. (w-90)
1,23
Dengan :
C
e
= dollar per 100 lb
W = lebar plate, inch
Universitas Gadjah Mada
Biaya fabrikasi per circumferential weld adalah xc.D.C
w
. Sehingga biaya
total untuk pengelasan plate sejumlah N (tanpa head) adalah :
Persamaan di atas akan memberikan lebar plate optimum dengan biaya fabrikasi
minimum.
Tebal Plate, Plate dengan tebal 0,5 - 1 inch tidak membutuhkan biaya
tambahan. Penggunaan tebal lebih dari 1 inch akan memerlukan biaya
tambahan sehingga serittgkali digunakan plate yang lebih kuat.
Panjang Plate, Plate dengan panjang antara 8-50 feet tidak memerlukan
biaya tambahan. Persediaan yang ada biasanya mempunyai panjang tidak
lebih 40 ft dengan tebal % inch dan lebar plate maksimal 72 inch. Tetapi
persediaan juga tergantung pada fcemampuan untuk rnenangani ukuran
plate yang tersedia.
Universitas Gadjah Mada
4.5 Tipe Head yang Umum Dipakai dan Pemilihannya
Hampir semua head dibuat dari plate melingkar yang di spin atau dengan
metode press. Meskipun membutuhkan biaya tambahan untuk membentuk head
dari plate datar, tetapi penggunaan head yang telah dibentuk akan lebih ekonomis
daripada penggunaan head yang datar, kecuali untuk diameter tangki yang kecil.
Penghematan dapat diperoleh dengan berkurangnya tebal head yang digunakan.
Gambar di atas menunjukkan macam-maeam head yang umum
digunakan, dengan:
t = tebal head, inch
icr = inside comer radius, inch
sf = straight flange, inch
r = radius of dish, inch
OD = diameter luar, inch
b =depth of dish, inch
a = ID/2 = inside radius, inch
s = slope of cone, deg
Universitas Gadjah Mada
OA = overall dimension, inch
H = diameter of flat spot, inch
4.5a Flanged-only Heads
Head jenis ini adalah yang paling ekonomis dalam pembuatannya, karena
hanya membentuk flange dengan radius pada plate datar. Penggunaannya yang
paling banyak adalah pada tangki bertekanan atmosferis. Head ini juga dapat
digunakan sebagai dasar dari tangki silinder vertikal dengan diameter maksimal
20 ft. Head jenis ini diukur dengan basis diameter luar dan tersedia untuk ukuran
12-42 in dengan selisih 2 in, 42 -144 in dengan selisih 6 in, 144 - 240 in dengan
selisih 12 in, juga tersedia untuk ukuran lebih dari 246 in.
4.5b Flanged standard dished and Flanged shallow dished Head
Untuk meningkatkan kemampuan menahan tekanan maka bagian datar
dari flanged only head harus dirubah menjadi lengkungan. Pada head semacam
ini, terdapat dua radius yaitu radius lengkungan dan inside comer radius. Jika
radius dari lengkungan lebih besar dari diameter luar shell maka disebut flanged
and shallow dished head. Jika radius tersebut sama atau lebih kecil maka disebut
flanged and standard dished head. Head yang tersedia ukurannya sama dengan
flanged only head. Head ini tidak boleh digunakan untuk tangki bertekanan tinggi,
Penggunaan umumnya adalah untuk tangki vertikal dengan tekanan rendah,
tangki horisontal untuk fluida yang volatile, dan tangki berdiatneter besar yang
tekanan uap dan tekanan hidrostatisnya terlalu besar untuk flaged only head.
4.5c Torispherical Head
Dengan mengurangi stress lokal pada inside corner head, batas tekanan
dari flanged and dished head dapat ditingkatkan. Hal ini dapat dilakukan dengan
membentuk head sehingga inside comer radius paling tidak sama dengan tiga kali
ketebalan plate, atau radiusnya tidak kurang dari 6% diameter dalam, dan radius
lengkungan harus sama atau kurang dengan diameter head. Head ini umumnya
digunakan untuk tangki bertekanan antara 15-200 psig bahkan dapat lebih dari
200 psig. Tetapi untuk penggunaan lebih dari 200 psig lebih ekonomis untuk
menggunakan elliptical flanged and dished head. Head ini dapat digunakan untuk
tangki vertikal maupun horisontal pada berbagai alat proses
Universitas Gadjah Mada
4.5d Elliptical Dished Head
Head ini digunakan untuk tangki bertekanan antara 100 psig hingga lebih
dari 200 psig. Jika rasio sumbu mayor : sumbu minor = 2:1 maka kekuatan head
akan sama dengan kekuatan shell silinder dengan diameter dalam dan luar yang
sama. Kedalaman bagian dalam dari lengkungan sama dengan setengah dari
sumbu minor atau sama dengan \4 diameter dalam dari head.
4.5e Hemispherical Head
Untuk ketebalan yang sama, Head ini merupakan yang paling kuat. Head
ini dapat menahan tekanan hingga 2 kali lipat dari elliptical head ataupun shell
silinder dengan tebal dan diameter yang sama. Tetapi harga pembuatan dan biaya
lain-lain dari head ini paling besar dibandmgkan dengan yang lain. Ketersedian
head ini juga terbatas dalam ukurannya, karena pembuatan dari plate tunggal
lebih sulit.
4.6 Perancangan Tebal Plat Untuk Tutup ( Vessel Head)
Mengaeu pada ASME Code
(under internal working pressure)
Perancangan tebal plat untuk dinding vessel mengacu pada ASME VIII div
1, paragraph : Part UG- 32 (d) dan Appendix 1 ( Supplementary Design Formulas )
l-4(c)
Part UG:
General requirement ( persyaratan yang harus dipenuhi secara umum)
untuk semua cara / method untuk kontruksi dan berlaku untuk seaiua material
Part UG - 32 : General requirement untuk : FORMED HEAD, PRESSURE
ON CONCAVE SIDE
(a) Ketebalan yang diperlukan pada titik ketebalan paling tipis setelah
pembentukan head jenis ellipsoidal dimana tekanan yang bekerja pada
bagian sisi cekungan (internal pressure), harus dihitung berdasarkan
formula pada paragraph ini
Universitas Gadjah Mada
(b) Simbol yang dipakai
t = ketebalan minimum yang diperluaka setelah pembentukan head,
tidak termasuk corrosion allowance, inci
P = design pressure, psi ataupun working pressure maksuimum yang
diizinkan untuk vessel yang terancang ( existing vessel)
D = inside diameter dari " head skirt" atau inside length dari major axis
dari ellipsoidal head, inci
S = tegangan maksimum yang diizinkan dari bahan konstrufcsi, psi
E = efisiensi sambungan terendah pada sembarang bagian di head. Ini
mencakup sambungan antara shell dan head ( head to shell joint)
Untuk welded vessel, efisiensi dipergunakan mengacu pada UW -
12 , yaitu pada label UW - 12 ( Max. allowable joint efficiencies for
arc and gas welded joints)
Part UG - 32 (d): Ellipsoidal head
Ketebalan yang diperlukan untuk dished head yang berbentuk
semi-ellipsoid , dimana separuh dari minor axis (inside depth dari
head dikurangi fcetinggian skirt) sama dengan
dari inside
diameter dari" head skirt", haras dihitung dengan persamaan :
T =
.
atau :
P =
.
Universitas Gadjah Mada
4.7 Perhitungan Tebal Head Mengacu Appendix 1 - 4c
(Supplementary design formulas)
RUMUSAN UNTUK PERANCANGAN " FORMED HEAD "
UNDER INTERNAL WORKING PRESSURE
(a) Rumusan dari paragraph ini berlakuk untuk perancangan tutup vessel
dengan bentuk tertentu ( formed head ) dengan proporsi ukuran lain
daripada seperti tertulis ada UG - 32 (ASME Div. VTII, section 2 ) dalam
besaran diameter dalam (inside diameter) dan diameter luar (outside
diameter)
(b) Simbol yang dipakai dibawah ini digunakan dalam rumusan perancangan
dari paragraph ini.
t = tebal dari head minimum yang diperlukan setelah pembentukan
head inci
P = tekanan perancangan ( internal design pressure ) , psi ( lihat UG
-21) untuk tekanan kerja maksimum (maximum allowable
working pressure untk vessel yang sudah ada, lihat UG - 98)
D = diameter dalam dari " head skirt", atau inside length dari major
axis dari ellipsoidal head, inci
Do= diameter luar dari" head skirt" atau panjang luar dari major axis
dari ellipsoidal head, inci
S = tegangan kerja dari bahan konstruksi maksimum yang
diperkenankan, psi
E = efisiensi sambungan yang terendah dari katagori sambungan
jenis A ( Category A joint ) untuk hemispherical mencakup
sambungan head to shell joint. Untuk vessel dengan sambungan
cara las (welded vessels, efisiensi dipakai seperti tertulis pada
UW - 12
r = inside knuckle radius , inci
h = one - half of length dari minor axis dari ellipsoidal head atau
inside depth dari ellipsoidal head yang diukur dari tangent line
(head bend line), inci
K= factor dari rumus untuk ellipsoidal head, yang harganya
tergantung dari(D/2h)
Universitas Gadjah Mada
(D/2h) = rasio dari major axis dengan minor axis pada ellipsoidal
head, harganya sama dengan inside diameter dari "skirt" dari
head dibagi dengan dua kali inside height dari ellipsoidal head,
dapat dilihat dari table
TABLE 1-4.1 VALUE OF FACTOR K
( use nearest value of D/2h, interpolation unnecessary)
D/2h
K
3 1.83
2.9 1.73
2.8
1.64
2.7
1.55
2.6 1.46
2.5 1.37
2.4
1.29
2.3
1.21
2.2 1.14
2.1
1.07
2.0
1.00
1.9
0.93
1.8 0.87
1.7
0.81
1.6 0.76
1.5 0.71
1.4
0.66
1.3 0.61
1.2
0.57
Universitas Gadjah Mada
FORMULA
2 2 0.1
Atau :
2
2 0.1
Dimana :
4.8 Peraneangan Tebal Plat Untuk Dinding / Shell
(under internal working pressure )
Perancangan untuk menghitung ketebalan dinding shell dari vessel
absorber, mengacu pada kode ASME VIII, div. 1, paragraph UG -27 (c) dan
Appendix 1 - (1-1)
Part UG 27 (c): Menghitung ketebalan shell under internal working pressure
PartUG-27(a):
Ketebalan dinding shel yang terkena beban internal working pressure haras tidak
boleh lebih tipis dari ketebalan yang dihiutng dari formula (c)
PartUG-27(b)
Symbol - symbol yang dipakai:
t = ketebalan minimum plat yang diperlukan untuk shell, tidak termasuk
corrosion allowance, inci
P = design pressure, psi ataupun working pressure maksuimum yang
diizinkan untuk vessel yang terancang ( existing vessel)
R = inside radius dari "shell courses" yang ditinjau sebelum corrosion
allowance ditambahkan, inci
S = tegangan maksimum yang diizinkan dari bahan konstruksi, psi
1
6
2
Universitas Gadjah Mada
E = efisiensi sambungan terendah pada sembarang bagian di head. Ini
mencakup sambungan antara shell dan head (head to shell joint)
Untuk welded vessel, efisiensi dipergunakan mengacu pada UW
-12 , yaitu pada label UW - 12 (Max. allowable joint efficiencies for
arc and gas welded joints)
Part UG- 27 (c): Ketebalan Shell Silinder
Ketebalan plate minimum yang diperlukan untuk beban working
pressure yang bekerja pada silinder seharusnya dipakai ketebalan
yang lebih besar dari persamaa / formula dibawah ataupun ketebalan
yang memberikan tekanan yang lebih rendah dari formula dibawah :
1. Circumferential stress (longitudinal joints) jika ketebalan plate tidak
melebihi dari inside radius atau P tidak melebihi 0.385 SE, dipakai
formula sbb.:
.
atau
.
2. Longitudinal stress ( circumferential joints )
Jika ketebalan plate tidak melebihi dari inside radius dari shell
ataupun P tidak melebihi dari 1.25 SE , maka dipakai formula sbb.
.
atau
.
Universitas Gadjah Mada
4.9 Perancangan Tebal Plat Untok Binding/ Shell
Mengacu Appendix 1-1
APPENDIX 1 : Supplementary Design formulas
1-1 : Ketebalan untuk kulit (shell) silinder dan kulit ( shell) bola
(a) : Rumusan untuk kulit silinder didasarkan pada jari - jari luar silinder
analog dengan formula yang diberikan pada UG -27 (c ).
Untuk ketebalan kulit silinder (under circumferential stress)
.
atau
.
dengan: R
o
= out side radius dari kulit silinder yang ditinjau ( cylinder
shell course ), inci
4.10 Rumusan untuk design stabilitas dari vessel
(Design of vessel stability : Tall vessel design)
1. Untuk vessel / tower yang menjulang tinggi, maka pada vessel akan
mendapatkan beban angin. Jika angin yang bertiup kencang, maka akan
memberikan moment puntir pada vessel yang dapat mengakibaikan vessel
patah (failure). Demikian juga dengan gempa. Gempa akan menggetarkan
vessel, yang dapat mengakibatkan gaya geser bekerja pada dinding
vessel dan akan menimbulkan tegangan geser bekerja pada dinding
vessel ( seismic stress)
2. Kegagalan vessel di pabrik, dapat dijumpai pada bewrbagai kondisi
pelayanan ( loading case) vessel itu. Ada beberapa loading case yang
selalu dialami olea vessel di industri :
a. Vessel kosong ( selesai didirikan = belum dipakai), boleh jadi jika
design vessel keliru, begitu vessel berdiri, terkena angin / gempa
vessel bias roboh ( gagal berdiri)
b. Vessel dipakai untuk operasi (operating vessel). Pada keadaan ini
vessel dipakai untuk keperntingan proses, sehingga didalam
Universitas Gadjah Mada
vessel terdapat cairan proses yang bekerja pada tekanan dan suhu
operasi yang ditargetkan.
c. Vessel dipakai untuk test hidrostatik, Untuk setiap design dari
vessel dan test commissioning dari vessel sebelum dilakukan
penyerahan ke pemiliknya, maka selalu dilakukan test hidrostatik
untuk melifaat ketahanan vessel terhadap beban yang bekerja.
Pada test hidrostatik, vessel disi penuh dengan air dan tekanan test
dipakai lebih besar ( kira - kiran 50 % ) dari maksimum allowable
working pressure (MAWP)
d. Pada tahapan perancangan, diantara tiga kondisi vessel diatas,
dicari beban - beban (stress atupun moment) yang bekerja, yang
paling berpengaruh. Untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh ,
maka dapat dilakukan perhitungan " loading case ", ataupun Netto
stress yang bekerja. Loading yang paling besar ataupun netto
stress yang bekerja yang paling besar, adalah yang berpengaruh.
Perhitungan stress gabungan yang bekerja pada absorber
Universitas Gadjah Mada
Up- wind side :
Netto stress yang bekerja kearah atas , berupa tensile stress
tensile stress keatas nilai positif
dead weight stress araahnya selalu kebawah , nilai negatif
1. Netto stress yang bekerja untuk ketebalan plat yang terpakai :
S
up-wind
= (S
w
+ S
ap
+ S
s
) - S
dw
2. Netto stress yang bekerja pada down-wind side , adalah
tegaangan tekan ( compressive stress ) , denga arafa kebawah
nilainya positif :
S
down-wind
= (S
dw
+ S
w
+ S
s
) - S
ap
Pengkajian stress yang bekerja:
Plat yang dipakai oleh absorber di Pabrik akan aman ( safe in operation ) , jika
memnuhi persaratan sbagai berikut :
S
down-wind
S allowable dari material.
S
down-wind
Sc allowable (= compressive stress)
4.11 Perhitungan Kemiringan dari Vessel
(Design of vessel deflection)
(a) Untuk menara yang terfcena beban angin ataupoun gempa, maka vessel
hams dirancang agar defleksi (yang diukur sebagai penyimpan dari arah
vertical / poros vessel di bagian puncak menara / vessel tidak melebihi 6
in per 100 ft ketinggian menara / vessel
(b) Defleksi ini disebabkan olen beban angin yang bekerja ( wind load) pada
menara.
(c) Defleksi dihitung sebagai berikut:
12
8
dengan: