Anda di halaman 1dari 10

lt

Bab 1. Pendahuluan
Apakah Tegangan Tinggi ltu ?
Yang disebut tegangan tinggi dalam dunia teknik tenaga listrik (electric
power
engineering)
ialah semua tegangan yang
dianggap cukup tinggi oleh para teknisi listrik
sehingga
diperlukan pengujian
dan pengukuran
dengan tegangan tinggi yang
semuanya
bersifat khusus
dan trremerlukan
teknik-teknik
tertentu (srlbyektip),
atau di mana
gejala-gejala
tegangan tinggi mulai terjadi (obyektip).
Batas y.ng
.rnyutakan kapan suatu
tegangan dapat dikatakan
tinggi (High
vortage, disingkat H.v) dan kapan sudah harus
disebut tingi sekali (Extra
High Voltage,
disingkat f .ff.V.) atat uttra tinggi (tJltra
High
Voltage, disingkat u.H.v.)
berbeda-beda
untuk setiap n.g.r. atau perusahaan
tenaga listrik
di negara-negara
tersebut, dan biasanya terganrung kepada kemajuan
tekniknya
masing-masing' Salah satu faktor yang
Inenentukan ialah ringginya
tegangan transmisi yang
dipakai. Sebagairnana
dikctahui,
ini tergantung kepada
-b.*rnyu
tenaga yang
harus
disalurkan
dari pusat-pusat
listrik ke pusat beban (ioad
..n,..r; dan jaiak
y"r,g
h..u,
ditempuh untuk nrernindahkan
tenaga tersebut secara ekonomis
;
periksa
Gbr. l.l. Di
negara-negara yang
sudah rnaju H.v. dianggap
'rulai
pada
tegangan 20
-
30 kv,
E.H.v.-nya pada kira-kira 220 ky, sedang U.H.v.-nya prau uri*i, zos kv.2)
Tentu
saja harga-harga
tersebul
dapat berubah Inenurut keadaan
setempat
dan
kemajuan'kemajuan yang
tercapai. Rupanya persoalan-persoalan
yang
dihadapi untuk
setiap kenaikan
tegangan berubah terus, sehingga selalu diperlukan penelitian
baru. Inilah
sebabnya,
maka menghadapi pemakaian
tenaga yang scirama
dengan
;'exploding
demands,'
daripada kebutuhan nrasyarakat, persoaian teknik tcgangan ti'nggi merupakarr
nrasalah
pokok yang
harus dikuasai sepenuhnya
oreh para sarjana teknik listrik.
-
Pada saat ini tegangan
tinggi rnaksirnum yang diketahui dinyatakan
dalam Tabel l.l.
Dari daftar ini dapat dilihat bahwa tegangan kornersiil yur,g
,.rtinggl di dunla .d. ;; u;i
Sovyet dengan tegangan searah 800 kV, untuk memindahkan
dfra sebanyak 750 Mw
(megawatt)
sejauh 475 knr.s) Sepcrti diuraikan di atas pe,nakaial
EHV atau UHV
didasarkan
atas urgensinya. Di dalam pertirnbangan
kenaikan tegangan selalu diperhatikan
faktor-faktor
ekonomis
di samping faktor-faktor
teknis pelakiunu'rnnyr.
Kecuali itu di
negara-negara
Barat terutama, faktor sosial juga
mendapat perhatian.
Di negara_negara
tersebut suatu perusahaan
listrik tidak akan rnemasang saluran transmisi
di daerah-daerah
yang padat penduduknya,
apalagi dengan tegangan EHV, sebelum perusahaan
tcrsebut
menyelidiki dengan teliti pengaruh gangguan
tersebut terhadap suala radio yang
dinriliki
penduduk
di daerah itu (radio
interference).
Inilah sebau pot<oknya
mengapa tegangan
komersiil
di Amerika Serikat, misalnya, lebih rendah daripada
telangan sistem di Uni
Sovyet, meskipun tegangan percobaan
750 kV sudah dipaiai sejai tahun limapuluhan
oleh beberapa perusahaan-
Dari Tabel l.l. dapat diambil kesiinpulan
bahwa bentuk
tegangan yang diterapkan pada sistem dan peralatan
tenaga listrik adalah arus bolak-balik
(disingkat
A.c., kependekan
dari Alternating current) dun uru, searah (disingkat
DC.,
kependekan
dari Direct Current). Kecuali itu
juga
dialami tegangan-tegangan
aperiodik
misalnya yang
disebabkan karena petir atau karena suatu sirkuii dibuka atau ditutup.
Pendahuluan
1000
900
800
a
700
t1
.e
600
tlt
A
c 500
ts
x
E
4oo
300
.^, lt
lf--,,
ghJ
lt
7OO KV
380 KV
200
100
0
1000 2x1000 3000 2xZOOO 6000 2x3000
Daya yang
Disalurkan 2P (MW)
Gbr. 1.1
Fenomena yang tersebut terakhir ini daiam duapuluh tahun belakang ini mencapai
kedudukan terkemuka dalam bidang tegangan tinggi dan dikenal sebagai "switching
surges"f) Bentuk gelombang petir dan gelombang bedalan yang disebabkan lcarena
penutupan atau pembukaan saklar (switch) ditirukan dalam teknik pengujian HV dengan
apa yang disebut bentuk impuls,
yaitu tegangan
yanS naik dari nol dan mcncapai
puncaknya dalam waktu tertentu T1, lalu turun lagi mencapai setengah harga puncaknya
dalam waktu tertentu T1.
rl
Oleh karona tidak sda istllah
yang tcpat dan cukup slngkat dalam bahasa Indonesia, penulis mengusulkan
ktilah todcmshan "surja hubung." Dalam buku ini istilah inilah
yang diSsnaken.
CATATAN :
Faktor beban
2500/8760
TABEL I.I.
Apakah Tegangan
Tinggi ltu ?
TEGANGAN
TINGGI DI DUNIA
rt1
z
F
z
z
F
TEGANGAN
NORMAL
H frl
-<
lrr
zs
<o
o>
ze
< f:l
o>
F-
PENGGOLONGAN
MENURUT
BENTUK
SIFAT/ASAL
M
X
F45
a1
F
X
>3
AZ
<d
H'<
F
z
3
rrr
-l
s<
>F
</
ii
-z
za
sa
11
<
t>
z
3
Gbr. 1.2
USA, AEP
USA, AEP
USA
USA., BPA
USA, TVA
USA, Pacf. Int.
USA, Pacf. Int.
USA, Consol
Edison
New York
CANADA, Onta-
rio Hydro
CANADA,
Quebec
Hydro
CANADA, Onta
rib Hydro
AC
AC
AC
DC
AC
AC
AC
AC
DC
AC
AC
AC
AC
345
765
+L7o
800
500
500
500
500
750
310
600
735
500
500
6000
System
Indiaril-West
Virginia
Leadville Iest
Project
Celile-Sylmar
J oh nsonville-
Memphis
Widows Creek
Hu ntsville
J ohnday-Luge
Sylmar-Mead
Staten Island-
Yonkers
Coldwater Pro-
joct
Pinard-hanner
Hanmer-Klelnberg
I162 mil
155 mil
2O4 mtl
95O mil
835 mil
EO mil
25OO fr
365 mtl
23O mil
l?5 mll
195 5
1966
I 9s6
1966
t965
1966
1968
I 968
1966
r95 9
t974
1966
1956
Pendahuluan
TABEL I.I TEGANGAN
TINGGI DI DUNIA
(I.anjutan)
NECARAy'
PERUSAHAAN
LISTRIK
DCI
AC
TEG.
(KV)
ARUS
(A)
DAYA
(IVtw)
TERPASANG
ANTARA
JARAK
TERPASANG
TAHT.]N
CANADA, BC
Hydro
SWITZERLAND
WEST GERMANY
FINLAND
CZEC-HOSLOVA-
KIA
UNI SOVYET
UNI SOVYET
F'RANCE
NORWAY
NORWAY
SWEDEN
SilEDEN, Swedish
State Power
S\PEDEN, Swedish
Satte Power
SWEDEN
SIilEDEN, Swedlsh
Strte Power
SWEDEN, Swedtsh
Stare Power
'APAN
ITALY
(Sardi-
nia)
UNITED KING.
DOM
Engllsh Channel
NEIg ZEALAND
SCAI{DINAVIA
DC
AC
AC
AC
AC
DC
AC
AC
AC
AC
AC
l^'
l"'
lo'
l"
1""
ln"
I
l^'
l*
lo'
lDc
130
130
260
260
400
400
400
400
400
500
180
300
400
3 80-
400
400
400
275
f
t
t loo
400
tzs
zoo
400
too
2SO
125
f
+
!
?
I
600
I 200
I 200
1200
700
t200
t ooo
800
I 200
1000
200
7a
155
310
620
23485
?50
soo
8oo/
line
3E00
20
300
200
160
I
I
|
600
I
| 2SO
sysrem
sy$em
Pirttikoski-
Zikia
syslem
Stalingrad-
Donbass
Kuibishev-Moscow
Genissiat-G
assot
Oslofjord
system
system
system
System average
tsilldal
(Sweden}
Stensnaes
(Denm).
Vattervik-Visby
(Gotland)
HarsprEnget-
Halsberg
Sakuma
Pleoghe-San Dal-
mazio
Brltlsh
grid
Lydd (Qngland)
Echinghan (France)
Benmote-Haywards
Gothenburg-
Aalburg
40O mil
475 mil
8o0 km
1750 m
1
".":,
|
'r",u
I
._::
|
,.:
-,,
|
,uoo
-u
t;;
t961
l 968
later
19 5 8- 1962
r957-1960
I 9 58- 1952
r959
195 9
1953
t963
t954
t9s2
1965
1965
1964
196 l
1965
t965
Crlrfin
: lmll
=
l'5O9km
r ft
=
o,3o48 m
-
- tld.k dltotdrui
Persoalan-persoalan
Teknik Tegangan
Tinggi
Tegangan tinggi yang
diterapkan
atau dialami
oleh sistem
(periksa
Gbr. 1.2) :
:
tenaga dapat berupa
(a)'
Tegangan biasa (normal),
yaitu
tegangan yang seharusnya
dapat ditahan oleh sistem
tersebut untuk waktu tak terhingga.
(b).
Tegangan lebih (overvoltage) ying hanya dapat ditahan
untuk waktu terbatas.
Tegangan lebih dapat dibagi nrenjacli dua golongan
berdasarkan bentuknya, yakni
tegangan periodik
dan a-periodik (scbagai
diuraikan di atas); atau menjadi dua
golongan
berdasarkan sebabnya, yakni
sebab luar (external
overvoltage),
misalnya
petir,
dan sebab dalam (internal
ovcrvoltage), misalnya, "switching
-sury,rs"
yung
sudah disebutkan di atas. Berhubung dengan macamnya, tegangan-lebih
luar disebut
juga
"natural overvoltage" (karena
petir adalah peristiwa
alamiah yang
tidak dapat
dikerrdalikan
oleh manusia) sedang tcgangan-lebih
dalam disebut juga "man-made
overvoltage",
karena proses "switching"
adalah perbuatan
ma=nusia sendiri.
Kelasifikasi lnenurut Intcrnational
Electrotechnical
Commision adalah tegangan lebih
petir, tegangan lebih strrja hubung dan tegangan lebih senlentara
"(ti,po.u.y
overvoltage).
a)
Tegangan lebih senrcntara
adalah tegangan lebih fasa-ke-tanah
atau
fasa-ke'fasa yang
berosilasi, berlangsung lanra dan tidak atau kurang teredam (weakly
damped). Sebagai diuraikan di rrruka tegangan lebih petir dan surja hubung
keduanya berlangsung singkat sekali dan teredam.
I.2. Persoalan-Persoalan
Teknik Tegangan Tinggi.
Di atas telah diuraikan serba sedikit
mengenai persoalan-persoalan
teknik tegangan
tinggi' Pada pokoknya persoalannya
menyangkut segala hal yang
ditimbulkan oleh uauny"
tegangan tinggi' atau oleh adanya perubahan
dari tegangan yang
relatip rendah ke
tegangan tinggi' dan pcrsoalan-persoalan
teknis yang timbul karena adanya tegangan tinggi
tersebut. Persoalannya
cukup luas, sehingga kadang-kadang sukar diketahui baisnya, di
mana persoalan
transmisi berhenti
dan persoalan teknik tegangan
tinggi mulai, atau
sebaliknya. Demikian pula, sulit diraba di mana batas .nturo p".rortan
iet<nit< tegangan
tinggi dan bidang-bidang khusus lainnya. Hal ini nyata dari sedikitnya
buku-bukulaLm
bidang ini. Faktor yang rnenyebabkan sukarnya menulis buku dalam bidang tegangan
tinggi ialah karena berkembangnya
bidang ini dengan pesatnya,
sehingga pua" *"itu
sesrBtu buku ditulis, keterangan-keterangan
yang dimuat di dalamnya
iudah tidak
mutakhir lag- Oleh sebab itu mempeiajari bidang ini seharusnya
disertai dengan
pembacaan literatur
berkala yang
memuat data dan teoriteori baru. Dengan Jra
demlkian barulah dapat dicapai gambaran yang tepat mengenai perkembangln yang
sebenarnya.
Berdasarkan atas kebiasaan yang
dipakai dalam beberapa buku maka di sini yang
dicakup dalam bidang teknik tegangan tinggi adalah persoalan-persoalan
pokok sebagai
berikut :
I. Teknik pembangkit
dan pengujian
tegangan tinggi, termasuk antara lain kelasifikasi
pengujian
H.V- dalam laboratorium, pembangkitan
dan pengujian
dengan tegangan
A.c. pembangkitan
dan pengujian dengan tegangan D.c., (sedikit
disingg;ng di
Bagian 1.5), pembangkitan
dan pengujian dengan tegangan impuls.
II' Koordinasi isolasi, yang
menyangkur persoalan-persoalan
koordinasi
isolasl antara
peralatan
ltstrik di satu pihak dan alat-alat pelindung
di lain pihak.
Dalam hubungan
ini akan disinggung persoalan-penoalan
gelornbang-gelombang
berjalan (travelling
waves) yanr
berzumber pada petir atau surja hubung, dan
-
soal-soal yang
1.3.
Pendahuluan
berhubungan dengan pengetanahan (grounding) sistem. Oleh karena
pentingtya
surja
hubung ini maka persoalannya akan dibahas secara khusus.
III. Beberapa gejala tegangan tinggi, di mana antara lain akan dibahas soal-soal korona
(corona),gangguan radio (radio interierence),gangguan televisi (television interference)
dan gangguan berisik (audible noise).
IV. Beberapa komponen peralatan tegangan tinggi, rnisalnya isolator, bahan-bahan
dielektrik, bushing, dan sebagainya. (dibahas
dalam rangka I, II dan III).
V. Instrumentasi tegangan tlnggi, rnisalnya osilograf dan nreter-meter khusus untuk
pengukuran legangan tinggi (dibahas dalam rangka I dan III).
W. Surja hubunt, yang
berhubung dengan naiknya tegangan sejalan dengan kenaikan
tenaga yang harus disalurkan, nremegang peranan yang menentukan dalam penetapan
isolasi (dibahas
dalarn rangka II).
Dasar-Dasar Pengujian Tegangan Tinggi
Sebagai pengantar dari hal-hal yang akan diterangkan secara mendalam pada
halaman-halanran selanjutnya, sekarang akan diuraikan sedikit nrengenai dasar-dasar
pengujian tegangan tinggi. Pada ur.nurlulya, kegagalan alat-alat listrik pada waktu sedang
dipakai clisebabkan karena kegagalan isolasinya dalam menjalankan fungsinya sebagai
isolator tegangnn tinggi.*)
Kegagalan isolasi (insulation
bleakdown, insulation failure) ini disebabkan karena beberapa
hal antara lain isolasi tersebut sudah dipakai untuk waktu yang
lama, kerusakan nrekanis.
berkurangnya kekuatan dielektriknya, dan karena isolasi tersebut dikenakan tegangan lebih.
Dalarn hubungan ini, pengujian tegangan tinggi dirnaksudkan untuk :
G
ho
^Q
a0
bo
(D
Fr
Yon
=
Yt=
h=
tegangan nonnal
tegangan lebih
waktu pengujian terbatas
Yr
YN
I
-f--
I
I
t
I
Waktu Pengujian
Gbr. 1.3
*)
lhitah sebabnya maka, sebagai telah disinggung di atas, persoalan tegangan tinggi
pada pokoknya adalah
persoatan isolasi dalam scgala bentuknya, misalnya, bahan isolasi, koordinasi lsolasi, fenomena udara
rbagai bahan lsolasi
(korona
dll), alat-alat tegantan tinggi
yang komponennya adalah isotator, dll.
Dasar-Dasar
pengujian
Tegangan Tinggi
7
(a).
menemukan bahan (di
dalam atau yang menjadi kohponen suatu alat tegangan
tinggi) yang
kwalitasnya tldak baik, atau yang
cara membuatnya
salah
:
(b). memberikan jaminan
bahwa alat-alat listrik dapat dipakai pada tegangan normalnya
untuk waktu yang
tak terbatas.
(c).
memberikan jaminan
bahwa isolasi alat-alat listrik dapat tahan tcrhadap tegangan
lebih
(yang
didapati dalam praktek
operasi sehari-hari) untuk waklu terbatas.
Kedua pengujian tersebut terakhir dapat diterangkan dari Gambar 1.3.
Pengrrjian tersebut dapat merusak (destructive)
maupun tidak merusak
(non-destructive)
alat yang
diuji. Pengujian yang sifatnya tidak merusak, nriialnya;
arlalah pengukuran
tahanan isolasi, pengukuran faktor daya dielektrik (dielectric power
factor), pengukuLan
korona dan sebagainya. Pengujian yang sifatnya nrerusak pada umulnnya terdiri dari tiga
tahap yang
bergantung kepada tingkat tegangan (pcriksa
Gbr. l 4) :
cl
!o
c
d
tr
&
EI
$
o
F
Yt
Yt
o=
Waktu Pengujian
Pengujian ketahanan pada tegang"n
y_*
selama t menit
@
= fengujian lompatan dengan tegangan
lompatan V"
.
'
(3
) = Pengujian kegagalan dengan tegangan-
gagal
!,
1. Pengujian ketal.renan (withstand test) : sebuah tegangan tertentu diterapkan untukwaktu
yang ditentukan. Bila tidak terjadi lompatan api
(flashover,
disruptivc dischargc). rlaka
pengujiannya dianggap memuaskan.
-t........-
Gbr. 1.4
I
I
I
I
Pendahuluan
2. Pengujian pelepasan (discharge test) : tegangannya dinaikkan schingga terjadi pelepasan
pada benda yang diuji. Sudah barang tentu tegangan pelepasan ini lcbih tinggi dari
tegangan ketahanan. Pengujiannya dapat dilakukan daiam suasana kering (udara
biasa)
dan suasana basah
(menirukan
keadaan hujan).
3. Pengujian kegagalan (breakdown
test) : tegangan dinaikkan saurpai terjadi kcgagalan
(breakdown)
di dalarn benda (specinren) yang diuji.
Dari berbagai macam pengujian tegangan
mutlak perlu dikerjakan. Yang lain adalah
pengujian tersebut di atas dapat dipakai
bolak-balik, searah dan irnpuls.
yang diuraikan di atas, beberapa di antaranya
pengujian yang
bersifat khusus. Ketiga tingkat
untuk tiga bentuk gelombang tegangan, yaitu
1.4. Beberapa Pengertian Dasar.
Di dalam uraian di atas terselip beberapa pengertian
dasar yang pcrlu diperinci lcbih
lanjut. Apabila sebuah peralatan tenaga listrik dikenakan tegangan tinggi yang
dinaikkan
terus, maka pada suatu saat isolasi alat tersebut akan rnengalanri "discharge" (pclcpasan
muatan). Dalam hal denrikian, isolasi tersebut nrengalanri "kegagalan" karena tekanan
dielektrik.Kegagalanini menyebabkan hilangnya tegangan dan nrengalirnya arus. Mengcnai
pelepasan sebuah definisi menyatakan :5)
"Discharge (instead
of
"disruptive
discharge") covers the phcnonrena associatcd with
failure of insulation under dielectric stress which includes a collapse of voltage and
passage of current"
Dalam teknik tegangan tinggi dikenal dua
jenis
pelepasarr, "sparkover"
dan
i "flashover",yang masing-rnasing didcfinisikan sebagai berikut :s)
"Sparkover
applies to a discharge through air or gas which docs not involve
the surfaces ol insulating rnaterials"
; dan
"Flashover applies to a discharge through air or gas along, or vcry close lo,
the surface of insulating rnaterials".
J.elas bahwa perbedaan pokok dari kedua jenis pelepasan ini adalah bahwa
"sparkover" (percikan api, percikan) tidak menyangkut permukaan
bahan
isolasi
(cair
atau
padat), sedang "flashover" (lompatan api, lompatan) rnenyangkut pernrukaan bahan
tersebut. Contoh percikan adalah pelepasan antara dua elektroda dalanr udara (seperti
pada sela batang dan sela bola), antara elektroda dengan tanah, dan sebagainya. Contoh
lompatan adalah pelepasan pada pengujian isolator gantung.
1.5. Sdikit tentang Tegangan Tinggi Searah.
Penyalu.ran tenaga listrik dengan tegangan tinggi dewasa ini sudah rnencakup pula
teknik-teknik tegangan tinggi searah (D.C.) Oleh karena.itu, meskipun pengeterapannya di
Indonesia belum akan terlihat dalam beberapa tahun mendatang ini, masalah ini akart
diuraikan sekedarnya di sini. Mula-mula memang penyaluran tenaga listrik dilakukan
dengan tegangan searah. Tetapi, waktu beban naik dengan cepat dan
jarak penyalurart
bertambah jauh, kelemahan sistem ini mulai terasa. Keluwesan (flexibility) sistem tegangan
bolak-balik (A.C.), antara lain karena mudahnya mentransformasikan tegangan, banyak
rnengtasi kesulitan-kesulitan penyaluran dengan tegangan searah. Itulah sebabnya
kedudukan tegangan tinggi searah kerrrudian digantikan oleh tegangan tinggi bolak-batik.
Sedikit Tentang Tegangan Tinggi Searah
Sekarang, penyaluran tenaga listrik di dunia sebagian besar dilakukan dengan tegangan
bolak-balik ini.6)
Namun, penyaluran dengan tegangan searah mempunyai keuntungan-keuntungannya
dibandingkan dengan tegangan bolak-balik, yaitu
antara lain :
(l) Dengan tegangan puncak (crest)
dan rugi daya yang sama kapasitas penyaluran
dengan tegangan searah lebih tinggi dibandingkan dengan tegangan bolak-balik.?)
(2)
Pengisolasian tegangan searah lebih sederhana.6)
(3)
Daya-guna (efficiency)
lebih tinggi karena faktor dayanya
= 1.6)
(4) Pada penyaluran jarak-jauh
dengan tegangan searah tidak ada persoalan
perubahan frekwensi dan stabilitas.t
)
(5) Pada sistem tegangan searah tidak ada masalah arus pemuatan (charging current)
yang berat seperti pada sistem penyaluran jarak-jauh
dengan tegangan tinggi sekali
(EHV).?)
(6)
Untuk rugi korona yang sama dan tingkat gangguan radio (radio interference)
tertentu tegangan searah dapat dinaikkan lebih tinggi dari pada tegangan bolak-balik.?)
(7) D samping itu ada faktor-faktor ekonomis penyaluran
dengan tegangan searah
yang lebih menguntungkan, yaitu lebih rendahnya biaya saluran udara (overhead
line) dan
biaya kabel bawah-tanah (underground)
atau kabel bawah-laut (submarine)
serta tidak
diperlukannya kapasitor seri atau shunt.?{)
Berhubung dengan keuntungan-keuntungan penyaluran dengan tegangan searah
tersebut, maka minat terhadap sistem ini timbul kembali sejak awal tahun l93Gan.E)
Bedanya dengan penyaluran dengan tegangan bolak-balik adalah bahwa pada penyaluran
dengan tegangan searah teggngan bolak-balik tiga-fau yang dibangkitkan, sesudah
ditransformasikan, disearahkan lebih dahulu. Kemudian, sesudah tenaga listrik disalurkan
dengan tegangan tinggi searah, tegangannya dirubah lagi menjadi tegangan bolak-balik.
Oleh sebab itu kunci penyaluran dengan tegangan searah terletak pada peralatan-peralatan
pengubahnya (conversion
equipment), yaitu penyearah (rectifier,
converter) dan pengubah
bolak-balik (inverter).
Peralatan pengubah yang sudah lazim dipakai adalah tabung-tabung
busur air raksa yang kisinya dikontrol (gridcontrolled
mercury-arc valves).?) Di samping
itu dewasa ini sedang dikembangkan penggunaan thyristor untuk penyaluran dengan
tegangan tinggi searah, yang prospeknya diperkirakan cuktp baik. Karena peralatan
pengubah ini mahal, maka ada pendapat bahwa penyaluran
dengansistemtegangansearah
baru dianggap ekonomis bila
jarak.saluran
udara lebih
jauh
dari 640 km atau srluran bawah-
tanah lebih.panjang dari 50 km.t' Belakangan ini batas
jarak
saluran udara naik menjadi
1000 km,6' karena penyempurnaan teknologi penyaluran dengan tegangan bolak-balik.
1.6. Referensi
Nomor-nomor berikut ini bersangkutan
(correspond)
dengan nomor-nomor'
"superscript" pada Bab ini :
l). L.O. Barthold, E.M. Hunter, The Electrical Design of Future EHV Systems
-
An
Over-A[ View, Proceedings of the American Power Conference, vol. XXIV, 1962.
2). J.G. Anderson, et al, Ultra High-Voltage Power Transmission, Proceedings IEEE,
vol. 59, No. ll, November l9'1l,hal1548-1556.
3). E.S. Groiss, A.V. Posse, V.E. Touretski, 800 Kv D.C. Transmission System
Stalingrad-Donbass,
Report, 414, CIGRE, Puis l7 pp.
l0 Pendahuluan
4). R. Gert et al, Temporary Overvoltages: Their Classification, Magnitude, Duration,
Shape and Frequency of Occurrence, Report No. 33-12, CIGRE, Paris, 28 Agustus
-
6 September, 1972,14 halaman.
5). G. Carrara, L. Dellera, Switching Surges Insulation
Coordination: Switches,
Anomalous Sparkovers, and Possible Generalization, IEEE Power Apparatus and
Systems, vol. PAS-85, No.9, Sep. 1966, p.996.
6). A. Arismunandar, S. Kuwahara, Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik, Association
for International Technical Promotion, Pradnya Paramita, Jakarta Juni 1973, Jilid
II, hd. 2.
7). P.W. Blakeley, Direct Current Power Transmission, N.Z. Engineering, Wellington,
New Zealand, vol. 13, No. l, 1958. pp. 2-15.
8). FJ. Lane, High Voltage Direct Current Transmission,Electra,
Special Iszue, CIGRE,
Paris, 1972, pp. 35-42.

Anda mungkin juga menyukai