Anda di halaman 1dari 5

Acute Abdomen pada Anak

Nyeri abdominal berat yang berakhir lebih dari 6 jam pada pasien yang sebelumnya sehat
biasanya membutuhkan pembedahan, evaluasi dan dukungan yang diindikasikan.
Nyeri Abdomen akut pada anak menampakkan dilemma dalam diagnostic. Masalah medis yang
paling sering adalah gastroenteritis akut, meskipun penyebab yang lebih serius harus
disingkirkan. Dngan ini, klinisi harus mensintesis riwayat dan data fisik dengan pertimbangan
anatomis dan fisiologik.
ETIOLOGI
Nyeri abdominal diffuse dihasilkan satu dari beberapa proses. Viskus yang rupture menghasilkan
peritonitis dengan rebound, dan distensu, biasanya ditemani dengan sepsis dan shock. Distensi
abdomen dengan suara high-pitch dan rebound yang minimal dihasilkan dari obstruksi intestinal.
Penyakit sistemik dapat memproduksi pola yang diffuse. Nyeri yang mendadak dalam insetnya
dapat terkait dengan perforasi, intussusceptions, kehamilan ektopik, atau torsi, dimana pola yang
jelas dikaitkan dengan appendicitis, pancreatitis, atau kholesistitis. Nyeri kolik biasanya terkait
dengan abnormalitas intestinal sebagaimana halnya dengan jalur bilier, duktus pankreatikus,
uterus, atau tuba fallopi.
Nyeri biasanya teralih. Keterlibatan diafragma dari entitas seperti pneumonia basiler, abses
subphrenic, pleurisy, peritonitis, atau penyakit limpa, kandung empedu atau hati dapat
menyebabkan nyeri bahu, dimana dapat menjadi bilateral jika segmen median diafragma
teriritasi.
Nyeri testis juga dapat menunjukkan abnormalitas renal atau appendiks. Keluhan dari nyeri
punggung dapat merupakan nyeri alih dari hematoma retroperitoneal, pancreatitis, atau uterine
atau penyakit rectal. Abses pelvis dapat tidak menyebabkan peritonitis yang diffuse dikarenakan
tidak adanya inervasi sensorik relative dalam region tersebut.
Pertimbangan diagnostic yang utama bervarasi dengan umur anak. Pada infant, gastroenteritis
akut lebih sering, tetapi lebih esensial untuk menyingkirkan intususepsi, volvulusm perforasi
viskusm hernia inkarserasi, kolik dan penyakit Hirschsprungs. Pada anak pre sekolah penyebab
mendasar yang paling sering menyebabkan nyeri abdomen akut adalah gastroenteritis akut,
infeksi traktus urinarius, trauma, pneumonia, sindrom virus, dan konstipasi.
Anak usia sekolah seringkali mempunyai gastroenteritis akut, infeksi traktus urinarius, trauma,
appendicitis, entitas ginekologis seperti penyakit inflamasi pelvis/pelvic inflammatory disease
(PID) atau kehamilan ektopik. Penyakit usus inflamasi/inflammatory bowel disease, nyeri
fungsional, konstipasi, atau sindrom virus berkaitan dengan nyeri.
Penemuan Diagnostik
Riwayat harus dijabarkan nyeri akutnya dan perkembangan dari nyerinya serta waktunya,
kualitas, lokasi, keberatan radiasinya dan efeknya pada aktivitas. Faktor yang memperburuk atau
mengurangi nyeri dapat memberikan petunjuk. Potensiasi untuk nyeri alih juga harus
dpertimbangkan. Jika nyeri tersebut bersifat recurrent, kejadian yang mengelilingi episode awal
dan nyeri berlanjut yang alami harus digambarkan. Respon terhadap ujicoba terapetik seperti
antasida seringkali memfokuskan pada proses penyakit yang spesifik.
Dikaitkan dengan muntah, diare, mual, disuria, fruekuensi, gangguan vagina, dan tanda dan
gejala sistemik lain harus secara hati-hati harus diperiksa. Riwayat menstruasi juga harus
dijabarkan. Kejadian berlanjut seperti pelatihan toilet, stress di rumah atau disekolah, dan trauma
dapat menjadi sebuah kontribus. Hal sekunder dari nyeri abdominal dapat membutuhkan
perhatian.
Pemeriksaan fisik harus termasuk tanda-tanda vital (termasuk respon orthostatic), temperature,
dan penilaian keseluruhan dari penampilan dan status hidrasi pasien. Dada juga harus diperiksa.
Abdomen harus diauskultasi untuk menilai suara usus dan kemudian dipalpasi untuk massa dan
bukti adanya rebound, distensi, tanda psoas atau obturator. Hiperestesia mengindikasikan
inflamasi peritoneum parietal. Pemeriksaan rectal, dengan uji specimen untuk darah samar dan
leukost polmorfonuklear, diindikasikan pada kebanyakan pasien. Pemeriksaan pelvis harus
dilakukan pada semua pasien wanita yang puber dengan nyeri abdominal bawah atau setiap
adanya tanda penyakit pelvis.
Evaluasi laboratorium harus termasuk urinalisis pada semua pasien dan , mereka dengan nyeri
yang berat, hitung darah lengkap dan pengukuran elektrolit serta gula darah. Kultur gonorrhea
dan pap smear harus dlakukan jika pemeriksaan pelvis dilakukan. Foto abdominal (supine dan
upright serta foto dada lateral dan posteroanterior dapat menolong. Radiografi abdominal
seringkali menolong pada pasien dengan tanda peritoneal, atau suara abdomen yang abnormal.
Jika ada abnormalitas yang signifikan dan evaluasi diagnostic lebih jauh diindikasikan, studi lain
yang berguna dan dapat dipertimbangkan adalah erythrocyte sedimentation rate (ESR), amylase
concentration, liver function tests (LFTs), pregnancy test, peritoneal lavage, ultrasound,
computed tomography (CT), esophagoscopy, dan studi contrast, termasuk intravenous pyelogram
(IVP), serial upper gastrointestinal (GI), studi barium enema dan kholesistogram.
Penyebab Pembedahan Nyeri Abdominal
Appendicitis Akut
Insiden dari appendicitis akut tidak diketahui, tetapi penyakiit ini tetap sering dan seringkali
termasuk dalam diagnosis. Nyeri periunmbilicus yang bergerak ke fossa iliaka kanan dalam
beberapa jam dan disertai dengan mual dan demam merupakan gejala klasik. Distensi, dan
rebound dimana memburuk di fossa iliaka kanan merupakan tanda fsik yang penting. Ketika
semua gejala dan tanda ini ada, ada suatu kebutuhan kecil untuk investigasi dan terapinya adalah
appendicectomy. Profilaksis dalam melawan thrombosis vena adalah penting dan antibotik
sesuai diberikan sebelum operasi diketahui telah mengurangi insidensi dari komplikasi sepsis
selanjutnya.
Laparoscopy bernilai ketika diagnosisnya tidak jelas, terutama pada wanita muda angka
appendicectomy dengan appendiks yang normal adalah tinggi. Pemindahan laparoskopik
appendiks juga memungkinkan. Apapun metode appendicectomy diadopsi, minum dsertai
dengan makan dapat dilakukan dalam beberapa jam kemudian. Kebanyakan pasien tinggal
dirumah sakit selama 24 hingga 48 jam.
Nyeri abdomen non spesifik.
Tiga dari setiap 10 pasien yang dimasukkan ke dalam ruang pembedahan dengan nyeri abdomen
akut dikeluarkan tanpa diagnoss. Hal ini tidak berart tidak adanya nyeri atau tidak adanya
penyebab. Appendisitis akut dapat terkadang menyembuh.
Acute cholecystitis
Hal ini mudah untuk didiagnosis, terutama dengan bantuan pemeriksaan ultrasound. Tirah
baring, cairan intravena, dan kebanyakan pasien, antibiotic akan membuat inflamasi untuk
menyembuh. Jika tidak ada perkembangan, kandung empedu harus ddrainas baik secara percutan
ataupun pembedahan. Dalam banyak keadaan cholesistostomi harus dilakukan pada daftar
operasi berikutnya yang tersedia.
Obstruksi Intestinal
Nyeri abdominal, distensi abdominal, muntah dan konstipasi merupakan tanda dan gejala yang
menyerupai obstruksi. Adhesi, hernia, dan kanker dari usus yang besar merupakan penyebab
yang sering. Obstruksi dikarenakan adhesi terkadang akan menyembuh sendiri selama terapi
dengan cairan intravena dan suction nasogastrik. Hernia terkadang dapat dikurangi. Pada
kebanyakan situasi lain, pembedahan dibutuhkan setelah resusitasi yang diperlukan.
Perforasi Ulkus Peptikum
Pembedahan untuk menutup perfotasi dan untuk melavasi kavitas peritoneal merupakan terapi
standar. Keuntungan pasien nanti dari rerapi untuk menekan sekresi asam dan mengeliminasi
Helicobacter pylori.
Diverticulitis
Hal ini menampakkan nyeri dan distensi di fossa iliaca kiri ditemani dengan demam. Diagnosis
dapat dengan mudah dikonfirmasi dengan computed tomography jika diperlukan. Tirah baring,
cairan intravena, dan antibiotic merupakan terapi standar. Ketika perforasi kolon timbul, dan hal
ini dapat mengejutkan karena diam-diam, reseksi usus dan kolostomi sementara akan
dibutuhkan.
Acute pancreatitis
Penyakit ini banyak tingkahnya dan dapat berkomplikasi terhadap kondisi pembedahan atau
medis lain. Terapi dengan cairan intravena dan analgesia. Computed tomography akan
mengkonfirmaskan diagnosis yang dicurigai dan juga menolong dalam managemen komplikasi
seperti abses pancreatic atau pseudocyst.
Penyebab Medis Nyeri Abdomen
Pneumonia
Pneumonia dapat menimbulkan nyeri abdomen alih pada anak muda dan dewasa terutama
berkomplikasi dengan pluerisi diafragma. Terkadang pneumonia dihasilkan dari inflamasi
dibawah diafragma dan adalah penting untuk menangani kedua kondisi medis ini.
Hepatitis
Kholestasis intrahepatic akibat obat, hepatitis virus, atau alcohol dapat membingungkan dengan
kholangitis dikarenakan obstruksi ekstrahepatik. Jika duktus biliaris tidak berdilatasi pada
pemeriksaan ultrasound 1 minggu setelah onset jaundice maka obstruksi duktus yang besar
kemungkinan bukan merupakan penyebabnya.
Herpes zoster
Nyeri berat persisten dengan ruam pada herpes zoster. Ketika satu dari thorak bawah atau
dermatom lumbal atas terlibat pasien akan merasakan nyeri abdominal. Diagnosis biasanya tidak
memungkinkan sebelum ruam timbul dan jelas kali ketika ada.
Drugs
Digoxin, non-steroidal analgesics, laxatives, dan obat dimana menyebabkan konstipasi dapat
menyebabkan nyeri abdomen. Pertamanya adalah mual, muntah dan kemudian nyeri abdomen
Gastroenteritis
Kolik berat terkadang menampakkan gejala gastroenteritis. Diare dan muntah ada serta diagnosis
jarangkali sulit. Pasien harus diisolasi segere setelah diagnosis dicurigai dan kultur feses harus
dilakukan segera mungkin.
Diabetes mellitus
Anak dengan diabetes tipe 1 dapat mengeluhkan nyeri abdominal. Mereka selalu ketotik dan
hiperglikemik dan diagnosis dibuat dengan mencium pasien saat bernafas. Seorang ahli bedah
harus memeriksa bahwa beberapa focus septic bukan merupakan penyebab mendasar dan
meminta pasien secara segera ke klinisi
MANAGEMENT
Management dari pasien dengan nyeri abdominal harus merefleksikan keparahan, keakutan, dan
penyebab yang mungkin. Pasien yang harus dilihat lebih awal termasuk prolonged, nyeri yang
berat, temperature tinggi (>39 C), menangis dan meraung dengan nyeri, trauma yang berkaitan,
dehidrasi potensial, takipneu; pasien dengan demam lebih lama (>2hari) dimana progressi
penyakit lebih nyaman jika berbaring harus dilihat sebagai dasar urgensi. Observasi dapat
merupakan pilihan yang penting.
Banyak pasien dengan nyeri lebih lama, teerutama dengan mual, muntah atau diare, mempunyai
deficit cairan dan keuntungan dari hidrasi intravena selama proses evaluasi. Dekompressi
lambung (nasogastric tube) juga dapat menolong. Konsultasi pembedahan harus dilhat untuk
semua pasien dengan nyeri berat dan penemuan pemeriksaan abdomen yang signifikan.
Penghilang nyeri dapat diberikan setelah konsultasi. Uji coba terapteik antacid dapat berguna
jika gastritis atau oesophagitis dicurigai.
Observasi
Kebanyakan pasien yang timbul nyeri akut abdpmen pada instalasi medis akan membutuhkan
opini dari ahli bedah yang berpengalaman. Jika tidak ada segera dengan cepat maka pasien harus
ditempatkan dibawah pengawasan dan ditinjau dalam interval yang sering.
Penghilang sakit
Analgesia menekan tanda abdominal dan terbaik tidak diberikan setelah diagnosisnya dibuat.
Bagaimanapun, seorang ahli bedah dapat mengizinkan untuk secara diagnosis mengacaukan efek
analgetik yang diberikan untuk mengetahui obat apa yang telah diberikan dan kapan pasien
sebaiknya diberikan analgetik ketika dibutuhkan.
Antibiotics
Menangani nyeri abdomen tak terdiagnosa dengan antibiotic tidak direkomendasikan. Mereka
sangat jarang sembuh.
Resusitasi
Pasien yang membutuhkan operasi abdomen harus tidak diberikan makanan atau minum melalui
mulut dan harus diresusitasi dengan cairan intravena yang diperlukan. Akan ada keterlambatan
minimum untuk pembedahan dibawah anastesia umum yang diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
1) Attard AR, Corlett MJ, Kidner NJ et al: Safety of early pain relief for acute abdominal pain,
BMJ 305:554, 1997.
2) Miltenburg DM, Schaffer R, Breslin T et al: Changing indications for pediatric
cholecystectomy, Pediatrics 105:1250, 2000.
3) Reef S, Sloven DG, Lebenthal E: Gallstones in children, Am J Dis Child 145:105, 1991.
4) Rothrock SG, Green SM, Hummel CB: Plain abdominal radiography in the detection of major
disease in children: a prospective analysis, Ann Emerg Med 21:1423, 1992.
5) Britton J (2000). The acute abdomen. In: Morris PJ, Wood WC, eds. Oxford textbook of
surgery, 2nd edn, 182342. Oxford University Press, Oxford. [A more detailed account of the
diagnosis and treatment of acute abdominal pain.]
6) de Dombal FT (1991). Diagnosis of acute abdominal pain, 2nd edn. Churchill Livingstone,
Edinburgh. [A compilation of scientific studies of abdominal pain completed over 20 years.]
7) Martin RF, Rossi RL, eds (1997). Abdominal emergencies. Surgical Clinics of North
America, 77, 1226470. [An up-to-date series of articles on the diagnosis and management of the
acute abdomen with an American perspective.]

Anda mungkin juga menyukai