NUR AIDA AFIRANI PENCEMARAN UADRA Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumbersumber alami maupun kegiatan manusia. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global. PENYEBAB PENCEMARAN UDARA A. Kegiatan manusia Transportasi Industri Pembangkit listrik Pembakaran (perapian, kompor, furnace, insinerator dengan berbagai jenis bahan bakar) Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya Asap rokok
B. Sumber alami Gunung berapi Rawa-rawa Kebakaran hutan Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi
JENIS JENIS PENCEMAR UDARA Karbon monoksida Oksida nitrogen Oksida sulfur Hidrokarbon Ozon Partikulat Dll KOMPOSISI UDARA NORMAL Komposisi udara normal terdiri dari nitrogen (N2) sebesar 78,8% (volume udara kering), Oksigen (O2) 20,94%, Argon (Ar) 0,93%, Karbon Dioksida (CO2) 0,03%, serta Neon (Ne) dan uap air (H2O) sebesar 0,02%
DAMPAK PENCEMARAN UDARA 1. Dampak Kesehatan 2. Efek Rumah Kaca 3. Hujan Asam
TINDAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN Prosedur yg diajukan dlm Research into environtmental pollution WHO tahun 1968 : 1. Containment 2. Replacement 3. Dilution 4. Legislation 5. International action
1. Containment Merupakan suatu upaya penanggulangan untuk mencegah masuknya gas2 toksik secara langsung ke dalam udara bebas. Upaya ini dilakukan dgn cara memasang saringan atau filter pd alat pembuangan agar konsentrasi gas yg keluar berada dalam batas baku mutu emisi yg diperbolehkan dan tdk menggangu kesehatan 2. Replacement Mengganti perlengkapan dan sumber energi yg banyak mengakibatkan perncemaran dgn perlengkapan dan sumber energi yg kurang mengakibatkan pencemaran.
TINDAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN 3. Dilution Suatu upaya untuk mengencerkan bahan pencemar. 4. Legislation Diwujudkan dengan peraturan dan perundangan yg dikeluarkan utk melindungi tenaga kerja, masyrakat umum, dan utk melestarikan lingkungan hidup. 5. International Action WHO membentuk jaringan internasional berupa laboratorium yg bertugas memantau dan mempelajari kasus2 pencemaran udara.
TINDAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN CONTOH KASUS PENCEMARAN UDARA DI INDONESIA Kasus Kabut Asap Riau Terkait kasus asap saat ini di Riau makin parah menyusul seluas 11.128 hektare lahan hutan dan perkebunan serta semak belukar di Provinsi Riau telah terbakar, menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sedangkan satelit NOAA 18 milik Amerika yang dioperasikan Singapura pada Selasa (4/3) mendeteksi 48 titik panas (hotspot) di daratan Sumatera, 27 titik jumlah ini terus meningkat di wilayah Provinsi Riau. Kasus asap ini dikategorikan sebagai kasus pencemara udara karena kebakaran hutan ini diakibatkan ulah manusia yang sengaja memakar lahan gambut mereka untuk pembukaan lahan DAMPAK KABUT ASAP RIAU Kualitas udara pada level berbahaya terjadi di empat wilayah, yakni Kabupaten Siak dengan Indeks Pencemaran Udara berada pada angka 500 Psi atau sangat berbahaya. Kemudian Perawang 500 Psi atau sangat berbahaya, Kandis 500 Psi atau sangat berbahaya dan Bangko 500 Psi atau sangat berbahaya.
Di wilayah Duri Field 361 Psi atau sangat berbahaya, DuriCamp 334 Psi atau sangat berbahaya, Dumai 218 Psi atau berbahaya, Pekanbaru 110 atau tidak sehat, Rumbai 135 Psi atau tidak sehat dan Minas 144 Psi atau tidak sehat.
UPAYA PENANGGULANGAN ASAP RIAU Berikut ini upaya penanggulangan bencana asap di Riau yang sedang dijalankan pemerintah daerah di bawah komando pemerintah pusat: 1. Kebijakan Penanggulangan Bencana Asap jangka pendek Kebijakan jangka pendek yakni upaya pemadaman api agar kabut asap hilang dari langit bumi Riau. Upaya ini merupakan upaya operasi tanggap darurat. 2. Kebijakan Penanggulangan Bencana Asap jangka panjang Kebijakan jangka panjang meliputi penertiban kawasan dan pencegahan bahaya asap. Dalam hal ini perlu dilakukan upaya pelayanan kesehatan bagi mereka yang terdampak asap ini; dan penegakan hukum yang harus dilaksanakan secara tegas, keras, dan cepat KABUT ASAP RIAU SULIT DIPADAMKAN? 1. Musim kemarau yang panjang terjadi di Riau 2. Riau merupakan propinsi dengan lahan gambut terluas di Sumatera 3. Upaya pemadaman yang kurang maksimal 4. Penegakan hukum yang belum maksimal Dasar-Dasar Kebijakan Pengendalian Pencemaran Udara 1. Undang-undang No.23 tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup 2. Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
Undang-undang No.23 tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pasal 6 ayat (1) : setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Pasal 14 ayat (1) : untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup, setiap usaha dan/ atau kegiatan dilarang melanggar baku mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. Pasal 14 ayat (2) : ketentuan mengenai baku mutu lingkungan hidup, pencegahan dan penanggulangan pencemaran serta pemulihan daya tampungnya diatur dengan pengaturan pemerintah. Pasal 15 ayat (1) : setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup. Pasal 16 ayat (1) : Setiap penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan wajib melakukan pengelolaan limbah hasil usaha dan/ kegiatan.
Undang-undang No.23 tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pasal 18 ayat (1) : Setiap usaha dan/ atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki analisis dampak lingkungan untuk memperoleh izin melakukan usaha dan/ atau kegiatan. Pasal 18 ayat (3) : dalam izin sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dicantumkan persyaratan dan kewajiban untuk melakukan upaya pengendalian dampak lingkungan hidup. Pasal 20 ayat (1) : tanpa suatu keputusan izin, setiap orang dilarang melakukan pembuangan limbah ke media lingkungan hidup. Pasal 22 ayat (1) : Menteri melakukan pengawasan terhadap penataan penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan atas ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara PENCEGAHAN PENCEMARAN UDARA DAN PERSYARATAN PENATAAN LINGKUNGAN HIDUP Pasal 20 : pencegahan pencemaran udara meliputi upaya-upaya untuk mencegah terjadinya pencemaran udara dengan cara : a. Penetapan baku mutu udara ambien, baku mutu emisi sumber tidak bergerak, baku tingkat gangguan, ambang batas emisi gas buang dan kebisingan kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada BAB II peraturan pemerintah ini; b. Penetapan kebijaksanaan pengendalian pencemaran udara sebagaimana dimaksud dalam pasal 17, 18, dan 19
BAKU MUTU UDARA AMBIEN Pasal 4 1. Baku mutu udara ambien nasional ditetapkan sebagai batas maksimum mutu udara ambien untuk mencegah terjadinya pencemaran udara, sebagaimana terlampir dalam peraturan pemerintah ini. Pasal 5 1. Baku mutu udara ambien daerah ditetapkan berdasarkan status mutu udara ambien di daerah yang gubernur menetapkan baku mutu udara ambien daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan baku mutu udara ambien nasional. 2. Baku mutu udara ambien daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkandengan ketentuan sama dengan atau lebih ketat dari baku mutu udara ambien nasional. 3. Apabila gubernur belum menetapkan baku mutu udara ambien daerah, maka berlaku mutu udara nasional sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1).
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara Pencegahan pencemaran udara dan persyaratan penataan lingkungan hidup Pasal 21 : setiap orang yang melakukan usaha dan/ atau kegiatan yang mengeluarkan emisi dan / atau gangguan ke udara ambien wajib : Mentaati baku mutu udara ambien, baku mutu emisi dan baku tingkat gangguan yang ditetapkan untuk usaha dan/ atau kegiatan yang dilakukannya. Melakukan pencegahan dan/ atau penanggulangan pencemaran udara yang diakibatkan oleh usaha dan/ atau kegiatan yang dilakukannya. Memberikan informasi yang benar dan akurat kepada masyarakat dalam rangka upaya pengendalian pencemaran udara dalam lingkup usaha dan/ atau kegiatannya. Pasal 22 : (1) setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang mengeluarkan emisi dan/ atau gangguan wajib memenuhi persyaratan, mutu emisi dan/atau gangguan yang ditetapkan dalam izin melakukan usaha dan/ atau kegiatan. (2) izin melakukan usaha dan/ atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh pejabat yang berwenang dengan perundang-undangan yang berlaku. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara Pasal 23 : setiap usaha dan/ atau kegiatan yang wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup dilarang membuang mutu emisi melampaui ketentuan yang telah ditetapkan baginya dalam izin melakukan usaha dan/atau kegiatan. Pasal 24 : (1) setiap usaha dan/ atau kegiatan yang tidak memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup, maka pejabat yang berwewenang menerbitkan izin usaha dan/ atau kegiatan mewajibkan penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan mematuhi ketentuan baku mutu emisi dan/atau baku tingkat gangguan untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran udara akibat dilaksanakannya rencana usaha dan/atau kegiatannya. (2) ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan kewajiban mengenai baku emisi dan/ atau baku tingkat gangguan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh kepala instansi yang bertanggung jawab. (3) kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib dicantumkan sebagai ketentuan dalam izin melakukan usaha dan/atau kegiatan.
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara PENANGGULANGAN DAN PEMULIHAN PENCEMARAN UDARA Pasal 25 : (1) setiap orang atau penanggung jawab dan/ atau kegiatan yang menyebabkan terjadinya pencemaran udara dan pemulihannya; (2) kepala instansi yang bertanggung jawab menetapkan pedoman teknis penanggulangan dan pemulihan pencemaran udara sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara END OF PRESENTATION THANKS FOR YOUR ATTENTION