Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tingkat kecelakaan lalu lintas di kota besar tetrbilang cukup tinggi.
Dimana kecelakaan tersebut dapat menimbulkan kerugian yang cukup tinggi bagi
korban kecelakaan lalu lintas tersebut. Akibat yang ditimbulkan bagi korban itu
sendiri dapt berupa efek fisik dan psikis. Dari segi fisik tentunya kecelakaan
dapat menyebabkan timbulnya luka pada setiap jaringan tubuh yang terkena
trauma dari kecelakaan lalu lintas baik secara langsung maupun tidak langsung.
Efek langsung dari trauma tersebut dapat berupa adanya fraktur, luka terbuka
ataupun kerusakan pada organ dalam tubuh yang dapat juga menyebabkan
kematian. Sedangkan efek psikis dari kecelakaan lalu lintas dapat berupa trauma
ataupun rasa takut.
Fraktur sebagai akibat dari trauma langsung dapat terjadi pada setiap
tulang pembentuk tubuh tergantung dari penyebab dan mekanisme terjadinya
trauma. Fraktur adalah suatu kondisi terputusnya kontinuitas dari jaringan tulang
yang diakibatkan oleh trauma langsung atau tidak langsung maupun patologis.
Fraktur dapat bersifat tunggal maupun multiple dimana pada fraktur ini dapat
mengenai beberapa tulang yang terjadi secara bersamaan dan dapat menimbulkan
beberapa macam masalah.
Pada laporan kasus ini yang terjadi adalah Post !" (removele Of
Inplate)fraktur femur de#tra $%& distal, fraktur cruris $%& tengah dan post riliase
knee de#tra, dimana merupakan suatu tindakan operasi untuk melepas kembali
implan yang sudah terpasang ditulang yang berfungsi sebagai fiksasi 'aktu
fraktur dan dilakukan riliase guna untuk membebaskan perlengketan jaringan
yang ada pada lutut. Adapun masalah(masalah yang ditimbulkan dari post operasi
adalah adanya nyeri, oedema, spasme, keterbatasan gerak, kelemahan otot,
$
deformitas, dan gangguan fungsional dari anggota gerak serta kemungkinan
terjadinya komplikasi sekunder berupa miositis ossifikan, a)askuler nekrosis dan
lain sebagainya.
Fisioterapi merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan
kepada indi)idu serta masyarakat untuk mengembangkan, memelihara, dan
memulihkan gerak dan fungsi sepanjang daur kehidupan dan menggunakan
penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan *fisik, elektroterapeutik,
mekanis+, pelatihan fungsi dan komunikasi.
,eberapa latar belakang masalah tersebut, maka kami tertarik untuk
mencoba mengkaji dan memahami mengenai penatalaksanaan terapi latihan pada
kondisi post !" fraktur femur de#tra $%& distal, fraktur cruris $%& tengah de#tra
dan post riliase knee de#tra. Adapun jenis dari terapi latihan tersebut yaitu - $+
Static kontraksi, .+ ile# pasi)e mo)ement, &+ Force pasi)e mo)ement, /+ free
akti)e mo)ement, 0+ Assisted akti)e mo)ement, 1+ esisted akti)e mo)ement, 2+
Streching, 3+ 4atihan jalan.
B. Identifikasi Masalah
Penanganan yang dilakukan pada kondisi post !" fraktur femur dekstra
$%& distal, fraktur cruris $%& tengah de#tra dan post riliase knee de#tra. dimana
pada post operasi pelepasan plate and sre' dan post riliase akan ditemui
permasalahan yaitu adanya nyeri, oedema, spasme, keterbatasan gerak,
kelemahan otot, deformitas, dan gangguan fungsional dari anggota gerak yang
terkena fraktur.
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah dan keterbatasan 'aktu yang ada, maka kami
hanya membatasi permasalahan pada penatalaksanaan terapi latihan pada kondisi
post !" fraktur femur dekstra $%& distal, fraktur cruris $%& tengah de#tra dan
post riliase knee de#tra
D. Rumusan Masalah
,erdasarkan pembatasan masalah tersebut diatas, maka kami merumuskan
masalah sebagai berikut -
$+ Apakah static contraction dapat mengurangi odem sehingga nyeri bisa
berkkurang 5 .+ Apakah rile# pasi)e mo)ement dapat meningkatkan 46S 5 &+
Apakah Free akti)e mo)ement bisa memelihara luas gerak sendi dan meningkatkan
kekuatan otot5 /+ Apakah assisted akti)e mo)ement dapat meningkatkan kekuatan
otot dan menjaga elastisitas otot5 0+ Apakah resisted acti)e mo)emet dapat
meningkatkan kekuatan otot5 1+ Apakah latihan jalan mampu mengembalikan
kemampuan fungsional berjalan5
E. u!uan Penulisan
Dalam penyusunan laporan ini mempunyai tujuan sebagai berikut - $+ 7ntuk
mengetahui mafaat static contraction dalam mengurangimodem sehingga nyeri dapat
berkurang, .+ 7ntuk mengetahui manfaat rile# pasi)e mo)ement terhadap
peningkatan luas gerak sendi, &+ 7ntuk mengetahui manfaat assisted akti)e
mo)ement terhadaap peningkatkan kekuatan otot dan menjaga elastisitas otot5 0+
7ntuk mengetahui manfaat resisted acti)e mo)emet terhadap peningkatkan kekuatan
otot5 1+ 7ntuk mengetahui manfaat latihan jalan dalam mengembalikan kemampuan
fungsional berjalan5
BAB II
LANDA"AN E#RI
Dimana landasan teori ini antara lain- *$+ anatomi, fisiologi, histologi, dan
biomekanik, *.+ patologi, *&+ permasalahan yang dibahas, */+ modalitas fisioterapi
yang digunakan yaitu terapi latihan.
A. Anat$mi% &isi$l$gi dan Hist$l$gi
$. Anatomi, fisiologi dan histologi
Dalam hal ini, penulis akan membahas beberapa sistem antara lain *$+
sistem tulang, *.+ sistem sendi, *&+ sistem otot, */+ sistem saraf.
a. Sistem tulang
$+ !s. Femur
8erupakan tulang panjang dalam tubuh yang dibagi atas
Caput Corpus dan collum dengan ujung distal dan proksimal. Tulang
ini bersendi dengan acetabulum dalam struktur persendian panggul
dan bersendi dengan tulang tibia pada sendi lutut *Syaifudin, ,.A9
$::0+. Tulang paha atau tungkai atas merupakan tulang terpanjang dan
terbesar pada tubuh yang termasuk seperempat bagian dari panjang
tubuh. Tulang paha terdiri dari & bagian, yaitu epiphysis proximalis,
diaphysis, dan epiphysis distalis.
( Epiphysis Proksimalis
7jung membuat bulatan .%& bagian bola disebut caput femoris yang
punya facies articularis untuk bersendi dengan acetabulum
ditengahnya terdapat cekungan disebut fovea capitis. 9aput
melanjutkan diri sebagai collum femoris yang kemudian disebelah
lateral membulat disebut throcantor major ke arah medial juga
membulat kecil disebut trochantor minor. Dilihat dari depan, kedua
bulatan major dan minor ini dihubungkan oleh garis yang disebut
linea intertrochanterica *linea spiralis+. Dilihat dari belakang, kedua
bulatan ini dihubungkan oleh rigi disebut crista intertrochanterica.
Dilihat dari belakang pula, maka disebelah medial trochantor major
terdapat cekungan disebut fossa trochanterica.
( Diaphysis
8erupakan bagian yang panjang disebut corpus. Penampang
melintang merupakan segitiga dengan basis menghadap ke depan.
8empunyai dataran yaitu facies medialis facies lateralis facies
anterior. ,atas antara facies medialis dan lateralis nampak di bagian
belakang berupa garis disebut linea aspera, yang dimulai dari bagian
pro#imal dengan adanya suatu tonjolan kasar disebut tuberositas
!lutea. 4inea ini terbagi menjadi dua bibit yaitu labium mediale dan
labium laterale, labium medial sendiri merupakan lanjutan dari linea
intertrochanrterica. "inea aspera bagian distal membentuk segitiga
disebut planum popliseum. Dari trochantor minor terdapat suatu garis
disebut linea pectinea. Pada dataran belakang terdapat foramen
nutricium, labium medial lateral disebut juga supracondylaris
lateralis#medialis.
( Epiphysis distalis
8erupakan bulatan sepasang yang disebut condylus medialis dan
condylus lateralis. Disebelah pro#imal tonjolan ini terdapat lagi
masing(masing sebuah bulatan kecil disebut epicondylus medialis dan
epicondylus lateralis. Epicondylus ini merupakan akhir perjalanan
linea aspera bagian distal dilihat dari depan terdapat dataran sendi
yang melebar disebut facies patelaris untuk bersendi dengan os$
patella. Intercondyloidea yang dibagian pro#imalnya terdapat garis
disebut linea intercondyloidea.
.+ Os. Patella
Terjadi secara desmal. ,erbentuk segitiga dengan basis menghadap
pro#imal dan ape# menghadap ke arah distal. Dataran muka berbentuk
con)e#. Dataran belakang punya dataran sendi yang terbagi dua oleh
crista sehingga ada . dataran sendi yaitu facies articularis lateralis
yang lebar dan facies articularis medialis yang sempit.
&+ !s. Tibia
Terdiri & bagian yaitu epipysis proximalis, dialysis dan epiphysis
distalis-
Epiphysis proximalis terdiri dari . bulatan disebut condylus medialis
dan condylus lateralis. Disebelah atas terdapat dataran sendi disebut
facies articularis superior medial dan lateral. Tepi atas epiphysis
melingkar yang disebut infra articularis medialis dan lateralis oleh
suatu peninggian disebut eminentia intercondyloidea, yang disebelah
lateral dan medial terdapat penonjolan disebut tuberculum
intercondyloideum terdapat cekungan disebut fossa intericondyloidea
anterior dan posterior. Tepi lateral mar!o infra !lenoidalis terdapat
dataran disebut facies articularis fibularis untukbersendi dengan os
fibulae.
/+ !s. Fibula
Tulang fibula terbentuk kecil dan hampir sama panjang dengan tibia,
terletak disebelah lateral dari tiga bagian yaitu epiphysis proximalis,
diaphysis dan epiphysis distalis, epiphysis proximalis membulat
disebut capitullum fibula yang pro#imal meruncing menjadi apex
capitis fibula pada capitullum terdapat dua dataran yang disebut facies
articularis, capitullum fibula untuk bersendi dengan tibia.
b. Arthrologi%sistem sendi
Sendi adalah hubungan antara dua tulang atau lebih dari sistem sendi,
disini meliputi sistem sendi panggul dan sendi lutut.
$+ Sendi panggul
Sendi panggul dibentuk oleh facies lunata acetabullum dan caput
femoris. %acies lunata rongga sendi atau cavum articularis merupakan
cekungan bentuk simetris terbentang melampaui e&uator labium
acetabuli, labium acetabuli mengandung ;at ra'an fibrosa. %acies
lunata dan labium menjadi dua pertiga caput femoris lekuk tulang
tidak lengkap dan bagian interior ditutup oleh li! trasuersum,
acetabuli, dimana terdapat bantalan lemak menuju caput femoris.
<apsul sendi melekat pada tulang panggul sebelah luar labium
acetabuli sehingga labium aetabuli dengan bebas masuk ke rongga
kapsul. Sendi panggul diperkuat oleh ligamentum(ligamentum yang
diantaranya-
a+ 4igamentum "liofemorale
,erbentuk =, dasarnya melekat pada spinailiaca anterium dan
interior berfungsi mencegah gerakan e#tensi dan e#irotasi tungkai
atas yang berlebihan pada sendi pangkal paha.
b+ 4igamentum pubofemorale
,erbentuk segitiga, dasarnya ligamen pada ramus superior pubis,
berfungsi mencegah gerakan abduksi tungkai atas yang berlebihan.
c+ 4igamentum ischiofemorale
,erbentuk spiral, melekat pada corpus ischium dekat tepi
aetabulum.
d+ 4igamentum transferum acetabuli
Dibentuk oleh labium acetabulare. ,erfungsi mencegah keluarnya
caput femoris dari acetabuli.
e+ 4igamentum cepitis femoris
,erbentuk gepeng dan segitiga melekat pada caput femoris$
,erfungsi sebagai tempat berjalan )asa dan saraf, meratakan
sino)ial pada permukaan sendi.
.+ Sendi 4utut
Senddi lutut dibentuk oleh tiga sendi yang berbeda dan dilindungi oleh
kapsul sendi. Sendi tersebut dibentuk oleh tulang femur dan patella
yang mana pada facet sendi terdiri dari tiga permukaan pada bagian
lateral, yang mana pada satu permukaan bagian medial otot )astus
lateralis menarik patella ke arah pro#imal sedangkan otot )astus
medialis menarik patela ke arah medial, sehingga patella stabil. Pada
posisi &>
o
, />
o
dari ekstansi, patellah tertarik oleh mekanisme gaya
kerja otot sangat kuat.
<eterangan gambar ../
$. 4ig. Pubofemorale
.. 9analis obturatorius
&. 8embrana obturatoria
/. Trochanter minor
0. Trochanter major
1. Pars trans)ersa
2. Pars descendens
3. 8. rectum femoris, Tendo
<eterangan gambar ..0-
$. 9aput refle#um
.. 9aput rectum
&. 4ig. "liofemorale
/. collum femoris
0. trochanter major
1. Tuberositas glutea
2. Trochanter minor
3. 4ig. "schio femorale
:. 4ig. Sacrotuberale
$>. 4ig. sacrospinale
4ig. iliofemorale

c. Sistem !tot
!tot yang akan dibahas hanya berhubungan dengan kondisi pasien post
operasi fraktur femur '#( medial dextra dengan pemasangan plate and
scre) adalah otot yang berfungsi ke segala arah seperti regio hip untuk
gerakan fleksi(ekstensi, abduksi(adduksi dan eksternal rotasi(internal
rotasi.
7ntuk lebih terperincinya penulis menyertakan otot(otot yang
berhubungan dengan kondisi tersebut, yaitu sebagai berikut-
Tabel ..$
!tot Tungkai Atas ,agian Anterior *ichard, S. $:31+
N$ #t$t Regi$ Inserti$ &ungsi Iner'asi
$ Sartorius Spina iliace
anterior
superior
*S"AS+
Permukaan
medial tibia
Fleksi
abduis,
rotasi, lateral
arc co#ae
?.
femoralis
. "liacus Fossa illiaca
di dalam
abdomen
Throcantor
femur
Fle#i ?.
femoralis
& @uadricep
Femoralis
a. ectu
s femoris
b. Aatus
lateralis
c. Aatus
medialis
S"AS
7jung atas
dan batang
femur, septum
facialis lat ke
dalam
7jung atas
dan batang
femur
Tendon m.
Buadriceps
pada patela,
)ialigamentum
patellae ke
dalam
tuberositas
tibia
Fle#i arc
co#ae
E#tansi lutut
E#tensi lutut,
menstabilkan
patela
E#tensi lutut
?.
femoralis
?.
femoralis
?.
femoralis
d. Aatus
intermediu
s
Permukaan
anterior dan
lateral batang
femur
?.
femoralis
Tabel ...
!tot Tungkai Atas ,agian Posterior *icard, S. $:31+
N$ #t$t Regi$ Inserti$ &ungsi Iner'asi
$ ,iceps
femoralis
Semi
tendonisosis
9aput
longum
*tuber
isciadoleum+
caput bre)e
*linea
aspera+
crista supra
condilair
lateral
batang
femur+
Tuber
ischiadikum
Permukaan
medial
tibia
8edial
tibia
Fle#i
abduksi,
rotasi
lateral
arc.9o
#ae
Fle#i,
rotasi,
medial
sendi
lutut
serta
Arc.
9o#ae
amus tibialis
?.
ischiadicum
amus tibialis
?.ischiadicum
. Semi
membranosus
Tuber
ischiadikum
9ondylus
medialis
Fle#
dan
amus tibialis
?.
tibia rotasi,
medial
sendi
lutut
serta
e#tensi
serta
e#tensi
Arc.
9o#ae
ischiadicum
& Adduktor
magnus
Tuber
ischiadicum
Tiberculum
adduktor
femur
E#tensi
Arc
9o#ae
amus tibialis
?.
"schiadicum
Tabel ..&
!tot tungkai atas egio 6lutealis *ichar, S. $:31+
N$ #t$t Regi$ Inserti$ &ungsi Iner'asi
$ 6luteus
ma#imus
Permukaan
luar ilium,
sacrum,
ligamen
sacrotuberale
Tractus
illiotibialis
dan
duterositas
gluteo
femoris
E#tensi
dan
rotasi
laterale
Arc.
9o#ae
?.
gluteus
interior
. 6luteus
8edius
Permukana
luar ilium
4ateral
throchantor
mayor
femoris
E#tensi
dan
rotasi
?.
gluteus
superior
& 6luteus
minimus
Permukaan
luar ilium
Anterior
throchantor
mayor
Abduksi
Arc.
9o#ae
?.
gluteus
superior
femoris
/ Piriformis Permukaan
anterior
sacrum
Throchantor
mayor
femoris
otasi
lateral
?.
Sacralis "
dan ""
0 !bturatorius
internus
Permukaan
dalam
membrana
abturatoria
Tepian atas
throchantor
mayor
femoris
otasi
lateral
Ple#us
sacralis
Tabel ../
!tot Tuang 8edial Paha
N$ #t$t Regi$ Inserti$ &ungsi Iner'asi
$ 8. 6racilis amus
interior ossis
pubis dan
ossis ischi
Tuberositas
tibia
dibelakang
Adduktor
fle#or, hip
fle#or dan
internal
rotator
tungkai
ba'ah
amus
anterior ?.
obturatoria
4.(/
. 8. adduktor
langus
Dataran
anterior
ramus
superior
ossis pubis
8. sartorius
labium
medial linea
aspera $%&
medial
amus
anterior ?.
Abtoratorium
4.(&
Adduktor,
fle#or hip
& 8. adduktor
bre)is
4ateral
ramus
interior ossis
pubis
4abium
medial linea
aspera
Adduktor
fle#or,
internal
rotasi hip
amus
anterior
dan
posterior
?.
abturatoria
4.(/
/ 8. adduktor
magnus
Dataran
anterior
ramus
interfior ossi
ischii dan
tuber
ischiadicum
4abium
medial linea
aspera
Adduktor
dan e#tensor
hip
amus
posterior
dan ?.
tibialis dan
4.(0 dan
S$
0 8.
!bturatorius
e#ternus
Datarna
anterior
membrana
abturatoria,
foramen
abturatroium
Fossa
throhantorica
femoris
E#ternal
rotator hip
membantu
e#tensor hip
amus
muscularis
ple#us
sacralis
S$(&
d. Sistem Persyarafan
Sistem persyarafan pada tungkai atas *paha+ dibagi menjadi / yaitu-
$+ ?er)us femoralis
8erupakan cabang terbesar dari pleksus lumbalis. ?er)us ini berisi
dari tiga bagian pleksus anterior yang berasal dari ner)us lumbalis
*4., 4& dan 4/+. ?er)us ini muncul dari tepi lateral psoas di dalam
abdomen dan berjalan ke ba'ah mele'ati m. psoas dan m$iliacus ia
terletak di sebelah fasia illiaca dan memasuki paha lateral terhadap
anterior femoralis dan selubung femoral di belakang ligament inguinal
dan pecah menjadi de)isi anterior dan posterior nervus femoralis
mensyarafi semua otot anterior paha.
.+ ?er)us obturatorius
,erasal dari plexus lumbalis *4., 4& dan 4/+ dan muncul pada bagian
tepi m$ psoas di dalam abdomen, ner)us ini berjalan ke ba'ah dan
depan pada lateral pel)is untuk mencapai bagian atas foramen
abturatorium, yang mana tempat ini pecah menjadi de)isi anterior dan
posterior. De)isi anterior memberi cabang(cabang muscular pada m$
!racilis, m$ adduktor bre)is dan longus. Sedangkan de)isi posterior
mensyarafi articularis guna memberi cabang(cabang muscular kepada
m$obturatorius esternus, dan adduktor ma!nus.
&+ ?er)us gluteus superior dan inferior
9abang nervus sacralis meninggalkan pel)is melalui bagian atas, dan
ba'ah foramen ischiadicus majus di atas m$ piriformis dan mensyarafi
m$!luteus medius dan minimus serta maximus.
e. Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darah tungkai atas *paha+
Di sini akan dibahas sistem peredaran darah dari sepanjang tungkai atas
atau paha yaitu pembuluh darah arteri dan )ena.
$+ Pembuluh darah arteri
Arteri memba'a darah dari jantung menuju saluran tubuh dan arteri
ini selalu memba'a darah segar berisi oksigen, kecuali arteri
pulmonale yang memba'a darah kotor yang memerlukan oksigenisasi.
Pembuluh darah arteri pada tungkai antara lain yaitu-
a+ Arteri femoralis
Arteri femoralis memasuki paha melalui bagian belakang li!ament
in!uinale dan merupakan lanjutan arteria illiace externa, yang
terletak dipertengahan antara S"AS *spina illiaca anterior
superior+ dan sympiphis pubis. *rteria femoralis merupakan
pemasok darah utama bagian tungkai, berjalan menurun hampir
bertemu ke tuberculum adductor femoralis dan berakhir pada
lubang otot magnus dengan memasuki spatica poplitea sebagai
arteria poplitea.
b+ Arteria profunda femoralis
8erupakan arteri besar yang timbul dari sisi lateral arteri femoralis
dari tri!onum femorale. "a keluar dari anterior paha melalui bagian
belakang otot adductor, ia berjalan turun diantara otot adductor
brevis dan kemudian teletak pada otot adduktor ma!nus.
c+ Arteria obturatoria
8erupakan cabang arteri illiaca interna, ia berjalan ke ba'ah dan
ke depan pada dinding lateral pelvis dan mengiringi nervus
obturatoria melalui canalis obturatorius, yaitu bagian atas
foramen obturatum.
d+ Arteri poplitea
Arteri poplitea berjalan melalui canalis adduktorius masuk ke
fossa bercabang menjadi arteri tibialis posterior terletak dalam
fossa poplitea dari fossa lateral ke medial adalah nervus tibialis,
vena poplitea, arteri poplitea.
.+ Pembuluh darah )ena
Pembuluh darah )ena pada tungkai antara lain-
a+ Aena femoralis
+ena femoralis memasuki paha melalui lubang pada otot adduktor
ma!nus sebagai lanjutan dari vena poplitea, ia menaiki paha mula(
mula pada sisi lateral dari arteri. <emudian posterior darinya, dan
akhirnya pada sisi medialnya. "a meninggalkan paha dalam ruang
medial dari selubung femoral dan berjalan dibelakang li!amentum
in!uinale menjadi vena iliaca externa.
b+ Aena profunda femoralis
+ena profunda femoris menampung cabang yang dapat disamakan
dengan cabang(cabang arterinya, ia mengalir ke dalam )ena
femoralis.
c+ Aena obturatoria
+ena obturatoria menampung cabang(cabang yang dapat
disamakan dengan cabang(cabang arterinya, dimana mencurahkan
isinya ke dalam vena illiaca internal.
d+ Aena saphena magna
8engangkut perjalanan darah dari ujung medial arcus venosum
dorsalis pedis dan berjalan naik tepat di dalam malleolus medialis,
venosum dorsalin vena ini berjalan di belakang lutut, melengkung
ke depan melalui sisi medial paha. "a bejalan melalui bagian ba'ah
n$ saphensus pada fascia profunda dan bergabung dengan vena
femoralis.
B. PA#L#(I
8ekanisme terjadinya fraktur dapat terjadi akibat- $+ peristi'a trauma
tunggal, .+ tekanan yang berulang ulang, &+ kelemahan abnormal pada tulang,
dalam kasus fraktur femur seperti!a dextra kemungkinan mekanisme terjadinya
fraktur ada dua cara, yaitu karena trauma maupun kecelakaan langsung yang
mengenai tungkai atas pada batang femur, sehingga mengakibatkan perubahan
posisi pada fragmen tulang *,loch, $:31+.
$. "nsiden
Dimana kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu faktor penyebab
terjadinya trauma rata(rata setiap penduduk 1> juga penduduk Amerika
Serikat mengalami trauma dan 0>C memerlukan tindakan medis, &,1 juta
*$.C+ membutuhkan pera'atan di rumah sakit didapatkan &>> juta orang
diantaranya menderita kecacatan yang menetap *$C+ dan 3,2 juta orang
menderita kecacatan sementara *&>C+. Sedang di "ndonesia tercatat kurang
lebih lebih $. ribu orang pertahunnya mengalami kecelakaan lalu lintas,
dilihat dari banyaknya kecelakaan sebagai akibatnya selain kematian adalah
kondisi patah tulang atau fraktur *asjad, $::3+.
.. Perubahan Patologi atau Patofisiologi
Tulang bersifat terlalu rapuh, namun cukup mempunyai kekuatan dan
daya tahan pegas untuk menahan tekanan, tulang yang mengalami fraktur,
biasanya diikuti kerusakan jaringan sekitarnya. Fraktur ini suatu permasalahan
yang kompleks karena pada fraktur tersebut tidak dilukai luka terbuka,
sehingga dalam mereposisi fraktur tersebut perlu pertimbangan dengan fiksasi
yang baik agar tidak timbul komplikasi selama reposisi. Penggunaan fiksasi
yang tepat yaitu dengan internal fiksasi jenis plate and scre). Dilakukan
operasi terhadap tulang ini bertujuan mengembalikan posisi tulang yang patah
ke normal atau posisi tulang sudah dalam keadaan sejajar sehingga akan
terjadi proses penyambungan tulang, yang menurut *Appley, onald, $::0+.
Stadium penyembuhan fraktur melalui beberapa tahap antara lain dapat dilihat
pada tabel-
Tabel ..0 Tahap(tahap atau proses penyembuhan tulang
Dematoma Proliferasi <alsifikasi <onsolidasi emodeling
Tulang Tulang patah
mengenai
pembuluh
darah
Terbentuk
hematoma di
sekitar
pepatahan
Dematoma
dibentuk
jaringan
lunak di
sekitarnya
Permukaan
tulang yang
patah tidak
mendapatkan
supplay
,erlangsung
selama./
jam setelah
Sel(sel
periosteum
dan
endosteum
paling
menonjol
pada tahap
proliferasi
Proliferasi
dari sel(sel
dalam
periosteum
yang
menutupi
fraktur, sel(
sel ini
merupakan
tumbuhnya
osteoblast
Akan
melepaskan
unsur(unsur
intraseluler
Earingan
seluler yang
keluar dari
masing(
masing
fragmen
yang sudah
matang
Sel(sel
memberi
perlengkapan
untuk
osteoblast.
9ondoblast
membentuk
callus yang
belum masak
dan
membentuk
jendolan.
Adanya
rigiditas
9allus yang
belum
masak akan
membentuk
callus
,erlangsung
bertahap
dan
berubah(
ubah
Adanya
akti)itas
osteoblast
menjadi
tulang lebih
kuat dan
masa
strukturnya
berlapis(
lapis
,erlangsung
setelah $.(
Tulang
menyambung
atau
membentuk
baik dari luar
maupun dari
dalam canalis
medularis.
!steoblast
mengabsorbsi
pembentukan
tulang yang
lebih.
,erlangsung
selama ./
minggu
sampai $
tahun
terjadi
perpatahan
dan
kemudian
menjadi
fragmen
lain
,erlangsung
selama &(/
hari
pada fraktur
,erlangsung
selama 1($.
minggu
$/ minggu
Tabel ..1 Tahap(tahap atau proses penyembuhan otot
Peradangan Pr$liferasi Rem$deling
!tot adang adalah
mekanisme
pertahanan diri
pada otot yang
terluka.
eaksi radang
menyebabkan
musnahnya agen
yang
membahayakan
dan mencegah
penyebaran yang
luas.
adang juga
menyebabkan
jaringan yang
cidera diperbaiki
atau diganti yang
baru.
Terjadinya perbaikan jaringan
epitelium dan jaringan
penghubung *connectifity+.
Epitelium adalah lapisan yang
membentuk epidemis kulit
dan lapisan permukan
mukosa.
Earingan penghubung adalah
jaringan yang terdapat pada
jaringan ekstra selular.
Fibriobrasi akan berguna pada
daerah yang mengalami
peradangan dengan
membentuk fibrin, lalu akan
membentuk jaringan parut
yang akan menyokong tensil
strength untuk perbaikan.
Disaat yang bersamaan sel
endotel baru berkembang.
Terjadi
pembentukan
matrik jaringan
connecti)e dan
sebagai fase
penguatan
jaringan parut,
jaringan kolagen
dilepaskan oleh
fibriosis serta
jaringan
connecti)e
masih bersifat
lunak.
!rganisasi
sejajar masih
terbentuk pada
permukaan luka
sehingga akan
Tanda(tanda
radang- ,engkak
*tumor+, ber'arna
kemerahan
*rubon+, panas
*kalor+, gangguan
gerak *fungsiolesi+
Setelah berlangsung selama 2
hari degenerasi protein
miofibril akan berlangsung
secara perlahan(lahan yang
diikuti dengan serangan
phagocytic.
Sel(sel otot yang mati akan
berpindah.
memelihara
tensil strength.
?amun kekuatan
ma#imum dari
jaringan parut
hanya 2>C dari
jaringan normal.
Tabel ..2 Tahap(tahap atau proses penyembuhan kulit
Radang P$liferasi Ci)atrik
<ulit Pada ./ jam pertama
akan mengalami reaksi
radang yang mendadak.
Dal(hal di ba'ah
merupakan kejadian
hislogik yang terjadi /3
jam pertama
penyembuhan luka.
3 jam, meluasnya area
jaringan yang
mengalami nekrosis
pada kedua sisi sayatan.
$1 jam epitelium yang
terletak antara jaringan
yang masih hidup
dengan jaringan
nekrotik mengalami
Setelah &(: hari epitel
akan menutup kembali
keratin dan meluasnya
permukaan luka yang
berkembang.
Epidermis yang
berhubungan dengan
selokan berkurang
karena mutasi atau
perpindahan, dari
fibrobast dan terisi oleh
jaringan granulasi,
jaringan granulasi
tersusun dari
epitelialossel.
Fibroblast yang
melepaskan collagen
8erupakan
fase
pembentukan
jaringan parut
permanen
jaringan parut
tersebut akan
berkonstruksi
dan pembuluh
darah yang
terdapat
didalamnya
akan
dilenyapkan,
sehingga
jaringan parut
berubah putih,
penebalan ./ jam ke .,
epitel yang berasal dari
jaringan epitel yang
masih hidup dan
berin)asi mendekatkan
ke . ujungnya.
/> sampai /3 jam
kedua, epitel tersebut
akan bertemu dan
membuang nekrotik
dari lapisan jaringan
yang keraktiosa, lalu
keduanya bergabung
dan menyatu di ba'ah
luka dengan
memutuskan hubungan
pada luka yang
bertujuan mengeluarkan
perompeng.
yang digunakan untuk
pembentukan bekas
luka dan kapiler
membantu terbentuknya
jaringan parut yang
kemerahan.
Earinan garnulasi akan
terbentuk berdasarkan
terjadinya luka.
Sebelum permukaan
epitel tersebut
terbentuk, jaringan
granulasi yang baru
bergabung dengan
fibroblast dan kapiler
akan berangsur pulih.
4alu secara berangsur(
angsur akan terjadi
konstruksi pada luka
dipermukaan epitelium.
colagen
menjadi kuat,
bekas luka
tidak bisa
dihilangkan.
,erlangsung
beberapa
minggu
sampai
beberapa
bulan
Tabel ..3 Tahap(tahap atau proses penyembuhan jaringan lunak
*aringan lunak
Peradangan Siklus perlukaan menyebabkan reaksi dari jaringan
mengakibatkan merusak sel karena trauma, infeksi,
ischemia, sekunder atau agen fisik.
eaksi radang untuk memulai proses healing, tetapi proses
healing tidak terjadi sampai reaksi peradangan reda.
Dengan dimulainya respon peradangan maka siklus
perlukaan telah terlihat
Dalam persendian dan struktur peri artikuler reaksi
jaringan mengarah kepada reaksi yang berlebihan,
syno)ial menjadi hipertensi, kadang hematrosis dan
akhirnya proses ini tidak terle'ati akan terjadi degenerasi.
Earingan lunak lainnya reaksi salah satunya adalah oedem
dan kadang disertai hemorage.
Perubahan ini membuat peradangan mengarah pada nyeri
dan protektif spastik
Pembekuan Dengan adanya luka yang diikuti pendarahan dan
)asokontriksi pada pembuluh darah.
8ekanisme pembekuan, biasanya selesai selama 0 menit
tetapi dapat memakan ./ sampai &3 jam
Tromboplastin, tromboplastin *plasma protein+ menjadi
trombin dibantu en;im trombo plastin dan lonca trombin
serta fibrinogen bergabung membentuk fibrin yang
akhirnya fibrin bersama platelest menjadi bekuan darah.
econstitution
of communty
Dengan istirahat dan terapi yang adekuat akan
mempercepat penanganan sehingga respon penyembuhan
dapat terjadi.
,erpengaruh terhadap perbaikan, regenerasi, hypertrophy,
pengurangan nyeri, pengembalian !8, menjadikan
jaringan normal, perbaikan kekuatan, perbaikan pola
gerakan normal
Tabel ..: Tahap(tahap atau proses penyembuhan syaraf
"+araf *aringan lunak
Proses penyembuhan neufibril bagian proksimal cidera
menuju distal.
Pembentukan selubung myelin dari selubung chutan terus
berkembang, neurofibril tumbuh di sekeliling protoplasma.
Pertumbuhan ini terjadi $ mm%hari.
,ila selubung myelin sembuh sempurna maka fungsi syaraf
akan pulih.
Tanda a'alnya bila disentuh akan terasa nyeri pada syaraf.
Proses perbaikan syaraf tergantung dari-
Panjang luas yang mengalami cidera, teknik pembedahan,
lama 'aktu penyembuhan
&. 6ejala dan Tanda <linik
Pada kondisi post operasi fraktur femur seperti!a medial dextra maka akan
timbul gejala(gejala sebagai berikut, yaitu-
a. Permasalahan pada saluran pernafasan
Anastesi yang digunakan saat operasi bersifat sebagai ;at iritan sebagai
reflek batuk tertekan dan karenanya pengeluaran sekresi menjadi sulit.
<arena lemahnya reflek batuk dan sistem sekresi karena tindakan
pembiusan menyebabkan pasien mengantuk dan lemah sehingga proses
pembuangan sekresi terganggu.
b. ?yeri, ditimbulkan oleh rangsangan respon sensorik tubuh oleh karena
kerusakan jaringan *sekitar bekas operasi tungkai kanan+ dapat disebabkan
juga karena adanya oedema.
c. ,engkak, timbul oleh karena pecahnya pembuluh darah arteri yang
menyertai pelaksanaan operasi sehingga aliran darah menuju jantung tidak
lancar, maka timbul bengkak di sekitar incisi.
d. Eritema, adanya 'arna kemerahan pada kulit di daerah yang terinfeksi
disebabkan adanya pembengkakan. Eumlah cairan darah di ba'ah secara
berlebihan akibat rusaknya pembuluh darah.
e. Peningkatan suhu lokal, peningkatan suhu atau panas yang terjadi
bersamaan dengan kemerahan, dalam keadaan normal suhu kira(kira &2
o
9
kaki pada daerah yang ada fiksasi atau bekas operasi menjadi lebih panas.
,$m-likasi
onald *$::/+ mengemukakan bah'a komplikasi fraktur yang berkenaan dengan
kasus ini, antara lain - $+ ,on union, yaitu ketidaksambungan tulang, .+ -al
union, adalah penyambungan tulang yang tidak sempurna, &+ Delayed .nion,
adalah keterlambatan penyambungan tulang, /+ /epsis atau ikut teralirnya suatu
baksil pada sirkulasi darah sehinga menyebabkan infeksi, 0+ /tiff 0oint atau
kekuatan pada sendi.
Bagaimana fraktur ter!adi.
Tulang bersifat relatif rapuh, namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas
untuk menahan tekanan. Fraktur dapat terjadi akibat- $+ peristi'a trauma tunggal,
.+ Tekanan yang berulang(ulang, atau &+ kelemahan abnormal pada tulang
*fraktur patologik+.
&raktur akibat -eristi/a trauma
Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba(tiba dan berlebihan,
yang dapat berupa pemukulan, pemuntiran atau penarikan.
,ila terkena kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena,
jaringan lunak juga pasti rusak. Pemukuan *pukuran sementara+ biasanya
menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnyaF
penghancuran kemungkinan akan menyebabkan fraktur kominutif disertai
kerusakan jaringan lunak yang luas *Appley, $::0+.
,ila terkena kekuatan yang tidak langsung tulang dapat mengalami fraktur pada
tempat tang jauh dari tempat yang terkena kekuatan ituF kerusakan jaringan lunak
di tempat fraktur mungkin tidak ada *Appley, $::0+.
<ekuatan dapat berup- $+ pemuntiran, yang menyebabkan fraktur spinalF .+
penekukan, yang menyebabkan fraktur melintangF &+ penekukan dan penekanan,
yang mengakibatkan fraktur yang sebagian melintang tetapi disertai fragmen
kupu(kupu berbentuk segitiga yang terpisahF */+ kombinasi dari pemuntiran,
penekukan dan penekanan, yang menyebabkan fraktur oblik pendek, atau 0+
penarikan, dimana tendon atau ligament benar(benar menarik tulang sampai
terpisah *Appley, $::0+.
*enis0!enis &raktur
$+ ,erdasarkan dengan dunia luar
a. Fraktur tertutup
Fraktur tertutup adalah fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh,
tulang tidak menonjol melalui kulit dan relatif lebih aman.
b. Fraktur terbuka
Fraktur terbuka adalah fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya
hubungan dengan lingkungan luar, sehingga fraktur terbuka potensial
terjadi infeksi osteomielitis.
Fraktur terbuka dibagi menjadi & grade, yaitu-
6rade $- terobeknya kulit dengan sedikit kerusakan jaringan
6rade .- seperti grade $ dengan memar pada kulit dan otot
6rade &- luka sebesar 1(3 cm dengan kerusakan pembuluh darah, saraf,
otot dan kulit.
.+ ,erdasarkan bentuk patah tulang
a. %raktur complete yaitu pemisahan tulang menjadi . fragmen
b. %raktur incomplete yaitu patah bagian dari tulang tanpa adanya
pemisahan.
c. %raktur comminate yaitu fraktur lebih dari $ garis fraktur, fragmen tulang
patah menjadi beberapa bagian.
d. Impacted fraktur yaitu salah satu ujung tulang menancap ke tulang
didekatnya
&+ ,erdasarkan garis patahnya
a. 1reen stick yaitu retak pada sebelah sisi tulang, sering terjadi pada anak(
anak dengan tulang lembek.
b. 2ransverse yaitu patah tulang pada posisi melintang.
c. "on!itudinal yaitu patah tulang pada posisi memanjang
d. Obli&ue yaitu garis patah miring
e. /piral yaitu garis patah melingkar tulang

Anda mungkin juga menyukai