Anda di halaman 1dari 17

Analisa Vegetasi [arsib laporan praktikum biologi umum II] - Unanswered

LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI UMUM II
ANALISA VEGETASI







Oleh:
Nama : Dian Octarina
NIM : 08081004023
Asisten : Ayu Dian Mardita
Kelompok : III (Tiga)


LABORATORIUM ZOOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2009
ABSTRAK
Praktikum yang berjudul, Analisa Vegetasi bertujuan untuk mepelajari keragaman
jenis tumbuhan dalam suatu lingkungan dan untuk menentukan luas peta minimum
yang dapat mewakili tipe komunias yang sedang dianalisis guna keperluan ekologi.
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 30 Mei 2009, pukul 13.30-15.00 WIB.
Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Inderalaya. Alat yang digunakan adalah
jangka sorong, kantung plastik, kertas grafik, spidol, timbangan OHAUS Centogram
sedangkan bahan yang digunakan adalah Phaseolus vulgaris. Adapun hasil yang
didapat yaitu data ukuran panjang dan berat rata-rata serta nilai maksimum dan nilai
minimum dari Phaseolus vulgaris yang selanjutnya diklasifikasikan dalam histrogram.
Kesimpulan yang didapat pada praktikum ini ukuran panjang dan berat pada Phaseolus
vulgaris sangat bervariasi.












BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Suatu populasi adalah suatu kelompok individu terlokalisir yang digolongkan sebagai
spesies yang sama. Sampai saat ini, kita akan mendefinisikan spesies sebagai suatu
kelompok populasi yang tiap individunya mempunyai potensi untuk saling mengawini
dan menghasilkan keturunan yang subur dialam bebas. Masing-masing spesies
memiliki suatu wilayah geografis tempat individu tersebar secara tidak merata, tetapi
ada umumnya terpusat pada beberapa populasi terlokalisasi. Suatu populasi mungkin
terisolasi dari populasi lain yang berspesies sama, dan jarang sekali dapat
mempertukarkan materi genetikanya. Isolasi seperti itu sangat umum ditemukan pada
populasi yang dibatasi oleh pulau-pulau yang saling berjauhan, danau-danau yang
tidak saling berhubungan, atau daerah pegunungan yang dipisahkan oleh dataran
rendah. Namun demikian, populasi tidak selalu terisolasi, juga tidak harus memiliki
perbatasan yang jelas. Satu pusat populasi yang padat bisa saja berbaur dengan
populasi lain dalam suatu wilayah antara (pertemuan) di mana anggota spesies itu
ditemukan dalam jumlah sedikit (Campbell 2003 : 22)
Kumpulan total gen dalam suatu populasi pada suatu periode tertentu disebut
kumpulan gen (gene pool) populasi itu. Kumpulan gen ini terdiri atas semua alel pada
semua lokus gen yang terdapat pada semua individu yang menyusun populasi
tersebut. Untuk spesies diploid, masing-masing lokus diwakili dua kali dalam genom
suatu individu, yang bisa bersifat homozigot atau heterozigot untuk lokus homolog
tersebut. Jika semua anggota suatu populasi adalah homozigot untuk alel yang sama,
alel tersebut dikatakan tetap atau fixed dalam kumpulan gen tersebut. Namun
demikian, yang masing-masing memiliki frekuensi relatif (proporsi) dalam kumpulan
gen (Campbell 2003 : 23)
Gen adalah materi yang terdapat pada kromosom makhluk hidup yang mengendalikan
cirri organism. Gen merupakan factor pembawa sifat menurun suatu individu. Sifat
menurun ini diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perbedaan gen
(variasi gen) pada setiap makhluk hidup menyebabkan genotype atau fenotipe pada
setiap makhluk hidup menjadi berbeda. Contoh: pisang (Musa paradisiacal), di
Indonesia dikenal berbagai macam variasi pisang seperti pisang ambon, pisang tanduk,
dan pisang kapok. Mangga, di Indonesia dikenal macam-macam varietas mangga
seperti, mangga arum manis, mangga manalagi, dan mangga golek. Suatu organism
dikatakan satu jenis jika kedua individu dikawinkan akan menghasilkan keturunan yang
fertil (subur). Keanekaragaman tingkat jenis menunjukan adanya variasi bentuk,
penampakan dan frekuensii gennya (Dwisang 2008 : 69)
Meskipun termasuk species yang sama, tidak ada satu individu yang sama persis
dengan yang lain, karena adanya keanekaragaman gen. Sekilah memang ada
kemiripan bentuk luar. Namun jika diamati, akan terdapat variasi sifat, sehingga
tampaklah adanya keanekaragaman. Perbedaan gen tidak hanya terjadi antar jenis. Di
dalam satu spesies pun terjadi keanekaragaman gen. Dengan adanya keanekaragaman
gen, maka sifat-sifat di dalam satu spesies bervariasi. Ukuran biji kacang dari satu
pohon bervariasi, ada yang kecil, ada yang sedang, dan ada pula yang besar. Warna
bulu ayam sering beragam. Demikian pula jeruk keprok memiliki variasi dalam hal
ukuran daun, kulit buah, rasa buah, dan ukuran buah. Keanekaragaman gen dapat
memunculkan varietas. Akan tetapi, setiap varietas memiliki gen yang berbeda
sehingga memunculkan sifat-sifat khas yang dimiliki oleh masing-masing varietas itu
(Syamsuri 2004 : 95-96).
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui variasi ukuran kacang merah.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sifat fisiologi dan morfologi dari keragaman biologi reproduksi menimbulkan suatu
keanekaragaman genetik baik di dalam populasi ataupun menjelang terjadinya evolusi
tanaman. Setiap perubahan pada sifat reproduksi baik karena kerusakan lingkungan,
perbaikan budidaya tanaman yang mengarah perbaikan kultivar akan menyebabkan
keragaman dalam populasi. Keragaman genetik dalam bentuk variasi adalah terjadi
karena adanya mutasi. Variasi ini terjadi secara spontan dalam frekuensi tertentu yang
tergantung pada lokus itu sendiri dan informasi genetik di sekitar kromosom. Menurut
Stadler (17), mutasi pada beberapa lokus dapat terjadi dengan mudah, sementara
pada lokus-lokus lain kromosomnya sangat stabil. Tingkat kestabilan kromosom
terhadap mutasi tergantung pada alel yang mengendalikan lokus. Rekombinasi genetik
di dalam suatu jenis tergantung pada tingginya tingkat persilangan diantara individu
yang berbeda secara genetik. Tingginya tingkat silang luar diantara dipisah sejumlah
tanaman merupakan mekanisme dengan pembuahan sendiri. Rekombinasi anatar
jenis, sementara pencampuran variabilitas genetik di dalam suatu jenis adalah penting
penggabungan variabilitas dari berbagai jenis dan marga berperan dalam evolusi
secara garis besar dapat dikatakan bahwa makin lebar jarak filogenetik anatar induk
dalam suatu persilangan, makin rendahlah terjadinya keturunan berhasil hidup dan
keturunan yang fertil. Fertilitas merupakan kondisi penting. Karena rekombinasi
genetik yang efektif tidak mungkin tercapai bila sejumlah gen tadi hilang pada proses
pewarisan dari generasi yang satu ke generasi berikutnya (Kimball 2002 : 22).
Kontrol persilangan sangat penting dalam produksi benih hibrida. Tamanam hibrida
memiliki keuntungan dari efek heterosis akibat persilangan dari galur yang berbeda.
Heterosis atau hybrid vogir adalah peningkatan vigor tanaman dibandingkan tertuanya.
Penampilan hibrida ini superior dibandingkan dengan tertuanya dalam hal produksi,
vigor, adaptasi dan keseragaman. Untuk memproduksi benih hibrida yang tidak
terkontaminasi oleh benih polinasi sendiri, perlu metode untuk
mengontrol/menghindari polinasi sendiri. Dua metode untuk produksi hibrida F1: self-
incompatibility (SI) dan cytoplasmic male sterility (CMS). Mandul = steril jantan (male
sterility). Tidak adanya poleh hidup pada tumbuhan yang normalnya monoecious atau
hermaprodit. Mandul jantan terjadi pada tumbuhan yang gagal menghasilkan stamen
atau anter. Kegagalan meiosis dalam anter, kematangan butir polen yang tidak normal.
Tiga tipe mandul pada jantan akibat persilangan, yaitu genetik (gene male sterility =
gms, yaitu gen jantan yang mandul), sitoplasma (cytoplasmic male sterility = cms,
yaitu sitoplasma jantan yang bersifat steril atau mandul) dan cytoplasmicgenetic
(gabungan gen dan sitoplasma jantan yang bersifat mandul (Anonim 2009 : 1)
Mandul jantan yang dikontrol oleh gen, biasanya ditentukan oleh satu gen resesif, ms.
Alel mandul jantan ini mungkin timbul secara spontan atau diinduksi. Untuk
memelihara mandul jantan, disilangkan dengan fertile jantan yang heterozygous.
Persilangan ini akan menghasilkan 1:1 steril jantan dan fertile jantan. Gen tunggal
resesif mandul jantan telah ditemukan pada tanaman jagung, sorgum, tembakau,
ketimun, melon dan terong. Sitoplasma jantan mandul ditentukan oleh sitoplasma,
keturunannya akan selalu mandul jantan, karena sitoplasma berasal dari sel telur.
Digunakan untuk produksi hibrida, misalnya pada sorghum, padi, tembakau, kapas,
bunga matahari. Penyebab terjadinya CMS, yakni mutasi spontan, meski sangat
jarang, ditemukan pada jagung dan bunga matahari. Persilangan antara spesies =
interspesific hybridization. Diinduksi dengan ethidium bromide, misalnya pada Petunia
sp. Gabungan dari gen dan sitoplasma yang steril agak kompleks dan jarang digunakan
karena banyak limitasi. (Anonim 2009 : 2).
Kumpulan gen seperti yang dijelaskan oleh teorema Hardy-Weinberg, yang diambil dari
nama dua saintis yang secara terpisah menghasilkan prinsip itu pada tahun 1908.
Teorema tersebut menyatakan bahwa frekuensi alel dan genitope dalam kumpulan gen
suatu populasi tetap konstan selama beberapa generasi kecuali kalau ada yang
bertindak sebagai agen lain selain rekombinasi seksual. Dengan kata lain, pergeseran
seksual alel akibat meiosis dan fertilisasi acak tidak akan berpengaruh pada
keseluruhan struktur genetik suatu populasi (Campbell 2003 : 23)
Kesetimbangan Hardy-Weinberg mensyaratkan kumpulan gen berada dalam suatu
sistem tertutup, namun sebagian besar populasi tidak terisolasi secara sempurna.
Suatu populasi bisa mendapatkan atau kehilangan suatu alel dari peristiwa aliran gen
(gene flow), yaitu pertukaran genetik akibat migrasi individu yang subur atau
perpindahan gamet antar populasi. Sebagai contoh, suatu populasi yang dekat dengan
populasi bunga liar rekaan sepenuhnya terdiri dari individu tumbuhan berbunga putih
(aa). Angin badai mungkin meniup serbuk sari dari populasi aa ke populasi bunga liar
kita, dan frekuensi alel dapat berubah pada generasi berikutnya. Aliran gen cenderung
mengurangi perbedaan antara populasi yang telah terakumulasi akibat seleksi alam
atau hanyutan genetik. Jika hal itu terjadi cukup luas, aliran gen akhirnya dapat
menyatukan populasi yang berdekatan menjadi sebuah populasi yang berdekatan
menjadi sebuah populasi tunggal dengan struktur genetik yang sama. Ketika manusia
mulai mampu menjelajahi dunia dengan bebas, aliran gen tidak diragukan lagi menjadi
suatu pengantar perubahan mikroevolusi yang penting dalam populasi yang
sebelumnya mungkin sangat terisolir (Campbell 2003 : 27).
Faktor-faktor memengaruhi frekuensi gen dan keanekaragamannya (variabilitas)
genetik diantaranya adalah mutasi, seleksi alam, migrasi, rekombinasi dan hanyutan
genetik. Apabila ada satu atau lebih gen yang bermutasi makan akan terjadi
perubahan keseimbangan gen-gen dalam populasi. Individu-individu yang tidak dapat
menghadapi seleksi alam akan mengurangi alel dalam populasi karena individu itu
tidak memiliki keturunan yang mewariskan alel tersebut. Individu yang meninggalkan
populasi (emigrasi) akan membawa alel keluar dan oindividu yang masuk ke dalam
populasi (imigrasi) akan membawa alel yang berpotensi menjadi alel baru.
Rekombinasi gen adalah munculnya keturunan yang mempunyai kombinasi gen yang
tidak terdapat pada kedua induknya. Rekombinasi gen terjadi karena perkawinan dan
memungkinkan terbentuknya varietas baru. Hanyutan genetika merupakan perubahan
frekuensi alel akibat adanya populasi kecil yang memisah dari populasi besar.
Penyebab terjadinya hanyutan genetik antara lain penyebab yang mengacu kepada
sekelompok individu yang menempati tempat baru dan membentuk koloni sendiri.
Koloni baru ini dapat memiliki frekuensi alel yang berbeda dari populasi induknya
karena mereka menikah dengan sesama anggota koloninya. Penyebab yang berasal
dari hal yang mengacu kepada kondisi di mana banyak anggota populasi yang mati dan
sisanya saling kawin hingga jumlah populasinya kembali seperti semula, tetapi
memiliki variasi alel yang lebih sedikit (Dwisang 2008 : 517-518).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari Jumat, 3 April 2009, pukul 13.30-15.00 WIB sampai
dengan selesai di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Inderalaya.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah jangka sorong, kantung plasitik, kertas grafik, spidol, dan
timbangan OHAUS Centogram sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah Phaseolus
vulgaris.
Cara Kerja
Diberi kertas grafik menjadi 50 bagian dengan spidol : panjang dibagi 10, lebar dibagi
5. Diberi nomor pada tiap kitak, mulai 1 hingga 50. Kacang merah diberi nomor
dengan spidol mulai 1 hingga 50. Diukur panjang tiap kacang merah dengan jangka
sorong, mulai 1 hingga 50. Dicatat panjangnya (dalam mm) pada kotak dengan nomor
yang sesuai, kemudian diletakkan kacang yang telah diukur pada kotak tadi. Kemudian
ditimbang 20 kacang merah (missal no 1 hingga 20). Dan dicatatkan beratnya (dalam
gram) pada kotak yang sesuai dengan nomornya.
Analisis Data
Panjang rata-rata (X)=(jumlah panjang kacang merah)/(jumlah kacang merah)


Berat rata-rata=(jumlah berat kacang merah)/(jumlah kacang merah diambil)


Panjang maksimum (X maks) = . mm
Berat maksimum (B maks) = . gr
Panjang minimum (X min) = . mm
Berat minimum (B min) = . gr
Panjang/berat (X/B)=(jumlah kacang/berat)/(jumlah kacang merah yang diambil)
Panjang/berat maksimum = . mm
Panjang/berat minimum = . gr
Tabel klasifikasi:

Kelompok

Panjang


A
Kurang dari 12,00

B
12,00-12,95

C
13,00-13,95

D
14,00-14,95

E
15,00-15,95

F
16,00-16,95

G
Lebih dari 17,00






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, didapat hasil sebagai berikut:
Panjang rata-rata = 15,15 mm
Panjang maksimum = 19 mm
Panjang minimum = 11 mm
Berat rata-rata = 0,53 gr
Berat maksimum = 0,81 gr
Berat minimum = 0,38 gr
Panjang/berat rata-rata = 28,03 mm/gr
Panjang/berat maksimum = 38,09 mm/gr
Panjang/berat minimum = 20,98 mm/gr
Tabel variasi panjang

Kelompok
Panjang (mm)
Jumlah


A
Kurang dari 12,00
2

B
12,00 12,95
1

C
13,00 13,95
9

D
14,00 14,95
36

E
15,00 15,95
45

F
16,00 16,95
28

G
17,00 17,95
19






Tabel variasi berat

Kelompok
Berat (mm)
Jumlah


A
0,11 0,2
-

B
0,21 0,3
-

C
0,31 0,4
2

D
0,41 0,5
28

E
0,51 0,6
26

F
0,61 0,7
10

G
0,71 0,8
4

Histogram variasi panjang

















Histogram variasi berat



















Pembahasan
Phaseolus vulgaris mempunyai bentuk yang sama tetapi mempunyai ukuran dan berat
yang bervariasi. Terlihat bahwa adanya perbandingan panjang dan berat dari hasil
praktikum yang telah dilakukan, yaitu variasi ukuran Phaseolus vulgaris dari 140
variasi panjang menghasilkan 7 sampel variasi panjang dan 70 variasi berat
menghasilkan 5 sampel variasi berat. Hal ini sesuai dengan pendapat Campbell (2002 :
229) bahwa adanya variasi sinambung suatu sifat dalam populasi (populasi kacang
merah), sehingga dapat diterangkan bahwa yang mengendalikan varisi tersebut adalah
beberapa pasang gen yang efek-efeknya digabung bersama (teori tentang pewarisan
pilogenik). Hal ini menyatakan bahwa dua tipe ekstrim disilangkan, maka
keturunannya bersifat intermediet. Bila dua tipe intermediet disilangkan, kebanyakan
keturunannya intermediet juga, tetapi beberapa tipe ekstrim juga ada hasil persilangan
acak dalam populasi besar akan merupakan dalam kisaran luas tipe-tipe dengan
jumlah terbesar dalam kisaran tengah dan jumlah yang terkecil pada ekstrim-
ekstrimnya. Ketika efek ini sebenarnya diamati terhadap terhadap kebanyakan kasus
tentang variasi kuantitatif pada makhluik hidup.
Panjang yang dihasilkan dari setiap pengukuran yang dilakukan bahwa tidak terdapat
Phaseolus vulgaris yang mempunyai ukuran yang sama persis, baik ukuran panjang,
berat, maupun warnanya. Setelah diukur dan dikelompokkan sesuai dengan ukurannya
masing-masing, perbedaannya akan semakin tampak. Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwisang (2008 : 515) bahwa Mendel membatasi penelitian pada sifat-sifat yang
kuantitatif berbeda-beda antara berbagai individu yang mudah dikenal secara nyata.
Beberapa variasi ini dapat diterangkan dengan perbedaan-perbedaan dalam diet dan
faktor-faktor lain dalam lingkungan, misalnya lingkungan tempat individu tersebut
tumbuh dan berkembang.
Phaseolus vulgaris memiliki ciri yang hampir sama dengan kacang ercis. Campbell
(2002 : 257) bahwa Phaseolus vulgaris memiliki banyak varietas. Organ kelamin dari
tanaman kacang terdapat pada bunganya dan setiap bunga mempunyai sekaligus
organ kelamin jantan dan betina, masing-masing stamen dan karpel. Biasanya
tanaman seperti ini melakukan fertilisasi sendiri, yakni butir-butir polen lepas dari
stamen dan jatuh di karpel dari bunga yang sama, dan sperma dari polen membuahi
ovum di karpel.
Perkawinan silang merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya variasi. Hal ini
sesuai dengan pendapat Dwisang (2008 : 482) bahwa kawin silang meningkatkan
populasi individu homozigo. Apabila suatu alel jarang, biasanya terbatas dalam
heterozigot. Kawin silang akan memudahkan alel jarang ada dalam populasi kemudian
dapat dilakukan seleksi untuk menghilangnya homozigot resesif. Perbandingan
panjang/berat yang harganya besar, volume yang besar, dan panjang/berat yang kecil
diartikan bahwa pada harga yang kecil memilki volume yang kecil pula. Pasangan alel
dari harga besar merupakan alel homozigot, sedangkan pasangan alel yang harganya
kecil berasal dari alel heterozigot. Pada pengukuran, setiap kacang merah memilki
panjang yang berbeda karena sesuai dengan induknya masing-masing. Sama halnya
dengan penimbangan, setiap Phaseolus vulgaris memiliki berat yang berbeda-beda
sehingga pada perhitungan dan analisis data yang didapat juga berbeda-beda.
Sifat fisiologi dan morfologi dari keanekaragaman biologi menimbulkan suatu
keanekaragaman genetik dalam populasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Apandi (1995
: 302-305) bahwa adanya variasi dalam suatu sifat dalam populasi dapat diterangkan
dalam mengasumsikan bahwa yang mengendalikan pewarisan sifat adalah beberapa
pasang gen yang efek-efeknya bergabung bersama. Hipotesis ini dinamakan hipotesis
berganda atau sering disebut teori pewarisan poligenik dan biasanya terdapat dalam
kebanyakan variasi kuantitatif makhluk hidup. Faktor lain yang dapat
mempengaruhikeseimbangan genetik adalah migrasi gen ke dalam atau ke luar
populasi sekelumpok individual dengan fenotip tertentu dan berbeda-beda, serta arus
genetik secara acak. Dua faktor lain yang juga sangat berpengaruh adalah seleksi dan
lingkungan.



BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Varietas dipengaruhi oleh faktor gen dan lingkungan.
Dalam suatu populasi Phaseolus vulgaris ditemukan variasi ukuran panjang dan berat.
Hasil pengukuran panjang sampel didapat dengan menjumlahkan seluruh data dibagi
dengan total keseluruhan sampel.
Hasil rata-rata didapat dengan menjumlahkan berat seluruh sampel dibagi dengan
banyak sampel.
Variasi juga disebabkan oleh adanya perkawinan silang.
Variasi panjang dan berat suatu sampel dapat diketahui dengan mengelompokkan
sampel berdasarkan rangenya (ukuran panjang dan berat).





DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2009. Persilangan dan Varietas. Http://www.google.com/persilangan_varietas.
Diakses tanggal 1 April 2009 jam 19.28 WIB.
Apandi, M. 1995. Dasar-Dasar Genetika. Erlangga. Jakarta : xiv + 438 hlm.
Campbell, N A. 2002. Biologi. Erlangga. Jakarta : vi + 436 hlm.
Campbell, N A. 2003. Biologi. Erlangga. Jakarta : v + 472 hlm.
Dwisang, E L. 2008. Inti Sari Biologi. Tangerang. Scientific Press : 3 + 563 hlm.
Syamsuri, I. 2004. Biologi. Erlangga. Jakarta : viii + 269 hlm

Jawab dan Kutip
Belajar analisa poweraries indorobot (beta) 93









































Seperti pada hewan, tubuh tumbuhan pun terdiri dari sel-sel. Sel-sel tersebut akan berkumpul
membentuk jaringan, jaringan akan berkumpul membentuk organ dan seterusnya sampai
membentuk satu tubuh tumbuhan. Di sini akan dibahas macam-macam jaringan dan organ yang
membentuk tubuh tumbuhan.
Jaringan tumbuhan dapat dibagi 2 macam :
1. Jaringan meristem
2. Jaringan dewasa
JARINGAN MERISTEM
Jaringan meristem adalah jaringan yang sel penyusunannya bersifat embrional yang senantiasa aktif
membelah diri dan belum terdiferensiasi
Tujuannya: untuk menambah jumlah sel tubuh.
Berdasarkan asal terbentuknya Jaringan meristem dapat dibagi 2 macam

1. Jaringan Meristem Primer
Jaringan meristem yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrio.
Contoh: ujung batang, ujung akar.
Meristem yang terdapat di ujung batang dan ujung akar disebut meristem apikal.
Kegiatan jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar bertambang panjang.
Pertumbuhan jaringan meristem primer disebut pertumbuhan primer/titik tumbuh primer .

2. Jaringan Meristem Sekunder

Jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan dewasa yaitu
kambium dan kambium gabus yang berasal bdari korteks dibagian bawah epidermis.
Jaringan kambium terletak antara xilem dan ploem. Sepanjnag hidup tumbuhan sel kambium
tumbuh dan membelah. Kambium hanya ditemukan pada tanaman dikotil
Pertumbuhan jaringan meristem sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Kegiatan jaringan
meristem menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan.

JARINGAN DEWASA
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah tatapi telah mengalami diferensisi
dan spesialisasi fungsi dari sel-sel hasil pembelahan meristem.

Jaringan dewasa meliputi beberapa macam :
Jaringan pelindung (Epidermis dan jaringan gabus),
jaringan dasar (parenkim)
jaringan penguat (Kolenkim & sklerenkim),
dan jaringan pengangkut (Xilem dan Ploem)

1 Jaringan Epidermis dan jaringan gabus

Jaringan yang letaknya paling luar, menutupi permukaan tubuh tumbuhan.
Ciri-ciri:
1. Terdiri atas 1 lapis sel saja dan terletak pada permukaan luar organ tumbuhan
2. Bentuk jaringan epidermis bermacam-macam dan susunannya rapat
3. sel-selnya hidup

Fungsi jaringan epidermis untuk melindungi jaringan di sebelah dalamnya dan sebagai tempat
pertukaran zat-zat
Epidermis pada permukaan dan dan batang biasanya dilapisi oleh kutikula dan zat lilin.
Sebagian epidermis dapat berkembang menjadi derivat epidermis seperti stomata dan trikoma
Fungsi stomata: untuk pertukaran gas

Fungsi Trikoma :
1. Mencegah penguapan yang berlebihan
2. Melindungi tumbuhan dari gangguan luar
3. Sebagai alat sekresi
4. Sebagai alat penghisap air dan garam2 mineral

Jaringan Gabus
ada 3 macam
eksodermis
endodermis
peridermis
Fungsi jaringan gabus adalah untuk melindungi jaringan lain agar tidak kehilangan banyak air,
mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap air. Pada Dikotil, jaringan gabus dibentuk oleh kambium
gabus atau felogen, pembentukan jaringan gabus ke arah dalam berupa sel-sel hidup yang disebut
feloderm, ke arah luar berupa sel-sel mati yang disebut felem.

2. Jaringan Parenkim
Nama lainnya adalah jaringan dasar. Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang, kulit akar,
daging, daun, daging buah dan endosperm.
Ciri-ciri:
1. sel-selnya berukuran besar
2. umumnya terdapat diantara jarinhgan lain diseleruh bagian tubuh tumbuhan
3. berdinding tipis
4. susunannya renggang sehingga banyak ruang antar sel
5. vakuola besar

pada daun tumbuhan terdapat dua macam jaringan parenkim, yaitu:
jaringan tiang/ palisade, yang mempunyai klorofil sehingga dapat berlangsung fotosintesis
parenkim spons/jaringan bunga karang, berperan menyimpan smentara hasil fotosintesis
pada batang;
parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, dapat berlangsung fotosintesis
Yang mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim.
Fungsi parenkim penghasil dan penyimpanan cadangan makanan

3. Jaringan Penguat/Penyokong
Nama lainnya stereon. Fungsinya untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan. Terdiri dari kolenkim
dan sklerenkim.
a. Kolenkim
Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa merupakan jaringan
penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan yang lunak.
b. Sklerenkim
Selain mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim mengandung senyawa lignin, sehingga
sel-selnya menjadi kuat dan keras. Sklerenkim terdiri dari dua macam yaitu serabut/serat dan
sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang
mengandung serabut dan sklereid.
Jaringan pengangkut
bertugas mengangkut zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan.
Ada 2 macam jaringan; yakni xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh lapis/pembuluh
kulit kayu.
Xilem bertugas mengangkut air dan garam-garam mineral terlarut dari akar ke seluruh bagian tubuh
tumbuhan. Xilem ada 2 macam: trakea dan trakeid.
Floem bertugas mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.

BIOLOGI - GONZAGA
"MIGUNANI TUMRAP ING LIYAN" MELAYANI INFORMASI BIOLOGI SEBANYAK BANYAKNYA UNTUK
TINGKAT SMA, SMP YANG AKAN MENGHADAPI ULANGAN HARIAN , ULANGAN BLOK ,ULANGAN
UMUM, UJIAN NASIONAL , DAN TEST PERGURUAN TINGGI ATAUPUN TUGAS TUGAS YANG
BERHUBUNGAN DENGAN BIOLOGI... TIDAK PERLU PAKAI PASWORD , PAKAI YANG ANEH ANEH
...POKOKNYA INGIN PINTER SEGERA DOWNLOAD GRATIS HEHEHEHE "MUGI LINUPUTNO ING
RERIDHU".isharmanto bojonegoro
Sabtu, 20 Februari 2010
JARINGAN DEWASA TUMBUHAN
JARINGAN DEWASA/PERMANEN
Jaringan permanen adalah jaringan yang bersifat non meristematik yang sel-selnya tidak melakukan
defrensiasi dan specialisasi lagi atau tidak mempunyai kemampuan totipotensi . Kemampuan
totipotensi adalah kemampuan jaringan yang sel selnya bisa cleavage /membelah , berdefrensiasi-
specialisasi membentuk sel yang berbeda dari yang sebelumnya. Jaringan dewasa ini sel selnya
masih mempunyai kemampuan untuk membelah membentuk seperti dirinya misalnya untuk
regenerasi , tumbuh namun untuk totipotensi tidak terjadi OK
Jaringan permanen dibentuk dari hasil defensiasi sel-sel meristem, yang terdiri dari meristem primer
dan meristem skunder.
Yang termasuk jaringan permanen :
a. Jaringan epidermis.
b. Jaringan parenkim.
c. Jaringan penyokong.
d. Jaringan pengangkut.
e. Jaringan gabus.
Untuk melihat keberadaan Jaringan itu ada dimana , tentu kita bisa lihat di Organ organ tumbuhan
misal organ daun (lihat gambar) , akar dan organ batang .


Jaringan permanen pada tumbuhan berfungsi antara lain :
Jaringan epidermis, melindungi jaringan yang berada didalamnya.
Jaringan parenkim palisade, tempat penyelenggara fotosintesis.
Jaringan parenkim spons, selain sebagai tempat fotosintesis juga tempat penyimpan hasil
fotosintesis
Jaringan kolenkim, jaringan penguat pada organ tubuh tumbuhan yang muda.
Berkas pembuluh atau berkas vaskuler daun yaitu floem dan xilem terdapat pada ibu tulang daun
Xilem , mengangkut air dan mineral dari dalam tanah melalui akar sampai daun
.Floem, mengangkut hasil fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan.
<!--[if !supportLists]-->

Jaringan Epidermis<!--[endif]-->
yaitu jaringan yang terletak paling luar pada setiap organ tumbuhan (akar, batang , daun, bunga,
buah, dan biji ) . Ciri-ciri jaringan epidermis adalah:
<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Tersusun dari sel-sel hidup.
<!--[endif]-->Terdiri atas satu lapis sel tunggal.
<!--[endif]-->Beragam bentuk, ukuran dan susunannya, tetapi biasanya tersusun rapat tidak ada
ruang antar sel , bentuk seperti balok
Tidak memiliki klorofil, kecuali pada tumbuhan paku
Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan udara mengalami penebalan ,
sedangkan dinding sel jaringan epidermis bagian dalam yang berbatasan dengan jaringan lain
dinding selnya tetap tipis.
Mengalami modifikasi membentuk derivat jaringan epidermis, misal stomata, trikomata (rambut-
rambut), spina (duri), vilamen , sel kipas, sel kersik (sel silika)



Jaringan Parenkim
Jaringan Parenkim merupakan jaringan dasar yang terdapat diseluruh organ tumbuhan. Disebut
sebagi jaringan dasar karena sebagai penyusun sebagian besar jaringan pada akar, batang, daun,
bunga, buah dan biji.
Ciri-ciri jaringan parenkim adalah :
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Terdiri dari sel-sel hidup yang berukuran besar dan berdinding
tipis.
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Bentuk sel parenkim segi enam.
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Memiliki banyak vakuola.
<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Mampu bersifat meristematik.
<!--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->Memiliki ruang antar sel sehingga letaknya tidak rapat.



Berdasarkan fungsinya jaringan parenkim dibedakan menjadi beberapa macam antara lain:
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Parenkim asimilasi (klorenkim).
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Parenkim penimbun.
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Parenkim air
<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Parenkim penyimpan udara (aerenkim)
<!--[if !supportLists]-->
Jaringan Penyokong
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang berperan untuk menunjang bentuk tumbuhan agar
dapat berdiri dengan kokoh.
Disebut juga jaringan penguat karena memiliki dinding sel yang tebal dan kuat serta sel-selnya yang
telah mengalami spesialisasi.
Jaringan penyokong terdiri dari jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
Jaringan kolenkim yaitu jaringan penyokong atau penguat pada organ tubuh muda.
Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup dengan protoplasma yang aktif.
Sel kolenkim dapat mengandung kloroplas, makin sederhana deferensiasinya makin banyak
kloroplasnya, sehingga menyerupai parenkim.

Jaringan Sklerenkim merupakan jaringan
penyokong yang terdapat pada organ tubuh tumbuhan yang telah dewasa.
Sel sklerenkim dibedakan menjadi dua bentuk yaitu serat (fiber) dan sklereid.
<!--[if !supportLists]-->

Jaringan Pengangkut
<!--[endif]-->
Jaringan pengangkut atau berkas vaskuler merupakan jaringan yang berperan untuk mengangkut air
dan unsur hara dari akar sampai daun, serta mengangkut hasil fotosintesis dari daun keseluruh
bagian tubuh tumbuhan.
Berdasarkan fungsinya jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri dari xilem dan floem.
Xilem atau pembuluh kayu adalah jaringan kompleks yang terdiri atas beberapa tipe sel yang
dindingnnya mengalami penebalan dari zat kayu.berperan penting dalam pengangkutan air dan
mineral



Xilem tersusun oleh parenkim xilem, serabut xilem, trakeid, dan unsur pembuluh.


Floem atau pembuluh tapis merupakan jaringan yang tersusun oleh sel-sel hidup yang berperan
penting dalam pengangkutan hasil Fotosintesis ( Floem -Fotosintesis)


Floem tersusun oleh parenkim floem, serabut floem, pembuluh tapis, sel pengiring (hanya terdapat
pada Angiospermae ).
<!--[if !supportLists]-->

Jaringan Gabus
Jaringan gabus merupakan jaringan yang tersusun dari sel-sel parenkim gabus.
Pada tumbuhan dikotil, jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus atau felogen dan terletak
disebelah bawah dari jaringan epidermis.
Jaringan gabus yang dibentuk ke arah dalam disebut feloderm yang merupakan sel-sel hidup,

sedangkan sel gabus yang dibentuk ke arah luar disebut felem dan merupakan sel-sel mati, dengan
bentuk sel kotak, dinding selnya mengalami penebalan oleh suberin, serta bersifat impermeabel
(tidak tembus air ).
Diposkan oleh BIOLOGI ITU MUDAH di 11.26
Label: JARINGAN DEWASA TUMBUHAN
0 komentar:

Anda mungkin juga menyukai