SISTEM PEMERINTAHAN YANG BERSIH BEBAS DARI KORUPSI,
KOLUSI, DAN NEPOTISME TESIS Untuk Memenuhi sebagai Persyaratan mencapai derajat S-2 Program Magister Hukum Konsentrasi Hukum Kenegaraan Diajukan oleh : Salamat Simanjuntak !"#$PS$MH$"" PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2003 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar B!a"a#$ Seiring dengan dilaksanakannya program otonomi daerah% pada umumnya masyarakat mengharapkan adanya peningkatan kesejahteraan dalam bentuk peningkatan mutu pelayanan masyarakat% partisipasi masyarakat yang lebih luas dalam pengambilan kebijakan publik% yang sejauh ini hal tersebut kurang mendapat perhatian dari pemerintahan pusat& 'amun kenyataannya sejak diterapkannya Undang-Undang 'o& 22 (ahun #))) tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- Undang 'o& 2* (ahun #))) tentang Perimbangan Keuangan +ntara Pemerintah Pusat dan Daerah sejak ,anuari 2""#% belum menunjukkan perkembangan yang signi-ikan bagi pemenuhan harapan masyarakat tersebut& Dalam era transisi desentralisasi ke.enangan itu telah melahirkan berbagai penyimpangan kekuasaan atau korupsi% kolusi dan nepotisine /KK'0 termasuk didalamnya bidang politik di daerah% KK' yang paling menonjol pasca otonomi daerah antara lain semakin merebaknya kasus-kasus politik uang dalam pemilihan kepala daerah% anggaran pendapatan dan belanja daerah /+P1D0 yang tidak memihak pada kesejahteraan rakyat banyak% penggemukan instansi-instansi tertentu di daerah yang menimbulkan disalokasi anggaran% dan meningkatkan pungutan-pungutan melalui peraturan-peraturan daerah /perda0 yang memberatkan masyarakat dan tidak kondusi- bagi pengembangan dunia usaha di daerah& 1erbagai pihak menyoroti realitas otonomi daerah yang ra.an terhadap terjadinya KK' tersebut% dipengaruhi oleh beberapa -aktor antara lain : /#0 Program otonomi daerah hanya terbatas pada pelimpahan .e.enang dalam pembuatan kebijakan% keuangan dan administrasi dari pemerintah pusat ke daerah% tanpa disertai pembagian kekuasaan kepada masyarakat atau tanpa partisipasi masyarakat secara luas& Dengan perkataan lain% program otonomi daerah tidak diikuti dengan prograrn demokratisasi yang membuka peluang keterlibatan masyarakat dalam pengambiian kebijakan uraum di daerah& Karenanya% program desentralisasi ini hanya memberi peluang kepada para elit lokal /daerah0 baik elit eksekuti- maupun elit legislati- untuk mengakses sumber-sumber ekonomi daerah dan politik daerah% yang ra.an terhadap KK'% perbuatan se.enang-.enang% penyalahgunaan .e.enang dan atau perbuatan yang rnelampui batas .e.enang2 /20 (idak adanya institusi negara yang mampu mengontrol secara e-ekti- penyimpangan .e.enang di daerah& Program otonomi daerah telah memotong struktur hirarki pemerintahan% sehingga tidak e-ekti- lagi kontrol pemerintah pusat ke daerah karena tidak ada lagi hubungan struktural secara langsung memaksakan kepatuhan pemerintah daerah kepada pemerintah pusat& Kepala daerah% baik bupati maupun 3alikota tidak lagi ditentukan oleh pemerintah pusat% melainkan oleh mekanisme pemilihan kepala daerah oleh DP4D dan bertanggungja.ab kepada DP4D& Hubungan pemerintahan antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah tidak lagi struktural% melainkan -ungsional yaitu hanya kekuasaan untuk memberi policy guidance kepada pemerintah daerah& /50 (erjadi indikasi KK' yang cukup krusial antara pemerintah daerah dan DP4D% sehingga kontrol terhadap jalannya penyelenggaraan pemerintah daerah sulit terlaksana% sementara kontrol dari kalangan masyarakat masih sangat lemah& 1erkaitan dengan pelaksanaan otonomi daerah% penyelenggaraan pemerintahan daerah yang demokratis dan akuntabel% merupakan isu yang sangat penting dan strategis& Hal tersebut sesungguhnya merupakan konsekuensi logis otonomi daerah yang semestinya memungkinkan: /#0 Semakin dekatnya pelayanan pemerintahan daerah kepada masyarakat2 /20 Penyelesaian masalah-masalah di daerah menjadi lebih ter-okus dan mandiri2 /50 Partisipasi masyarakat menjadi lebih luas dalam pembangunan daerah2 /60 Masyarakat melakukan penga.asan lebih intensi- terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah& Keempat -aktor tersebut hanya dapat berlangsung dalam suatu pemerintahan yang demokratis dan akuntabel& Pelaksanaan otonomi daerah tanpa diimbangi dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang demokratis dan akuntabel% pada hakekatnya otonomi daerah tersebut telah kehilangan jati diri dan maknanya& Pemerintahan daerah yang demokratis dapat dikaji dari dua aspek% yakni aspek tataran proses maupun aspek tataran substansinya& Penyelenggaraan pemerintahan daerah dikatakan demokratis secara proses% apabila pemerintahan daerah yang bersangkutan mampu membuka ruang bagi keterlibatan masyarakat dalam semua pembuatan maupun pengkritisan terhadap sesuatu kebijakan daerah yang dilaksanakan& Penyelenggaraan pemerintahan daerah dikatakan demokratis secara substansial apabila kebijakan-kebijakan daerah yang dibuat oleh para penguasa daerah mencerminkan aspirasi masyarakat& Sesuatu pemerintahan daerah dikatakan akuntabel% apabila ia mampu menjalankan prosedur-prosedur yang telah ada dan dapat mepertanggungja.abkannya kepada publik dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah& Kebijakan-kebijakan daerah yang bertentangan dengan aspirasi masyarakat maupun peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi% demikian pula dengan tidak adanya keterpaduan dalam mekanisme pembuatan kebijakan daerah antara kepala daerah dengan DP4D% menimbulkan permasalahan di berbagai daerah& Dengan demikian tidak ada kejelasan mengenai produk hukum daerah% yang dapat mendukung proses mengalirnya partisipasi masyarakat dalam setiap proses pembuatan kebijakan daerah dan atau pengkritisan atas suatu pelaksanaan setiap kebijakan daerah& Dengan perkataan lain tidak ada kejelasan mengenai pranata hukum daerah yang mengatur mekanisme penyaluran aspirasi masyarakat guna me.ujudkan suatu pemerintahan daerah yang bersih bebas dari KK'& Sebagai ilustrasi pemerintahan Kota 7ogyakarta secara perposi- dipilih sebagai lokasi penelitian hukum empiris% dengan pertimbangan bah.a /pemerintahan Kota 7ogyakarta merupakan salah satu pemerintahan daerah yang mempunyai kedudukan% -ungsi dan peranan yang sejajar dengan pemerintahan daerah lainnya% dalam jajaran dan sistem pemerintahan negara kesatuan 4epublik 8ndonesia& Demikian pula secara perposi- ilustrasi obyek kajian dibatasi khusus eksistensi kebijakan daerah yang demokratis dalam sistem pemerintahan yang bersih bebas dari KK'& 2. R%&%'a# Ma'a!a( 1ertolak dari paparan latar belakang masalah% dapat dirumuskan sebagai isu sentral dalam penelitian ini yaitu : 9ketidak jelasan eksistensi kebijakan daerah yang demokratis dalam sistem pemerintahan yang bersih bebas dari korupsi% kolusi dan nepotisme9% yang kemudian diungkapkan dalam judul penelitian yaitu : 9:KS8S(:'S8 K:18,+K+' D+:4+H 7+'; D:M<K4+(8S D+=+M S8S(:M P:M:48'(+H+' 7+'; 1:4S8H 1:1+S D+48 K<4UPS8 K<=US8 D+' ':P<(8SM:9& 8su sentral tersebut mengandung berbagai permasalahan% baik permasalahan hukum empiris maupun permasalahan hukum normati-% baik permasalahan hukum normati- pada lapisan dogmatik hukum maupun pada lapisan teori hukum& Dengan demikian dapatlah dirumuskan masalahnya sebagai berikut: #& Permasalahan hukum empiris% bagaimanakah realisasi pembuatan kebijakan daerah yang demokratis dalam sistem pemerintahan yang bersih bebas dari korupsi% kolusi dan nepotisme& 2& Permasalahan hukum normati- pada lapisan dogmatik hukum% apakah dalam setiap pembuatan kebijakan daerah telah melibatkan partisipasi masyarakat% demikian pula apakah produk-produk kebijakan daerah pasca UU 'o& 22 (ahun #))) telah mencerminkan aspirasi masyarakat& 5& Permasalahan hukum normati- pada lapisan teori hukum% mengapa masyarakat perlu dilibatkan dalam setiap pembuatan dan e>aluasi kebijakan daerah& 3. Ka'!)a# P#!)t)a# Setelah melakukan penelusuran pada berbagai re-erensi dan hasil penelitian dalam berbagai media% baik cetak maupun elektronik% penelitian tentang eksistensi kebijakan daerah yang demokratis dalam sistem pemerintahan yang bersih bebas dari korupsi% kolusi dan nepotisme% belum pernah dilakukan penelitian dan dalam kesempatan ini peneliti berniat untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan tersebut& Dengan demikian penelitian ini adalah asli& *. T%+%a# P#!)t)a# (ujuan penelitian ini meliputi berbagai dimensi antara lain : a& (ujuan deskripti-% untuk mengetahui realisasi pembuatan dan atau e>aluasi kebijakan daerah yang demokratis dalam sistem pemerintahan yang bersih bebas dari korupsi% kolusi dan nepotisme& b& (ujuan kreati-% untuk mengetahui ada tidaknya partisipasi masyarakat dalam setiap pembuatan kebijakan daerah dan untuk mengetahui aspirati- tidaknya produk-produk kebijakan daerah pasca UU 'o& 22 (ahun #)))& c& (ujuan ino>ati-% untuk mengetahui perlu tidaknya masyarakat dilibatkan dalam setiap pembuatan dan e>aluasi kebijakan daerah& ,. Ma#-aat P#!)t)a# Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat berman-aat% baik untuk kepentingan akademis maupun untuk kepentingan praktis% a& Man-aat akademis Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan pengembangan ilmu hukum pada khususnya& b& Man-aat praktis Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran dan .acana bagi para elit eksekutt- dan legislat-- dalam pembuatan dan e>aluasi kebijakan daerah% serta bagi masyarakat luas agar menyadari akan hak dan ke.ajibannya untuk berperan serta akti- dalam setiap pembuatan dan e>aluasi atas kebijakan-kebijakan daerah& BAB II TLNJAUAN PUSTAKA !. Part)').a') Ma'/ara"at Da!a& P&0%ata# Da# E1a!%a') K20)+a"a# Dara( Peluang dan partisipasi masyarakat dalam pembuatan dan e>aluasi atas kebijakan daerah% termasuk didalamnya kebijakan daerah di kota 7ogyakarta cukup besar dan strategis& Hal tersebut pada hakekatnya telah diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan% antara lain dalam : a& UU '<& 22 (ahun #))) tentang Pemerintahan Daerah b& PP 'o& 2" (ahun 2""# tentang Pembinaan dan Penga.asan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan Kepmendagri 'o 6# (ahun 2""# tentang Penga.asan 4epresi- Kebijakan Daerah c& UU 'o& 2! (ahun #))) tentang Penyelenggaraan Pemerintahan 7ang bersih dan 1ebas dari KK'& Secara garis besar% amanat bagi masyarakat untuk berpartisipasi terhadap sesuatu kebijakan daerah dapat disistematisir sebagai berikut: a& Setiap pembuatan kebijakan daerah yang baru% baik berupa keputusan kepala daerah maupuu peraturan daerah% senantiasa .ajib melibatkan masyarakat daerah untuk berpartisipasi2 b& Setiap kebijakan daerah yang baru% yang tidak melibatkan masyarakat daerah dapat menyebabkan kebijakan daerah tersebut dibatalkan oleh pemerintah atasan2 c& Masyarakat berhak untuk mengkritisi dan menge>aluasi atas sesuatu kebijakan daerah yang telah ada% dan apabila dipandang perlu dapat mengajukan usul agar kebijakan daerah yang dinilai oleh masyarakat tidak sesuai dengan kepentingan masyarakat dan tuntutan keadaan $?aman% ditinjau kembali dan apabila perlu dapat diusulkan untuk dicabut2 d& DP4D mempunyai tugas dan .e.enang untuk menampung dan menindak lanjuti aspirasi daerah dan aspirasi masyarakat2 e& Masyarakat mempunyai hak untuk mencari% memperoleh% dan memberikan in-ormasi tentang penyelenggaraan negara /termasuk penyelenggaraan pemerintahan daerah0% serta menyampaikan saran dan pendapat terhadap kebijakan penyelenggaraan negara /termasuk penyelenggaraan pemerintahan daerah0& / Prasetyo% 2""2 : 50 (antangan yang berkaitan dengan partisipasi masyarakat dalam pembuatan dan e>aluasi kebijakan daerah di kota 7ogyakarta% antara lain karena /Prasetyo% 2""2 : 5-60: a& 1erbagai peraturan perundangan yang berkaitan erat dengan pembuatan dan e>aluasi kebijakan daerah% tidak mengatur mekanisme partisipasi masyarakat secara rinci dan tegas& Peraturan perundang- undangan tersebut antara lain : - UU '<& 22 (ahun #))) tentang Pemerintahan Daerah2 - PP 'o& 2" (ahun 2""# tentang Pembinaan dan Penga.asan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan Kepmendagri 'o& 6# (ahun 2""# tentang Penga.asan 4epresi- Kebijakan Daerah2 - UU 'o& 2! (ahun #))) tentang Penyelenggaraan Pemerintahan 7ang bersih dan 1ebas dari KK'2 PP 'o& # (ahun 2""# tentang Pedoman Penyusunan (ata (ertib DP4D2 - Keppres 'o& #!! (ahun #))! tentang (ata @ara Mempersiapkan 4UU2 - Keppres 'o& 66 (ahun #))) tentang (eknik Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan dan 1entuk 4UU% 4 Keppres% 4aperda dan 4ancangan Keputusan Kepala Daerah2 - Kepmendagri dan <tonomi Daerah '<& 25 (ahun 2""# tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah2 - Keputusan DP4D Kota 7ogyakarta 'o& 5 $ K$ DP4D $ #))) tentang Peraturan (ata (ertib De.an Per.akilan 4akyat Daerah Kota 7ogyakarta& b& 1elum seluruh komponen masyarakat yang ada memahami akan hak dan ke.ajibannya% untuk berpartisipasi dalam pembuatan dan e>aluasi atas sesuatu kebijakan daerah di kota 7ogyakarta& Suatu sikap dan langkah yang telah ditempuh oleh DP4D menyelenggarakan public hearing perlu diberikan penghargaan& Public Hearing ini dimaksudkan% untuk mendapatkan masukan dari masyarakat% guna membahas tentang sesuatu kebijakan daerah& 'amun disayangkan langkah ini belum seluruhnya tepat% mengingat si-atnya sangat parsial% tidak menentu% dan sangat terbatas& Sebagai konsekuensinya banyak kebijakan daerah% baik oleh DP4D maupun eksekuti- ternyata bermasalah% karena tidak dapat diikuti oleh masyarakat& Sehubungan dengan itu% maka hadirnya peraturan daerah di kota 7ogyakarta% tentang mekanisme pembuatan dan e>aluasi kebijakan daerah% yang dapat mengakomodir partisipasi masyarakat secara memadai dan komprehensi-% sangat didambakan oleh banyak kalangan masyarakat& /Prasetyo% 2""2 : 6-*0 Urgensi Perda tentang mekanisme partisipasi masyarakat% yakni berupaya untuk mensistematisasi secara komprehensi- dan terpadu% mekanisme pembuatan dan e>aluasi kebijakan daerah dalam satu ketentuan& 'antinya diharapkan bah.a semua proses pembuatan dan e>aluasi suatu kebijakan daerah mengacu pada satu sumber saja% sebagai konsekuensinya DP4D maupun eksekuti- daerah .ajib mengikuti dan melaksanakan peraturan daerah tersebut& /Suhardi% 2""2 : 60 Perda tentang mekanisme partisipasi masyarakat tersebut% diharapkan dapat memuat substansi yang penting antara lain /Suhardi% 2""2 :6-*0: a& Hak partisipasi masyarakat dalam pembuatan kebijakan daerah yang baru maupun usulan pencabutan kebijakan daerah yang sudah tidak rele>an lagi2 b& Meletakkan ke.ajiban kepada DP4D maupun eksekuti- daerah untuk menampung dan menindaklanjuti usulan masyarakat2 c& Partisipasi masyarakat dalam pembahasan naskah akademik dan 4aperda2 d& Sosialisasi rencana penyusunan dan pembahasan kebijakan daerah kepada publik& Dengan demikian partisipasi masyarakat tersebut pada dasarnya meliputi seluruh proses yang rele>an dalam pembuatan sesuatu kebijakan daerah& Dalam hal ini masyarakat diposisikan sebagai subyek pembuatan kebijakan daerah% sejajar dengan eksekuti- dan legislati-% dan bukan sekedar simbol legitimasi legislati- dan eksekuti- saja& 2. A'a' L$a!)ta' 3a# Pr!)#3%#$a# Konsep negara hukum /rechtsstaat0 diintrodusir melalui 44 #!*6 dan ternyata dilanjutkan dalam UUD #)6*& /3ignjosoebroto% #))6 : #!!% Hadjon% #))6 : 60 Dengan demikian ide dasar negara hukum Pancasila tidaklah lepas dari ide dasar tentang 9rechtsstaat9& /Hadjon% #))6 : 60 Persyaratan dasar untuk dapat dikategorikan sebagai negara hukum yakni: #& Setiap tindak pemerintahan harus didasarkan atas dasar peraturan perundang-undangan /.ettelijke grondslag0& Dengan landasan ini% undang- undang dalam arti -ormal dan UUD sendiri merupakan tumpuan dasar tindak pemerintahan& Dalam hubungan ini pembentukan undang-undang merupakan bagian penting negara hukum% /asas legalitas0& 2& Kekuasaan negara tidak boleh hanya bertumpu pada satu tangan& /asas pembagian kekuasaan0& 5& Hak-hak dasar merupakan sasaran perlindungan hukum bagi rakyat dan sekaligus membatasi kekuasaan pembentukan undang-undang% /prinsip grondrechten0 6& 1agi rakyat tersedia saluran melalui pengadilan yang bebas untuk menguji keabsahan /rechtmatigheidstoetsing0 tindak pemerintahan% /penga.asan pengadilan0 /1urkens% #))" : 2)% Hadjon% #))6% ibid&%: *% Sukismo% 2""2% /a0:20& Syarat-syarat dasar tersebut seyogyanya juga menjadi syarat dasar negara hukum Pancasila& Untuk hal tersebut kiranya dibutuhkan suatu usaha besar berupa suatu kajian yang sangat mendasar terutama tentang ide bernegara bangsa 8ndonesia& +da beberapa tulisan a.al tentang itu yang barangkali dapat dijadikan acuan a.al% seperti : 'egara Hukum Pancasila Dan (eori 1ernegara 1angsa 8ndonesia& Disamping itu tentunya kita tidak menutup mata terhadap perkembangan konsep negara hukum yang telah terjadi di berbagai negara% seperti konsep negara hukum yang telah terjadi di berbagai negara seperti konsep rechlsstaat yang telah berkembang dari konsep 9liberal-democratische rechtsstaat9 ke 9sociale rechtsstaat9 yang pada de.asa inipun sudah dirasakan bah.a konsep terakhir itu sudah tidak memadai& /Hadjon% #))6 : *% 1& Sukismo% 2""2 /a0: 50 Untuk mengkategorikan negara hukum% biasanya digunakan dua macam asas% yakni: asas legalitas dan asas perlindungan atas kebebasan setiap orang dan atas hak-hak asasi manusia& /Utrecht% #)5 : 5#"% Sukismo% 2""2 /a0: 50 Unsur utama suatu negara hukum% yakni asas legalitas& Semua tindakan negara harus berdasarkan dan bersumber pada undang-undang& Penguasa tidak boleh keluar dari rel-rel dan batas-batas yang telah ditetapkan dalam undang-undang& 1atas kekuasaan negara ditetapkan dalam undang-undang& +kan tetapi untuk dinamakan negara hukum tidak cukup bah.a suatu negara hanya semata-mata bertindak dalam garis-garis kekuasaan yang diberikan kepadanya oleh undang-undang& / ;ou. ;iok Siong% #)** :#2-#5% Sukismo% 2""2 /a0: 60 Sudah barang tentu bah.a dalam negara hukum setiap orang yang merasa hak-hak pribadinya dilanggar% diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mencari keadilan dengan mengajukan perkaranya itu di hadapan pengadilan& @ara-cara mencari keadilan itu pun dalam negara hukum diatur dengan undang-undang& /4ochmat Soemitro% #)A : #!% Sukismo% 2""2 /a0:60& Dalam negara hukum asas perlindungan nampak antara lain dalam 9Declaration o- 8ndependence9% bah.a orang yang hidup di dunia ini sebenarnya telah diciptakan merdeka oleh (uhan% dengan dikaruniai beberapa hak yang tidak dapat dirampas atau dimusnahkan& Hak-hak tersebut yang sudah ada sejak orang dilahirkan% perlu mendapat perlindungan secara tegas dalam negara hukum modern /Soemitro% #)A : #!% Sukismo% 2""2 /a0: 60& Peradilan tidak semata-mata melindungi hak asasi perseorangan% melainkaa -ungsi hukum adalah untuk mengayomi masyarakat sebagai totalitas% agar supaya cita-cita luhur bangsa tercapai dan terpelihara& Peradilan mempunyai maksud membina% tidak semata-mata menyelesaikan perkara& Hakim harus mengadili menurut hukum dan menjalankan dengan kesadaran akan kedudukan% -ungsi dan si-at hukum& Dengan kesadaran bah.a tugas hakim ialah% dengan bertanggung ja.ab kepada diri sendiri dan kepada 'usa dan 1angsa% turut serta membangun dan menegakkan masyarakat adil dan makmur yang berkepribadian Pancasila& /Soemitro% #)A : 2"-2#% Sukismo% 2""2 /a0: *0& Suatu negara merupakan negara hukum% semata-mata didasarkan pada asas legalitas& /7amin% #)*2 : )% Sukismo% 2""2 /a0 : *0 Disisi lainnya asas legalitas% hanyalah merupakan salah satu unsur atau salah satu corak dari negara hukum% karena disamping unsur asas legalitas tersebut% masih perlu juga diperhatikan unsur-unsur lainnya% antara lain kesadaran hukum% perasaan keadilan dan perikemanusiaan% baik bagi rakyat maupun pimpinannya& /Siong% #)** : 25% Sukismo% 2""2 /a0 : *% 7unanto% 2""" : 60 Dalam UUD #)6* ada ketentuan yang menjamin hak-hak asasi manusia& Ketentuan tersebut antara lain: - Kemerdekaan berserikat dan berkumpul /Ps& 2!02 - Kemerdekaan mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan /Ps& 2!02 - Hak bekerja dan hidup /Ps& 2A ayat /2002 - Kemerdekaan agama /Ps& 2) ayat /2002 - Hak untuk ikut mempertahankan negara /Ps& 5"0% disini nampak adanya asas perlindungan& Dengan adanya Majelis Pertimbangan Pajak% seseorang dapat mengajukan surat bandingnya untuk hal-hal dimana ia merasa telah diperlakukan tidak sebagaimana mestinya oleh pejabat perpajakan& <rang dapat menuntut$mengajukan gugatan kepada negara% bila oleh negara dilakukan suatu perbuatan yang mela.an hukum /onrechtmatigedaad0&% bah.a seseorang dapat melakukan gugatan terhadap Pemerintah 4epublik 8ndonesia% jika putusan pejabat yang ber.enang dirasa tidak adil& /Soemitro% #)A& : 2*% Sukismo% 2""2 /a0 : *% +shari% #))) : 0 Sudah banyak peraturan-peraturan yang memberi jaminan kepada para .arga negara% untuk menggunakan hak-haknya mengajukan tuntutan-tuntutan di muka pengadilan% bila hak-hak dasarnya atau kebebasannya dilanggar& / +shari% #))) : 2* - 2% Sukismo% 2""2 /a0: 0 Penghormatan% pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia% mendapat tempat utama dan dapat dikatakan sebagai tujuan dari pada negara hukum2 sebaliknya dalam negara totaliliter tidak ada tempat bagi hak-hak asasi manusia& 8stilah 9rechisstaat9 mulai populer sejak abad B8B% meskipun pemikiran tentang itu sudah lama adanya& 8stilah 9the rule o- la.9 mulai populer tahun #!!*& Dari latar belakang dan sistem hukum yang menopangnya% terdapat perbedaan antara konsep 9rechtsstaat9 dengan konsep 9the rule o- la.9% pada dasarnya kedua konsep itu mengarahkan dirinya pada satu sasaran yang utama yaitu pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia& Meskipun dengan sasaran yang sama% tetapi keduannya tetap berjalan dengan sistemnya sendiri yaitu sistem hukum sendiri& Konsep 9rechtsstaat9 lahir dari suatu perjuangan menentang absulutisme sehingga si-atnya re>olusioner% sebaliknya konsep 9the rule o- la.9 berkembang secara e>olusioner& Hal ini nampak dari isi atau kriteria 9rechtssataat9 dan kriteria 9the rule o- la.9& Konsep 9rechtsstaat9 bertumpu atas sistem hukum kontinental yang disebut 9ci>il la.9 atau 9Modern 4oman =a.9% sedangkan konsep 9the rule o- la.9 bertumpu atas sistem hukum yang disebut 9common la.9& Karakteristik 9ci>il la.9 adalah 9administratie-C% sedangkan karakteristik 9common la.9 adalah 9judicial9& Perbedaan karakter yang demikian disebabkan karena latar belakang dari pada kekuasaan raja& Pada ?aman 4oma.i% kekuasaan yang menonjol dari raja yakni membuat peraturan melalui dekrit& Kekuasaan itu kemudian didelegasikan kepada pejabat-pejabat administrati-% sehingga pejabat-pejabat administrati- yang membuat pengarahan tertulis bagi hakim tentang bagaimana menyelesaikan suatu sengketa& 1egitu besar peran administrasi negara% sehingga tidaklah mengherankan% kalau dalam sistem kontinental-lah mula pertama muncul cabang hukum baru yang disebut 9droit administrati-D% dan intinya adalah hubungan antara administrasi negara dengan rakyat& Sebaliknya di 8nggris% kekuasaan utama dari raja adalah memutus perkara& Peradilan oleh raja kemudian berkembang menjadi suatu peradilan% sehingga hakim-hakim peradilan adalah delegasi dari raja% tetapi bukan melaksanakan kehendak raja& Hakim harus memutus perkara berdasarkan kebiasaan umum 8nggris /the common custom o- :ngland0% sebagaimana dilakukan oleh raja sendiri sebelumnya& Dengan demikian nampak bah.a di :ropa peranan administrasi negara bertambah besar% sedangkaa di 8nggris peranan peradilan dan para hakim bertambah besar& Sehubungan dengan latar belakang tersebut% di :ropa dipikirkan langkah-langkah untuk membatasi kekuasaan administrasi negara% sedangkan di 8nggris dipikirkan langkah-langkah untuk me.ujudkan suatu peradilan yang adil Dalam perjalanan .aktu% konsep 9rechtsstaat9 telah mengalami perkembangan dari konsep klasik ke konsep modern& Sesuai dengan si-at dasarnya% konsep klasik disebut 9klasiek liberale en democratische rechtsstaat9% yang sering disingkat dengan 9democratische rechtsstaat9& Sedangkan konsep modern la?imnya disebut 9sociale rechtsstaat9 atau 9sociale democratische rechtsstaat9& /Hadjon% #)!A : A# -A6% Sukismo% 2""2 /a0: A Karakternya yang liberal bertumpu atas pemikiran kenegaraan dari ,ohn =ocke% MontesEuieu dan 8mmanuel Kant& Karakternya yang demokratis bertumpu atas pemikiran kenegaraan dari ,&,& 4ousseau tentang kontrak sosial& / @ou.enberg& #)AA : 2*% Daryadi% 2""# : A0 Konsep liberal bertumpu atas 9liberty9 />rijheid0 dan konsep demokrasi bertumpu atas 9eEuality9 /gelijkheid0& 9=iberty9 adalah 9the -ree sel-assertion o- each- limited only by the like liberty o- all9& +tas dasar itu 9liberty9 merupakan suatu kondisi yang memungkinkan pelaksanaan kehendak secara bebas dan hanya dibatasi seperlunya% untuk menjamin koeksistensi yang harmonis antara kehendak bebas indi>idu dengan kehendak bebas semua yang lain& Dari sinilah mengalir prinsip selanjutnya yaitu : 9-reedom -rom arbitrary and unreasonable eFercise o- the po.er and authority /Pound% #)*A : # - 2& Sukismo% 2""2 /a0 : !0 Konsep 9eEuality9 mengandung makna yang abstrak dan -ormal /abstract--armal eguality0 dan dari sini mengalir prinsip 9one man-one >ote0 /Hadjon% #)!A : A*% Sukismo% 2""2 /a0: !0 Konsep-konsep dasar yang si-atnya liberal dari 9rechtssataat9 meliputi: - adanya jaminan atas hak-hak kebebasan sipil /burgelijke >rijheidsrechten02 - pemisahan antara negara dengan gereja2 - persamaan terhadap undang-undang /gelijkheid >oor de .et02 - adanya konstitusi tertulis sebagai dasar kekuasaan negara dan dasar sistem hukum2 - pemisahan kekuasaan berdasarkan trias politica dan sistem 9cheks and balances9% - asas legalitas /heerschappij >an de .et02 - ide tentang aparat pemerintah dan kekuasaan kehakiman yang tidak memihak dan netral2 - prinsip perlindungan hukum bagi rakyat terhadap penguasa2 - prinsip pembagian kekuasaan% baik teritorial si-atnya maupun >ertikal /sistem desentralisasi maupun -ederasi0& /@ou.enberg% #)AA : 5"% Sukismo% 2""2 /a0: !0 Konsep dasar demokratis% 9rechtsstaat9 dikatakan sebagai 9negara kepercayaan timbal balik9 /de staat >an het .eder?ijds >ertro.en0 yaitu kepercayaan dari pendukungnya% bah.a kekuasaan yang diberikan tidak akan disalahgunakan% dia mengharapkan kepatuhan dari rakyat pendukungnya& /Port - Donner% #)!5 :#65% Sukismo% 2""2 /a0: )0 4echtsstaat mendasarkan atas asas-asas demokratis antara lain: - asas hak-hak politik /het beginsel >an de politieke grondrechten02 - asas mayoritas2 - asas per.akilan2 - asas pertanggung ja.aban2 - asas publik /openbaarheids beginse-0& /@ou.enberg% #)AA : 5"% Sukismo% 2""2 /a0: )0 @iri-ciri 9rechtsstaat9 adalah: /#0& +danya Konstitusi yang memuat ketentuan tertulis tentang hubungan antara penguasa dan rakyat2 /20& +danya pembagian kekuasaan negara% yang meliputi : kekuasaan pembuatan undang-undang yang berada pada parlemen% kekuasaan kehakiman bebas yang tidak hanya menangani sengketa antara indi>idu rakyat% tetapi juga antara rakyat dan penguasa% dan pemerintah mendasarkan tindakannya atas undang- undang /.etmatig bestuur02 /50 Diakui dan dilingunginya hak-hak rakyat yang sering disebut 9>rijheidsrechten >an burger9& /Port - Donner% #)!5 : #65% Karman% #))2:)0 @iri-ciri diatas menunjukkan dengan jelas bah.a ide sentral 9rechtsstaat9 adalah pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia% yang bertumpu atas prinsip kebebasan dan persamaan& +danya konstitusi akan memberikan jaminan konstitusional terhadap asas kebebasan dan persamaan& +danya pembagian kekuasaan untuk menghindarkan penumpukan kekuasaan dalam satu tangan% yang sangat cenderung kepada penyalah gunaan kekuasaan% berarti pemerkosaan terhadap kebebasan dan persamaan& Dengan adanya pembuatan undang-undang yang dikaitkan dengan parlemen% dimaksudkan untuk menjamin bah.a hukum yaug dibuat adalah atas kehendak rakyat2 dengan demikian hukum tersebut tidak akan memperkosa hak- hak rakyat% tetapi dikaitkan dengan asas mayoritas% kehendak rakyat diartikan sebagai kehendak golongan mayoritas& Dengan prinsip 9.etmatig bestuur9 agar tindak pemerintahan tidak memperkosa kebebasan dan persamaan /heerschappij >an de .et0& Dalam konsep 9rechtsstaat9 yang liberal dan demokratis% inti perlindungan hukum bagi rakyat adalah perlindungan terhadap kebebasan indi>idu& Setiap tindak pemerintahan yang melanggar kebebasan indi>idu% melahirkan hak untuk menggugat di muka peradilan& /Hadjon% #)!A : A - AA0 Sebutan 9sociale rechtsstaat9 lebih baik dari pada sebutan 9.el>aartsstaat9& /Gerdam% #)A : #A0 9Sociale rechtsstaat9 merupakan >ariant dari 9liberaal-democratische rechtsstaat9/Hadjon% #)!A : AA0 Gariant dari 9sociale rechtsstaat9 terhadap 9liberaal-democratische rechtsstaat9% antara lain : interpretasi baru terhadap hak-hak klasik dan munculnya serta dominasi hak-hak sosial% konsepsi baru tentang kekuasaan politik dalam hubungannya dengan kekuasaan ekonomi% konsepsi baru tentang makna kepentingan umum% karakter baru dari 9.et9 dan H.etge>ingD/@ou.enberg% #)AA 2 550 Semula kebebasan dan persamaan />rijheid en gelijkheid0 dalam konsep liberaal-democratische rechtsstaat si-atnya yuridis -ormal% dalam konsep sociale rechtsstaat dita-sirkan secara riil dalam kehidupan masyarakat /reele maatschappelijke gelijkheid0% bah.a tidak terdapat persamaan mutlak di dalam masyarakat antara indi>idu yang satu dengan yang lain& /Iranken% #)!5 : 2A5% Untung% #))# : 0 Dalam 9sociale rechtsstaat9 prinsip perlindungan hukum terutama diarahkan kepada perlindungan terhadap hak-hak sosial% hak ekonomi dan hak-hak kultural& Dikaitkan dengan si-at hak% dalam 9rechtsstaat9 yang liberal dan demokratis adalah 9the right to doD dalam 9sociale rechtsstaat9 muncul 9the right to recei>e9& Dikaitkan dengan sarana perlindungan hukum% maka makin kompleks sistem perlindungan hukum bagi rakyat& /Meu.issen% #)A*:#6"0 (ugas negara dalam konsep yuridis 9sociale rechtsstaat9% disamping melindungi kebebasan sipil juga melindungi gaya hidup rakyat& /8denberg% #)!5 :2A0 Pengaruh negara terhadap indi>idu menjelma dalam tiga cara yakni : pertama% pengaruh langsung sebagai akibat dari pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak sosial% kedua% pengaruh tidak langsung sebagai akibat dari pembentukan aparat pemerintah yang dilengkapi dengan kekuasaan jabatan dan keahlian% ketiga% harapan bah.a problema-problema masyarakat dapat dipecahkan melalui campur tangan penguasa& /8denberg% #)!5 :2! - 2)0 3acana murni dan sempit mengenai 9the rule o- la.9% inti dari tiga pengertian dasar yang diketengahkan adalah 9common la.9% sebagai dasar perlindungan bagi kebebasan indi>idu terhadap kese.enang-.enangan oleh penguasa& Penolakan kehadiran peradilan administrasi negara adalah sesuai dengan perkembangan hukum dan kenegaraan di 8nggris& 8nti kekuasaan raja di 8nggris semula adalah kekuasaan memutus perkara% yang kemudian didelegasikan kepada hakim-hakim peradilan yang memutus perkara tidak atas nama raja% tetapi berdasarkan 9the common custom o- :ngland9% sehingga karakteristik dari 9common la.9 adalah 9judicial9% sedangkan karakteristik dari 9ci>il la.9 /kontinental0 adalah 9administrati- / Hadjon% #)!A: !20 Konsep 9the rule o- la.9 maupun konsep 9rechtsstaat9 keduanya menempatkan perlindungan dan pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia sebagai titik sentralnya% sedangkan bagi negara 4epublik 8ndonesia% yang menjadi titik sentralnya adalah 9keserasian hubungan antara pemerintah dan rakyat berdasarkan asas kerukunan9& Untuk melindungi hak-hak asasi manusia% dalam konsep 9the rule o- la.9 mengedepankan prinsip 9eEuality be-ore the la.9% dan dalam konsep 9rechtsstaat9 mengedepankan prinsip 9.etmatigheid9 kemudian menjadi 9rechtmatigheid9% Untuk negara 4epublik 8ndonesia yang menghendaki keserasian hubungan antara pemerintah dan rakyat% yang mengedepankan adalah 9asas kerukunan9 dalam hubungan antara pemerintah dan rakyat& Dari asas ini &akan berkembang elemen& lain dari konsep 'egara Hukum Pancasila% yakni terjalinnya hubungan -ungsional antara kekuasaan-kekuasaan negara% penyelesaian sengketa secara musya.arah% sedangkan peradilan merupakan sarana terakhir% dan tentang hak- hak asasi manusia tidaklah hanya menekankan hak dan ke.ajiban saja% tetapi juga terjalinnya suatu keseimbangan antara hak dan ke.ajiban& :lemen 'egara Hukum Pancasila adalah: a& Hubungan -ungsional yang proporsional antara kekuasaan-kekuasaan negara2 b& Prinsip penyelesaian sengketa secara musya.arah dan peradilan merupakan sarana terahkir2 c& Keseimbangan antara hak dan ke.ajiban& d& Keseimbangan hubungan antara pemerintahan dan rakyat berdasarkan asas kerukunan /Hadjon% #)!A : !2 - )"0 3. A'a' P#$a&0)!a# K.%t%'a# Syarat minimum demokrasi adalah : - pada prinsipnya setiap orang mempunyai hak untuk dipilih2 - setiap orang mempunyai hak-hak politik berupa hak atas kebebasan berpendapat dan berkumpul2 - badan per.akilan rakyat mempengaruhi pengambilan keputusan melalui sarana9/mede0 beslissings recht9 /hak untuk ikut memutuskan0 dan atau melalui .e.enang penga.as2 - asas keterbukaan dalam pengambilan keputusan dan si-at keputusan yang terbuka2 - pada prinsipnya setiap orang mempunyai hak yang sama dalam pemilihan yang bebas dan rahasia - pada dasarnya setiap orang mempunyai hak untuk dipilih& /1urkens% #))" : !2% Hadjon% #))) : 50 (ampilnya asas itu sebenarnya berkaitan dengan asas pengambilan keputusan dalam ketatenegaraan 1elanda yaitu asas mayoritas& Dalam ketatanegaraan kita prinsip utama dalam pengambilan keputusan adalah asas musya.arah untuk mu-akat /Hadjon% #))) : 50 *. A'a' Ktr0%"aa# 4umusan secara eksplisit tentang asas keterbukaan tidak ditemukan dalam UUD #)6*& 'amun demikian isu keterbukaan dalam pelaksanaan pemerintahan telah merebak di tanah air sejak tahun delapan puluhan dan sebagai realisasinya dalam bidang politik dan sosial pada tahun #)! .akil Presiden membuka kotak pos *"""& /Soemardjan% #))* : *0 (anpa keterbukaan tidak mungkin ada peran serta masyarakat& Meskipun segi- segi keterbukaan telah mulai mendapat perhatian namun belum nampak suatu pengaturan dasar tentang makna dan prosedur keterbukaan dalam pelaksanaan pembentukan peraturan perundang-undangan& Demikian juga halnya peran serta& (idak heran kalau ada sementara kalangan lebih mengartikan peranserta sebagai bentuk partisipasi dalam arti gotong royong peran serta secara -isik& <leh karena melalui studi perbandingan dengan hukum tata negara dan hukum administrasi 1elanda ditelaah konsep keterbukaan& Studi perbandingan tidaklah dimaksudkan untuk mengalihkan hukum 1elanda ke 8ndonesia namun lebih-lebih untuk memahami konsep itu dan mudah-mudahan akan dapat mempertajam% konsep kita sendiri& /Hadjon% #))):60 Makna utama dari keterbukaan% baik 9openheid9 maupun 9apenbaar-heid9 /9openheid9 adalah suatu sikap mental berupa kesediaan untukmemberi in-ormasi dan kesediaan untuk menerima pendapat pihak lain2 9openbaar-heid9 menunjukkan suatu keadaan0 sangat penting artinya bagi pelaksanaan pembentukan peraturan perundang- undangan yang baik dan demokratis& Dengan demikian keterbukaan dipandang sebagai suatu asas ketatanegaraan mengenai pelaksanaan .e.enang secara layak /staatsrehtelijk beginsel >an behoorlijke be>oegdheidsuitoe-ening0& /Haan% #)! : #22% Hadjon% #))) : 60 1egitu pentingnya arti keterbukaan sehingga dapat dikatakan bah.a : 9<penbaarheid is licht% geheimbouding isduisternis9& /Hadjon% #))) : 60 Dalam kenyataannya kepustakaan hukum dalam bahasa 8ndonesa masih langka membahas soal keterbubukaan% meskipun usaha keterbukaan /seperti telah dikemukakan di atas0 telah dikumandangkan sejak beberapa tahun yang lalu& /Hadjon% #))): 60 ,. A'a' D&4"ra') Part)').a') Dalam sistem ketatanegaraan 8ndonesia% khususnya dalam hukum tata negara dan hukum administrasi 9keterbukaan9 merupakan asas penyelenggaraan pemerintahan yang bertumpu atas asas demokrasi /partisipasi0& Demokrasi per.akilan sudah lama dirasakan tidak memadai& Pernyataan seperti yang pernah diucapkan Pro-& Mr& 4& 1oedisoesetio pada pidato inagurasinya sebagai ;uru 1esar =uar 1iasa Hukum (ata 'egara dan Hukum (ata Pemerintahan pada Iakultas Hukum Uni>ersitas +irlangga yang diucapkan pada hari 4abu% tanggal #" 'opember #)*! kiranya sudah ketinggalan dalam kehidupan demokrasi modern& Dalam pidato tersebut dikatakan: Sekali angguta-angguta itu terpilih dan terbentuk DP4% maka rakjat yang berdaulat itu tidak mempunjai .e.enang lagi untuk menjatakan kemaunnja&&&&&&&& /1udisoesetyo% #)*! : #5% Hadjon% #))) : *0 +pabila .acana itu diikuti maka setelah rakyat memberikan suaranya pada /hari pemungutan suara0% selanjutnya rakyat itu tidak tahu apa-apa lagi tentang pelaksanaan pemerintahan& 1agi suatu negara demokrasi pelaksanaan pemilihan umum bukan satu-satunya instrumen demokrasi& Konsep demokrasi dan instrumennya telah jauh berkembang& /Hadjon% #)))% ibid%: *0 Pada dekade tahun enampuluhan-tujuhpuluhan lahirlah suatu konep demokrasi yang disebut demokrasi partisipasi% /+kkormans% #)!* : ##% Hadjon% #))) : 0 Dalam konsep demokrasi partisipasi rakyat mempunyai hak untuk ikut memutuskan /medebeslissingsrecht% dalam proses pengambilan keputusan pemerintahan /besluit>ormingsproces0 /Haan% #)! : #6"% Hadjon% #))):0 5. A'a'6A'a' U&%& P&r)#ta(a# Ya#$ Ba)" Sebagai pelaksanaan asas keterbukaan dalam pemerintahaan di 1elanda%mula- mula melalui asas 9-air play9 sebagai salah satu dari apa yang disebut 9algemene beginselen >an behoorlijk bestuur9% yang dalam praktek Peradilan (U' di 8ndonesia de.asa ini dikenal dengan nama 9+sas-+sas Umum Pemerintahan yang 1aik9 /++UP10& Dengan lahirnya .et openbaarheid >an bestuur /3<10 yang e-ekti- sejak tanggal # Mei #)!" asas 9-air play9 dimasukkan dalam .et tersebut& Dalam 3<1 dibedakan dua macam keterbukaan pemerintahan% yaitu keterbukaan akti- dilaksanakan atas prakarsa pemerintah sedangkau keterbukaan pasi- atas permintaan .arga masyarakat& /3ijk-Konijnenbelt% #)!6 : 62% Hadjon& #))) : 0 Pada dasarnya keterbukaan pemerintahan tidak hanya menyangkut in-ormasi& Keterbukaan meliputi keterbukaan sidang-sidang badan per.akilan rakyat% keterbukaan in-ormasi2 keterbukaan prosedur2 keterbukaan register& Dalam 3<1 1elanda hanya diatur tentang keterbukaan in-ormasi saja sebagai dasar hubungan antara pemerintahaan dan rakyat& /Haan% #)! : #26% Hadjou% #))):0 +rti penting keterbukaan dalam sidang-sidang badan per.akilan rakyat berkaitan dengan -ungsi penga.asan yang dimiliki badan per.akilan rakyat Keterbukaan dalam pengambilan keputusan-keputusan politik memungkinkan penga.asan dan bagi pembuat keputusan akan mendorong sikap berhati-hati dalam pengambilan keputusan /1urkens% #))" : )6% Hadjon% #))) : -A0 Sebagai ilustrasi adanya asas keterbukaan antara lain : 94apat Paripurna% 4apat Paripurna =uar 1iasa% 4apat Komisi% 4apat ;abungan Komisi dan 4apat Panitia husus pada dasarnya bersi-at terbuka% kecuali apabila rapat yang bersangkutan atau 1adan Musya.arah memutuskan rapat tersebut bersi-at tertutup9& /Kep& DP4 48&'o&#"$DP4-48$888$!2-!5% Ps ) ayat/l00 7. K4#'. Part)').a') Ma'/ara"at Sesuatu hal yang dirasa atau dipandang sangat penting ialah adanya saluran bagi rakyat untuk menyampaikan aspirasinya melalui DP4 Ketentuan tentang dengar pendapat umum% merupakan sarana yang patut dioptimalkan sehingga pembentukan undang-undang dan perumusan kebijakan lainnya betul-betul mengikutkan masyarakat& /Hadjon% #))) : A0 Pemerintahan demokratis mengenal adanya keterbukaan in-ormasi yang dibedakan atas keterbukaan akti- dan pasi- berkaitan dengan dokumen-dokumen pemerintahan& Keterbukaan in-ormasi dimungkinkan dalam batas-batas tertentu bagi masyarakat untuk mengetahui dokumen-dokumen pemerintah& Iiksi hukum yang menyatakan bah.a 9setiap orang dianggap mengetahui undang-undang9 tidaklah ada artinya apabila undang-undang tidak dipublikasikan secara luas& /Duk-=oeb-nicolai% #)!# : #*A% Hadjon% #))) : A0 @ukup banyak terjadi masyarakat tidak pernah diberi in-ormasi tentang ketentuaa hukum% karena disatu sisi kita hanya berpegang pada -iksi hukum dan disisi lain mungkin karena niat untuk meman-aa-kan ketidak tahuan masyarakat tentang suatu aturan hukum& /Hadjon% #))) : A-!0 :ksistensi keterbukaan prosedur berkaitan dengan 9besluit>ormingsprocedures9 dan salah satu dari 9besluit9 yang sangat penting adalah 9beschikking9 yang dalam UU 'o& * (ahun #)! disebut keputusan tata usaha negara& /Hadjon% #))) : )0 Keterbukaan penting dalam pemerintahan& Keterbukaan dalam prosedur pemerintahan memungkinkan masyarakat melakukan : mee.eten /ikut mengetahui02 meedenken /ikut memikirkan02 meespreken /bermusya.arah02 dan meebeslissen /ikut memutuskan dalam rangka pelaksanaan02 medebeslissingsrecht /hak ikut memutus0 /Haan% #)! : #5!% Hadjon% #))) : !0 Dalam prosedur pengambilan keputusan pemerintahan baik menyangkut suatu rencana% kebijakan% pembentukan peraturan perundang-undangan maupuu suatu keputusan tata usaha negara% /misalnya i?in0 asas-asas keterbukaan harus dituangkan dalam prosedur tersebut& +sas keterbukaan dalam suatu prosedur i?in% pelaksaaaannya dapat berupa: #& tersedianya sarana 9meedenken en meespreken9 baik berupa keberatan% dengar pendapat atau bentuk lain2 2& pengumuman keputusan i?in& 5& keterbukaan isi permohonan& /Hadjon% #))): !0 Keterbukaan prosedur i?in di 8ndonesia sesungguhnya telah diatur dalam ketentuan i?in ganguan yang la?imnya dikenal sebagai H<% namun sangat disesalkan& keterbukaan prosedur begitu saja diabaikan dalam P:4M:'D+;48 'o& A tahun #))5 dalam 4angka Paket Kebijaksanaan Pemerintah 25 <ktober #))5 /P+K(< #))50& Dalam Pasal A P:4M:'D+;48 tersebut sebagai kelengkapan suatu permohonan i?in undang-undang gangguan pada huru- g diisyaratkan : Persetujuan tetangga$atau masyarakat yang berdekatan& Ketentuan dalam Pasal A huru- g diatas disatu sisi bertentangan dengan <rdonansi ;angguan dan disisi lain telah mengabaikan asas keterbukaan pemerintah% yaitu ke.ajiban pejabat yang ber.enang untuk mengumumkan isi permohonan di lokasi dimana usaha itu bakal berdiri% telah diganti dengan persetujuan tetangga& Dengan demikian asas keterbukaan telah digeser oleh asas tetangga% padahal asas keterbukaan berupa pengumuman isi permohonan tidak hanya untuk tetangga tetapi untuk siapa saja pihak ketiga yang berkepentingan /bisa juga =SM0 untuk mengajukan keberatan dalam rangka 9mee.eten-meedenken-meespreken- meebeslissen9& /Hadjon% #))) : !-)0 4egister mengenai kedudukan hukum seseorang /misalnya penda-taran penduduk2 peada-taran pemilihan umum0% penda-taran benda-benda tidak bergerak serta penda-taran bidang usaha disamping sebagai suatu bentuk in-ormasi% pada sisi lain memiliki si-at sebagai 9bestuurs.aarborg9& /Haan #)!: #5A%Hadjon%#))):)0 Keterbukaan register di 8ndonesia dikenal antara lain dalam hukum kadaster yaitu keterbukaan buku tanah& Keterbukaan seperti itu di satu pihak memang memberikan in-ormasi kepada masyarakat mengenai hak atas tanah yang sudah dida-tarkan dan sekaligus memberikan jaminan perlindungan hukum terhadap hak- hak yang sudah dida-tarkan itu& /Hadjon% #))) : )0 Salah satu per.ujudan asas demokrasi yakni keterbukaan% bahkan merupakan conditio sine Eua non asas demokrasi& Keterbukaan memungkinkan partisipasi masyarakat secara akti- dalam pembentukan peraturan perundang-undangan& /Hadjon% #))) : )0 +sas keterbukaan dalam rangka pembentukan peraturan perundangan- undangan yang demokratis% perlu mendapat perhatian% oleh karena demokrasi per.akilan saja de.asa ini sudah tidak memadai& Dalam rangka hubungan antara pemerintah dan rakyat% kiranya keterbukaan merupakan prioritas pemikiran untuk mendapat perhatian khusus& Kodi-ikasi hukum administrasi% umum% khususnya mengenai prosedur pemerintahan seyogyanya perlu mendapat perhatian% yang membuka peluang kodi-ikasi administrasi secara bertahap& Kodi-ikasi yang demikian punya arti bagi pelaksanaan asas negara hukum untuk me.ujudkan asas kekuasaan berdasarkan atas hukum secara nyata& Dalam mengantisipasi era globalisasi usaha tersebut perlu mendapat prioritas karena hukumlah yang mempunyai peran utama dalam lalu lintas ekonomi global& Pembangunan yang hanya menempatkan posisi hukum sebagai sarana% diragukan kemampuannya untuk me.ujudkan negara Hukum 4epublik 8ndonesia yang intinya adalah me.ujudkan cita hukum /rechts idee0& /Hadjon% #))) : )-#"0 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. T). P#!)t)a# Penelitian ini merupakan kombinasi antara penelitian hukum empiris dan penelitian hukum normati-& Masing-masing tipe penelitian tersebut digunakan sesuai dengan kebutuhannya& Penelitian hukum empiris dilakukan melalui obser>asi dan .a.ancara mendalam /in depth inter>ie.s0 dengan para responden dan nara sumber yang berkompeten dan terkait dengan masalah yang diteliti /obyek yang diteliti0% untuk mendapatkan data primer dan akan dilakukan pula dengan studi kasus& Penelitian hukum normati- dilakukan dengan mengumpulkan bahan hukum baik primer% sekunder dan atau tersier& Dalam rangka mendapatkan ja.aban atau penyelesaian atas masalah-masalah /isu hukum0 yang telah dirumuskan% dapat dipergunakan empat model pendekatan penyelesaian masalah yaitu pendekatan peraturan perundang-undangan /statutory approach0% pendekatan konseptual /conceptual approach0% pendekatan komparati- /comparati>e approach0% dan pendekatan historis /historical approach0% yang penerapannya disesuaikan dengan kebutuhan& Semua pendekatan yang disebutkan di atas diterapkan pada lapisan ilmu hukum dogmatik dan atau lapisan hukum teoritik sebagai berikut: /#0 =apisan Dogmatik Hukum Pada lapisan ini uraian mengarah dalam bentuk memaparkan% membandingkan% menginterpretasikan hukum yang berlaku atau hukum positi-& Dalam penelitian ini analisis mengarah pada ada tidaknya partisipasi masyarakat dalam setiap pembuatan dan e>aluasi kebijakan daerah Kota 7ogyakarta dan aspirati- tidaknya produk-produk kebijakan daerah&Kota 7ogyakarta pasca UU 'o& 22 (ahun #)))& /20 =apisan (eori Hukum Dalam lapisan ini dianalisis peraturan perundangan yang ada% apakah telah memberikan pemahaman sepenuhnya atau memberikan penjelasan bila ada perbedaan tentang semua obyek atau pengertian aturan yang terkandung dalam peraturan perundang-undangan& Dalam penelitian ini analisis mengarah pada perlu tidaknya masyarakat dilibatkan dalam setiap pembuatan dan e>aluasi kebijakan daerah Kota 7ogyakarta& Dalam pendekatan dari sudut pandang teori bukum% dikenal tiga lapisan ilmu hukum% yang terdiri dari : #& Dogmatik hukum D&H&M& Meu.issen% memberikan batasan pengertian dogmatik hukum sebagai 9&&&& Memaparkan% menganalisis% mensistimatisasi dan menginterpretasikan hukum yang berlaku atau hukum positi-D /Sukismo% 2""2 /b0: #*% Meu.issen% #)A) : "0& M& Gan Hoecke memberikan pengertian doghmatika hukura sebagai: 9&&& cabang ilmu hukum /dalam arti luas0 yang memaparkan% mensistematisasi hukum positi- yang berlaku dalam masyarakat tertentu dan pada suatu .aktu tertentu% dari sudut pandang normati-D /;ijessels% Hoeke% #)!2&: A*0& ,&,&H& 1ruggink /Sukismo% 2""2 /b0: #*-#% 1ruggink /alih bahasa +rie- Sidharta0% #)) :#)-#A"0 mengemukakan pendapatnya bah.a : 9Dengan bertolak dari kenyataan yang ada dalam hukum pada suatu saat tertentu ia berkenaan dengan suatu masalah tertentu% hendak mena.arkan alternati- penyelesaian yuridisk yang mungkin& Hal itu dengan sendirinya menyebabkan bah.a dogmatikus hukum bekerja dari sudut perspekti- internal& 8a justru menghendaki sebagai parisipan yang ikut berbicara /peserta akti- secara langsung0 dalam diskusi yuridik mengemukakan .a.asannya tehadap hukum positi-& ,ustru keakraban dengan sistem hukum yang dipelajarinya% menyebabkan /membuat0 ia menjadi dogmatikus yang berarti&D 2& (eori Hukum Dalam +rti Sempit& (eori hukum dalam arti sempit% selanjutnya disebut teori hukum% terletak antara Dogmatika Hukum dan Iilsa-at Hukum& M& Gan Hoecke /;ijssels- Hoecke% #)!2: A*0 mencoba memperjelas dengan perbedaan dalam jenis-jenis teori hukum dengan menggunakan pengertian meta teori: 9Meta teori adalah teori yang didalamnya suatu teori lain direnungkan& ,adi% jenis teori hukum yang satu dapat ditipikasi sebagai meta teori dari dogmatika Hukum% dan yang lainnya sebagai teori hukum dari hukum positi-& Karena dimungkinkan lagi adanya teori tentang meta teori /yang disebut meta teori0% maka rangkaian ini dapat dilanjutkan tanpa batas& M& Gan Hoecke menjelaskan lagi bah.a : 98kh.alnya tidaklah demikian& Sampai pada -ilsa-at hukum% yang seperti akan kita lihat merupakan teori yang -undamental% kita menemukan titik akhir& Iilsa-at hukum adalah juga teori yang mere-leksikan teorinya sendiri dan tidak memiliki meta teori diatasnya% maka ia sendiri harus meneliti masalah-masalah berkenaan dengan si-at keilmuan dan metodologi Iilsa-at Hukum& ,adi disini -ilsa-at Hukum harus mere-leksi diri /Sukismo% 2""2 /b0: #A% 1ruggink% #)) : #A#0& Hubungan antara dogmatika hukum% teori hukum% dan -ilsa-at hukum dalam meta teori-meta teori seperti telah dijelaskan oleh M& Gan Hoecke atau dalam perbedaan tataran analisis seperti yang dilakukan oleh Meu.issen dan selanjutnya dijelaskan oleh 1ruggink /Sukismo% 2""2 /b0 : #A% 1ruggink% #)) : #A*-#A0 bah.a Iilsa-at Hukum adalah meta teori untuk teori hukum& Mengingat bah.a teori hukum% adalah teori untuk dogmatika Hukum% maka -ilsa-at Hukum adalah meta teori-meta teori untuk dogmatika hukum& (etapi dalam penelitian tesis ini penulis hanya menganalisis pada lapisan Dogmatik Hukum dan (eori Hukum& Penjelasan yang senada diungkapkan oleh 1& +rie- Sidharta dalam disertasinya mensitir pendapat M& Gan Hoecke tentang hubungan antara dogmatika hukum% teori hukum dan Iilsa-at Hukum dengan menggunakan konsep meta teori yakni ilmu /disiplin0 yang obyek studinya adalah ilmu lain& 1erdasarkan konsep ini% teori hukum terdiri dari dua jenis : a& Meta teori dogmatika hukum yang mempersoalkan ajaran ilmu /yang membahas landasan ke-ilsa-atan0 dan ajaran metode dari dogmatika hukum& b& (eori tentang hukum positi- yang menelaah pengertian hukum% pengertian- pengertian dalam hukum% metodologi hukum yang mencakup metodologi pembentukan hukum dan metodologi penerapan hukum& Iilsa-at hukum adalah meta teori dari teori hukum dan meta teori dari dogmatika hukum serta teori tentang hukum /re-leksi tentang hakekat hukum dan keadilan0& Iilsa-at hukum sendiri tidak mempunyai meta teori% karena sebagai -ilsa-at ia mere-leksi dirinya sendiri untuk mempertanggungja.abkan keberadaannya dan menjelaskan makna karaktemya /Sukismo% 2""2 /b0 : #5& Sidharta% #)) : #6#-#62& ;ijjssels - Hoecke% #)!2 : A%)#-)*0& ;una pengembangan hukum teoritis yang dimaksud oleh Meu.issen% 1ruggink mengguaakan istilah 9(eori Hukum dalam arti luas9 yang dide-inisikan sebagai 9keseluruhan pernyataan yang saling berkaitan berkenaan dengan sistem konseptual aturan-aturan hukum dan putusan-putusan hukum% sistem tersebut sebagian dipositi-kan9 /Sukismo% 2""2/b0: #5& Sidharta% #)) :#62& 1ruggink% #)): 60 (eori hukum dalam arti luas ini terdiri atas sosiologi hukum% dogmatika hukum% teori hukum dalam arti sempit% dan -ilsa-at hukum /Sukismo% 2""2 /b0: #!% Sidharta% #)) :#620& ,,&H& 1ruggink menjelaskan bah.a : 9(eori hukum itu membedakan diri dari dogmatika hukum% karena ia memiliki penentuan tujuan yang berbeda sekali% yakni semata-mata teoritikal& Masalah- masalah yang berkenaan dengan hukum yang mungkin ada atau hukum adil atau berkenaan dengan keadilan dari hukum% yang dalam -ilsa-at sering menempati posisi sentral& <byek teori hukum ini mencakup kegiatan yurisdik seperti pengembangan /rechtbeo-ening0& Dogmatig hukum% pembentukan hukum dan penemuan hukum& Dalam bidang ini berbagai jenis teori hukum diberi nama juga teori /dari0 ilmu hukum% dan teori penemuan hukum& <bjek yang penting pada bagian ini adalah studi tentang metode yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan yuridisk tersebut9& 9Dari uraian tadi sudah dikemukakan sesuatu tentang penetapan tentang tujuan teori hukum Penetapan tujuan teoritikalnya membedakan teori hukum dari dokmatika hukum% yang diarahkan pada praktek hukum& (eoritikus hukum terutama hendak memberikan pemahaman tentang objek yang dipelajari& Sebab pemahaman ini berdampak ke dalam praktek hukum& 3alaupun teori hukum tidak mempunyai kepentingan praktikal secara langsung% tetapi teori hukum tetap penting bagi praktek hukum% karena turut memerankan peranan yang pasti mempertinggi kualitas praktek hukum /Sukismo% 2""2 /b0: #!-#)% 1ruggink% #)) : #A5-#A*0& (eori kebenaran yang mengedepan dan rele>an berkaitan dengan penelitian tesis ini adalah teori kebenaran koherensi& Hal ini didasarkan atas alasan bah.a pada prinsipnya orientasi penelitian /kajian0 tesis ini mengenai keterkaitan antara Undang- undang 'omor 22 (ahun #))) dengan Undang-undang 'omor 2* (ahun #)))% Undang-undang 'omor 56 (ahun 2""" dengan Peraturan Pemerintah (ahun 2""#% atau lebih konkritnya mengenai keterkaitan Undang-undang 'omor 22 (ahun #))) dengan Undang-undang 2* (ahun #)))% Undang-undang 'omor 56 (ahun 2""" dengan Peraturan Pemerintah 'omor (ahun 2""# & Menurut 3hite% teori kebenaran koherensi diberi makna$arti sebagai : 9&&&to say .hat is said /usually called a judment% belie-% or proposition0 is true or -alse is to say that coheres or-ails coheres .ith a system o- other things .hich are said2 that is a member o- a system .hose elements are related to each other by ties o- logical implication as the elements in a system o- pure mathematics are related9 /Sukismo% 2""2 /b0: #)% +llan% 3hite% #)A" : #*0 Menurut Kattso--% teori kebenaran koherensi diberi makna sebagai : 9&&& suatu proposisi cenderung benar jika proposisi tersebut dalam keadaan saling berhubungan dengan proposisi lain yang benar% atau jika makna yang dikandungnya dalam keadaan saling berhubungan dengan pengalaman kita9 /Sukismo% 2""2 /b0 : #)% (im Dosen Iilsa-at 8lmu Iakultas Iilsa-at U;M% 2""# : #5)& Katso--% #)*6% #)!:#)0& 1ertolak dari pendapat dari 3hite dan Kattso-- tersebut yang bernada hampir sama% dapatlah diungkapkan dengan bahasa yang sederhana% bah.a teori kebenaran koherensi atau teori kebenaran saling berhubungan yaitu suatu proposisi itu atau makna dari pernyataan dari suatu pengetahuan bernilai benar bila proposisi itu mempunyai hubungan ide-ide dari proposisi yang terdahulu yang bernilai benar& Dengan demikian kebenaran dari pengetahuan itu dapat diuji melalui kejadian- kejadian sejarah% atau juga pembuktian proposisi itu melalui hubungan logis jika pernyataan yang hendak dibuktikan berkaitan dengan pernyataan-pernyataan logis atau matematis /Sukismo% 2""2 /b0: 2"% (im Dosen Iilsa-at 8lmu Iakultas Iilsa-at U;M% 2""#:#6"0& 5& Iilsa-at Hukum Iilsa-at hukum diidenti-ikasi /diartikan0 sebagai induk dari semua disiplin yurisdik% karena -ilsa-at hukum membahas masalah-masalah yang paling -undamental yang timbul dalam hukum& <rang mengatakan juga bah.a -ilsa-at hukum berkenaan dengan masalah-masalah sedemikian -undamental% sehingga bagi manusia tidak terpecahkan% karena masalah-raasalah itu akan melampaui kemampuan ber-ikir manusia& Iilsa-at hukum akan merupakan kegiatan yang tdak pemah berakhir% karena mencoba memberikan ja.aban pada pertanyaan-pertanyaan abadi& Pertanyaan- pertanyaan itu adalah pertanyaan terhadapnya hanya dapat diberikan ja.aban% yang menimbulkan lebih banyak pertanyaan baru& Iilsa-at hukum dapat diberikan de-inisi sebagai teori tentang dasar-dasar dan batas-batas kaidah hukum /Sukismo% 2""2 /b0: 2"& 1ruggink% #))&: #A*0& Penelitian ini diarahkan untuk dapat melakukan kajian ilmu hukum dalam dua lapisan ilmu hukum saja% yakni lapisan Dogmatik Hukum dan (eori Hukum& Sehubungan dengan itu maka objek penelitian yang telah ditetapkan% dipilah-pilahkan menjadi dua kelompok lapisan% yakni kelompok lapisan Dogmatik Hukum dan kelompok lapisan teori hukum% kemudian masing-masing kelompok lapisan keilmuan hukum tersebut dilakukan pengkajian% sesuai dengan karakternya masing-masing% yakni untuk lapisan Dogmatik hukum dan lapisan (eori Hukum menggunakan metode normati-& Dalam hal ini% ,&,&H& 1ruggink menjelaskan bah.a untuk lapisan Dogmatik hukum konsepnya berupa 9technisch juridisch begripen& :ksplanasinya secara teknis yuridis% si-at keilmuan normati-% untuk lapisan teori Hukum konsepnya berupa 9algemene begripen9% eksplanasinya secara analitis% si-at keilmuannya normati- /dan dapat pula empiris0 /Sukismo&% 2""2 /b0: 2#& Hadjon% #))6 : #"0& 2. Ba(a# P#!)t)a# 1ahan penelitian yang digunakan pada tipe penelitian hukum empiris berupa hasil .a.ancara mendalam /in depth inter>ie.s0 dengan responden maupun narasumber dan hasil obser>asi tentang realisasi pembuatan kebijakan daerah Kota 7ogyakarta yang demokratis dalam sistem pemerintahan yang bersih bebas dari korupsi kolusi dan nepotisme& 1ahan penelitian yang digunakaa pada tipe penelitian hukum normati- berupa bahan hukum% baik bahan hukum primer /primary sources or authorities0% maupun bahan hukum sekunder /secondary sources or authorities0 dan diiengkapi dengan bahan hukum tersier yang diperoleh dari penelitian kepustakaan yang merupakan data sekunder& /#0 1ahan hukum primer a0& Pancasila b0& UUD6* c0 Ketetapan MP4 d0 UU 'o&22 (ahun #))) e0 Peraturan perundang-undangan dan asas-asas yang berkaitan dengan partisipasi masyarakat dalam pembuatan dan e>aluasi kebijakan daerah Kota 7ogyakarta serta sistem pemerintahan yang bersih bebas dari korupsi% kolusi dan nepotisme&& /20 1ahan hukum sekunder merupakan bahan hukum yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer berupa bahan pustaka seperti buku% majalah% hasil penelitian% makalah dan lainnya yang terkait dengan kebijakan daerah yang demokratis dan sistem pemerintahan yang bersih bebas dari korupsi kolusi dan nepotisme&& /50 1ahan hukum tersier% meliputi bahan yang memberikan kelengkapan in-ormasi tentang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder 3. Pr4'3%r .#$%&.%!a# 0a(a# .#!)t)a# 1ahan penelitian berupa data yang diperoleh melalui penelitian hukum empiris baik melalui .a.ancara mendalam dengan menggunakan pedoman .a.ancara maupun melalui obser>asi% hasil yang terkumpul di narasikan secara komprehensi- dan sistematis& 1ahan-bahan hukum yang diperoleh melalui penelitian hukum normati- diin>entarisasi% terhadap bahan hukum yang berkenaan dengan isu sentral dilakukan identi-ikasi& Pengumpulan bahan hukum primer dilakukan dengan mengadakan penelusuran atau penemuan kembali melalui da-tar petunjuk peraturan yang ada ataupun melalui in-ormasi resmi lainnya ataupun bahan hukum tersier dilakukan dengan mengadakan penelusuran melalui katalog hukum yang terdapat di perpustakaan& =angkah berikutnya adalah meringkas% mengutip dan mengulas bahan hukum yang telah dikumpulkan itu hasilnya ditulis dengan menggunakan sistem kartu /card system0 yang terdiri dari : kartu ikhtisar% kartu kutipan dan kartu ulasan atau kartu analisis% kemudian dipilih dan dihimpun sesuai dengan ketentuan hukum dan atau asas-asas hukum positi- yang mendasarinya untuk disusun secara sistematis guna mempermudah dalam analisis& *. P#$4!a(a# 3a# A#a!)')' Ba(a# P#!)t)a# 1ahan penelitian pada penelitian hukum empiris dikumpulkan dengan obser>asi dan me.a.ancarai para responden serta nara sumber khususnya yang berkaitan dengan permasalahan /obyek penelitian0 hasilnya dianalisis secara kualitati-% kemudian dituangkan dalam bentuk deskripsi yang menggambarkan tentang realisasi pembuatan kebijakan daerah Kota 7ogyakarta yang demokratis dalam sistem pemerintahan yang bersih bebas dari korupsi kolusi dan nepotisme& 1ahan penelitian pada penelitian hukum normati- berupa bahan hukum yang berkaitan dengan kebijakan daerah yang demokratis% partisipasi masyarakat dan sistem pemerintahan yang bersih bebas dari KK'% disusun secara sistematis% kemudian di klasi-ikasi sesuai pokok bahasan& Selanjutnya bahan-bahan hukum tersebut dilakukan analisis secara normati-% sehingga diperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai ja.aban atas permasalahan pada lapisan ilmu dogmatik hukum dan teori hukum% mengenai ada tidaknya partisipasi masyarakat dalam setiap pembuatan dan e>aluasi kebijakan daerah Kota 7ogyakarta dalam sistem pemerintahan yang bersih bebas dari KK' serta aspirati- tidaknya produk-produk kebijakan daerah Kota 7ogyakarta pasca UU 'o& 22 (ahun #)))& 1erdasarkan hasil penelitian% baik penelitian hukum empiris maupun penelitian hukum normati- dapat ditarik kesimpulan dan diajukan saran seperlunya& ,. Prta#$$%#$+a8a0a# S)'t&at)"a P#%!)'a# Penulisan hasil penelitian ini akan diuraikan dalam lima bab% yakni 1ab 8% 1ab 88% 1ab 888% 1ab 8G dan 1ab G& Dari bab-bab tersebut kemudian diuraikan lagi menjadi sub-sub bab yang diperlukan& Sistematika ini disusun berdasarkan urutan langkah- langkah yang ditempuh dalam rangka kegiatan penelitian ini& Penulisan bab-bab tersebut selengkapnya adalah sebagai berikut : ,udul: :KS8S(:'S8 K:18,+K+' D+:4+H 7+'; D:M<K4+(8S D+=+M S8S(:M P:M:48'(+H+' 7+'; 1:4S8H 1:1+S D+48 K<4UPS8 K<=US8 D+' ':P<(8SM: 1+1 8: P:'D+HU=U+'% merupakan penjelasan a.al yang berisi tentang : latar belakang masalah% rumusan masalah% tujuan penelitian dan sistematika penulisan hasil penelitian% dengan demikian diharapkan penelitian ini dapat selalu mengacu dan berjalan sesuai dengan hal-hal yang telah ditetapkan sebelumnya& 1+188: (8',+U+' PUS(+K+% merupakan uraian sistematis bahan pustaka yang akan dijadikan kerangka teori pada tipe penelitian hukum empiris% dan atau akan dijadikan bahan hukum utama pada tipe penelitian hukum normati-& 1+1 888: M:(<D: P:':=8(8+'% merupakan uraian tentang tata cara yang ditempuh dalam melakukan penelitian sebagai bentuk pertanggungja.aban ilmiah% yang memuat tentang : tipe penelitian% bahan penelitian% prosedur pengumpulan bahan penelitian% serta pengolahan dan analisis bahan penelitian& 1+1 8G: H+S8= P:':=8(8+' D+' P:M1+H+S+'% merupakan analisis dan bahasan terhadap bahan penelitian yang dilakukan selama penelitian berlangsung% guna mendapatkan ja.aban atas masalah-masalah yang telah dirumuskan% dipaparkan lebih lanjut dalam sub-sub bab yakni: #& 4ealisasi Pembuatan Dan :>aluasi Kebijakan Daerah #&#& Mekanisine Dan Prosedur Pembuataa Kebijakan Daerah #&2& Peranserta Masyarakat Dalam Pembentukan Kebijakan Daerah #&5& :ksistensi Pemerintahan Daerah 7ang 1ersih 1ebas Dari Korupsi Kolusi Dan 'epotisme 2& +spirasi Dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembuatan Kebijakan Daerah Pasca Undang-Undang 'o& 22 (ahun #))) 2&# Kebijakan Daerah 7ang +spirati- 2&2 Kebijakan Daerah 7ang Demokratis 2&5 Keterbukaan Dalam Pembentukan Kebijakan Daerah 5& =egalitas Dan Perlindungan Hukum Dalam Pembentukan Kebijakan Daerah 5&# Prinsip 'egara Hukum Dalam Pembentukan Kebijakan Daerah 5&2 =egalitas Dalam Pembentukan Kebijakan Daerah 5&5 Perlindungan Hukum Dalam Pembentukan Kebijakan Daerah 1+1 G: P:'U(UP% memuat kesimpulan dan saran seperlunya BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN +nalisis dan pembahasan terhadap bahan penelitian yang dilakukan selama penelitian berlangsung% baik data dari hasil penelitian hukum empiris maupun bahan hukum dari hasil penelitian hukum normati-% guna mendapatkan ja.aban atas masalah-masalah yang telah dirumuskan% dipaparkan lebih lanjut dalam sub-sub bab sebagai berikut: 1. Ra!)'a') P&0%ata# K0)+a"a# Dara( 1.1 M"a#)'& Da# Pr4'3%r P&0%ata# K0)+a"a# Dara( Kebijakan diberikan makna sebagai kumpulan keputusan mengenai: a& Pedoman pelaksanaan tindakan atau kegiatan tertentu2 b& Pengaturan mekanisme tindakan untuk mencapai tujuan dan sasaran2 c& Penciptaan situasi yang mengarah ke kondisi-kondisi untuk menciptakan dukungan implementasi /Su.andi% 2""#:#"0& Daerah diberikan makna sebagai propinsi dan atau kabupaten$kota yang otonom% sebagai pengeja.antahan dan atau per.ujudan dari amanat UU 'o& 22 (ahun #))) tentang otonomi daerah& Sebagai ilustrasi dalam penelitian ini secara perposi- yang dimaksud daerah adalah pemerintahan kota 7ogyakarta pada khususnya dan pemerintahan Propinsi Daerah 8stime.a 7ogyakarta pada umumnya& 8lustrasi ini didasarkan atas pertimbangan bah.a UU 'o& 22 (ahun #))) adalah bersi-at nasional% dengan demikian maka pemilihan pemerintahan kota 7ogyakarta pada khususnya dan pemerintahan Propinsi Daerah 8stime.a 7ogyakarta pada umumnya sebagai ilustrasi yang diharapkan% dasar hukum pembuatannya% langkah-langkah yang harus dilaksanakan% sanksi-sanksi tertentu akibat pelanggaran terhadap materi yang diatur didalamnya% sasaran utamanya /Suhardi2 2""2 : 0& Secara umum kebijakan daerah yang berupa Kepda dibuat dengan mendasarkan pada amanat suatu Perda dan atau amanat peraturan perundang- undangan tertentu% bahkan dapat juga mendasarkan pada ketentuan hukum administrasi tidak tertulis yakni asas kebebasan bertindak /-reies ermessen0% yang selama ini banyak dilaksanakan dalam praktek pemerintahan termasuk didalamnya pemerintahan daerah /3a.ancara dengan sta- DP4D0& Pembuatan kebijakan daerah yang berupa Perda melibatkan Pemerintah Kota dalam ilustrasi ini Pemerintah Kota 7ogyakarta /selanjutnya disebut Pemkot0 dan de.an Per.akilaa 4akyat Daerah Kota ilustrasi ini DP4D Kota 7ogyakarta /selanjutnya disebut DP4D Kota atau DP4D0& Dari hasil obser>asi dapat dideskripsikan tentang mekanisme dan prosedur pembuatan kebijakan daerah yang dikemas dalam bentak Perda& 3alikota menetapkan Perda atas persetujuan DP4D% sebagai tindak lanjut atas suatu 4ancangan Peraturan Daerah /selanjutnya disebut 4aperda0& 4aperda dapat berasal dari 3alikota atau berupa usul dari DP4D& 4aperda yang berasal dari 3alikota disampaikan pada Pimpinan DP4D dengan 'ota Pengantar 3alikota& 4aperda yang berasal dari usul DP4D beserta penjelasannya% disampaikan secara tertulis kepada Pimpinan DP4D% selanjutnya 4aperda yang diterima oleh Pimpinan DP4D tersebut% baik yang berasal dari usulan 3alikota maupun yang berasal dari usulan DP4D oleh Pimpinan DP4D disampaikan kepada seluruh +nggota DP4D& +pabila ada dua atau lebih 4aperda yang diajukan mengenai hal yang sama% maka yang dibicarakan lebih dahulu adalah 4aperda yang diterima lebih dahulu% dan 4aperda yang diterima kemudian dipergunakan sebagai pembanding /(atip DP4D% #)))% Pasal #))% #2"% #2#0& Pembahasan 4aperda dilakukan melalui empat tahapan pembicaraan% kecuali apabila Panitia Musya.arah menentukan lain& :mpat tahapan pembicaraan tersebut meliputi : tahap pertama% tahap kedua% tahap ketiga% tahap keempat% kesemuanya dalam 4apat Paripurna DP4D& Sebelum dilakukan pembicaraan tahap kedua% tahap ketiga% dan tahap keempat diadakan rapat -raksi terlebih dahulu% (ahapan-tahapan pembicaraan dalam -orum 4apat DP4D berkaitan dengan 4aperda% dalam prakteknya berisi muatan-muatan sebagai berikut: /#0 Dalam hal 4aperda berasal atas usulan 3alikota% tahapan-tahapan pembicaraan selengkapnya yakni tahap pertama berupa penjelasan 3alikota dalam 4apat Paripuma DP4D terhadap 4aperda yang diusulkan 3alikota% tahap kedua berupa pemandangan umum dalam 4apat Paripuma DP4D oleh para +nggota yang memba.akan suara -raksinya terhadap 4aperda yang diusulkan oleh 3alikota% tahap ketiga berupa ja.aban 3alikota dalam 4apat Paripurna DP4D terhadap pemandangan umum para anggota terhadap 4aperda yang berasal dari usulan 3alikota% tahap keempat berupa : laporan hasil pembicaraan Panitia khusus /Pansus0% pendapat akhir -raksi--raksi yang disampaikan oleh +nggotanya% penetapan keputusan% pemberian kesempatan kepada 3alikota untuk menyampaikan sambutan terhadap pengambilan keputusan tersebut2 /20 Dalam hal 4aperda berasal dari usulan DP4D% tahapan-tahapan pembicaraan selengkapnya yakni tahap pertama berupa penjelasan Pimpinan Komisi$Pimpinan 4apat ;abungan dalam 4apat Paripurna DP4D terhadap 4aperda yang diusulkan oleh DP4D% tahap kedua berupa pendapat 3alikota dalam 4apat Paripurna DP4D terhadap 4aperda yang diusulkan oleh DP4D% tahap ketiga berupa ja.aban Pimpinan Komisi atau Pimpinan 4apat ;abungan Komisi atas nama DP4D dalam 4apat Paripurna DP4D terhadap pendapat 3alikota berkenaan dengan 4eperda yang diusulkan DP4D% tahap keempat berupa : laporan hasil pembicaraan dalam rapat komisi atau gabungan komisi% pendapat akhir yang disampaikan oleh 3alikota% penetapan keputusan% pemberian kesempatan kepada 3alikota untuk menyampaikan sambutan terhadap pengambilan keputusan tersebut& Pembicaraan- Pembicaraan yeng bertahap tersebut% baik 4aperda atas usulan 3alikota maupun atas usulan DP4D% sebelum pembicaraan tahap keempat% maka didahului dengan 4apat Panitia Khusus yang dilakukan bersama-sama dengan pejabat yang ditunjuk 3alikota /.a.ancara dengan sta- Set.an DP4D Kota 7ogyakarta% (atip DP4D% #)))% Pasal #22%#25% l26% #2*%#20& Pembicaraan- pembicaraan secara bertahap dalam -orum rapat DP4D tersebut% baik mengenai 4aperda atas usulan 3alikota maupun atas usulan DP4D% sebelum memasuki pembicaraan tahap keempat% didahului dengan rapat Panitia Khusus /Pansus0 yang dilakukan bersama-sama dengan pejabat yang ditunjuk 3alikota /3a.ancara dengan sta- Set.an DP4D Kota-7ogyakarta% (atip DP4D% #)))% Pasal #2A0& Prosedur pembuatan 4aperda dapat dibedakan antara 4aperda yang dibuat Pemerintah Kota maupun 4aperda yang dibuat oleh DP4D% yakni sebagai berikut: /#0 4aperda yang dibuat oleh Pemerintah Kota dilakukan dengan tiga model% yakni pertama sistem top do.n artinya 4aperda tersebut disusun atas dasar ide-ide dan atau niatan-niatan politik jajaran pemerintahan kota dari jajaran paling atas sampai jajaran yang paling ba.ah% kedua dengan sistem bottom up artinya 4aperda tersebut disusun atas ide-ide dan atau niatan- niatan politik jajaran pemerintah daerah dari yang ba.ah secara hierarkhies sampai yang paling atas% ketiga dengan sistem kombinasi antara top do.n dan bottom up% artinya memadukan dan mensinergikan antara sistem top do.n dan bottom up dengan meman-aatkan secara optimal segi-segi positi- dan mengeliminir sedemikian rupa segi-segi negati- dari masing-masing sistem tersebut% untuk kemudian dijadikan dasar dalam penyusunan 4aperda oleh Pemerintah Kota2 /20 4aperda yang dibuat oleh DP4D% prosedumya sebagai berikut: a sekurang-kurangnya 5 /tiga0 orang +nggota DP4D yang tidak hanya terdiri dari satu -raksi dapat mengajukan sesuatu usul prakarsa pengaturan sesuatu urusan Daerah2 b& Usul prakarsa pengaturan sesuatu urusan Daerah tersebut% disampaikan kepada Pimpinan DP4D dalam bentuk 4aperda disertai dengan penjelasan secara tertulis2 c& Usul prakarsa pengaturan sesuatu urusan Daerah tersebut diberi nomor pokok oleh Sekretariat DP4D2 d& Usul prakarsa pengaturan sesuatu urusan Daerah tersebut oleh Pimpinan DP4D disampaikan dalam 4apat Paripurna DP4D setelah mendapat pertimbangan dari Panitia Musya.arah2 e& Dalam 4apat Paripurna DP4D% +nggota DP4D yang mengusulkan diberi kesempatan memberikan penjelasan atas usul prakarsa pengaturan sesuatu urusan Daerah tersebut2 -& Pembicaraan mengenai sesuatu usul prakarsa pengaturan sesuatu urusan Daerah dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada: -&a& +nggota DP4D lainnya untuk memberikan pandangan2 -&b& 3alikota untuk memberikan pendapat2 -&c& +nggota DP4D yang mengusulkan% memberikan ja.aban atas pandangan +nggota DP4D lainnya dan pendapat 3alikota& g& Pembicaraan diakhiri dengan Keputusan DP4D yang menerima atau menolak usul prakarsa pengaturan sesuatu urusan Daerah dari +nggota-+nggota DP4D tersebut menjadi prakarsa DP4D2 h& (atacara pembahasan 4aperda atas prakarsa DP4D mengikuti ketentuan yang berlaku dalam pembahasan 4aperda2 i& Selama usul prakarsa pengaturan sesuatu urusan Daerah belum diputuskan menjadi prakarsa DP4D% para pengusul berhak mengajukan perubahan atau mencabutnya kembali /3a.ancara dengan sta- Set.an DP4D2 (atp DP4D% #)))% Pasal #60& Dari paparan tersebut dapatlah diketahui antara lain : a& Setiap kebijakan daerah harus dibuat dalam bentuk kemasan hukum baik berupa Kepda maupun Perda b& Setiap Kebijakan daerah yang dibuat oleh pemerintah daerah melalui Kepala Daerah dalam bentuk Kepda harus dapat dipertanggungja.abkan setiap saat c& Setiap kebijakan daerah yang dibuat dalam bentuk Perda% 4aperdanya datang /berasal0 dari Pemerintah Daerah maupun dari DP4D 1.2. Pra# 'rta Ma'/ara"at Da!a& P&0#t%"a# K0)+a"a# Dara( Suatu kebijakan daerah yang merupakan kumpulan keputusan mengenai : pedoman pelaksanaan tindakan atau kegiatan tertentu: Pengaturan mekanisme tindakan untuk mencapai tujuan dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan negara merupakan hak dan tanggung ja.ab masyarakat untuk ikut me.ujudkan Penyelenggara 'egara yang bersih& Hubungan antara Penyelenggara 'egara dan Masyarakat dilaksanakan dengan berpegang teguh pada asas-asas umum penyelenggaraan negara yang meliputi : asas kepastian hukum% asas tertib penyelenggaraan negara% asas kepentingan umum% asas keterbukaan% asas proporsionalitas% dan asas akuntabilitas /.a.ancara dengan Sta- Set.an DP4D% UU 'o& 2!$#)))% pasal !0& Makna asas-asas umum penyelenggaraan negara tersebut% masing-masing adalah: a& +sas kepastian hukum yakni asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan% kepatutan% dan keadilan dalam setiap kebijakan Penyelengara 'egara2 b& +sas tertib penyelenggaraan negara yakni asas yang menjadi landasan keteraturan% keserasian% dan keseimbangan dalam pengendalian Penyelenggara 'egara2 c& +sas kepentingan umum yakni asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspirati-% akomodati-% dan selekti-2 d& +sas keterbukaan yakni asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh in-ormasi yang benar% jujur% serta tidak diskriminati- tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi% golongan% dan rahasia negara2 e& +sas proporsionalitas yakni asas yang mengutamakan keseimbangan antar hak dan ke.ajiban Penyelengaraan 'egara2 -& +sas pro-esionalitas yakni asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku2 g& +sas akuntabilitas yakni asas yang menentukan bah.a setiap kegiatan dan hasil akhir dari Penyelenggara 'egara harus dapat dipertanggungja.abkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku /.a.ancara dengan Sta- Set.an DP4D% UU 'o& 2!$#)))% Penjelasan Pasal 50& Peluang dan partisipasi masyarakat dalam pembuatan% dan e>aluasi atas kebijakan daerah% termasuk didalamnya kebijakan daerah di kota 7ogyakarta cukup besar dan& strategis& Hal tersebut pada hakekatnya telah diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan% antara lain dalam: a& UU '<& 22 (ahun #))) tentang Pemerintahan Daerah b& PP 'o& 2" (ahun 2""# teatang Pembinaan dan Penga.asan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan Kepmendagri 'o& 6# (ahun 2""# tentang Penga.asan 4epresi- Kebijakan Daerah c& UU 'o& 2! (ahun #))) tentang Penyelenggaraan Pemerintahan 7ang bersih dan 1ebas dari KK'& Secara garis besar% amanat bagi masyarakat untuk berpartisipasi terhadap sesuatu kebijakan daerah dapat disistematisir sebagai berikut : a& Setiap pembuatan kebijakan daerah yang baru% baik berupa keputusan kepala daerah maupun peraturan daerah% senantiasa .ajib melibatkan masyarakat daerah untuk berpartisipasi2 b& Setiap kebijakan daerah yang baru% yang tidak melibatkan masyarakat daerah dapat menyebabkan kebijakan daerah tersebut dibatalkan oleh pemerintah atasan2 c& Masyarakat berhak untuk mengkritisi dan menge>aluasi atas sesuatu kebijakan daerah yang telah ada% dan apabila dipandang perlu dapat mengajukan usul agar kebijakan daerah yang dinilai oleh masyarakat tidak sesuai dengan kepentingan masyarakat dan tuntutan keadaan $ ?aman% ditinjau kembali dan apabila perlu dapat diusulkan untuk dicabut2 d& DP4D mempunyai tugas dan .e.enang untuk menampung dan menindaklanjuti aspirasi daerah dan aspirasi masyarakat2 e& Masyarakat mempunyai hak untuk mencari% memperoleh% dan memberikan in-ormasi tentang penyelenggaraan negara /termasuk penyelenggaraan pemerintahan daerah0% serta menyampaikan saran dan pendapat terhadap kebijakan penyelenggaraan negara /termasuk penyelenggaraan pemerintahan daerah0& /Prasetyo% 2""2 :50 (antangan yang berkaitan dengan partisipasi masyarakat dalam pembuatan dan e>aluasi kebijakan daerah di kota 7ogyakarta% antara lain karena /Pasetyo% 2""2 : 5-60: a& 1erbagai peraturan perundangan yang berkaitan erat dengan pembuatan dan e>aluasi kebijakan daerah% tidak mengatur mekanisme partisipasi masyarakat secara rinci dan tegas& Peraturan perundang-undangan tersebut antara lain: - UU '<& 22 (ahun #))) tentang Pemerintahan Daerah2 - PP 'o& 2" (ahun 2""# tentang Pembinaan dan Penga.asan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan Kepmendagri 'o& 6# (ahun 2""# tentang Penga.asan 4epresi- Kebijakan Daerah2 - UU 'o& 2! (ahun #))) tentang Penyelenggaraan Pemerintahan 7ang bersih dan 1ebas dari KK'2 - PP 'o& # (ahun 2""# tentang Pedoman Penyusunan (ata (ertib DP4D2 - Keppres 'o& #!! (ahun #))! tentang (ata @ara Mempersiapkan 4UU2 - Keppres 'o& 66 (ahun #))) tentang (eknik Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan dan 1entuk 4UU% 4 Keppres% 4aperda dan 4ancangan Keputusan Kepala Daerah2 - Kepmendagri dan <tonomi Daerah 'o& 25 (ahun 2""# tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah2 - Keputusan DP4D Kota 7ogyakarta 'o& 5 $ K$ DP4D $ #))) tentang Peraturan (ata (ertib De.an Per.akilan 4akyat Daerah Kota 7ogyakarta& b& 1elum seluruh komponen masyarakat yang ada memahami akan hak dan ke.ajibannya% untuk berpartisipasi dalam pembuatan dan e>aluasi atas sesuatu kebijakan daerah di kota 7ogyakarta Suatu sikap dan langkah yang telah ditempuh oleh DP4D menyelenggarakan public hearing perlu diberikan penghargaan& Public Hearing ini dimaksudkan% untuk mendapatkan masukan dari masyarakat% guna membahas tentang sesuatu kebijakan daerah& 'amun disayangkan langkah ini belum seluruhnya tepat% mengingat si-atnya sangat parsial% tidak menentu% dan sangat terbatas& Sebagai konsekuensinya banyak kebijakan daerah% baik oleh DP4D maupun eksekuti- ternyata bermasalah% karena tidak dapat diikuti oleh masyarakat& Sehubungan dengan itu% maka hadirnya peraturan daerah di kota 7ogyakarta% tentang mekanisme pembuatan dan e>aluasi kebijakan daerah% yang dapat mengakomodir partisipasi masyarakat secara memadai dari komprehensi- sangat didambakan oleh banyak kalangan masyarakat& /Prasetyo% 2""2 : 6-*0 Urgensi Perda tentang mekanisme partisipasi masyarakat% yakni berupaya untuk mensistematisasi secara komprehensi- dan terpadu% mekanisme pembuatan dan e>aluasi kebijakan daerah dalam satu ketentuan& 'antinya diharapkan bah.a semua proses pembuatan dan e>aluasi suatu kebijakan daerah mengacu pada satu sumber saja% sebagai konsekuensinya DP4D maupun eksekuti- daerah .ajib mengikuti dan melaksanakan peraturan daerah tersebut& /Suhardi% 2""2 : 60 Perda tentang mekanisme partisipasi masyarakat tersebut% diharapkan dapat memuat substansi yang penting antara lain /Suhardi% 2""2 : 6-*0: a& Hak partisipasi masyarakat dalam pembuatan kebijakan daerah yang baru maupun usulan pencabutan kebijakan daerah yang sudah tidak rele>an lagi2 b& Meletakkan ke.ajiban kepada DP4D maupun eksekuti- daerah untuk menampung dan menindaklanjuti usulan masyarakat2 c& Partisipasi masyarakat dalam pembahasan naskah akademik dan 4aperda2 d& Sosialisasi rencana penyusunan dan pembahasan kebijakan daerah kepada publik& Dengan demikian partisipasi masyarakat tersebut pada dasamya meliputi seluruh proses yang rele>an dalain pembuatan sesuatu kebijakan daerah& Dalam hal ini masyarakat diposisikan sebagai subyek pembuatan kebijakan daerah% sejajar dengan eksekuti- dan legislati- dan bukan sekedar simbol legitimasi legislati- dan eksekuti- saja& Sampai saat ini Perda tentang Mekanisine Partisipasi Masyarakat yang ditunggu-tunggu dan sangat didambakan oleh masyarakat Kota 7ogyakarta belum muncul& 'amun perkembangan terakhir cukup menggembirakan% karena jajaran pemerintahan Kota 7ogyakarta sudah mulai menaruh perhatian yang serius mengenai arti pentingnya peran serta masyarakat terhadap kuantitas dah kualitas produk-produk hukum jajaran pemerintahan daerah Kota 7ogyakarta% yang memuat kebijakan- kebijakan daerah Kota 7ogyakarta% yakni memberikan kesempatan yang seluas- luasnya kepada masyarakat untuk berpartisipasi dengan cara mengajukan usul% saran% pendapat% tanggapan atas sesuatu kebijakan Pemda Kota 7ogyakarta secara kritis dan konstrukti- melalui email% hotline yang khusus diadakan untuk kepentingan partisipasi masyarakat tersebut /<bser>asi0& Dengan demikian dapat diketahui bah.a : a& Perda tentang Mekanisme Partisipasi Masyarakat untuk mengkritisi kebijakan-kebijakan jajaran Pemda Kota 7ogyakarta sampai saat ini belum eksis2 b& (elah ada kesadaran jajaran Pemda Kota 7ogyakarta yang layak mendapatkan penghargaan% karena telah merintis dan membuka jalan dapat dilakukannya partisipasi masyarakat untuk berpartisipasi secara kritis dan konstrukti- melalui email dan hot line2 c& :ksistensi peran serta masyarakat cukup strategis untuk mengukur dan menge>aluasi kuantitas dan kualitas kebijakan-kebijakan yang ditempuh jajaran Pemda Kota 7ogyakarta /legislati- dan eksekuti-0 1.3 E"')'t#') P&r)#ta(a# Dara( Ya#$ B2r')( B0a' Dar) K4r%.') K4!%') Da# N.4t)'& Dalam sistem negara kesatuan% eksistensi pemerintahan daerah merupakan sub sistem dalam sistem pemerintahan nasional& Dengan demikian pemerintahan daerah merupakan bagian yang tak terpisahkan dengaa pemerintahan pusat% oleh karenanya prinsip dan paradigma pemerintahan yang bersih bebas dari korupsi% kolusi dan nepotisme yang berlaku terhadap pemerintahan nasional% juga berlaku terhadap pemerintahan daerah pada hakekatnya juga merupakan penyelenggaraan negara% penyelenggara daerah /DP4D dan :ksekuti- Daerah0 juga merupakan penyelenggara negara /Suprapto% 2""2:A0 Penyelenggara daerah dan atau penyelenggara negara mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam penyelenggaraan daerah atau penyelenggaraan negara untuk mencapai cita-cita bangsa me.ujudkan masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana tercantum dalam UUD #)6* /Sukismo% 2""2 : ##0& Untuk me.ujudkan penyelenggara daerah dan atau penyelenggara negara yang mampu menjalankan -ungsi dan tugasnya secara sungguh-sungguh dan penuh tanggung ja.ab% perlu diletakkan asas-asas penyelenggaraan daerah /Subardi% 2""# : #20& Praktek korupsi% kolusi dan nepotisme tidak hanya dilakukan antar penyelenggara negara dan atau antar penyelenggara daerah melainkan juga antar penyelenggara negara dan atau antar penyelenggara daerah dengan pihak lain yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa% sehingga untuk itu diperlukan landasan hukum untuk pencegahannya /Santoso% 2""#:#A0& Dari berbagai paparan tersebut dapatlah diketahui bah.a: a& :ksistensi pemerintahan daerah merupakan sub sistem pemerintahan nasional2 b& (untutan dan tantangan untuk terselenggaranya pemerintahan nasional yang bersih bebas dari korupsi% kolusi dan nepotisme berlaku dan rele>an pula bagi pemerintahan daerah2 c& 8ndikasi terjadinya praktek korupsi% kolusi dan nepotisme tidak hanya dalam jajaran pemerintahan pusat% melainkan juga dalam jajaran pemerintahan daerah& Penyelenggara negara% termasuk didalamnya penyelenggara daerah adalah penyelenggara negara dan atau penyelenggara daerah yang mentaati asas-asas umum penyelenggaraan negara dan atau daerah dan terbebas dari praktek korupsi% kolusi dan nepotisme serta perbuatan tercela lainnya /1ardo% 2""# : *0& Korupsi adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan pidana /Suyudi% 2""# : )0& Kolusi adalah permu-akatan atau kerja sama secara mela.an hukum antar penyelenggara negara termasuk didalamnya penyelenggara daerah atau antara penyelenggara negara termasuk didalamnya penyelenggara daerah dengan pihak lain yang merugikan orang lain% masyarakat% negara dan atau daerah /Suryanto% 2""2 : ##0: 'epotisme adalah setiap perbuatan penyelenggara negara termasuk didalamnya penyelenggara daerah secara mela.an hukum yang menguntungkan kepentingan keluarganya dan atau kroninya di atas kepentingan masyarakat% bangsa% negara dan atau daerah /1adri% 2""#:0& +sas umum pemerintahan negara yang baik adalah asas yang menjunjung tinggi norma kesusilaan% kepatutan dan norma hukum% untuk me.ujudkan penyelenggara negara termasuk didalamnya penyelenggara daerah yang bersih dan bebas dari korupsi% kolusi dan nepotisme /1adrun% 2""2:*0& Dari berbagai uraian tersebut dapatlah diketahui bah.a : a& Penyelenggara daerah merupakan sub sistem penyelenggara negara2 b& +sas-asas umum penyelenggaraan negara berlaku juga terhadap penyelenggaraan daerah2 c& 8ndikasi praktek korupsi% kolusi dan nepotisme tidak hanya terjadi dalam jajaran pemerintahan nasional semata% melainkan dapat pula terjadi dalam jajaran pemerintahan daerah2 d& Harapan untuk ter.ujudnya penyelenggaraan pemerintahan negara yang bersih dan bebas dari korupsi% kolusi dan nepotisme berlaku pula terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah2 e& Penyelenggara daerah meliputi eksekuti- daerah dan legislati- daerah& 2. A'.)ra') Da# Part)').a') Ma'/ara"at Da!a& P&0%ata# K0)+a"a# Dara( Pa'2a U#3a#$6U#3a#$ N4&4r 22 Ta(%# 1999 2.1 K0)+a"a# Dara( Ya#$ A'.)rat)- Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan negara termasuk didalamnya penyelenggaraan daerah% merupakan hak dan tanggung ja.ab masyarakat untuk ikut me.ujudkan penyelenggara negara termasuk didalamnya penyelenggara daerah yang bersih& Hubungan antar penyelenggara negara termasuk didalamnya penyelenggara daerah dengan masyarakat% dilaksanakan dengan berpegang teguh pada asas-asas umum penyelenggaraan negara yang meliputi asas : kepastian hukum% tertib penyelenggaraan negara% kepentingan umum% keterbukaan% proporsionalitas% pro-esionalitas dan akuntabilitas /Supriyadi% 2""2 : !0& Peran serta masyarakat di.ujudkan dalam bentuk: a& Hak mencari% memperoleh% dan memberikan in-ormasi tentang penyelenggaraan negara% termasuk didalamnya penyelenggaraan daerah2 b& Hak untuk memperoleh pelayanan yang sama dan adil dari penyelenggara negara dan atau dari penyelenggara daerah2 c& Hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung ja.ab terhadap kebijakan penyelenggara negara dari atau terhadap kebijakan penyelenggara daerah2 d& Hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal melaksanakan laiknya sebagaimana dimaksud dalam huru- a% b dan c tersebut2 demikian pula dalam hal diminta hadir dalara proses penyelidikan% penyidikan% dan sidang pengadilan sebagai saksi pelapor% saksi% dan saksi ahli% sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku& Hak-hak masyarakat untuk berperan serta terhadap kebijakan- kebijakan negara dan atau kebijakan-kebijakan daerah tersebut% dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dengan mentaati norma agama dan norma sosial lainnya /Sugiri% 2""2 : 0& Maksud dan tujuan digalakkannya peran serta masyarakat dalam pembentukan dan e>aluasi kebijakan daerah% adalah untuk memberdayakan masyarakat dalam rangka me.ujudkan penyelenggaraan daerah yang bersih& bebas dari korupsi% kolusi dan nepotisme& Dengan hak dan ke.ajiban yang dimiliki% masyarakat diharapkan dapat lebih bergairah melaksanakan penyelenggaraan daerah dengan tetap mentaati rambu-rambu yang berlaku /1adrun% 2""2 : )0& Peran serta masyarakat adalah peran akti- masyarakat untuk ikut serta me.ujudkan penyelenggara negara atau penyelenggara daerah yang bersih dan bebas dari korupsi% kolusi dan nepotisme% yang dilaksanakan dengan mentaati norma hukum% moral dan sosial yang berlaku dalam masyarakat& Pada dasarnya masyarakat mempunyai hak untuk memperoleh in-ormasi tentang penyelenggaraan negara atau penyelenggaraan daerah% namun hak tersebut tetap harus memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku% yang memberikan batasan-batasan untuk masalah-masalah tertentu dijamin kerahasiaannya /Sunarto% 2""2 : ##0& Dari berbagai uraian tersebut dapatlah diketahui bah.a : a& Setiap kebijakan daerah senantiasa harus aspirati-2 b& Setiap pembuatan kebijakan daerah harus memberikan ruang yang cukup kepada masyarakat untuk berpartisipasi2 c& Partisipasi masyarakat mempunyai andil atau kontribusi yang cukup signi-ikan untuk mencegah dan mengeliminir terjadinya praktek korupsi% kolusi dan neopotisme dalam pembentukan kebijakan- kebijakan daerah& Suatu hal yang dirasa atau dipandang sangat penting ialah adanya saluran bagi rakyat untuk menyampaikan aspirasinya melalui DP4 atau DP4D& Ketentuan tentang dengar pendapat umum% merupakan sarana yang patut dioptimalkan% sehingga pembentukan peraturan perundang-undangan dan atau kebijakan-kebijakan daerahnya betul-betul mengikut sertakan masyarakat /Hadjon% #))) : A0& Dengan demikian dapat diketahui bah.a untuk pembentukan kebijakan daerah yang baik rakyat perlu diberikan akses untuk menyalurkan aspirasinya secara baik% lancar dan transparan melalui .akil-.akil rakyat di DP4 maupun DP4D setempat& 2.2 K0)+a"a# Dara( Ya#$ D&4"rat)' =egitimasi rakyat terhadap kebijakan-kebijakan daerah merupakan prasyarat terealisirnya demokratisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah& Kebijakan daerah dapat dikategorikan demokratis apabila penyusunan dan penetapannya telah mendapatkan dukungan rakyat daerah secara proporsional dan komprehensi-& Keterlibatan rakyat daerah dalam berpartisipasi terhadap rencana pembentukan dan pelaksanaan kebijakan daerah% akan memberikan nilai tambah tersendiri terhadap kuantitas dan kualitas kebijakan daerah yang bersangkutan /1adri% 2""# : !0& Syarat minimum demokrasi adalah : - pada prinsipnya setiap orang mempunyai hak untuk dipilih2 - setiap orang mempunyai hak-hak politik berupa hak atas kebebasan berpendapat dan berkumpul - badan per.akilan rakyat mempengaruhi pengambilan keputusan melalui sarana9 /mede0 beslissings recht9 /hak untuk ikut memutuskan0 dan atau melalui .e.enang penga.as2 - asas keterbukaan dalam pengambilan keputusan dan si-at keputusan yang terbuka2 - pada prinsipnya setiap orang mempunyai hak yang sama dalam pemilihan yang bebas dan rahasia - pada dasarnya setiap orang mempunyai hak untuk dipilih& /1urkens% #))" : !2% Hadjon% #))) : 50 (ampilnya asas itu sebenamya berkaitan dengan asas pengambilan keputusan datam ketatanegaraan 1elanda yaitu asas mayoritas& Dalam ketatanegaraan kita prinsip utama dalam pengambilan keputusan adalah asas musya.arah untuk mu-akat& /Hadjon% #))) : 50 Dalam sistem ketatanegaraan 8ndonesia% khususnya dalam hukum tata negara dan hukum administrasi 9keterbukaan9 merupakan asas penyelenggaraan pemerintahan yang bertumpu atas asas demokrasi /partisipasi0& Demokrasi per.akilan sudah lama dirasakan tidak memadai& Pernyataan seperti yang pernah diucapkan Pro-& Mr& 4& 1oedisoesetio pada pidato inagurasinya sebagai ;uru 1esar =uar 1iasa Hukum (ata 'egara dan Hukum (ata Pemerintahan pada Iakultas Hukum Uni>ersitas +irlangga yang diucapkan pada hari 4abu% tanggal #" 'opember #)*! kiranya sudah ketinggalan dalam kehidupan demokrasi modern& Dalam pidato tersebut dikatakan: Sekali angguta-angguta itu terpilih dan terbentuk DP4% maka rakjat yang berdaulat itu tidak mempunjai .e.enang lagi untuk menjatakan kemaunnja&&&&&&& /1udisoesetyo% #)*! :#5% Hadjon% #))) : *0 +pabila .acana itu diikuti maka setelah rakyat memberikan suaranya pada /hari pemungutan suara0% selanjutnya rakyat itu tidak tahu apa-apa lagi tentang pelaksanaan pemerintahan& 1agi suatu negara demokrasi pelaksanaan pemilihan umum bukan satu-satunya instrumen demokrasi& Konsep demokrasi dan instrumennya telah jauh berkembang& /Hadjon% #)))% ibid%: *0 Pada dekade tahun enampuluhan-tujuhpuluhan lahirlah suatu konsep demokrasi yang disebut demokrasi partisipasi& /+kkormans% #)!* : ##% Hadjon% #))) : 0 Dalam konsep demokrasi partisipasi rakyat mempunyai hak untuk ikut memutuskan /medebeslissingsrecht% dalam proses pengambilan keputusan pemerintahan /besluit>ormingsproces0 /Haan% #)! : #6"% Hadjon% #))) : 0 Dari berbagai uraian tersebut dapatlah diketahui bah.a : a& Setiap kebijakan daerah memerlukan dukungan dan legitimasi rakyat daerah setempat2 b& =egitimasi dan dukungan rakyat daerah terhadap kuantitas dan kualitas kebijakan daerah dapat terealisir apabila rakyat daerah diberikan ruang dan kesempatan yang cukup untuk ikut memutuskan /medebeslissingsrecht0% dalam proses pengambilan keputusan pemerintahan /besluit>ormingsproces0 dalam rangka pembentukan kebijakan daerah2 c& @iri demokrasi modern tidak cukup di.akili oleh DP4 atau DP4D saja melainkan harus melibatkan rakyat daerah secara proporsional dan komprehensi- dalam persiapan% perencanaan% dan implementasi kebijakan daerah yang bersangkutan& 2.3 Ktr0%"aa# Da!a& P&0#t%"a# K0)+a"a# Dara( Kebijakan daerah dapat berdampak positi- maupun negati- terhadap rakyat daerah maupun terhadap daerah otonom yang bersangkutan& Dampak positi- dari suatu kebijakan daerah tidak rele>an untuk diperdebatkan% karena hal tersebut merupakan suatu ke.ajiban bagi penyelenggara daerah /eksekuti- dan DP4D0 untuk me.ujudkan kesejahteraan% kemakmuran dan keadilan bagi daerah dan rakyat daerah yang bersangkutan& 7ang rele>an untuk dikaji dan diantisipasi adalah kemungkinan timbulnya dampak negati- atas sesuatu kebijakan daerah terhadap daerah dan rakyat daerahnya& Dalam rangka mengantisipasi dan mengeliminir timbulnya dampak negati- atas sesuatu kebijakan daerah% dipandang perlu% untuk mengadopsi dan mengimplimentasikan asas keterbukaan dalam setiap perencanaan% pembentukan dan pelaksanaan sesuatu kebijakan daerah /Sarosa% 2""#: #20& 4umusan secara eksplisit tentang asas keterbukaan tidak ditemukan dalam UUD #)6*& 'amun demikian isu keterbukaan dalam pelaksanaan pemerintahan telah merebak di tanah air sejak tahun delapan puluhan dan sebagai realisasinya dalam bidang politik dan sosial pada tahun #)! .akil Presiden membuka kotak pos *"""& /Soemardjan% #))* : *0 (anpa keterbukaan tidak mungkin ada peran serta masyarakat& Meskipun segi- segi keterbukaan telah mulai mendapat perhatian namun belum nampak suatu pengaturan dasar tentang makna dan prosedur keterbukaan dalam pelaksanaan pembentukan peraturan perundang-undangan& Demikian juga halnya peran serta& (idak heran kalau ada sementara kalangan lebih mengartikan peranserta sebagai bentuk partisipasi dalam arti gotong royong peran serta secara -isik& <leh karena melalui studi perbandingan dengan hukum tata negara dan hukum administrasi 1elanda ditelaah konsep keterbukaan& Studi perbandingan tidaklah dimaksudkan untuk mengalihkan hukum 1elanda ke 8ndonesia namun lebih-lebih untuk memahami konsep itu dan mudah-mudahan akan dapat mempertajam% konsep kita sendiri& /Hadjon% #))) : 60 Makna utama dari keterbukaan% baik 9openheid9 maupun Hapenbaar-heidD /9openheid9 adalah suatu sikap mental berupa kesediaan untuk memberi in-ormasi dan kesediaan untuk menerima pendapat pihak lain2 9openbaar-heid9 menunjukkan suatu keadaan0 sangat penting artinya bagi pelaksanaan pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik dan demokratis& Dengan demikian keterbukaan dipandang sebagai suatu asas ketatanegaraan mengenai pelaksanaan .e.enang secara layak /staatsrehielijk beginsel >an behoorlijke be>osgdheidsuitoe-ening0& /Haan% #)! : #22% Hadjon% #))) : 60 1egitu pentingnya arti keterbukaan sehingga dapat dikatakan bah.a : 9<penbaarheid is licht% geheimbouding is duisternis9& /Hadjon% #))) : 60 Dalam kenyataannya kepustakaan hukum dalam bahasa 8ndonesa masih langka membahas soal keterbukaan% meskipun usaha keterbukaan /seperti telah dikemukakan di atas0 telah dikumandangkan sejak beberapa tahun yang lalu& /Hadjon% #))) : 60 Sebagai pelaksanaan asas keterbukaan dalam pemerintahaan di 1elanda%mula- mula melalui asas 9-air play9 sebagai salah satu dari apa yang disebut 9algemene beginselen >an behoorlijk bestuur9% yang dalam praktek Peradilan (U' di 8ndonesia de.asa ini dikenal dengan nama 9+sas-+sas Umum Pemerintahan yang 1aik9 /++UP10& Dengan lahirnya .et openbaarheid >an bestuur /3<10 yang e-ekti- sejak tanggal # Mei #)!" asas 9-air play9 dimasukkan dalam .et tersebut& Dalam 3<1 dibedakan dua macam keterbukaan pemerintahan% yaitu keterbukaan akti- dilaksanakan atas prakarsa pemerintah sedangkan keterbukaan pasi- atas permintaan .arga masyarakat& /3ijk-Konijnenbelt% #)!6 : 62& Hadjon% #))):0 Pada dasarnya keterbukaan pemerintahan tidak hanya menyangkut in-ormasi& Keterbukaan meliputi keterbukaan sidang-sidang badan per.akilan rakyat2 keterbukaan in-ormasi2 keterbukaan prosedur2 keterbukaan register& Dalam 3<1 1elanda hanya diatur tentang keterbukaan in-ormasi saja sebagai dasar hubungan antara pemerintahaan danrakyat& /Haan% #)! :#26% Hadjon% #))) : 0 +rti penting keterbukaan dalam sidang-sidang badan per.akilan rakyat berkaitan dengan -ungsi penga.asan yang dimiliki badan per.akilan rakyat& Keterbukaan dalam pengambilan% keputusan-keputusan politik memungkinkan penga.asan dan bagi pembuat keputusan akan mendorong sikap berhati-hati dalam pengambilan keputusan /1urkens% #))" : )6% Hadjon% #))) : -A0 Sebagai ilustrasi adanya asas keterbukaan antara lain : 94apat Paripurna% 4apat Paripurna =uar 1iasa% 4apat Komisi% 4apat ;abungan Komisi dan 4apat Panitia khusus pada dasarnya bersi-at terbuka% kecuali apabila rapat yang bersangkutan atau 1adan Musya.arah memutuskan rapat tersebut bersi-at tertutup9& /Kep& DP4 48 'o& #"$DP4-48$888$!2-!5% Ps) ayat/l00 Dari uraian-uraian tersebut dapatlah diketahui bah.a : a& Kebijakan daerah dapat berdampak positi- dan dapat pula berdampak negati- terhadap daerah maupun rakyat daerahnya2 b& Keterbukaan dalam perencanaan% pembentukan dan implementasi sesuatu kebijakan daerah berimplikasi secara langsung maupun tidak langsung terhadap kuantitas dan kualitas kebijakan daerah yang bersangkutan2 c& Keterbukaan memberikan akses yang cukup signi-ikan untuk pendidikan politik rakyat daerah guna menghasilkan kebijakan daerah yang aspirati-% partisipati- dan demokratis& Pemerintahan demokratis mengenal adanya keterbukaan in-ormasi yang dibedakan atas keterbukaan akti- dan pasi- berkaitan dengan dokumen-dokumen pemerintahan& Keterbukaan in-ormasi dimungkinkan dalam batas-batas tertentu bagi masyarakat untuk mengetahui dokumen-dokumen pemerintah& Iiksi hukum yang menyatakan bah.a 9setiap orang dianggap mengetahui undang-undang9 tidaklah ada artinya apabila undang-undang tidak dipublikasikan secara luas& /Duk-=oeb-nicolai% #)!# : #*A% Hadjon% #))) : A0 @ukup banyak terjadi masyarakat tidak pernah diberi in-ormasi tentang ketentuan hukum% karena disatu sisi kita hanya berpegang pada -iksi hukum dan disisi lain mungkin karena niat untuk meman-aatkan ketidak tahuan masyarakat tentang suatu aturan hukum& /Hadjon% #))) : A-!0 :ksistensi keterbukaan prosedur berkaitan dengan 9besluit>ormingsprocedures9 dan salah satu dari 9besluit9 yang sangat penting adalah 9beschikking9 yang dalam UU 'o& * (ahun #)! disebut keputusan tata usaha negara& /Hadjon% #))) : )0 Keterbukaan penting dalam pemerintahan& Keterbukaan dalam prosedur pemerintahan memungkinkan masyarakat melakukan : mee.eten /ikut mengetahui02 meedenken /ikut memikirkan02 meespreken /bermusya.arah02 dan meebeslissen /ikut memutuskan dalam rangka pelaksanaan02 medebeslissmgsrecht /hak ikut memutus0 /Haan% #)! :#5!% Hadjon% #))) :!0 Dalam prosedur pengambilan keputusan pemerintahan baik menyangkut suatu rencana% kebijakan% pembentukan peraturan penmdang-undangan maupun suatu keputusan tata usaha negara% /misalnya i?in0 asas-asas keterbukaan harus dituangkan dalam prosedur tersebut& +sas keterbukaan dalam suatu prosedur i?in% pelaksanaannya dapat berupa: #& tersedianya sarana 9meedenken en meespreken9 baik berupa keberatan% dengar pendapat atau bentuk lain2 2& pengumuman keputusan i?in& 5& keterbukaan isi permohonan& /Hadjon% #))): !0 Keterbukaan prosedur i?in di 8ndonesia sesungguhnya telah diatur dalam ketentuan i?in ganguan yang la?imnya dikenal sebagai H<% namun sangat disesalkan% keterbukaan prosedur begitu saja diabaikan dalam P:4M:'D+;48 'o& A tahun #))5 dalam 4angka Paket Kebijaksanaan Pemerintah 25 <ktober #))5 /P+K(< #))50& Dalam Pasal A P:4M:'D+;48 tersebut sebagai kelengkapan suatu permohonan i?in undang-undang gangguan pada huru- g diisyaratkan : Persetujuan tetangga$atau masyarakat yang berdekatan& Ketentuan dalam Pasal A huru- g diatas disatu sisi bertentangan dengan <rdonansi ;angguan dan disisi lain telah mengabaikan asas keterbukaan pemerintah% yaitu ke.ajiban pejabat yang ber.enang untuk mengumumkan isi permohonan di lokasi dimana usaha itu bakal berdiri% telah diganti dengan persetujuan tetangga& Dengan demikian asas keterbukaan telah digeser oleh asas tetangga% padahal asas keterbukaan berupa pengumuman isi permohonan tidak hanya untuk tetangga tetapi untuk siapa saja pihak ketiga yang berkepentingan /bisa juga =SM0 untuk mengajukan keberatan dalam rangka 9mee.eten-meedenken-meespreken- meebeslissen9& /Hadjon% #))) : !-)0 4egister mengenai kedudukan hukum seseorang /misalnya penda-taran penduduk2 penda-taran pemilihan umum0% penda-taran benda-benda tidak bergerak serta penda-taran bidang usaha disamping sebagai suatu bentuk in-ormasi% pada sisi lain memiliki si-at sebagai 9bestuurs.aarborg9& /Haan #)! : #5A% Hadjon% #))):)0 Keterbukaan register di 8ndonesia dikenal antara lain dalam hukum kadaster yaitu keterbukaan buku tanah& Keterbukaan seperti itu di satu piliak memang memberikan in-ormasi kepada masyarakat mengenai hak atas tanah yang sudah dida-tarkan dan sekaligus memberikan jaminan perlindungan hukum terhadap hak- hak yang sudah dida-tarkan itu& /Hadjon% #))): )0 Salah satu per.ujudan asas demokrasi yakni keterbukaan% bahkan merupakan conditio sine Eua non asas demokrasi& Keterbukaan memungkinkan partisipasi masyarakat secara akti- dalam pembentukan peraturan perundang-undangan& /Hadjon% #))) : )0 +sas keterbukaan dalam rangka pembentukan peraturan perundangan- undangan yang demokratis% perlu mendapat perhatian% oleh karena demokrasi per.akilan saja de.asa ini sudah tidak memadai& Dalam rangka hubungan antara pemerintah dan rakyat% kiranya keterbukaan merupakan prioritas pemikiran untuk mendapat perhatian khusus& Kodi-ikasi hukum administrasi umum% khususnya mengenai prosedur pemerintahan seyogyanya perlu mendapat perhatian% yang membuka peluang kodi-ikasi administrasi secara bertahap& Kodi-ikasi yang demikian punya arti bagi pelaksanaan asas negara hukum untuk me.ujudkan asas kekuasaan berdasarkan atas hukum secara nyata% Dalam mengantisipasi era globalisasi usaha tersebut perlu mendapat prioritas& 3. L$a!)ta' Da# Pr!)#3%#$a# H%"%& Da!a& P&0#t%"a# K0)+a"a# Dara( 3.1 Pr)#'). N$ara H%"%& Da!a& P&0#t%"a# K0)+a"a# Dara( Dalam setiap kegiatan perencanaan dan pembentukan kebijakan daerah yang kemasannya dalam bentuk pranata hukum daerah% maka senantiasa harus didasarkan atas pranata hukum& Kebijakan daerah apapun nama dan bentuknya% selalu didasarkan atas .e.enang pemerintahan yang sah& 3e.enang pemerintahan dalam khasanah hukum publik sering diidentikan dengan kekuasaan% dan perolehannya dapat secara atribusi% delegasi% mandat dan atau dekonsentrasi /Suripto% 2""# : )0& Penggunaan .e.enang pemerintahan dalam perencanaan dan pembentukan kebijakan daerah senantiasa harus dilakukan secara cermat% akurat dan akuntabel Hal ini mengingat bah.a penggunaan .e.enang pemerintahan secara tidak tepat% bisa berakibat -atal antara lain dapat digolongkan sebagai: a& +bus de droit2 b& 3illekeur2 c& Detoumement de po>oir2 d& Ultra Gires /Sukismo% 2""5 : *0& Konsep negara hukum /rechtsstaat0 diintrodusir melalui 44 #!*6 dan terayata dilanjutkan dalam UUD #)6*& /3ignjosoebroto% #))6 : #!!% Hadjon% #))6 : 60 Dengan demikian ide dasar negara hukum Pancasila tidaklah lepas dari ide dasar tentang 9rechtsstaat9& /Hadjon% #))6 : 60 Persyaratan dasar untuk dapat dikategorikan sebagai negara hukum yakni: #& Setiap tindak pemerintahan harus didasarkan atas dasar peraturan perundang-undangan /.ettelijke grondslag0& Dengan landasan ini% undang-undang dalam arti -ormal dan UUD sendiri merupakan tumpuan dasar tindak pemerintahan& Dalam hubungan ini pembentukan undang-undang merupakan bagian penting negara hukum% /asas legalitas0& 2& Kekuasaan negara tidak boleh hanya bertumpu pada satu tangan& /asas pembagian kekuasaan0& 5& Hak-hak dasar merupakan sasaran perlindungan hukum bagi rakyat dan sekaligus membatasi kekuasaan pembentukan undang-undang% /prinsip grondrechten0& 6& 1agi rakyat tersedia saluran melalui pengadilan yang bebas untuk menguji keabsahan /rechtmatigheidstoetsing0 tindak pemerintahan% /penga.asan pengadilan 0 /1urkens% #))" : 2)% Hadjon% #))6% ibid&%: *% Sukismo% 2""2% /a0: 20& Syarat-syarat dasar tersebut seyogyanya juga menjadi syarat dasar negara hukum Pancasila& Untuk hal tersebut kiranya dibutuhkan suatu usaha besar berupa suatu kajian yang sangat mendasar terutama tentang ide bernegara bangsa 8ndonesia& +da beberapa tulisan a.al tentang itu yang barangkali dapat dijadikan acuan a.al% seperti : 'egara Hukum Pancasila Dan (eori 1ernegara 1angsa 8ndonesia& Disamping itu tentunya kita tidak menutup mata terhadap perkembangan konsep negara hukum yang telah terjadi di berbagai negara% seperti konsep negara hukum yang telah terjadi di berbagai negara seperti konsep rechtsstaat yang telah berkembang dari konsep 9liberal-democratische rechtsstaat9 ke 9sociale rechtsstaat9 yang pada de.asa inipun sudah dirasakan bah.a konsep terakhir itu sudah tidak memadai& /Hadjon% #))6 : *% Sukismo% 2""2 /a0: 50 Dari uraian-uraian tersebut dapatlah diketahui bah.a : a& Penggunaan .e.enang pemerintahan dalam perencanaan dan pembentukan kebijakan daerah senantiasa harus tepat% cermat dan selekti-2 b& Penggunaan .e.enang pemerintahan dalam perencanaan dan% pembantukan kebijakan daerah secara tidak tepat dapat berakibat -atal dan kontra produkti-2 c& Dalam negara hukum setiap tindakan dan atau kegiatan penyelenggara daerah% senantiasa harus bersendikan pranata hukum% 3.2 L$a!)ta' Da!a& P&0#t%"a# K0)+a"a# Dara( Untuk mengkategorikan negara hukum% biasanya digunakan dua macam asas% yakni : asas legalitas dan asas perlindungan atas kebebasan setiap orang dan atas hak- hak asasi manusia& /Utrecht% #)5 :5#"%Sukismo%2""2/a0:50 Unsur utama suatu negara hukum% yakni asas legalitas& Semua tindakan negara harus berdasarkan dan bersumber pada undang-undang& Penguasa tidak boleh keluar dari rel-rel dan batas-batas yang telah ditetapkan dalam undang-undang& 1atas kekuasaan negara ditetapkan dalam undang-undang& +kan tetapi untuk dinamakan negara hukum tidak cukup bah.a suatu negara hanya semata-mata bertindak dalam garis-garis kekuasaan yang diberikan kepadanya oleh undang-undang& / ;ou. ;iok Siong% #)** :#2-#5% Sukismo% 2""2 /a0: 60 Sudah barang tentu bah.a dalam negara hukum setiap orang yang merasa hak-hak pribadinya dilanggar% diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mencari keadilan dengan mengajukau perkaranya itu di hadapan pengadilan& @ara-cara mencari keadilan itu pun dalam negara hukum diatur dengan undang-undang& /4ochmat Soemitro% #)A &#!% Sukismo% 2""2 /a0: 60& Pembentukan kebijakaa daerah yang se.enang-.enang /.illekeur0 maksudnya ialah penggunaan .e.enang pemerintahan dalam pembentukan kebijakan daerah yang tidak rasional dalam arti tidak dapat diterima oleh akal sehat& Pembentukan kebijakan daerah dengan cara menyalah gunakan .e.enang /detournement de pou>oirJ maksudnya adalah penggunaan kekuasaan dengan cara membiarkan tujuan dari .e.enangnya sendiri& Sedangkan yang di maksud dengan ultra >ires /melampaui batas .e.enang0 dalam pembentukan kebijakan daerah adalah pembentukan kebijakan daerah dimana .e.enang yang digunakan sebagai dasar pembentukannya pada hakekatnya bukan untuk pembentukan kebijakan daerah yang bersangkutan& 7ang paling -atal yakni abus de droit% dalam hal ini .e.enang pemerintahan digunakan untuk menabrak atau mela.an pranata hukum yang ada /Sukismo% 2""2: #60& Dari uraian-uraian tersebut dapatlah dikatahui bah.a : a& =egalitas erat kaitannya dengan negara hukum2 b& Setiap kegiatan pembentukan kebijakan daerah% senantiasa harus dicarikan dasar hukumnya& 3.3 Pr!)#3%#$a# H%"%& Da!a& P&0#t%"a# K0)+a"a# Dara(. (erhadap Kebijakan daerah yang pembentukannya tidak sah % atau tidak didasarkan atas .e.enang pemerintah secara tepat% akurat dan adil maka kepada pihak-pihak yang merasa dirugikan perlu dan rele>an memperoleh perlindungan hukum /Sunaryo% 2""2 : #20& Dalam negara hukum asas perlindungan nampak antara lain dalam 9Declaration o- 8ndependence9% bah.a orang yang hidup di dunia ini sebenarnya telah diciptakan merdeka oleh (uhan% dengan dikaruniai beberapa hak yang tidak dapat dirampas atau dimusnahkan& Hak-hak tersebut yang sudah ada sejak orang dilahirkan% perlu mendapat perlindungan secara tegas dalam negara hukum modern /Soemitro% #)A : #!% Sukismo% 2""2 /a0: 60& Peradilan tidak semata-mata melindungi hak asasi perseorangan% melainkan -ungsi hukum adalah untuk mengayomi masyarakat sebagai totalitas% agar supaya cita-cita luhur bangsa tercapai dan terpelihara& Peradilan mempunyai maksud membina% tidak semata-mata menyelesaikan perkara& Hakim harus mengadili menurut hukum dan menjalankan dengan kesadaran akan kedudukan% -ungsi dan si-at hukum& Dengan kesadaran bah.a tugas hakim ialah% dengan bertanggung ja.ab kepada diri sendiri dan kepada 'usa dan 1angsa% turut serta membangun dan menegakkan masyarakat adil dan makmur yang berkepribadian Pancasila& /Soemitro% #)A : 2"-2#% Sukismo% 2""2 /a0: *0& Suatu negara merupakan negara hukum% semata-mata didasarkan pada asas legalitas& /7amin% #)*2 : )% Sukismo% 2""2 /a0: *0 Disisi lainnya asas legalitas% hanyalah merupakan salah satu unsur atau salah satu corak dari negara hukum% karena disamping unsur asas % legalitas tersebut% masih perlu juga diperhatikan unsur-unsur lainnya% antara lain kesadaran hukum% perasaan keadilan dan perikemanusiaan% baik bagi rakyat maupun pimpinannya& /Siong% #)** : 25% Sakismo% 2""2 /a0: *% 7unanto% 2""" :60 Dalam UUD #)6* ada ketentuan yang meajamin hak-hak asasi manusia& Ketentuan tersebut antara lain: - Kemerdekaan berserikat dan berkumpul /Ps& 2!02 - Kemerdekaan mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan /Ps- 2!02 - Hak bekerja dan hidup /Ps& 2A ayat /2002 - Kemerdekaan agama /Ps& 2) ayat /2002 - Hak untuk ikut mempertahankan negara /Ps& 5"0% disini nampak adanya asas perlindungan Dengan adanya Majelis Pertimbangan Pajak% seseorang dapat mengajukan surat bandingnya untuk hal-hal dimana ia merasa telah diperlakukan tidak sebagaimana mestinya oleh pejabat perpajakan& <rang dapat menuntut$mengajukan gugatan kepada negara% bila oleh negara dilakukan suatu perbuatan yang mela.an hukum /onrechtmatigedaad0% bah.a seseorang dapat melakukan gugatan terhadap Pemerintah 4epublik 8ndonesia% jika putusan pejabat yang ber.enang dirasa tidak adil& /Soemitro% #)A&: 2*% Sukismo% 2""2 /a0 : *% +shari% #))) : 0 Sudah banyak peraturan-peraturan yang memberi jaminan kepada para .arga negara% untuk menggunakan hak-haknya mengajukan tuntutan-tuntutan di muka pengadilan% bila hak-hak dasarnya atau kebebasannya dilanggar& / +shari% #))) : 2* - 2% Sukismo% 2""2 /a0: 0 Penghormatan% pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia% mendapat tempat utama dan dapat dikatakan sebagai tujuan dari pada negara hukum2 sebaliknya dalam negara totaliliter tidak ada tempat bagi hak-hak asasi manusia& 8stilah 9rechtsstaat9 mulai populer sejak abad B8B% meskipun pemikiran tentang itu sudah lama adanya& 8stilah 9the rule o- la.9 mulai populer tahun #!!*& Dari latar belakang dan sistem hukum yang menopangnya% terdapat perbedaan antara konsep 9rechtsstaat9 dengan konsep 9the rule o- la.9% pada dasarnya kedua konsep itu mengarahkan dirinya pada satu sasaran yang utama yaitu pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asai manusia& Meskipun dengan sasaran yang sama% tetapi keduannya tetap berjalan dengan sistemnya sendiri yaitu sisterti hukum sendiri& Konsep 9rechtsstaat9 lahir dari suatu perjuangan menentang absulutisme sehingga si-atnya re>olusioner% sebaliknya konsep 9the rule o- la.9 berkembang secara e>olusioner& Hal ini nampak dari isi atau kriteria 9rechtssataat9 dan kriteria 9the rule o- la.9& Konsep 9rechtsstaat9 bertumpu atas sistem hukum kontinental yang disebut 9ci>il la.9 atau 9modern 4oman =a.9% sedangkan konsep 9the rule o- la.9 bertumpu atas sistem hukum yang disehul 9common la.9& Karakteristik 9ci>il la.9 adalah 9administratie-C% sedangkan karakteristik 9common la.9 adalah 9judicial9& Perbedaan karakter yang demikian disebabkan karena latar belakang dari pada kekuasaan raja& Pada ?aman 4oma.i% kekuasaan yang menonjol dari raja yakni membuat peraturan melalui dekrit& Kekuasaan itu kemudian didelegasikan kepada pejabat-pejabat administrati- sehingga pejabat-pejabat administrati- yang membuat pengarahan tertulis bagi hakim tentang bagaimana menyelesaikan suatu sengketa& 1egitu besar peran administrasi negara% sehingga tidaklah mengherankan% kalau dalam sistem kontinental-lah mula pertama muncul cabang hukum baru yang disebut 9droit administrati-C% dan intinya adalah hubungan antara administrasi negara dengan rakyat Sebaliknya di 8nggris% kekuasaan utama dari raja adalah memutus perkara& Peradilan oleh raja kemudian berkembang menjadi suatu peradilan% sehingga hakim-hakim peradilan adalah delegasi dari raja% tetapi bukan melaksanakan kehendak raja& Hakim harus memutus perkara berdasarkan kebiasaan umum 8nggris /the common custom o- :ngland0% sebagaimana dilakukan oleh raja sendiri sebelumnya& Dengan demikian nampak bah.a di :ropa peranan administrasi negara bertambah besar% sedangkan di 8nggris peranan peradilan dan para hakim bertambah besar& Sehubungan dengan latar belakang tersebut% di :ropa dipikirkan langkah-langkah untuk membatasi kekuasaan administrasi negara% sedangkan di 8nggris dipikirkan langkah-langkah untuk me.ujudkan suatu peradilan yang adil& Dalam perjalanan .aktu% konsep 9rechtsstaat9 telah mengalami perkembangan dari konsep klasik ke konsep modern& Sesuai dengan si-at dasarnya% konsep klasik disebut 9klasiek liberale en democratische rechtssataat9% yang sering disingkat dengan 9democratische rechtsstaat9& Sedangkan konsep modern la?imnya disebut 9sociale rechtsstaat9 atau 9sociale democratische rechtsstaat9& /Hadjon% #)!A : A# - A6% Sukismo% 2""2 /a0: A Karakternya yang liberal bertumpu atas pemikiraa kenegaraan dari ,ohn =ocke% MontesEuieu dan 8mmanuel Kant& Karakternya yang demokratis bertumpu atas pemikiran kenegaraan dari ,&,& 4ousseau tentang kontrak sosial& / @ou.enberg& #)AA : 2*% Daiyadi%2""#:A0 Konsep liberal bertumpu atas 9liberty9 />rijheid0 dan konsep demokrasi bertumpu atas 9eguality9 /gelijkheid0& 9=iberty9 adalah 9the -ree sel-assertion o- each- limited only by the like liberty o- all9& +tas dasar itu 9liberty9 merupakan suatu kondisi yang memungkinkan pelaksanaan kehendak secara bebas dan hanya dibatasi seperlunya% untuk menjamin koeksistensi yang harmonis antara kehendak bebas indi>idu dengan kehendak bebas semua yang lain& Dari sinilah mengalir prinsip selanjutnya yaitu : 9-reedom -rom arbitrary and unreasonable eFercise o- the po.er and authority /Pound% #)*A : # - 2% Sukismo% 2""2 /a0 : !0 Konsep 9eguality9 mengandung makna yang abstrak dan -ormal /abstract--ormal eEuality0 dan dari sini mengalir prinsip 9one man-one >ote0 /Hadjon% #)!A : A*% Sukismo% 2""2 /a0: !0 Konsep-konsep dasar yang si-atnya liberal dari 9rechtssataat9 meliputi: - adanya jaminan atas hak-hak kebebasan sipil /burgelijke >rijheidsrechten02 - pamisahan antara negara dengan gereja2 - persamaan terhadap undang-undang /gelijkheid >oor de .ei02 adanya konstitusi tertulis sebagai dasar kekuasaan negara dan dasar sistem hukum2 - pemisahan kekuasaan berdasarkan trias politica dan sistem 9cheks and balances92 - asas legalitas /heerschappij >an de .et02 - ide tentang aparat pemerintah dan kekuasaan kehakiman yang tidak memihak dan netral2 - prinsip perlindungan hukum bagi rakyat terhadap penguasa2 - prinsip pembagian kekuasaan% baik teritorial si-atnya maupun >ertikal /sistem desentralisasi maupun -ederasi0& /@ou.enberg%#)AA: 5"% Sukismo% 2""2 /a0: !0 Konsep dasar demokratts% 9rechtsstaat9 dikatakan sebagai 9negara kepercayaan timbal balik9 /de staat >an het .eder?ijds >ertro.en0 yaitu kepercayaan dari pendukungnya% bah.a kekuasaan yang diberikan tidak akan disalahgunakan% dia mengharapkan kepatuhan dari rakyat pendukungnya& /Port - Donner% #)!5 : #65% Sukismo% 2""2 /a0: )0 4echtsstaat mendasarkan atas asas-asas demokratis antara lain: - asas hak-hak politik /het beginsel >an de politieke grondrechten02 - asas mayoritas2 - asas per.akilan2 - asas pertanggungja.aban2 - asas publik /openbaarheids beginsel0& /@ou.enberg% #)AA : 5"% Sukismo% 2""2 /a0: )0 @in-ciri 9rechtsstaat9 adalah: /#0 +danya Konstitusi yang memuat ketentuan tertulis tentang hubungan antara penguasa dan rakyat2 /20 +danya pembagian kekuasaan negara% yang meliputi : kekuasaan pembuatan undang-undang yang berada pada parlemen& Kekuasaan kehakiman bebas yang tidak hanya menangani sengketa antara indi>idu rakyat% tetapi juga antara rakyat dan penguasa% dan pemerintah mendasarkan tindakannya atas undang-undang /.etmatig bestuur02 /50 Diakui dan dilingunginya hak-hak rakyat yang sering disebut 9>rijheidsrechten >an burger9& /Port - Donner% #)!5 : #65% Karman% #))2 :)0 @iri-ciri diatas menunjukkan dengan jelas bah.a ide sentral 9rechtsstaat9 adalah pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia% yang bertumpu atas prinsip kebebasan dan persamaan& +danya konstitusi akan memberikan jaminan konstitusional terhadap asas kebebasan dari persamaan& +danya pembagian kekuasaan untuk menghindarkan penumpukan kekuasaan dalam satu tangan% yang sangat cenderung kepada penyalah gunaan kekuasaaa% berarti pemerkosaan terhadap kebebasan dan persamaan& Dengan adanya pembuatan undang-undang yang dikaitkan dengan parlemen% dimaksudkan untuk menjamin bah.a hukum yang dibuat adalah atas kehendak rakyat2 dengan demikian hukum tersebut tidak akan memperkosa hak- hak rakyat% tetapi dikaitkan dengan asas mayoritas% kehendak rakyat diartikan sebagai kehendak golongan mayoritas& Dengan prinsip 9.elmatig bestuur9 agar tindak pemerintahan tidak memperkosa kebebasan dan persamaan /heerschappij >an de .et0& Dalam konsep 9rechtsstaat9 yang liberal dan demokratis% inti perlindungan hukum bagi rakyat adalah perlindungan terhadap kebebasan indi>idu& Setiap tindak pemerintahan yang melanggar kebebasan indi>idu% melahirkan hak untuk menggugat di muka peradilan& /Hadjon% #)!A : A - AA0 Sebutan 9sociale rechtsstaat9 lebih baik dari pada sebutan 9.el>aartsstaat9& /Gerdam% #)A : #A0 9Sociale rechtsstaat9 merupakan >ariant dari 9liberaal- democratische rechtsstaat9 /Hadjon% #)!A :AA0 Gariant dari 9sociale rechtsstaat9 terhadap 9liberaal-democratische rechtsstaat9% antara lain : interpretasi baru terhadap hak-hak klasik dan munculnya serta dominasi hak-hak sosial% konsepsi baru tentang kekuasaan politik dalam hubungannya dengan kekuasaan ekonomi% konsepsi baru tentang makna kepentingan umum% karakter baru dari 9.et9dan .etge>ing9 /@ou.enberg% #)AA :550 Semula kebebasan dan persamaan />rijheid en gelijkheid0 dalam konsep liberaal-democratische rechtsstaat si-atnya yuridis -ormal% dalam konsep sociale rechtsstaat dita-sirkan secara riil dalam kehidupan masyarakat /reele maatschappelijke gelijkheid0% bah.a tidak terdapat persamaan mutlak di dalam masyarakat antara indi>idu yang satu dengan yang lain& /Iranken% #)!5 : 2A5% Untung% #))# :0 Dalam 9sociale rechtsstaat9 prinsip perlindungan hukum terutama diarahkan kepada perlindungan terhadap hak-hak sosial% hak ekonomi dan hak-hak kultural& Dikaitkan dengan si-at hak% dalam 9rechtsstaat9 yang liberal dan demokratis adalah 9the right to do9% dalam 9sociale rechtsstaat9 muncul 9the right to recei>e9& Dikaitkan dengan sarana perlindungan hukum% maka makin kompleks sistem perlindungan hukum bagi rakyat& /Meu.issen% #)A*:#6"0 (ugas negara dalam konsep yuridis 9sociale rechtsstaat9% disamping melindungi kebebasan sipil juga melindungi gaya hidup rakyat& /8denberg% #)!5 : 2A0 Pengaruh negara terhadap indi>idu menjelma dalam tiga cara yakni : pertama% pengaruh langsung sebagai akibat dari pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak sosial% kedua% pengaruh tidak langsung sebagai akibat dari perabentukan aparat pemerintah yang dilengkapi dengan kekuasaan jabatan dan keahlian% ketiga& harapan bah.a problema-problema masyarakat dapat dipecahkan melalui campur tangan penguasa& /8denberg% #)!5 : 2! - 2)0 3acana murni dan sempit mengenai 9the rule o- la.9% inti dari tiga pengertian dasar yang diketengahkan adalah 9common la.9% sebagai dasar perlindungan bagi kebebasan indi>idu terhadap kese.enang-.enangan oleh penguasa& Penolakan kehadiran peradilan administrasi negara adalah sesuai dengan perkembangan hukum dan kenegaraan di 8nggris& 8nti kekuasaan raja di 8nggris semula adalah kekuasaan memutus perkara% yang kemudian didelegasikan kepada hakim-hakim peradilan yang memutus perkara tidak atas nama raja% tetapi berdasarkan 9the common custom o- :ngland9% sehingga karakterisrik dari 9ccmmon la.C9adalah 9judicial9% sedangkan karakteristik dari 9ci>il la.9 /kontinental0 adalah 9administrati- / Hadjon% #)!A: !20 Konsep 9the rule o- la.9 maupun konsep 9rechtsstaat9 keduanya menempatkan perlindungan dan pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia sebagai titik sentralnya% sedangkan bagi negara 4epublik 8ndonesia% yang menjadi titik sentralnya adalah 9keserasian hubungan antara pemerintah dan rakyat berdasarkan asas kerukunan9& Untuk melindungi hak-hak asasi manusia% dalam konsep 9the rule o- la.9 mengedepankan prinsip 9eguality be-ore the la.9% dan dalam konsep 9rechtsstaat9 mengedepankan prinsip 9.etmatigheid9 kemudian menjadi 9rechtmatigheid9& Untuk negara 4epublik 8ndonesia yang menghendaki keserasian hubungan antara pemerintah dan rakyat% yang mengedepankan adalah 9asas kerukunan9 dalam hubungan antara pemerintah dan rakyat& Dari asas ini akan berkembang elemen lain dari konsep 'egara Hukum Pancasila% yakni terjalinnya hubungan -ungsional antara kekuasaan-kekuasaan negara% penyelesaian sengketa secara musya.arah% sedangkan peradilan merupakan sarana terakhir% dan tentang hak- hak asasi manusia tidaklah hanya menekankan hak dan ke.ajiban saja% tetapi juga terjalinnya suatu keseimbangan antara hak dan ke.ajiban& :lemen 'egara Hukum Pancasila adalah : a& Hubungan -ungsional yang proporsional antara kekuasaan-kekuasaan negara2 b Prinsip penyelesaian sengketa secara musya.arah dan peradilan merupakan sarana terahkir2 c Keseimbangan antara hak dan ke.ajiban& Keseimbangan hubungan antara pemerintahan dan rakyat berdasarkan asas kerukunan /Hadjon% #)!A : !2 - )"0 Dari berbagai uraian tersebut dapatlah diketahui bah.a : a& Setiap .arga masyarakat suatu daerah berhak memperoleh perlindungan hukum atas dibentuknya suatu kebijakan daerah yang merugikaa dirinya2 b& Ke.enangan pemerintahan yang dijadikan dasar pembentukan kebijakan daerah harus jelas asal-usulnya serta ruang lingkup ke.enangannya& c& Hal asasi .arga suatu daerah merupakan hak dasar yang layak dapat dipertahankan dalam keadaan apapun juga untuk mengantisipasi akibat-akibat yang timbul dari dibentuk dan diberlakukannya suatu kebijakan daerah& BAB V PENUTUP 1. K')&.%!a# 1erdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan dapatlah disimpulkan antara lain : #0 a& Perda tentang mekanisme partisipasi masyarakat untuk Mengkritisi kebijakan-kebijakan jajaran Pemda Kota 7ogyakarta sampai saat ini belum eksis% namun telah ada usaha-usaha untuk merintis dan membuka jalan kearah dapat dilakukannya partisipasi masyarakat secara kritis dan konstrukti- melalui email dan hot line2 b& Harapan untuk ter.ujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih terbebas dari KK' terayata masih dihantui dan dibayang- bayangi adanya indikasi praktek KK' tidak hanya dapat terjadi dalam jajaran pemerintahan pusat& melainkan dapat pula terjadi dalam jajaran Pemda& 20 a& Partisipasi masyarakat mempunyai kontribusi yang cukup signi-ikan Untuk mencegah dan mengeliminir terjadinya praktek KK' dalam pembentukan kebijakan-kebijakan daerah% namun patut disesalkan sampai saat ini partisipasi masyarakat tersebut belum sepenuhnya dapat terealisir2 b& Keterbukaan memberikan akses yang cukup signi-ikan untuk pendidikan politik rakyat daerah guna menghasilkan kebijakan daerah yang aspirati-% partisipati- dan demokratis& 50 a& Penggunaan .e.enang pemerintahan dalam perencanaan Dan pembentukan kebijakan daerah secara tidak tepat dapat berakibat -atal dan kontra produki-% dan oleh karenanya partisipasi masyarakat mutlak diperlukan eksistensinya& b& Hak asasi .arga masyarakat suatu daerah merupakan hak dasar% yang layak memperoleh perlindungan hukum dan dapat dipertahankan dalam keadaan apapun juga% untuk mengantisipasi akibat-akibat yang timbul dari dibentuk dan diberlakukannya suatu kebijakan daerah& 2. Sara# Saran yang dapat diajukan dari penelitian ini antara lain : a& +gar Perda tentang mekanisme partisipasi masyarakat untuk mengkritisi perencanaan dan pembentukan kebijakan daerah dalam jajaran Pemda Kota 7ogyakarta segera dapat direalisir2 b& +gar segera ditempuh upaya-upaya kreati- dan dinamis untuk memberdayakan masyarakat guna berpartisipasi mengeleminir dan memberantas praktek-praktek KK' dalam setiap kebijakan daerah% baik langsung maupun tidak langsung dalam jajaran Pemda Kota 7ogyakarta c& +gar jajaran Pemda Kota 7ogyakarta dapat meman-aatkan .e.enang pemerintahan untuk merencanakan dan membentuk kebijakan daerah secara optimal% tepat% e-ekti- dan e-isien& Da-tar P%'ta"a : +shari #)))% Perbuatan Mela.an Hukum <leh Penguasa makalah disampaikan pada seminar sehari diselenggarakan oleh Iorum 'usantara 1ersatu% pada tanggal #" +pril #))) di Klaten +ttamimi% +& Hamid S&% #))"% Peranan Keputusan Presiden 4epublik 8ndonesia% disertasi% Uni>ersitas 8ndonesia% ,akarta +kkormans% P&3&@&% #)!*% +lgemene 1egrippen Gan Staatsrecht% deel 8% 3&:,& (jeenk% K.ole 1urkens% M&@&% #))"% 1eginselen >an de Democratische 4echtsstaat% (jeenk 3illink% K.ole 1urkens% M&@&% #))"% 1eginselen >an de democratische rechtsstaat% 3&:,& (jeenk 3illing% K.olle in samen.erking met het 'ederlans 8nstitut >oor Sociaal en :conomisch 4echt% '8S:4 1udisoesetyo% 4&% #)*!% Kedaulatan 4akyat Dalam Hukum Positip indonesia% Pidato% diucapkan pada peresmian jabatan guru besar luar biasa dalan mata pelajaran hukum tata negara dan hukum tata pemerintahan pada Iakultas Hukum Uni>ersitas +irlangga% di Surabaya% pada hari 4abu tanggal #" 'o>ember #)*! 1ruggink% ,&,&H&% /alih bahasa +rie- Sidharta0% #))% 4e-leksi (entang hukum% P&(& @itra +ditya 1akti% 1andung @ou.enberg% S&3&% #)AA% 3esters Staatsrecht als :mancipatie Proces% Samson% +lphen aan de 4ijn Daryadi 2""#% Perjanjian Masyarakat% makalah disampaikan pada seminar nasional diselenggarakan oleh Iorum @inta 1angsa% pada tanggal #" ,anuari 2""# di Surabaya Duk-=oeb-nicolai% #)!#%1estuursrecht% 1o.ar-boek : #*A Meu.issen% D&H&M&% #)A)% Gi-- Stellingen <>er 4echt Iiloso-ie% in : :en beeld >an 4echt% +rs +eEui Meu.issen% D&H&M&% l)A*%:lementen >an Staatsrecht% (jeenk 3illink% K.olle Pound% 4oscoe% #)*A% (he De>elopment o- @onstitutional ;uanrantiees o- =iberty% 7ale Uni>ersity Press% 'e. Ha>en =ondon Port% @&3& >an der% - be.erkt door +M& Donner% #)!5% Handboek >an het 'ederlandse Staatsrecht% ll e druk% (jeenk 3illink% K.olle Prasetyo% 2""2% <tonomi Daerah Dan Permasalahannya% Makalah disampaikan pada Seminar 'asional yang diselenggarakan oleh Iorum Peneliti Daerah pada tanggal #" +gustus 2""2 di 7ogyakarta Siong% ;ou. ;iok% #)**% Pengertian (entang 'egara Hukum% Keng Po% ,akarta Soemitro% 4ochmat #)A% Peradilan +dministrasi Dalam Hukum Pajak Di 8ndonesia% cet& ke - 8G% P(& :4:S@<% ,akarta-1andung Sukismo& 1&% 2""2 /a0% +spek Politik Hukum Dalam Pembentukan Peraturan Perundangan 7ang Demokratis% makalah disampaikan pada seminar sehari yang diselenggarakan oleh Iorum Peduli Keadilan Masyarakat 1anyumas% pada tanggal ) Mei 2""2 di Pur.okerio& Sukismo% 1&% 2""2 /b0% 8lustrasi Model Penulisan Hukum 'ormati-% makalah% disampaikan pada seminar sehari yang diselenggarakan oleh Iorum Peduli Keadilan Masyarakat 1anyumas% pada tanggal ) Mei 2""2% di Pur.okerto& Sidharta2 1&% +rie-% #))% 4e-leksi (entang Iondasi Dan Si-at Keilmuan 8lmu Hukum Sebagai =andasan Pembangunan Hukum 'asional 8ndonesia% Disertasi% Uni>ersitas Padjadjaran% 1andung& Suhardi% 2""2% Kebijakan Daerah 7ang Partisipasi-% Makalah% disampaikan pada Seminar 'asional yang diselenggarakan oleh Iorum Peduli Daerah pada tanggal l2 +gustus2""2 di Surakarta (im Dosen Iilsa-at 8lmu Iakultas Iilsa-at U;M% 2""#% Iilsa-at 8lmu Sebagai Dasar Pengembangan 8lmu Pengetahuan% :disi Kedua% @et& Pertama% =iberty%7ogyakarta& Utrecht% #)5% Pengantar Hukum +dministrasi 'egara 8ndonesia % P(& 8chtiar% ,akarta Untung #))#% Demokrasi =iberal% makalah disampaikan pada seminar nasional diselenggarakan oleh Pusat Kajian Politik 8ndonesia% pada tanggal #A ,uli #))# diSurabaya Gerdam% P&,&% #)A% 'ederlandse 4echtsgeshiedenis #A)* - #)A*% Samson% +lphen aan den 4ijn& Glies% 8&@& Gan der&% #)!6% Het 3etsbegrip en 1eginselen >an 1ehoorlijk 4egelge>ing% Guga% S-;ra>enhage 3ijk-Konijnenbelt% Gan&% #)!6% Hoo-dstukken >an adminisiratie- recht% >ij-de druk% Guga% S-;ra>enhage 3ignjosoebroto% Soetandijo% #))6% Sejarah Hukum% ;adjah Mada Uni>ersity Press% 7ogyakarta 3hite% 4& +llan% #)A"% (ruth : Problem in philosophy% Doubleday :& @ompany% 'e. 7ork 3intoko% 2"""% Keadilan Sejati% makalah disampaikan pada seminar sehari diselenggarakan oleh Iorum Peduli 4akyat pada tanggal ) ,uni 2""" di Klaten 7amin% Muh&% #)*2% Proklamasi dan Konstituante 4epublik 8ndonesia% @et ke-2% P(& Djambatan% ,akarta 7unanto% 2"""% +sas =egalitas% makalah disampaikan pada seminar sehari diselenggarakan oleh Iorum 'usantara pada tanggal * Mei 2""" di Surakarta 1adrun& 2""*% Mendambakan Pemerintahan 7ang 1ersih% Pelita Press ,akarta Su.andi% 2""#% Manajemen Pemerintahan% Presto Press% 1andung Suprapto% 2""2% Sistem Pemerintahan 'asional% P(& 8ndeF% ,akarta Sukismo% 2""2 Menyimak <tonomi Daerah% Sari Press% Surabaya Sukismo% 2""5% Manajemen 3e.enang Pemerintahan% Sari Press% Surabaya Subardi% 2""#% Sistem <tonomi% @akra% Surakarta Santoso% 2""#% Hubungan 8deal Pemerintah Pusat dan Daerah% =anggeng Press% 1andung Suyudi% 2""#% Melacak =iku-=iku Koruptor% @indra Press% Semarang Suyanto% 2""2% Sepak (erjang Koruptor% @emerlang Press% Surakarta Supriyadi 2""2% Sistem Partisipasi Moderen% P(& Duta +ksara% Surabaya Sugiri% 2""2% Perlindungan Perburuhan% Pelita Press% ,akarta Sunarto% 2""2% Hak Patisipasi 4akyat% Pelita Press% ,akarta Sarosa%2""#% Strategi Daerah% Pelita Press% ,akarta Soemardjan% #))*% Pilar-Pilar Demokrasi% @andra Press% Pati Suripto%2""#% Strategi Kebijakan Daerah% @andra Press% Pati Sunaryo%2""2%Sistem Kontrol Kebijakan Pemerintahan% Sari Press% Surabaya 7unanto% 2"""%'egara Hukum Dan 'egara Kekuasaan% @andra Press% Pati