Analisis Rasio Untuk Menentukan Kondisi Finansial Perusahaan
Perhitungan Analisis Rasio Rentabilitas
Rumus = Tahun 2012 = 324,465 3,867,576 = 8% Tahun 2013 = 449,586 5,020,824 = 9% Rendahnya rentabilitas tergantung pada : 1. Operating Profit Margin Rumus = Tahun 2012 = 324,465 2,747,623 = 12% Tahun 2013 = 449,586 4,056,735 = 11% 2. Return On Equity Rumus = Tahun 2012 = 324,465 625,700 = 52% Tahun 2013 = 449,586 625,700 = 72% Menggambarkan apa yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap penjualan yang dilakukan. Digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan/debitur dalam menghasilkan laba berdasarkan modal tertentu. Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan laba sebelum pajak terhadap total aset. Dapat diartikan bahwa ratio rentabilitas mengidentifikasikan seberapa besar kemampuan aset perusahaan untuk menghasilkan pendapatan. Total aktiva Laba bersih sebelum pajak Laba bersih sebelum pajak Penjualan Laba bersih sebelum pajak Modal saham Analisis 3. Asset Turnover Rumus = Tahun 2012 = 2,747,623 3,867,576 = 71% Tahun 2013 = 4,056,735 5,020,824 = 81% Perhitungan Analisis Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas terdiri dari: 1. Ratio Hutang Modal (Debt to Equity Ratio atau Ratio Leverage) Rumus = Tahun 2012 = 1,834,123 2,033,453 = 90% Tahun 2013 = 2,664,051 2,356,773 = 113% Analisis: Pada tahun 2012, ratio hutang modal sebesar 90% yang diperoleh dari perbandingan total hutang sebesar Rp 1.834.123 dengan Total Modal sebesar Rp 2.033.453. Ini berarti perusahaan baru bisa menutupi hutang sebesar Rp 0,90. Pada tahun 2012, Return On Equity PT.Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk sebesar 52% yang diperoleh dari perbandingan laba bersih sebelum pajak sebesar Rp 324.465 dengan modal saham sebesar Rp 625.700. Pada tahun 2013, Return On Equity PT.Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk mengalami kenaikan dari 52% pada tahun 2012 menjadi 72% pada tahun 2013 , dengan perbandingan laba bersih sebelum pajak sebesar Rp 449.586 dengan modal saham sebesar Rp 625.700. Rasio yang biasanya digunakan untuk mengukur aset perusahaan untuk memperoleh pendapatan, makin cepat aset perusahaan berputar makin besar pendapatan perusahaan tersebut. Total modal Menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial baik jangka waktu pendek atau panjang apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi. Menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang pada pihak luar dan digunakan untuk mengukur hingga sejuah mana perusahaan dibiayai oleh hutang. Penjualan Total aktiva Total hutang 2. Debt Ratio Menunjukan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Rumus = Tahun 2012 = 1,834,123 3,867,576 = 47% Tahun 2013 = 2,664,051 5,020,824 = 53% Analisis : 3. Times Interest Earned / Coverage Ratio (Rasio Penutupan) Rumus = Tahun 2012 = 324,465 134,273 = 242% Tahun 2013 = 449,586 129,950 = 346% Analisis : Pada tahun 2012, ratio hutang modal sebesar 90% yang diperoleh dari perbandingan total hutang sebesar Rp 1.834.123 dengan Total Modal sebesar Rp 2.033.453. Ini berarti perusahaan baru bisa menutupi hutang sebesar Rp 0,90. Pada tahun 2010 terjadi kenaikan dari 90% pada tahun 2012 menjadi sebesar 113% pada tahun 2013 yang diperoleh dari perbandingan total hutang sebesar Rp2.664.051 dengan Total Modal sebesar Rp 2.356.773. Ini berarti perusahaan baru bisa menutupi hutang sebesar Rp 1,13. Dikarenakan Debt Ratio yang digambarkan oleh PT.Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. semakin besar,maka hutang yang dimiliki perusahaan pun semakin besar dan ini berisiko finansial bahwa Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. mengembalikan pinjaman yang semakin besar pula. Rasio yang mencerminkan besarnya jaminan keuangan untuk membayar bunga hutang jangka panjang. Pada tahun 2012 ratio coverage PT.Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. yakni sebesar 242% yang diperoleh dari perbandingan laba bersih sebelum bunga dan pajak sebesar Rp 324.465 dengan beban bunga sebesar Rp 134.273. Total aktiva Laba bersih sebelum bunga dan pajak Beban bunga Pada tahun 2013 ratio coverage PT.Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. mengalami kenaikan dari 242% pada tahun 2012 menjadi 346% pada tahun 2013 yang diperoleh dari perbandingan dari laba bersih sebelum bunga dan pajak sebesar Rp 449.586 dengan beban bunga sebesar Rp 129.950. Total hutang Perhitungan Analisis Rasio Likuiditas 1. Current Ratio Rumus = Tahun 2012 = 1,544,940 1,216,997 = 127% Tahun 2013 = 2,445,504 1,397,224 = 175% Analisis : 2. Quick Ratio Rumus = Tahun 2012 = 942,280 1,216,997 = 77% Tahun 2013 = 1,421,776 1,397,224 = 102% Current ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Rumus untuk menghitung current rasio adalah sebagai berikut : Pada tahun 2012, current ratio PT.Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. 127% yang diperoleh dengan perbandingan aktiva lancar sebesar Rp 1.544.940 dengan hutang lancar sebesar Rp1.216.997. Hal ini berarti setiap Rp 1,- , hutang lancar tidak dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 1.269. Pada tahun 2013, current ratio perusahaan mengalami kenaikan dari 127% pada tahun 2012 menjadi 175% pada tahun 2013 yang diperoleh dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp 2.445.504 dengan hutang lancar Rp 1.397.224. Ini berarti setiap Rp1 , hutang lancar belum dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 1.750. Aktiva lancar Hutang lancar Aktiva lancar - Persediaan Hutang lancar Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansialnya atas aktiva paling liquid. Pada tahun 2013 ratio coverage PT.Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. mengalami kenaikan dari 242% pada tahun 2012 menjadi 346% pada tahun 2013 yang diperoleh dari perbandingan dari laba bersih sebelum bunga dan pajak sebesar Rp 449.586 dengan beban bunga sebesar Rp 129.950. Menunjukan besarnya kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo. Analisis : 3. Cash Ratio Rumus = Tahun 2012 = 102,175 1,216,997 = 8% Tahun 2013 = 316,590 1,397,224 = 23% Analisis : Rasio Aktivitas 1. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) Rumus = Tahun 2012 = 2,142,377 602,660 = 355% Tahun 2013 = 3,143,263 Rasio ini merupakan perbandingan antara harga pokok penjualan dengan persediaan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Harga pokok penjualan Persediaan Kas (Bank) Hutang lancar Pada tahun 2012, quick ratio PT.Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 77% yang diperoleh dengan perbandingan quick asset sebesar Rp942.280 dengan hutang lancar Rp 1.216.997. Hal ini berarti setiap Rp1, hutang lancar belum bisa dijamin oleh quick asset sebesar Rp 0,77. Pada tahun 2013, quick ratio mengalami kenaikan dari 77% pada tahun 2012 menjadi 102% pada tahun 2013 yang diperoleh dengan perbandingan quick asset sebesar Rp1.421.776dengan hutang lancar Rp 1.397.224. Ini berarti setiap Rp1, hutang lancar belum bisa dijamin quick asset sebesar Rp 1,02. Pada tahun 2012, cash ratio PT.Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk sebesar 8% yang diperoleh dari perbandingan kas (bank) sebesar Rp 102.175 dengan hutang lancar sebesar Rp 1.216.997. Hal ini berarti setiap Rp1 hutang lancar dapat dijamin oleh cash asset sebesar Rp 0,08. Pada tahun 2013, cash ratio PT.Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk mengalami kenaikan dari 8% pada tahun 2012 menjadi 23% pada tahun 2013 , dengan perbandingan kas(bank) sebesar Rp 316.590 dengan hutang lancar sebesar Rp 1.397.224. Ini berarti setiap Rp1 , hutang lancar dapat dijamin oleh cash asset sebesar Rp 0,23. Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansial kas dan bank. 1,023,728 = 307% Analisis : 2. Rata-rata Umur Persediaan Rumus = Tahun 2012 = 365 4 = 103 Tahun 2013 = 365 3 = 119 Pada tahun 2012 ratio Perputaran Persediaan PT.Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. yakni sebesar 355% yang diperoleh dari perbandingan Harga Pokok Penjualan sebesar Rp 2.142.377 dengan persediaan sebesar Rp 602.660. Pada tahun 2013 ratio coverage PT.Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. mengalami penurunan dari 355% pada tahun 2012 menjadi 307% pada tahun 2013 yang diperoleh dari perbandingan Harga Pokok Penjualan sebesar Rp 3.143.263 dengan persediaan sebesar Rp 1.023.728. 365 Rasio perputaran persediaan Dari hasil penghitungan rasio-rasio yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa investasi terhadap perusahaan tersebut masih tergolong aman dan menguntungkan.