Anda di halaman 1dari 2

Diskusi sistem cooling dan cleaning gas

Gasifikasi adalah proses dekomposisi termal untuk membentuk gas-produk yaitu karbon
monoksida, hidrogen, metan, karbon dioksida, dan air pada suhu sekitar 600-1000 C. pada umumnya,
char padat serta tar yang berfase cair terbentuk di bawah kondisi lingkungan sekitar. Proses dari
gasifikasi menghasilkan H
2
, CO, CO
2
, H
2
O, dan CH
4
, tar, komponen yang mengandung nitrogen dan
sulfur, serta arang. Berikut ini lima polusi dari syngas:
Partikulat
Bahan fase padat yang terikut dalam aliran gas sebagai produk mentah dari gasifier.
Komponen alkali
Untuk bahan baku biomassa, pada umumnya terdapat kandungan alkali seperti kalium , karena
kalium adalah unsur yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman.
Komponen yang mengandung nitrogen
Untuk bahan baku biomassa kontaminan nitrogen terbesar yaitu ammonia, NH
3
. Ammonia
dibentuk dari reaksi antara protein dengan komponen yang mengandung nitrogen lain dalam
biomassa , karena untuk mencegah pembentukan emisi NO
x
.
Sulfur
Sulfur dalam bahan baku dapat terkonversi menjadi So
x
dan H
2
S. Namun untuk bahan baku
biomassa kadar sulfur cenderung sangat rendah.
Tar
Didefinisikan sebagai molekul organik yang memiliki berat molekul lebih besar dari benzene yaitu
78. (Neeft, et al, 1999).
Polutan utama yang harus ditreatment agar gas memenuhi batas kandungan polutan untuk engine
yaitu partikulat dan tar. Partikulat yang terikut pada raw syngas sangat banyak, begitu pula dengan tar,
bila tidak dilakukan treatment maka akan merusak engine. (Stevens, DJ, 2001)
.
.
(ttg partikel)
.
.
Tar merupakan bentuk resin yang termodifikasi dan terdiri dari berbagai macam senyawa
kompleks dari komponen organic sampai komponen ringan seperti bezene hingga poly aromatic
hydrocarbon (PAH). Senyawa ini sering menyebabkan fouling dan scale pada pipa, sehingga akan terjadi
penyumbatan. Batas kandungan pengotor tar pada engine yaitu < 100 mg/Nm
3
. Untuk tipe gasifier fixed
bed updraft diperkirakan tar yang terbentuk mencapai 150 g/Nm
3
. Sehingga syngas raw pada gasifier
masih perlu dilakukan treatment penghilangan tar. (Source: Graham and Bain, 1993; Neeft, et al, 1999)
Jenis tar terbagi menjadi lima kelas, masing-masing kelas memiliki titik embun yang berbeda. Bila
kandungan tar tersebut berbeda maka, titik embunnya juga juga berbeda tergantung dari komposisi tar
yang dominan. Jenis tar yang mudah mengembun yaitu termasuk golongan tar kelas berat jenis
hidrokarbon poliaromatik berat contohnya 4-5 rings PAHs dan jenis hidrokarbon poliaromatik ringan
contohnya 4-5 rings PAHs. Untuk Phenol, sangat sulit mengembun termasuk jenis tar heterosiklis yang
memiliki kelarutan dalam air yang tinggi, karena sifat polarnya.
Sehingga dalam konfigurasi sistem cooling dan cleaning gas disusun sebagai berikut:



Penyusunan sistem cooling dan cleaning dilakukan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
Cyclone
Wind cooler
Wind cooler heat exchanger bertujuan untuk untuk menurunkan suhu dari gasifier sekitar 500
o
C

hingga suhu 350
o
C. Desain wind cooler tidak memiliki fin/sirip, didesain sederhana karena untuk
mengurangi biaya serta instalasi yang lebih mudah. Syngas yang ditreatment oleh wind cooler berasal
dari stage 1 yang melalui cyclone terlebih dahulu (karena banyak mengandung partikulat) dan stage 2
yang langsung dikeluarkan melalui stage 2. Syngas dari stage 1 dan 2 akan bercampur dalam wind cooler
Cyclone Wind cooler Spray tower EP Venturi scrubber
sehingga menjadi satu aliran keluar. Temperatur stage 1 sekitar 150
o
C, sedangkan stage 2 mencapai
500
o
C.
Syngas yang berasal dari gasifier masih terlalu tinggi, sehingga perlu didinginkan dulu dengan wind
cooler sebelum melalui scrubber, karena dikhawatirkan tower scrubber tidak optimal. Tower scrubber
akan optimal bila suhu syngas rendah, karena heavy tar sudah berupa aerosol sehingga akan mudah
tertangkap di tower scrubber. Jenis wind cooler ini tidak menimbulkan limbah, seperti heat exchanger lain
yang menggunakan air sebagai media pendingin. Sehingga diperlukan suatu sistem khusus untuk water
treatment.
Spray tower
Spray tower berfungsi sebagai cooling serta penangkap tar, tar yang tertangkap pada spray tower
merupakan jenis tar kelas berat seperti jenis hidrokarbon poliaromatik berat contohnya 4-5 rings PAHs
dan jenis hidrokarbon poliaromatik ringan contohnya 4-5 rings PAHs. Selain itu tar juga dapat
menangkap partikulat, karena dalam proses penangkapan oleh spray tower terdapat impaction
interception, juga diffusion. Proses penangkapan tar pun mirip dengan proses penangkapan partikulat
dengan ukuran di antara 5 10 m atau lebih dari 10 m. (Baker, el al, 1986)
Spray tower ini beroperasi pada suhu sekitar 350
o
C dan keluar dengan suhu 90
o
C. Desain suhu
keluar harus 90
o
C, karena electrostatic precipitator (EP) akan optimal pada suhu < 100
o
C. Selain itu
penggunaan spray tower pada sistem cleaning ini agar gas menjadi lebih lembab, karena kelembaban
meningkat setelah melewati spray tower. Kelembaban yang tinggi baik untuk mengikat phenol (karena
sifat polarnya) ke air dan tar membentuk aerosol (karena suhu 90
o
C tar mengembun), sehingga tar
dan phenol juga dapat ditangkap oleh EP. Efisiensi penangkapan tar pada spray tower mencapai 11 - 25
% heavy tars, 40 60 % PAH, dan 0 60 % phenolics. (Neeft, et al, 1999)
Electrostatic Precipitator
Venturi scrubber
Venturi scrubber ini berfungsi untuk menangkap tar juga menangkap partikel hingga ukuran diameter
submicron yaitu di bawah 5 m. Efisiensi penangkapan tar pada venture scrubber ini mencapai 50
90%. (Neeft, et al, 1999). Suhu masuk alat ini sekitar 90
o
C, sedangkan suhu keluarannya sekitar 50
o
C
Namun alat ini mempunyai kelemahan pada biaya yang lebih mahal serta pressure drop peralatan tinggi.
Biaya yang mahal ini dikarenakan pompa spray scrubber di dalam venturi scrubber dikondisi dengan
tekanan tinggi. Namun bila digunakan venturi scrubber dengan energi medium, maka harga juga dapat
dikurangi menjadi lebih murah. Semakin kecil throatnya maka semakin besar pressure dropnya juga
semakin besar efisiensinya. Tar akan terkondensasi kemudian menjadi partikel berukuran mikron, yang
selanjutnya akan terbawa oleh air. Diharapkan dengan adanya venturi scrubber ini tar yang dihasilkan di
bawah batas kandungan tar untuk engine yaitu 100 mg/Nm
3
. (H. Johnstone et al., Ind. Chem. Eng. 46:
1601 (1954))
Venturi scrubber juga dilengkapi dengan peralatan tambahan sebagai separator air dengan gas. Alat
separator ini disebut juga collecting chamber, yang berfungsi untuk memisahkan gas dan liquid yang
keluar dari venturi scrubber.

Anda mungkin juga menyukai