Nama Kelompok : 1. Muhammad Jodi Setianto 2. Diko Anggalih Utomo 3. Marina Kurnianingsih 4. Mela Nugrahayuningtyas 5. Syarifuddin 6.
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Allah SWT karena atas rahmatnya makalah ini dapat terselesaikan.Semoga makalah ini dapat berguna untuk khalayak umum.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Perlindungan Konsumen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret. Akhir kata saya ucapkan terima kasih atas dukungannya sampai makalah ini terselesaikan.Semoga bermanfaat untuk kita semua.
Surakarta, 20 Mei 2013
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Islam adalah kepercayaan yang paling sempurna. Islam mengatur segala hal yang mengatur tentang kehidupan manusia sebagai khalifah di bumi. Segala yang diatur itu terangkum dalam bentuk satu kesatuan yang disebut sebagai hukum islam. Hukum islam mempunyai banyak bentuk yang tertulis baik yang ada di Al Quran ataupun Al hadist. Keduanya memuat dasar-dasar hukum islam yang diturunkan berupa wahyu dari Allah SWT kepada para nabi dan Rasulullah. Alhadist didapatkan oleh para sahabat nabi melalui kehidupan yang dijalani oleh nabi maupun kebiasaan-kebiasaan yang baik oleh para nabi agar dapat dicontoh oleh para khalifah yang lain. Segala macam keteladaan nabi dapat dijadikan penyelamat kehidupan seorang khalifah baik kehidupan di dunia maupun di ahkerat. Hukum islam memiliki formulasi yang sempurna dan dapat diterapkan sesuai perkembangan kehidupan. Moderrnisasi yang terus maju dengan pesatpun dapat diselaraskan dengan hukum islam. Karena sesungguhnya hukum islam bersifat fleksibel terhadap perkembangan tersebut. Sebagai bukti nyatanya adalah adanya khalifah yang selanjutnya disebut sebagai imam. Imam tersebut menuangkan pemikiran-pemikiran sebagai cendikiawan islam secara rasional namun tidak keluar dari dasar hukum islam yang paling fundamental yaitu Al Quran dan Al Hadist. Cara berpikir ini menarik kesimpulan berupa ajaran atau ahkirnya sama seperti kiblat dalam hukum islam tersebut. Mazhab-mazhab ini terbagi sesuai dengan siapa yang mengemukannya. Di antara tonggak penegang ajaran Islam di muka bumi adalah muncul beberapa mazhab raksasa di tengah ratusan mazhab kecil lainnya. Keempat mazhab itu adalah Al- Hanabilah, Al-Malikiyah, Asy-Syafiiyah dan Al-Hanabilah. Sebenarnya jumlah mazhab besar tidak hanya terbatas hanya 4 saja, namun keempat mazhab itu memang diakui eksistensi dan jati dirinya oleh umat selama 15 abad ini. Keempatnya masih utuh tegak berdiri dan dijalankan serta dikembangkan oleh mayoritas muslimin di muka bumi. Masing-masing punya basis kekuatan syariah serta masih mampu melahirkan para ulama besar di masa sekarang ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah mazhab dalam hukum islam itu? 2. Apa saja macam-macam mazhab di dalam formulasi hukum islam?
C. Tujuan Penulisan Makalah ini dibuat agar khalayak dapat mengetahui serta memahami bagaimana formulasi dan sistem hukum Islam para imam-imam mazhab, sehingga dapat menyimpulkan perbedaan diantara mereka. Dan dapat bermanfaat bagi pembaca sehingga memberikan ilmu yang berguna.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pembahasan umum tentang mazhab Mazhab adalah istilah dari bahasa Arab, yang berarti jalan yang dilalui dan dilewati, sesuatu yang menjadi tujuan seseorang baik konkrit maupun abstrak. Sesuatu dikatakan mazhab bagi seseorang jika cara atau jalan tersebut menjadi ciri khasnya. Menurut para ulama dan ahli agama Islam, yang dinamakan mazhab adalah metode (manhaj) yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan penelitian, kemudian orang yang menjalaninya menjadikannya sebagai pedoman yang jelas batasan-batasannya, bagian-bagiannya, dibangun di atas prinsip-prinsip dan kaidah- kaidah. Mazhab menurut ulama fiqih, adalah sebuah metodologi fiqih khusus yang dijalani oleh seorang ahli fiqih mujtahid, yang berbeda dengan ahli fiqih lain, yang menghantarkannya memilih sejumlah hukum dalam kawasan ilmu furu'. Ini adalah pengertian mazhab secara umum, bukan suatu mazhab khusus. B. Macam-macam mazhab dalam formulasi hukum islam Berikut sekelumit sejarah keempat mazhab ini dengan sedikit gambaran landasan manhaj mereka.
1. MazhabAl-Hanifiyah. Didirikan oleh An-Numan bin Tsabit atau lebih dikenal sebagai Imam Abu Hanifah. Beliau berasal dari Kufah dari keturunan bangsa Persia. Beliau hidup dalam dua masa, Daulah Umaiyah dan Abbasiyah. Beliau termasuk pengikut tabiin , sebagian ahli sejarah menyebutkan, ia bahkan termasuk Tabiin. Mazhab Al-Hanafiyah sebagaimana dipatok oleh pendirinya, sangat dikenal sebagai terdepan dalam masalah pemanfaatan akal/ logika dalam mengupas masalah fiqih. Oleh para pengamat dianalisa bahwa di antaralatar belakangnya adalah: 1. Karena beliau sangat berhati-hati dalam menerima sebuah hadits. Bila beliau tidak terlalu yakin atas keshahihah suatu hadits, maka beliau lebih memlih untuk tidak menggunakannnya. Dan sebagai gantinya, beliau menemukan begitu banyak formula seperti mengqiyaskan suatu masalah dengan masalah lain yang punya dalil nash syari. 2. Kurang tersedianya hadits yang sudah diseleksi keshahihannya di tempat di mana beliau tinggal. Sebaliknya, begitu banyak hadits palsu, lemah dan bermasalah yang beredar di masa beliau. Perlu diketahui bahwa beliau hidup di masa 100 tahun pertama semenjak wafat nabi SAW, jauh sebelum era imam Al-Bukhari dan imam Muslim yang terkenal sebagai ahli peneliti hadits. Di kemudian hari, metodologi yang beliau perkenalkan memang sangat berguna buat umat Islam sedunia. Apalagi mengingat Islam mengalami perluasan yang sangat jauh ke seluruh penjuru dunia. Memasuki wilayah yang jauh dari pusat sumber syariah Islam. Metodologi mazhab ini menjadi sangat menentukan dalam dunia fiqih di berbagai negeri. 2. Mazhab Al-Malikiyah Mazhab ini didirikan oleh Imam Malik bin Anas bin Abi Amir Al-Ashbahi .Berkembang sejak awal di kota Madinah dalam urusan fiqh. Mazhab ini ditegakkan di atas doktrin untuk merujuk dalam segala sesuatunya kepada hadits Rasulullah SAW dan praktek penduduk Madinah. Imam Malik membangun madzhabnya dengan 20 dasar; Al-Quran, As-Sunnah , Ijma, Qiyas, amal ahlul madinah , perkataan sahabat, istihsan, saddudzarai, muraatul khilaf, istishab, maslahah mursalah, syaru man qablana . Mazhab ini adalah kebalikan dari mazhan Al-Hanafiyah. Kalau Al-Hanafiyah banyak sekali mengandalkan nalar dan logika, karena kurang tersedianya nash-nash yang valid di Kufah, mazhab Maliki justru kebanjiran sumber-sumber syariah. Sebab mazhab ini tumbuh dan berkembang di kota Nabi SAW sendiri, di mana penduduknya adalah anak keturunan para shahabat. Imam Malik sangat meyakini bahwa praktek ibadah yang dikerjakan penduduk Madinah sepeninggal Rasulullah SAW bisa dijadikan dasar hukum, meski tanpa harus merujuk kepada hadits yang shahih para umumnya. 3. Mazhab As-Syafiiyah Didirikan oleh Muhammad bin Idris Asy Syafii . Beliau dilahirkan di Gaza Palestina tahun 150 H, tahun wafatnya Abu Hanifah dan wafat di Mesir tahun 203 H. Di Baghdad, Imam Syafii menulis madzhab lamanya . Kemudian beliu pindah ke Mesir tahun 200 H dan menuliskan madzhab baru . Di sana beliau wafat sebagai syuhadaul ilm di akhir bulan Rajab 204 H. Salah satu karangannya adalah Ar-Risalah buku pertama tentang ushul fiqh dan kitab Al- Umm yang berisi madzhab fiqhnya yang baru. Imam Syafii adalah seorang mujtahid mutlak, imam fiqh, hadis, dan ushul. Beliau mampu memadukan fiqh ahli rayi dan fiqh ahli hadits . Dasar madzhabnya: Al-Quran, Sunnah, Ijma dan Qiyas. Beliau tidak mengambil perkataan sahabat karena dianggap sebagai ijtihad yang bisa salah. Beliau juga tidak mengambil Istihsan sebagai dasar madzhabnya, menolak maslahah mursalah dan perbuatan penduduk Madinah. Imam Syafii mengatakan, Barangsiapa yang melakukan istihsan maka ia telah menciptakan syariat. Penduduk Baghdad mengatakan,Imam Syafii adalah nashirussunnah , Kitab Al-Hujjah yang merupakan madzhab lama diriwayatkan oleh empat imam Irak; Ahmad bin Hanbal, Abu Tsaur, Zafarani, Al-Karabisyi dari Imam Syafii. Sementara kitab Al-Umm sebagai madzhab yang baru yang diriwayatkan oleh pengikutnya di Mesir; Al-Muzani, Al- Buwaithi, Ar-Rabi Jizii bin Sulaiman. Imam Syafii mengatakan tentang madzhabnya,Jika sebuah hadits shahih bertentangan dengan perkataanku, maka ia adalah madzhabku, dan buanglah perkataanku di belakang tembok, 4. Mazhab Al-Hanabilah Didirikan oleh Imam Ahmad bin Hanbal Asy Syaibani . Dilahirkan di Baghdad dan tumbuh besar di sana hingga meninggal pada bulan Rabiul Awal. Beliau memiliki pengalaman perjalanan mencari ilmu di pusat-pusat ilmu, seperti Kufah, Bashrah, Mekah, Madinah, Yaman, Syam. Beliau berguru kepada Imam Syafii ketika datang ke Baghdad sehingga menjadi mujtahid mutlak mustaqil. Gurunya sangat banyak hingga mencapai ratusan. Ia menguasai sebuah hadis dan menghafalnya sehingga menjadi ahli hadis di zamannya dengan berguru kepada Hasyim bin Basyir bin Abi Hazim Al-Bukhari . Imam Ahmad adalah seorang pakar hadis dan fiqh. Imam Syafii berkata ketika melakukan perjalanan ke Mesir,Saya keluar dari Baghdad dan tidaklah saya tinggalkan di sana orang yang paling bertakwa dan paling faqih melebihi Ibnu Hanbal , Dasar madzhab Ahmad adalah Al-Quran, Sunnah, fatwah sahahabat, Ijam, Qiyas, Istishab, Maslahah mursalah, saddudzarai. Imam Ahmad tidak mengarang satu kitab pun tentang fiqhnya. Namun pengikutnya yang membukukannya madzhabnya dari perkataan, perbuatan, jawaban atas pertanyaan dan lain-lain. Namun beliau mengarang sebuah kitab hadis Al-Musnad yang memuat 40.000 lebih hadis. Beliau memiliki kukuatan hafalan yang kuat. Imam Ahmad mengunakan hadis mursal dan hadis dlaif yang derajatnya meningkat kepada hasan bukan hadis batil atau munkar. Di antara murid Imam Ahmad adalah Salh bin Ahmad bin Hanbal anak terbesar Imam Ahmad, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal . Shalih bin Ahmad lebih menguasai fiqh dan Abdullah bin Ahmad lebih menguasai hadis. Murid yang adalah Al-Atsram dipanggil Abu Bakr dan nama aslinya; Ahmad bin Muhammad , Abdul Malik bin Abdul Hamid bin Mihran , Abu Bakr Al- Khallal , Abul Qasim yang terakhir ini memiliki banyak karangan tentang fiqh madzhab Ahmad. Salah satu kitab fiqh madzhab Hanbali adalah Al-Mughni karangan Ibnu Qudamah. Hukum Islam pada masa para Imam Besar memang ditandai munculnya mazhab hukum dan diikuti masa taklid.Antara lain Imam-imam mazhab yang muncul pada pereode ini: a. Abu Hanifah (80-150 H) dan Malik ibn Anas (93-179 H). Keduanya merupakan generasi ta>bi al-ta>bii>n. Sumber hukum yang utama adalah Qur`an, Sunnah, pendapat sahabat (terutama ijma di antara mereka dan hukum yang diadopsi oleh khalifah yang empat), dan ijtihad. Malik lebih banyak mendasarkan pada pendapat sahabat daripada Abu Hanifah. b. Layth ibn Sad, fukaha besar dari Mesir, Muhammad ibn al-Hasan al-Shaybani (sahabat dan sekaligus murid Abu Hanifah), Muhammad ibn Idris al-Shafii (150-204 H), dan Ahmad ibn Hanbal (164-241). c. Imam-imam yang juga besar perannya dalam pemikiran hukum Islam, antara lain: Ibn Shubrumah (144 H) dan Sufyan al-Thawri (161 H) dari Kufah, Hammad ibn Zayd (179 H) dari Basrah, AwzaI (157 H) dari Damaskus, Tabari(310 H), Dawud ibn Ali (202-270 H). Di samping itu terdapat juga imam-imam mazhab dalam lingkungan Syiah, seperti Zayd ibn Ali (80-122H), imam mazhab Zaydiyah, dan Jafar al-Sadiq (80-148 H), imam mazhab Jafariyah.