Anda di halaman 1dari 15

Bab IV

Penyajian Data
4.1 Sumber Data
Data yang digunakan merupakan data sekunder yang berasal dari :
1. Data Monografi Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang tahun 2011.
2. Laporan Bulanan KIA Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten
Karawang periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013.
3. Rekapitulasi Laporan PWS (Pemantauan Wilayah Setempat)- KIA Puskesmas
Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Januari 2013 sampai
dengan Desember 2013.

4.2 Data Umum
4.2.1 Data Geografis
1. Keadaan Umum
Puskesmas Rengasdengklok merupakan Puskesmas induk yang berada di
wilayah Kecamatan Rengasdengklok, mulai Januari tahun 2009 di pecah menjadi
dua yaitu Puskesmas Rengasdengklok enam Desa wilayah kerja dan Puskesmas
Kalang sari tiga desa wilayah kerja
2. Lokasi Puskesmas
Lokasi gedung Puskesmas Rengasdengklok terletak di Jalan Tugu Proklamasi
RT 022/ RW 012, Rengasdengklok, Karawang
3. Batas wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Puskesmas Medang asem Kec.Jayakerta
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Puskesmas Kalangsari Kec.Rengasdengklok
- Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Citarum Kabupaten Bekasi
- Sebelah Timur berbatasan dengan Puskesmas Kutawaluya Kec.Kutawaluya
4. Luas wilayah kerja
Puskesmas Rengasdengklok memiliki wilayah kerja enam desa dengan luas
wilayah 1.575 ha, terdiri dari tanah darat dengan luas 315 ha, dan tanah sawah
dengan luas 1.260 ha.
Berikut nama nama desa yaitu :
1. Desa Dewisari jarak dari puskesmas 3 km, dapat dicapai semua jenis
kendaraan.
2. Desa Kertasari jarak dari puskesmas 2 km, dapat dicapai semua jenis kendaran.
3. Desa Rengasdengklok utara jarak dari puskesmas 1 km, dapat dicapai semua
jenis kendaraan.
4. Desa Rengasdengklok selatan jarak dari puskesmas 150 m, lokasi puskesmas
berada di wilayah desa Rengasdengklok selatan dapat di capai semua jenis
kendaraan
5. Desa Amansari jarak dari puskesmas 4 km. Dapat dicapai semua jenis
kendaraan
6. Desa Dukuh karya jarak dari puskesmas 4 km, dapat oleh semua kendaraan

4.2.2 Data Demografis
1. Jumlah penduduk Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang adalah 77.489
jiwa.


2. Terdiri dari 6 desa dengan jumlah kepala keluarga 21.342 Kepala Keluarga (KK).
3. Klasifikasi penduduk di Kecamatan Rengasdengklok adalah laki-laki sebanyak 39.944
jiwa, dan perempuan sebanyak 37.545 jiwa. Jumlah Ibu hamil di Kecamatan
Rengasdengklok, Kabupaten Karawang adalah 2.279 jiwa.
4. Klasifikasi tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Rengasdengklok yang tertinggi adalah tamat SMP / Sederajat yaitu 46,79% manakala
yang terendah adalah tamat perguruan tinggi yaitu 0,85%.
5. Klasifikasi jenis pekerjaan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya adalah Petani
(13.27%), Pedagang (72.43%), Pegawai Negeri (5.09%), TNI / POLRI (0.04%), Lain
lain (09.17%).




4.3 Data Khusus
4.3.1 Masukan
A. Tenaga
- Kepala Puskesmas : 1 Orang
- Ka. Subag. Tu : 1 Orang
- Dokter Umum : 3 Orang
- Dokter Gigi : 1 Orang
- Bidan Puskesmas : 12 Orang
- Bidan Desa : 22 Orang
- Perawat : 16 Orang
- Perawat Gigi : 1 Orang
- Nutrisionist : 1 Orang
- Sanitarian : 1 Orang
- Asisten Apoteker : 1 Orang
- Petugas Laboratorium : 1 Orang
- Radiografer : 1 Orang
- Petugas Administrasi : 8 Orang
- Supir : 1 Orang
- K3 : 4 Orang
- Keamanan : 1 Orang
B. Dana
- APBD : Cukup
- Dana Retribusi : Cukup
C. Sarana
- Medis
o Stetoskop : 1 Buah
o Doppler : 1 Set
o Timbangan dewasa : 2 Buah
o Pengukur tinggi badan : 3 Buah
o Tensimeter : 2 Buah
o USG dan monitor : 1 Set
o Tablet zat besi : Ada, 3000 tablet
o Vaksin TT dan alat suntik : Ada, 200 vial
o Alat dan bahan laboratorium : Ada (mesin hitung Hb 1 buah,
stick protein urin jumlah cukup, strip HCG jumlah cukup)
o Perlengkapan imunisasi : Ada (Kapas, alkohol dan alat suntik)
- Non medis
o Ruangan pemeriksaan ANC : Ada
o Meja tulis : 2 buah
o Kursi lipat : 2 buah
o Tempat tidur ibu hamil : 2 buah
o Tempat penyimpanan vaksin : Ada, pada suhu 2-8
0
C
o Buku KIA : Ada, Jumlah cukup
o Alat peraga penyuluhan :Ada (Papan tulis, poster, spidol, dan brosur)

D. Metode
1. Kunjungan kehamilan
Setiap ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya dilakukan pemeriksaan
antenatal. Pemeriksaan antenatal dilakukan dengan standar pemeriksaan antenatal di
mulai dengan:
a) Anamnesis
Meliputi identitas ibu hamil, riwayat kontrasepsi/KB, kehamilan sebelumnya dan
kehamilan sekarang. Pada kunjungan pertama, dikumpulkan informasi mengenai ibu
hamil yaitu menanyakan identitas, keluhan yang sekarang dirasakan, riwayat haid,
riwayat perkawinan, riwayat kehamilan (HPHT, gerakan janin, masalah atau tanda-
tanda bahaya misalnya penglihatan kabur, keluhan yang lazim pada kehamilan,
penggunaan obat, dan kekhawatiran yang dirasakan ibu hamil), riwayat kehamilan
yang lalu (berapa kali hamil, perdarahan (kehamilan, persalinan, dan nifas), riwayat
persalinan, hipertensi, melahirkan janin dengan BB < 2,5 Kg atau > 4 Kg, riwayat
keguguran, bayi yang dilahirkan, riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat
keluarga (penyakit keturunan, anak kembar, penyakit menular, dll), riwayat sosial
ekonomi dan budaya (status perkawinan, riwayat KB, dukungan keluarga pada
kehamilan, kebiasaan makan dan gizi, kebiasaan hidup sehat, dll), kebiasaan kerja
pasien setiap hari, dan tempat persalinan yang diinginkan.
Pada kunjungan berikutnya dikumpulkan informasi mengenai kehamilan untuk
mendeteksi komplikasi dan melanjutkan pelayanan yang diperlukan.

b) Pemeriksaan Fisik
i. Pemeriksaan Umum :
- Tinggi Badan dan Berat Badan
Tinggi badan: Diukur tanpa alas kaki, satuan centimeter.
Berat badan: Ditimbang tanpa alas kaki dan pakaian seringan mungkin,
satuan kilogram
- Tekanan darah: Menggunakan sfigmomanometer, satuan mmHg.
ii. Pemeriksaan Obstetri
- Mengukur TFU
Menggunakan pita ukur, diukur dari fundus ke simfisis dengan satuan
sentimeter.
- Menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Untuk menentukan presentasi janin dilakukan palpasi atau pemeriksaan
Leopold (Leopold I IV)
Leopold I : Menentukan Tinggi Fundus Uteri dengan palpasi
setelah usia kehamilan 12 minggu dan dengan pita pengukur (dari
simfisis pubis sampai dengan bagian janin yang ada di fundus uteri)
setelah usia kehamilan 22 minggu, dan dengan perabaan untuk
menentukan usia kehamilan dan juga untuk mengetahui bagian
janin apa yang terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu).
Leopold II : Meraba samping rahim dan merasakan di sebelah
mana teraba tahanan yang lebih keras dan tahanan terus dari atas ke
bawah, untuk menentukan di mana letak punggung ataupun kaki
janin pada kedua sisi perut ibu.
Leopold III : Meraba bagian bawah rahim dengan satu tangan
untuk mengetahui bagian janin yang berada di bawah rahim serta
menentukan bagian janin tersebut sudah menyentuh pintu atas
panggul atau tidak.
Leopold IV : Meraba bagian janin yang berada di bagian bawah
rahim dengan dua tangan dan menentukan sampai di mana janin
telah masuk Pintu Atas Panggul.
- Pemeriksaan auskultasi untuk menentukan denyut jantung janin menggunakan
Doppler. Denyut jantung janin normal 110-150 kali/menit. Bila ada kelainan
denyut mungkin dapat disebabkan oleh adanya kelainan janin atau plasenta.

iii. Pemeriksaan Laboratorium
a) Hemoglobin : dengan mesin hitung Hb
b) Protein urin : dengan stick protein urin
c) Tes kehamilan : tes HCG

Kunjungan ibu hamil K
1
dan K
4:

o K
1
adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali untuk mendapatkan pelayanan
antenatal sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.
o K
4
adalah kunjungan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai
dengan standar, paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali pada
trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III di suatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.
2. Pemberian Tablet zat besi
Diberikan minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan, yaitu 30 tablet besi
(Fe
1
) pada kunjungan pertama (K
1
), 30 tablet besi (Fe
2
) pada kunjungan kedua (K
2
)
dan 30 tablet besi (Fe
3
) pada kunjungan keempat (K
4
).Untuk pencegahan anemia
diberikan 1 tablet / hari, sedangkan untuk pengobatan anemia diberikan 3 tablet / hari.
Tablet besi diminum setelah makan.

3. Pemberian imunisasi Tetanus
Ibu hamil yang belum pernah diberikan imunisasi TT harus mendapatkan
imunisasi paling sedikit 2 kali suntikan selama kehamilannya, yaitu pertama pada saat
K
1
dan kedua kali pada 4 minggu kemudian. Bila ibu hamil pernah diberikan
imunisasi TT sebelumnya maka hanya diberikan 1 kali suntikan selama
kehamilannya. Imunisasi TT Disuntikkan secara subkutan dosis 0,5 cc pada lengan
atas.
4. Penyuluhan
- Perorangan: Setiap kali kunjungan, dengan wawancara
- Kelompok: 1 desa per bulan dengan 2 kali pertemuan, menggunakan metode
ceramah dengan alat peraga.
5. Deteksi ibu hamil risiko tinggi : kegiatan yang dilakukan untuk menemukan ibu hamil
yang mempunyai faktor risiko dan komplikasi kebidanan.
a. Faktor risiko pada ibu hamil antara lain :
- Primigravida < 20 tahun atau > 35 tahun
- Anak lebih dari 4
- Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun
- Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas (LILA) < 23,5 cm dan
penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan.
- Anemia dengan dari Hb < 11 g/dL.
- Tinggi badan < 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang
belakang.
- Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini.
- Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain: TBC, kelainan jantung-
ginjal-hati, psikosis, kelainan endokrin, tumor dan keganasan.
- Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, KET, mola hidatidosa, KPD, bayi
dengan cacat kongenital.
- Riwayat persalinan dengan komplikasi: persalinan dengan seksio sesarea,
ekstraksi vakum / forseps.
- Riwayat nifas dengan komplikasi: perdarahan pasca persalinan, infeksi masa
nifas, psikosis post partum (post partum blues).
- Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat
kongenital.
- Kelainan jumlah janin: kehamilan ganda, janin dampit, monster.
- Kelainan besar janin: pertumbuhan janin terhambat, janin besar.
- Kelainan letak dan posisi janin: letak lintang, sungsang pada usia kehamilan > 32
minggu.
b. Komplikasi pada ibu hamil :
- Ketuban pecah dini
- Perdarahan pervaginam: keguguran, plasenta previa, solusio plasenta.
- Hipertensi dalam kehamilan: tekanan darah tinggi (sistolik > 140 mmHg, diastolik
> 90 mmHg), dengan atau tanpa edema pre-tibial.
- Ancaman persalinan prematur.
- Infeksi berat dalam kehamilan: demam berdarah, tifus abdominalis, sepsis.
6. Rujukan kasus ibu hamil risiko tinggi
Pelayanan kepada ibu hamil dengan komplikasi kebidanan untuk mendapat
penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat
pelayanan dasar dan rujukan. Pelayanan medis yang dapat dilakukan di Puskesmas
mampu PONED meliputi:
- Penanganan perdarahan pada kehamilan.
- Pencegahan dan penanganan hipertensi dalam kehamilan (pre-eklampsi dan
eklampsi).
- Pencegahan dan penanganan infeksi.
- Penanganan abortus.
- Stabilisasi komplikasi obstetrik untuk dirujuk dan transportasi.
Penanganan ibu hamil yang tidak dapat dilakukan di Puskesmas mampu PONED
dirujuk ke rumah sakit PONEK (rumah sakit rujukan). Pelayanan antenatal diberikan
lagi setelah mendapat rujukan balik.
7. Kunjungan rumah ibu hamil: Mengunjungi rumah minimal 1x/bulan, untuk
memeriksakan keadaan kesehatan ibu hamil dan janinnya dengan menghitung DJJ
(Denyut Jantung Janin) terutama pada kasus ibu hamil dengan risiko tinggi dan
sedang serta memberikan nasihat-nasihat tentang menjaga kehamilannya .
8. Pencatatan dan pelaporan: Menggunakan SP
2
TP.
- Pencatatan
Register ibu hamil : buku register untuk mencatat setiap ibu hamil yang
diperiksa.
Buku KIA : buku untuk memantau perkembangan kesehatan ibu hamil setiap
kali pemeriksaan kehamilan, dipegang oleh ibu hamil.
Kohort ibu hamil : buku pencatatan perkembangan kesehatan ibu hamil.
Pencatatan PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan
Anak): Setiap bulannya, Puskesmas melakukan pencatatan PWS KIA
berdasarkan data pencatatan di Puskesmas. Selain itu data sasaran juga
diperoleh dengan mengumpulkan data yang berasal dari lintas program dan
fasilitas pelayanan lain yang ada di wilayah kerja.


- Pelaporan
Laporan Bulanan KIA (LB
3
): merupakan formulir pelaporan KIA untuk
dilaporkan ke Suku Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang.

4.3.2 Proses
A. Perencanaan
Ada tertulis, lengkap dan terperinci mengenai :
1. Kunjungan ibu hamil K
1
dan K
4

- Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB di
poliklinik kebidanan dan kandungan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan obstetrik dan pemeriksaan laboratorium.
2. Pemberian tablet zat besi
- Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB.
- Pemberian tablet besi mulai diberikan pada ibu hamil trimester I sebanyak 90
tablet yang diberikan dalam 3 tahap.
3. Pemberian imunisasi TT pada Ibu Hamil
- Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB.
- Ibu hamil yang belum pernah diberikan imunisasi TT harus mendapatkan
imunisasi paling sedikit 2 kali suntikan selama kehamilannya, yaitu pertama pada
saat K
1
dan kedua kali pada 4 minggu kemudian. Disuntikan secara subkutan
dosis 0,5 cc pada lengan atas.
4. Penyuluhan
- Perorangan : Dilakukan oleh bidan setiap kali kunjungan (wawancara) setiap hari
kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB di poliklinik kebidanan dan kandungan dengan
memberikan materi-materi sekitar kebidanan dan kandungan.
- Kelompok: Dilakukan oleh bidan/tenaga medis lain 1 desa 2x/bulan, dengan
ceramah
5. Deteksi risiko ibu hamil
- Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB.
6. Rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil
- Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB dan bidan
jaga PONED 24 jam
7. Kunjungan rumah : akan dilakukan minimal 1 bulan sekali oleh bidan desa dengan
sasaran ibu hamil dengan risiko tinggi dan sedang
8. Pencatatan dan pelaporan :
- Pencatatan : akan dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB.
- Pelaporan : akan dilakukan setiap awal bulan.











B. Pengorganisasian


















Gambar 4.1. Struktur Organisasi Program Pelayanan Antenatal Puskesmas Kecamatan
Rengasdengklok, Kabupaten Karawang
C. Pelaksanaan
1. Kunjungan ibu hamil K
1
dan K
4
: Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB.
2. Pemberian tablet zat besi Fe
1
dan Fe
3
: Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00
WIB.
Penanggung Jawab Program
Kepala Puskesmas
Didi Elya, SKM,M.Kes

Dokter Poned
dr. H. Ahmad Sopian
Koordinator PONED
Bd. Agustini, Amd. Keb
Bendahara
Bd. Elin Herlina, Amd. Keb

Sekretaris
1. Bd. Sishi Clara A. A. Amd.Keb
2. Bd.Nita Garnita, Amd. Keb
Bidan Koordinator
Bd. Hj. Julistiati, Amd.Keb.

Sekretaris
3. Bd, Hendrawati, Amd. Keb
4. Bd. Siti Badriah, Amd. Keb
5. Bd. Hj, Iin Indriyani, Amd. Keb
6. Bd. Yeni Yunita, Amd. Keb
7. Bd. Elsa Nopela,Amd. Keb
8. Bd. Cuniati
Kebersihan
Encih

3. Pemberian imunisasi TT : Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB.
4. Penyuluhan :
- Perorangan: Setiap kali kunjungan (wawancara) hari kerja pkl 08.00-14.00
WIB.
- Kelompok: tidak didapatkan data
5. Deteksi risiko ibu hamil : Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB dan
bidan jaga PONED 24 jam. Sebagian ibu hamil risiko tinggi ditangani oleh dokter umum
dan bidan PONED 24 jam.
6. Rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil
Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB dan bidan jaga PONED 24 jam.
Sebagian ibu hamil risiko tinggi ditangani oleh dokter umum dan bidan PONED 24 jam.
7. Kunjungan rumah: Tidak didapatkan data
8. Pencatatan dan pelaporan :
- Pencatatan: Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB.
- Pelaporan: Dilakukan setiap awal bulan.

D. Pengawasan
1. Pengawasan kepala Puskesmas rapat bulanan: Ada, tiap bulan (Lokakarya Mini
Bulanan)
2. Pencatatan dan pelaporan bulanan: Ada, 1 x / bulan.
4.3.3 Keluaran
Jumlah sasaran ibu hamil dalam satu tahun dapat dihitung menggunakan rumus : CBR x
1,1 x jumlah penduduk
Data yang digunakan menurut pendataan Puskesmas ialah 2.279 orang ibu hamil.
1. Cakupan kunjungan ibu hamil K
1
dan K
4

o Cakupan K
1

Di Puskesmas Rengasdengklok =



=



= 85.08%

o Cakupan K
4

Di Puskesmas Rengasdengklok =



=


= 79.16%
2. Cakupan pemberian tablet zat besi Fe
1
dan Fe
3
pada ibu hamil
o Cakupan pemberian Fe
1


Di Puskesmas Rengasdengklok =



=


= 89.51%
o Cakupan pemberian Fe
3

Di Puskesmas Rengasdengklok =



=


= 79.51%
3. Cakupan pemberian imunisasi TT
1
dan TT
2
pada ibu hamil
o Cakupan pemberian imunisasi TT
1

Di Puskesmas Rengasdengklok =



=


= 39.6%
o Cakupan pemberian imunisasi TT
2

Di Puskesmas Rengasdengklok =



=


= 41.6%
4. Cakupan penyuluhan
o Cakupan penyuluhan perorangan dilaksanakan setiap kali kunjungan (100%)
o Cakupan penyuluhan kelompok tidak dapat dinilai karena tidak didapatkan data.


5. Cakupan deteksi risiko ibu hamil oleh tenaga kesehatan
Di Puskesmas Rengasdengklok =


= 11,82%
6. Cakupan rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil
o Cakupan rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil
Di Puskesmas Rengasdengklok =



=


= 18,22%
7. Cakupan kunjungan rumah ibu hamil : tidak dapat dinilai karena tidak didapatkan data
8. Catatan dan pelaporan kurang lengkap.
- Laporan yang disajikan merupakan laporan absolut kedatangan ibu hamil ke semua
prasarana kesehatan seperti posyandu, puskesmas, bidan desa dan swasta namun tidak
spesifik dalam menyatakan tempat kunjungan.
- Tidak ada data mengenai penyuluhan kelompok
- Tidak ada data mengenai kunjungan rumah ibu hamil

4.4 Lingkungan
1. Fisik
- Lokasi :
Tidak mudah dicapai oleh ibu hamil dengan jarak desa terjauh 9km dari puskesmas
karena tidak tersedia jalur jalan raya yang baik ke semua desa. Desa dengan
transportasi agak sulit yaitu Srikamulyan, Tambaksari, Tambaksumur dan
Medankarya. dan RS rujukan berlokasi agak jauh kurang lebih 45 km daripada
puskesmas sehingga membutuhkian hampir 90 menit akibat jalan yang agak sempit
dan kondisi jalan tidak baik.
- Transportasi :
Tersedia sarana transportasi umum yang relatif murah seperti ojek dan angkutan
umum
Jalur jalan raya tidak rata dan sukar dilalui oleh prasarana trasportasi darat.
Terdapat beberapa bagian desa yang hanya boleh dijangkau dengan kendaraan
dua roda saja.
- Fasilitas kesehatan :
Adanya fasilitas kesehatan yang lain antaranya tiga Praktek swasta dokter umum, dan
15 Bidan praktek swasta.
2. Non fisik
- Pendidikan : Sebagian besar penduduk berpendidikan rendah yaitu tidak tamat SD.
- Ekonomi: Sebagian besar penduduk berpendapatan rendah.
4.5.1 Umpan Balik
1. Adanya pencatatan dan pelaporan tiap bulan sebagai masukan dalam perencanaan
program ANC selanjutnya. Namun terdapat beberapa kegiatan dalam program ANC
yang tidak dicatat secara lengkap, antara lain :
- Penyuluhan kelompok bagi ibu hamil
- Kunjungan rumah ibu hamil
2. Adanya rapat kerja bulanan bersama Kepala Puskesmas satu bulan satu kali yang
mengevaluasi program yang telah dilaksanakan.
4.6 Dampak
1. Dampak langsung: Belum dapat dinilai Angka Kesakitan Ibu, Angka Kematian Ibu, dan
Angka Kematian Bayi.
2. Dampak tidak langsung: Belum dapat dinilai peningkatan pelayanan kesehatan ibu,
peningkatan kesehatan dan kesejahteraan.

Anda mungkin juga menyukai