C
)
Penetrasi I
Perbandingan Antara Suhu
dengan Hasil Penetrasi I
y = 0.1486x + 23.946
R = 0.8176
y = 24.66
R = 0.187
y = 0.4286x + 18.143
R = 0.4286
23.5
24
24.5
25
25.5
26
26.5
27
27.5
0 5 10 15 20 25
S
u
h
u
(
C
)
Penetrasi II
Perbandingan Antara Suhu
dengan Hasil Penetrasi II
12
1. Perhitungan Koefisien Varian Penetrasi I
Tabel 10. Perhitungan Koefisien Varian Penetrasi I
Pengamatan
(Titik Uji)
Penetrasi
I (Xi)
Xi -X
rata-
rata
|Xi-X rata-
rata|
|Xi-X rata-
rata|2
Bagian A
A
1
35 -34
34 1156
A
2
97 28
28 784
A
3
75 6
6 36
Rata-rata 69 0
22.66667 658.6667
Bagian B
B
4
65
-6 6 36
B
5
100
29 29 841
B
6
48
-23 23 529
Rata-rata
71 0 19.33333 468.6667
Bagian C
C
7
45
-23 23 529
C
8
83
15 15 225
C
9
76
8 8 64
Rata-rata 68 0 15.3333 272.667
a. Menghitung Varian
Rumus :
S
2
=
S
2
A =
= 329,333
S
2
B =
= 234,333
13
S
2
C =
= 136,333
b. Menghitung Standar Deviasi
Rumus :
Sd =
Sd A =
=
= 18,147
Sd B =
=
= 15,307
Sd C =
=
= 11,676
c. Menghitung Koefisien Varian
Rumus :
KV =
x 100%
KV A =
x 100%
=
x 100%
= 26,3%
KV B =
x 100%
14
=
x 100%
= 21,56%
KV C =
x 100%
=
x 100%
= 17,17%
Tabel 11. Hubungan Suhu dan Koefisien Varian Penetrasi I
Pengujian Suhu (C) Koefisien Varian (%)
Area A 25 26.3
Area B 24,3 21.56
Area C 23,6 17.17
Gambar 12. Grafik Hubungan Suhu dan Koefisien Varian Penetrasi I
y = 2.7719x - 51.751
R = 0.7689
-10
-5
0
5
10
15
20
25
30
0 5 10 15 20 25 30
S
u
h
u
(
C
)
Koefisien Varian (%)
15
2. Perhitungan Koefisien Varian Penetrasi II
Tabel 12. Perhitungan Koefisien Varian Penetrasi I
Pengamatan
(Titik Uji)
Penetrasi II
(Xi)
Xi -X rata-
rata
|Xi-X
rata-rata|
|Xi-X
rata-
rata|2
Bagian A
A
1
9 -0.3
0.3 0.09
A
2
6 -3.3
3.3 10.89
A
3
13 3.7
3.7 13.69
Rata-rata 9.3 0.0
2.4 8.2
Bagian B
B
4
14
0 0 0
B
5
16
2 2 4
B
6
12
-2 2 4
Rata-rata
14 0 1.3 2.7
Bagian C
C
7
20
1.7 1.7 2.89
C
8
18
-0.3 0.3 0.09
C
9
17
-1.3 1.3 1.69
Rata-rata 18.3 0.0 1.1 1.6
a. Menghitung Varian
Rumus :
S
2
=
S2A =
= 4,1
S
2
B =
= 1,35
16
S
2
C =
= 0,8
b. Menghitung Standar Deviasi
Rumus :
Sd =
Sd A =
=
= 2,02
Sd B =
=
= 1,16
Sd C =
=
= 0,89
c. Menghitung Koefisien Varian
Rumus :
KV =
x 100%
KV A =
x 100%
=
x 100%
= 21,72%
KV B =
x 100%
=
x 100%
17
= 8,28%
KV C =
x 100%
=
x 100%
= 4,86%
Tabel 13. Hubungan Suhu dan Koefisien Varian Penetrasi II
Pengujian Suhu (C) Koefisien Varian (%)
Area A
25,3
21.72
Area B
24,6
8.28
Area C
26
4.86
Gambar 13. Grafik Hubungan Suhu dan Koefisien Varian Penetrasi II
G. KENDALA PRAKTIKUM
Kendala dalam pelaksanaan Praktikum Pengujian Penetrasi Aspal salah
satunya adalah keterbatasan alat, penetrometer yang ada hanya 1 dan jarum
penunjuk angka pada alat tersebut sudah rusak.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan dari percobaan yang telah kelompok kami lakukan, kami
menyimpulkan bahwa penentuan penetrasi adalah suatu cara untuk
y = -1.1064x + 21.523
R = 0.4315
-5
0
5
10
15
20
25
30
0 5 10 15 20 25
S
u
h
u
(
C
)
Koefisien Varian (%)
18
mengetahui konsistensi aspal. Konsistensi aspal merupakan derajat
kekentalan aspal yang sangat dipengaruhi oleh suhu.dan pada percobaan
pertama kami mendapatkan hasil penurunan yang relatif stabil yaitu setiap
percobaan mempunyai selisih sebesar 2 mm. Sedangkan pada pengujian
kedua mendapatkan hasil yang tidak sama dengan percobaaan pertama
mungkin ada bebrapa faktor yang mempengaruhi yaitu suhu dan waktu.
I. SARAN SARAN
Alangkah baiknya jika semua peralatan yang digunakan sesuai dengan
standar yang sudah ditetapkan dan lakukanlah pengujian sesuai dengan
prosedur yang ada termasuk mencatat waktu mulai dan selesai saat
pengukuran suhu. Pengujian juga harus dilakukan secara teliti sehingga
didapatkan hasil yang akurat.
19
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad, Ridho (2012) Laporan Pengujian Aspal. Diunduh dari http://em-
ridho.blogspot.com/2012/01/laporan-praktikum-pengujian-
penetrasi.html. Diakses pada tanggal 11 Maret 2014, Pukul 11.30
WIB.
RSNI 06-2456-1991. Metoda Pengujian Penetrasi Bahan-bahan Bitumen. Badan
Standarisasi Nasional
RSNI S-01-2003. Spesifikasi Aspal Keras Berdasarkan Penetrasi. Diunduh dari
www.pu.go.id/satminkal/itjen/peraturan/sni/RSNI%20S-01-2003
Diakses pada tanggal 11 Maret 2014, pukul 21.38 WIB.
SNI 2432-2011. Cara Uji Penetrasi. Badan Standarisasi Nasional.
Sukirman, Silvia. (1999). Diunduh dari http://onlinebook.google.com/Silvia
Sukirman . Diakses pada tanggal 11 maret 2014, pukul 14.17 WIB
20
LAMPIRAN
Gambar 14. Pengukuran suhu aspal dengan termometer
(sumber: Adik, 2014)
Gambar 15. Proses penetrasi pada aspal
(sumber: Adik, 2014)