Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

BLOK 24
Industri Perunggasan
UNIT PEMBELAJARAN 1
Produksi DOC Layer dan Broiler dengan Kinerja Genetik
Maksimal



Nama : Agus Supriyanto
No. Mhs. : 10/300573/KH/6666
Kel. : X


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014



Learning Objectives
1. Mengetahui industri hulu perunggasan, meliputi:
a. Breeding Farm
b. Hatchery
c. Feed mill
d. Sarana kesehatan

Pembahasan
1. Mengetahui industri hulu perunggasan, meliputi:
a. Breeding Farm












Breeding sekunder biasanya beroperasi pada level gp dan/atau ps mengembangkan
ayam bibit untuk memenuhi kebutuhan ps dan/atau fs sesuai preferensi konsumen (daging
dan telur) out-put dari ps, yaitu fs akan dikembangkan lebih lanjut oleh peternak ayam
komersial. Indonesia: beroperasi pada level gp dan/atau ps petelur: seluruhnya berkerabang
coklat pedaging: tipe fast dan/atau slow growing broiler. Satu ekor gp broiler dapat
menghasilkan 40-50 ps broiler. Satu ekor gp layer dapat menghasilkan 90-100 ps layer. Satu
ekor ps broiler dapat menghasilkan 135-156 final stocks (fs) broiler. Satu ekor ps layer dapat
menghasilkan 100-105 fs layer.



JENIS AYAM YANG DIKEMBANGKAN DI NDONESIA
PETELUR
ISA BROWN
LOHMANN BROWN
HYSEX BROWN
HYLINE BROWN
BOPHAN (BROWN EGGS)
PEDAGING
COBB
LOHMANN
ROSS
HUBBARD (HB)
HYBRO
ARBOR ACRES (AA)

b. Hatchery
Lokasi hatchery harus dipilih di tempat yang sejuk dan tenang, hatchery juga harus
dijaga dengan biosecurity yang optimum. Prinsip sanitasi 3S (Sebelum, sedang dan
sesudah). Gedung hatchery terdiri dari: ruang terminal, cooling room, setter room,
hatcher room, wash room, ruang pull chick, ruang administrasi dan ruang distribusi.
Ruang terminal
Ruang terminal berfungsi sebagai tempat penerimaan telurdari farm serta tempat
penyelesian telur. Ruang ini dilengkapi dengan lemari fumigasi telur tetas dan
exhaust fan. Seleksi telur tetas dilakukan berdasarkan bobot 40-60 gram, telur tidak
retak, tidak pecah, bersih, kulit halus dan tidak bertotol-totol. Made (2012), bobot
telur yang tidak seragam juga akan menurunkan daya tetas karena pemerataan
panas, sirkulasi udara dan perkembangan embrio tidak seragam.
Cooling room
Ruangan ini berfungsi untuk menyimpan telur kurang lebih 24 jam sampai menunggu
terpenuhinya kuota yang diinginkan dan jadwal setting yang direncanakan. Suhu
rata-rata 18,3
o
C dengan kelembaban 70-80%. Selama telur berada di cooling room,
embrio dalam keadaan dorman. Telur dorman adalah suatu keadaan berhenti
tumbuh yang dialami telur sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak
mendukung pertumbuhan normal, keadaan ini dilakukan untuk mencegah
pertumbuhan dini embrio telur sebelum dimasukkan ke mesin setter.
Setter room


Sebelum dimasukkan ke dalam mesin setter, telur harus dimasukkan ke dalam
ruangan pre-heating untuk mencegah kondensasi dan mencegah penurunan suhu
yang terlalu tinggi. Tekanan dalam ruangan setter harus positif, artinya udara bersih
yang masuk lebih besar daripada yang keluar.fumigasi menggunakan PK 250 gram
dan formalin 500 cc selama 15-20 menit. Santi (2013) penggunaan formalin secara
luas di perusahaan penetasan telur selain penggunaannya mudah, juga mempunyai
daya basmi terhadap mikroba yang tinggi.
Hatcher room
Ruang hatcher ditemapti dengan beberapa mesin hatcher dengan kapasitas 90.000
butir dan dilengkapi dengan exhaust fan. Tekanan harus negative, artinya udara
kotor yang keluar harus lebih besar dari pada udara bersih yang masuk. Mesin
hatcher dan baki setelah panen harus dicuci dengan air bertekanan tinggi
menggunakan formalin 20cc/liter kemudian difumigasi dengan PK 250 gram dan
formalin 500 cc selama 15-20 menit.
Pull chick room
Kurtini (2011) ruangan pull chick berfungsi sebagai tempat pelaksanaan seleksi doc,
potong paruh, vaksinasi marek, pengemasan doc ke dalam box dan penyimpanan
semenntara doc sebelum dikirim ke pelanggan. Ventilasi ruangan ini harus lancar
dengan suhu optimum 22
o
C dengan Rh 60%.

c. Feed mill
Bentuk pakan ternak berupa konsentrat, mash (tepung), pellet (butiran) dan crumble
(butiran halus).
d. Sarana kesehatan
Sarana kesehatan dalam perunggasan, berupa vaksin, produk biologis, obat, vitamin,
premix dan desinfektan.



DAFTAR PUSTAKA
Yulianti, Nia. Penetasan Telur di Hatchery. Fakultas Peternakan : Universitas Negeri
Lampung

Anda mungkin juga menyukai