PENGARUH SUHU CURI NG(PROSES PRESS) PADA PENYEMPURNAAN LIPATAN
PERMANEN PADA KAIN KAPAS, RAYON, POLIESTER KAPAS, DAN
POLIESTER RAYON Oleh : Elika Noer Indraswari (11020025), Faizal Halida (11020027), Gilang Yuda Santika (11020031), Haidar Husen (11020032)
INTISARI Penyempurnaan lipatan permanen merupakan suatu proses pemberian lipatan yang bersifat permanen pada kain tertentu untuk keperluan tertentu. Proses lipatan permanen merupakan salah satu proses penyempurnaan tekstil menggunakan resin yang juga memberikan sifat tahan kusut, kestabilan dimensi Pengujian dilakukan pada berbagai jenis kain yaitu kain kapas, rayon, dan kain campuran poliester - kapas maupun poliester rayon pada berbagai suhu curing atau suhu proses press yaitu 160 o C, 170 o C, 180 o C, dan 190 o C dengan evaluasi nilai crease recovery angle dapat disimpulkan bahwa hasil terbaik diperoleh pada kain campuran poliester rayon pada suhu curing atau suhu press 160 o C. Kata kunci : lipatan permanen, CRA, suhu press
ABSTRACT A permanent press is a characteristic of fabric that has been chemically processed to resist wrinkles and hold its shape. This treatment has a lasting effect on the fabric. The experiment conducted in cellulose, and their blends fabric by varying the temperature of press process. The evaluation of this experiment is count the value of crease recovery angle (CRA). The results showed that in temperature press process 160 o C in poliester rayon fabric give the best result in crease recovery angle evaluation with smallesa angle value. Keyword : permenent press, CRA, press process temperature.
Pendahuluan Penyempurnaan Lipatan permanen (Permanent Press) Serat selulosa khususnya kapas merupakan salah satu serat yang penting karena memiliki banyak kelebihan. Akan tetapi salah satu kekurangan utamanya adalah kerutan setelah pencucian ini dapat diatasi dengan proses penyempurnaan tahan kusut. Istilah lain yang digunakan didalam proses penyempurnaan tahan kusut ialah easy-care, minimum care, easy-to- iron, no-iron, wash and wear, crease resistant, durable press, permanent press, shrink proof, wrinkle resistant and wrinkle free. Penyempurnaan tahan kusut merupakan salah satu bentuk aplikasi penyempurnaan resin yang ditunjukan untuk memperbaiki sifat ketahanan kusut kain kain selulosa yang memang diketahui mudah kusut dalam pemakaiannya dan berakibat mengurangi nilai estetikanya. Efek utama dari hasil proses penyempurnaan pada serat selulosa adalah mereduksi penggembungan dan mengkeret, peningkatan pemulihan mengkeret saat basah dan kering, memperhalus kenampakan setelah pengeringan. Zat zat kimia yang digunakan untuk keperluan ini sering disebut sebagai resin , sehingga penyempurnaan kimia untuk kain kain selulosa yang pada umumnya memang membutuhkan penyempurnaan tahan kusut sering pula disebut penyempurnaan resin. Jadi, resin pada dasarnya adalah polimer, dan penyempurnaan resin adalah istilah umum yang digunakan untuk merujuk kepada pengerjaan pengerjaan kimia yang melibatkan polimerisasi untuk mendapatkan efek efek baru yang diinginkan pada bahan. Resin resin untuk pennyempurnaan tahan kusut tidak digunakan dalam bentuk polimernya, melainkan dalam bentuk prakondensat yaitu hasil reaksi polimerisasi kondensasi setengah jalan antara monomer monomer penyusun resin yang memiliki ukuran cukup kecil untuk berpenetrasi masuk melalui pori pori ke bagian dalam serat yaitu bagian amorft. Pada saat pemanas awetan prakondensat dari jenis reaktan akan bereaksi membentuk ikatan-silang dengan rantai molekul serat dan menjadi bagian dari polimer serat, sedangkan prakondensat dari jenis self-crosslinking membentuk polimer tiga-dimensi yang mengisi ruang antar ratai molekul pada bagian amorft dan mencegah pergeseran relatif rantai molekul dengan cara menutup ruang geraknya. Selanjutnya juga diketahui bahwa resin tidak hanya dapat digunakan untuk memperbaiki ketahanan kusut tetapi juga stabilitas dimensi bahan, sehingga mengurangi mengkeret dalam proses pencucian. Resin dapat digunakan untuk membuat kain menjadi kaku secara permanen, dan dapat pula memberikan sifat termoplastik yang memungkinkan diperolehnya efek penyempurnaan yang lebih awet pada proses-proses penempurnaan mekanik seperti luster, calendering, embossing, dan sebagainya .
Penyempurnaan lipatan permanen merupakan suatu proses pemberian lipatan yang bersifat permanen pada kain tertentu untuk keperluan tertentu. Proses lipatan permanen merupakan salah satu proses penyempurnaan tekstil menggunakan resin yang juga memberikan sifat tahan kusut, kestabilan dimensi,dan lain sebagainya.
Tahap-tahap pembuatan lipatan permanen adalah : a. Rendam-peras Pada proses rendam-peras ini, bahan harus mempunyai cukup waktu dalam larutan untuk mengembang dan dengan demikian dapat menyerap kondensat. Ada dua faktor yang harus diperhatikan , yaitu: pengembangan dari serat dan difusi kondensat. Untuk memudahkan masuknya kondensat ke dalam serat, setelah kain dimasukkan ke dalam larutan kemudian ditekan di antara rol-rol. b. Pengeringan Pada pengerjaan pengeringan ini, penggunaan temperatur yang terlalu tinggi perlu dihindarkan, karena dapat menyebabkan migrasi dari kondensat ke permukaan serat, dan resin di permukaan serat tidak dikehendaki. Selain itu bahan harus kering secara merata. c. Pemanas-awetan Reaksi polikondensasi atau pembentukan resin dilakukan dengan pemanas-awetan pada suhu tinggi. Reaksi ini dipercepat dengan adanya katalis yang melepaskan asam pada suhu tinggi sehingga memberikan suasana asam pada pembentukan resin. Pemanasawetan yang berlebih yang dapat menghasilkan kelemahan pada kain harus dihindarkan. Proses ini harus disertai dengan tekanan. Dalam proses pemanas-awetan terjadi gerakan-gerakan antar molekul dalam struktur serat yang menyebabkan terjadinya perubahan susunan letak molekul. Pada pembentukan lipatan, gaya di luar itu berbentuk tekanan. Gaya ini menimbulkan perubahan dalam hubungan antar molekul berupa slip dari rantai molekul dan berpindahnya unit-unit molekul dari tempatnya ke tempat lain membentuk suatu hubungan ikatan antar molekul baru, sehingga terbentuk lipatan.
BAHAN DAN METODA Bahan Kain kapas Kain rayon Kain campuran poliester rayon Kain campuran poliester kapas. Resin DMDHEU Katalis (NK Assist)
Resep Resin DMDHEU : 70g/l Katalis : 12% dari jumlah resin WPU : 60% Pre-dry : 100 o C Curing : 160 o C -190 o C ~ 100detik Pencucian : Na 2 CO 3 : 1g/l Teepol : 2ml/l
Variasi Jenis Kain Suhu Curing 160 o C 170 o C 180 o C 190 o C Kapas 1 2 3 4 Rayon 5 6 7 8 T/R 9 10 11 12 T/C 13 14 15 16
Diagram Alir
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari proses penyempurnaan lipatan permanen yang telah dilakukan pada berbagai jenis kain yaitu kain kapas, rayon, dan kain campuran poliester - kapas maupun poliester rayon pada berbagai suhu curing atau suhu proses press yaitu 160 o C, 170 o C, 180 o C, dan 190 o C dilakukan untuk mengetahui jenis kain apa dan suhu curing (press) yang memberikan hasil terbaik. Pre dying 100 o C ~ 1menit
Padding resin dan katalis, WPU 60% Persiapan alat, pereaksi, bahan, dan mesin Evaluasi hasil proses penyempurnaan. Cuci Panas & Cuci Dingin Curing ( Press) Sesuai variasi Cuci Sabun Na 2 CO 3 : 1g/l Teepol : 1ml/l Pengujian hasil proses penyempurnaan lipatan permanen dilakukan dengan menguji nilai crease recovery angle (CRA) dari masing masing kain hasil proses penyempurnaan lipatan permanen. Hasil evaluasi nilai crease recovery angle (CRA) dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Dari hasil pengujian diketahui bahwa hasil terbaik diperoleh pada kain campuran poliester rayon dengan nilai crease recovery angle (CRA) sebesar 20 o . semakin kecil nilai crease recovery angle (CRA) menunjukan bahwa kemampuan kain untuk kembali dari lipatan akan semakin kecil sehingga akibatnya penyempurnaan lipatan permanen akan bersifat lebih permanen. Hasil nilai CRA untuk evaluasi penyempurnaan lipatan permanen cenderung memberikan hasil lebih baik pada kain campuran dibandingkan dengan kain selulosa saja. Ini dapat dimungkinkan karena pada proses penyempurnaan digunakan pula resin DMDHEU dan katalis NK Assitst didalam larutan padding dimana seperti diketahui bahwa resin DMDHEU akan memberikan pegangan dan kenampakan yang baik pada kain kain selulosa sebagai resin anti kusut. Penambahan resin DMDHEU dan katalis akan menyebabkan serat selulosa memiliki ketahan terhadap kekusutan yang lebih baik dibandingkan pada serat campuran dan apabila selulos memiliki akibatnya nilai crease recovery angle dari selulosa akan jauh lebih besar dibandingkan dengan nilai crease recovery angle kain campuran karenanya pada 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 160oC 170oC 180oC 190oC S u d u t
K e m b a l i
Suhu Curing (Press) Kapas Rayon T/R T/C penyempurnaan lipatan permanen serat selulosa akan jauh lebih mudah kembali dari kekusutan sehingga menyebabkan lipatan permanen yang dihasilkan tidak bersifat permanen.
KESIMPULAN Dari proses penyempurnaan lipatan permanen yang telah dilakukan pada berbagai jenis kain yaitu kain kapas, rayon, dan kain campuran poliester - kapas maupun poliester rayon pada berbagai suhu curing atau suhu proses press yaitu 160 o C, 170 o C, 180 o C, dan 190 o C dengan evaluasi nilai crease recovery angle dapat disimpulkan bahwa hasil terbaik diperoleh pada kain campuran poliester rayon pada suhu curing atau suhu press 160 o C.
DAFTAR PUSTAKA N.M.Suysyami Hitariyat., dkk. Bahan Ajar Teknologi Penyempurnaan Kimia. Bandung. 2005 Wolfgang D. Schindler, Peter J. Hauser., Chemical Finishing of Textile, Woodhead Publishing Limited. http://en.wikipedia.org/wiki/Permanent_press
Lampiran Jenis Kain Suhu Curing 160 o C 170 o C 180 o C 190 o C Kapas 45 45 40 45 Rayon 30 35 35 35 T/R 20 45 35 40 T/C 40 25 38 25