci.
3.3 Isi Butir-Butir Sila Pertama Pancasila
#utir<butir sila Ketuhanan yang Maha Esa adalah 5
-. Manusia 3nd"nesia percaya dan ta'wa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing<masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
*. Mengembangkan sikap h"rmat mengh"rmati dan beker$asama antra pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda<beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
6. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa
1. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
&. Mengembangkan sikap saling mengh"rmati kebebasan men$alankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaanya masing masing.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada "rang lain.
0ari butir<butir yang telah disebutkan di atas, telah di sebutkan bahwa dalam kehidupan
beragama itu tidak diperb"lehkan adanya suatu paksaan. Setelah ketetapan ini dicabut,
tidak pernah dipublikasikan ka$ian mengenai apakah butir<butir ini benar<benar
diamalkan dalam keseharian warga 3nd"nesia.
Manusia selain merupakan mahluk ciptaan Tuhan $uga merupakan mahluk s"sial, yang
berarti bahwa manusia memerlukan pergaulan dengan manusia lainnya. Setiap manusia
perlu bers"sialisasi dengan angg"ta masyarakat lainnya.
#angsa 3nd"nesia yang beraneka agama, men$alankan ibadahnya masing < masing
dimana pemeluk melaksanakan a$aran agama sesuai dengan n"rma agamanya. Agar tidak
ter$adi pertentangan antara pemeluk agama yang berbeda, maka hendaknya
dikembangkan sikap t"leransi beragama, yaitu sikap h"rmat mengh"rmati sesama
pemeluk agama yang berbeda, sikap mengh"rmati kebebasan men$alankan ibadah sesuai
a$aran agama masing<masing, dan tidak b"leh memaksakan suatu agama kepada "rang
lain. T"lenransi beragama tidak berarti bahwa a$aran agama yang satu bercampur aduk
dengan a$aran agama lainnya.

Anda mungkin juga menyukai