Akumulasi Terkompresi dan Kapitalisme Chaebol yang Turun-Temurun

Seperti yang telah diketahui oleh orang banyak, perkembangan ekonomi Korea Selatan
berkaitan erat dengan pertumbuhan perusahaan raksasa yang lebih dikenal dengan chaebol. Pada
tahun 1996, penggabungan hasil penjualan tiga puluh perusahaan chaebol teratas mencapai 48%
dari jumlah penghasilan seluruh Korea Selatan. Di antaranya, adalah penghasilan Hyundai yang
mencapai 80 milyar dollar, Samsung yang mencapai 71 milyar dollar, LG yang mencapai 55
miliar dollar, Daewoo yang mencapai 45 milyar dollar, dan sebagainya. Walaupun yang
menyebabkan konfigurasi modern masyarakat Korea berbeda dengan yang lain adalah ekonomi
global dan kompetitif chaebolnya, hal ini tidak berarti bahwa karakteristik organisatoris dan
karakteristik perilaku perusahaan chaebol dapat terbilang sangat rasional dan efisien. Strategi
mereka dalam ekspansi dan penggolongan ekonomi yang cepat dipercaya sebagai sebab utama
kejatuhan finansial Korea Selatan. Faktor kekeluargaan para chaebol ini menyusahkan Korea
Selatan dalam hal struktur dan kinerja bisnis.
Karakteristik chaebol yang terkenal beberapa di antaranya adalah :
Konsentrasi berlebihan pada kepemilikan dan manajemen perusahaan
Penggabungan kepemilikan dan manajemen
Ambisi berlebihan pada operasi bisnis yang menyerupai swalayan
Orientasi yang berumbuh dengan cepat
Ketergantungan pada pinjaman bank dan rasio hutang yang berlebihan
Pernyataan yang berlebihan mengenai asset perusahan atas dasar investasi hubungan
timbal balik antar perusahaan anggota
Kolusi agresif dengan pemimpin ppolitik dan birokrat (biasanya melalui suap)
Pengendalian secara keras terhadap buruh
Semua karakteristik chaebol tersebut menjadi sebab atas masalah sosial, politik, dan
ekonomi. Kebanyakan perusahaan chaebol yang berada di Korea Selatan dimiliki dan dikelola
oleh anggota keluarga penemu perusahaan yang bersangkutan. Para pemimpin perusahaan
chaebol beranggapan bahwa mereka dapat berbuat sesuka mereka karena itu merupakan
perusahaan mereka.