Anda di halaman 1dari 105

TERALI JIWA

H. Ahmad Heryawan, Lc
dr. H. Hanny Ronosulistyo, Sp.OG(K).,M.M.
Editor:
Gani Yordani
ii Terali Jiwa
TERALI JIWA
Penulis
H. Ahmad Heryawan, Lc
dr. H. Hanny Ronosulistyo, Sp.OG(K)., M.M.
Editor
Gani Yordani
Desain Cover
GaN n Box
Visual Communication
Terali Jiwa iii
SAMBUTAN
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Kes ehat an adal ah hal yang
terpenting dalam kehidupan manusia.
Tentunya kesehatan yang dimaksud tak
hanya berkaitan dengan masalah fisik,
tetapi juga mencakup kesehatan yang
berhubungan dengan kejiwaan atau psikis.
Kedua hal tersebut berkaitan erat dengan
kesehatan secara keseluruhan.
Di dalam Lapas, masalah kesehatan
fisik dan psikis tersebut tentunya harus
mendapat perhatian ekstra. Dengan kondisi
ruang yang sangat terbatas, penularan
penyakit menjadi sangat mudah. Di samping
itu, ketahanan mental yang rapuh sering
berakibat pula pada ketidakpedulian
terhadap kesehatan diri. Akan menjadi
sangat ironis bila seseorang mendapat ujian
Allah dengan harus masuk Lapas, kemudian
iv Terali Jiwa
ketika bebas malahan menjadi tidak sehat
akibat penyakit yang didapatnya selama
pembinaan di Lapas.
Buku teral i Ji wa yang di tul i s
oleh H. Ahmad Heryawan, Lc dan dr. H.
Hanny Ronosulistyo, Sp.OG(K),M.M. ini
pada dasarnya adalah bentuk kepedulian
terhadap sesama manusia. Juga memiliki
tujuan agar warga binaan dapat menjalani
kehidupan di dalam Lapas dengan hal-hal
yang bermanfaat, termasuk di dalamnya
menjaga kesehatan sebagai modal utama
dalam beraktivitas.
Saya menyambut baik diterbitkannya
buku ini sebagai bentuk kepedulian yang
sangat tinggi pada warga binaan. Semoga
buku i ni dapat membuka wawasan,
mencerahkan, sekaligus memberikan spirit
kepada warga binaan untuk menatap masa
depan yang lebih baik. Selain itu, semoga
dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat/
pihak-pihak lain untuk turut serta dalam
proses pembinaan, sehingga warga binaan
merasa terayomi.
Jakarta, Agustus 2008
Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K)
Terali Jiwa v
SAMBUTAN
Saya menyambut baik diterbitkannya
buku Terali Jiwa karya Gubernur Jawa Barat
H. Ahmad Heryawan, Lc dan Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat dr. H. Hanny
Ronosulistyo, Sp.OG(K).,M.M. ini. Buku ini bak
oase di tengah padang pasir. Ketika fokus
masyarakat lebih tertuju pada ingar bingar
kehidupan luar yang glamour dan penuh
dengan kebisingan, buku ini membawa
kita pada keheningan untuk merenung dan
mendekatkan diri kepada Sang Khaliq. Bagi
warga binaan, buku ini merupakan penuntun
pada secercah harapan untuk tetap optimis
dalam mengharap ampunan Allah swt.
dan kembali ke jalan yang benar. Buku ini
mencoba memasuki sisi jiwa warga binaan
khususnya dan kita umumnya untuk selalu
berpegang teguh pada kebenaran dan tetap
kembali pada-Nya jika melakukan kekeliruan.
vi Terali Jiwa
Rasulullah saw. bersabda bahwa Al-
insaanu mahallu al-khatho wa an-nisyaan,
manusia adalah sarangnya khilaf dan salah.
Tidak ada manusia sempurna yang luput
dari kesalahan, bahkan Nabi sekalipun.
Kesempurnaan manusia terbentuk manakala
ia berbuat dosa kemudian segera menyadari,
memperbaiki, bertaubat mensucikan jiwa
dan berikrar untuk tidak mengulangi.
Manusia dicipta untuk berbuat
kebajikan tetapi ia kerap licik; dicipta sebagai
pendamai tetapi ia penumpah darah; dicipta
untuk patuh tetapi ia menjauh; dicipta dalam
ikrar tetapi ia ingkar. Diberi kunci pembuka
pintu taubat, tetapi justru mematahkannya.
Terkadang sebagai manusia yang pernah
melakukan dosa besar berulang-ulang,
kita menjadi ragu, akankah Tuhan masih
memberi kesempatan pada kita untuk
kembali kepada jalan yang benar? Ada
sebuah jaminan pasti dari Allah swt. bahwa
pintu taubat-Nya selalu terbuka, bahwa
kasih sayang-Nya jauh lebih besar daripada
amarah-Nya. Sebesar apapun dosa tercipta,
selama kembali dan bertaubat pada-Nya,
maka Tuhan akan selalu memaafkan. Allah
swt. berfrman:
Katakanlah: hai hamba-hamba-
Terali Jiwa vii
Ku yang melampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus
asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.
Ses ungguhnya Di al ah Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S.
Az-Zumar: 53)
Sebes ar apapun dos a k i t a,
kesempatan untuk bertaubat pada-Nya
selalu ada. Taubat an-nashuha adalah kunci
bagi pembersihan jiwa. Dan bersegeralah
kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan
kepada surga yang luasnya seluas langit
dan bumi yang disediakan untuk orang
bertakwa. (Q.S. Ali Imran: 133). Tangisan
seorang pendosa yang bertaubat lebih Allah
cintai daripada tasbih para wali, demikian
sabda Nabi saw.
Ada banyak metode bagaimana
cara kita bertaubat. Metode yang dibentuk
oleh negara, salah satunya adalah dengan
mendirikan lembaga pemasyarakatan
sebagai wadah pembinaan bagi warga
negara yang pernah melakukan kesalahan.
Tentu saja, secanggih apapun sistem lembaga
pemasyarakatan, keefektifannya tidak akan
pernah bisa berjalan optimal manakala
tiadanya dukungan dari masyarakat.
viii Terali Jiwa
St i gma yang t er j adi dal am
masyarakat bahwa kaum narapidana adalah
kelompok parasit dan akan selamanya
menjadi sosok penjahat adalah penilaian
yang sangat keliru dan harus diluruskan.
Penilaian seperti itu justru sangat kontra
produktif dengan apa yang telah dilakukan
lembaga pemasyarakatan. Dalam banyak
kasus, banyaknya warga binaan yang
kembali memilih jalan keliru adalah karena
l i ngkungan masyarakat ti dak pernah
memberikan kesempatan baginya untuk
berbenah diri dan selalu ditatap dengan
mata curiga.
Penyebaran buku ini yang dibagikan
secara gratis kepada warga binaan adalah
bagian dari wujud kepedulian masyarakat
kepada warga binaan. Secara materi, isi
buku ini disajikan dengan ringan dan
t i dak menggur ui , sehi ngga mudah
dicerna dan enak dibaca. Kecil memang,
jika dibandingkan dengan buku-buku
keagamaan yang lain. Tetapi layaknya kaum
suf berkata: qoliilun qarr, katsirun far. Lebih
baik sedikit tapi mantap daripada banyak
tapi mengambang.
Saya mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada para penulis
Terali Jiwa ix
dan juga pihak-pihak yang mau menyisihkan
sebagian rizkinya dalam penerbitan buku ini
sehingga dapat dibagikan secara cuma-cuma
kepada warga binaan. Saya berharap akan
ada lebih banyak pihak-pihak di luar lembaga
pemasyarakatan yang bersimpati dan
berempati terhadap warga binaan sehingga
program pemerintah dapat dilaksanakan
secara maksimal dan optimal.
Semoga segala kepedulian kita akan
dicatat oleh Allah swt. sebagai amal ibadah
yang diridhoi-Nya, Aamiin.
x Terali Jiwa
Terali Jiwa xi
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL
PEMASYARAKATAN
Assalamualaikum warahmatullahi wa
barakatuh,
Istilah Pemasyarakatan secara
resmi menggantikan istilah kepenjaraan
sejak tanggal 27 April 1964 melalui amanat
tertulis Presiden Soekarno yang dibacakan
pada konferensi Di nas Para Pej abat
Kepenjaraan di Lembang Bandung. Di
dalam sistem Pemasyarakatan disebutkan
bahwa keberhasilan pembinaan warga
binaan ditentukan oleh tiga aspek, yaitu
warga binaan itu sendiri, peran petugas
pemasyarakatan, dan peran serta masyarakat
untuk turut ambil bagian dalam membina
dan membi mbi ng mereka menj adi
manusia seutuhnya, menyadari kesalahan,
memperbaiki diri dan tidak mengulangi
tindak pidana, sehingga dapat diterima
kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat
aktif berperan dalam pembangunan, dan
dapat hidup secara wajar sebagai warga
yang bertanggung jawab.
Buku berjudul TERALI JIWA ini,
xii Terali Jiwa
merupakan salah satu bentuk kepedulian
masyarakat terhadap pembinaan warga
binaan pemasyarakatan. Untuk itu, saya
menyambut baik, sekaligus menyampaikan
apresiasi serta ucapan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada H. Ahmad
Heryawan, Lc dan dr. H. Hanny Ronosulistyo,
Sp.OG(K).M.M. yang telah tergerak hatinya,
di samping kesibukan sehari-hari, namun
masih peduli dan menyempatkan diri
memberikan sebuah pencerahan bagi warga
binaan pemasyarakatan.
Buku ini pantas dan layak dibaca oleh
para warga binaan pemasyarakatan dalam
menghadapi hari-hari di balik jeruji serta
mempersiapkan masa yang akan datang
bila bebas nanti. Makna filosofis di balik
judul buku ini, ingin meneguhkan makna
religius bahwa sesungguhnya warga binaan
pemasyarakatan adalah juga makhluk
Tuhan yang perlu mendapat perhatian
kita semua. Warga binaan pemasyarakatan
adalah mereka yang sedang mengalami
keretakan hubungan hidup, kehidupan, dan
penghidupan sehingga mereka ditempatkan
di dalam Lembaga Pemasyarakatan. Mereka
bukan penjahat, hanya tersesat, belum
terlambat untuk bertaubat.
Terali Jiwa xiii
Banyak kisah yang dituangkan dalam
buku ini dapat menjadi perenungan bagi
para warga binaan bahwa hikmah menjalani
kehidupan di balik tembok yang tebal
dengan jeruji besi yang kokoh, tersimpan
suatu kekuatan semangat untuk selalu
introspeksi diri, menjadi manusia yang selalu
sabar dan beryukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berpikir positif dan berjiwa besar.
Jeruji besi bisa mengurung raga, akan tetapi
tidak bisa menjadi terali jiwa.
Sudah banyak contoh mereka yang
pernah menjalani kehidupan dari balik jeruji,
namun dalam dirinya tertanam sikap optimis
dan mampu menghasilkan karya cipta yang
bermanfaat. Sebut saja Nelson Mandela,
yang pernah dipenjara puluhan tahun
akhirnya tampil sebagai Presiden Afrika
Selatan, dan kemudian terkenal sebagai
Bapak Perdamaian Abadi. Demikian juga
mendiang sastrawan Pramoedya Ananta
Toer menciptakan novel legendaris tetralogi
Pulau Buru, justru ketika ia berada dalam
penjara.
Ak hi r ny a , s ek a l i l a gi s ay a
menyampaikan apresiasi yang tinggi serta
ucapan selamat atas terbitnya buku ini.
xiv Terali Jiwa
Semoga dapat dimanfaatkan secara maksimal
oleh siapa saja yang berkepentingan,
terutama bagi warga binaan pemasyarakatan
sebagai bekal hidup hari ini dan hidup di
masa-masa mendatang.
Wassalamualaikum warahmatullahi wa
barakatuh,
Jakarta, 29 Agustus 2008
Direktur Jenderal Pemasyarakatan,
Untung Sugiyono
Terali Jiwa xv
SAMBUTAN
KEPALA KEJAKSAAN TINGGI
JABAR
Adalah menarik bila kita mencermati
makna pemasyarakatan. Dari sisi kebahasaan,
pemasyarakatan mengandung makna
proses menj adi kan seseorang atau
sekelompok orang menjadi bermasyarakat.
Berangkat dari defnisi tersebut, lembaga
pemasyarakatan memiliki fungsi yang sangat
penting dalam membina manusia berkaitan
dengan hubungan sosial kemasyarakatan.
Pembi naan yang di maks ud
mencakup berbagai aspek dan metode.
Kata hukuman yang disandingkan pada
para tersangka pada dasarnya memiliki
tujuan pembinaan (dalam hal ini yang
dikedepankan adalah menciptakan efek
jera). Namun, hukuman dalam hal ini
berupa hukuman penjara tentunya
tidaklah menyelesaikan masalah untuk
kedepannya (setelah hukuman tersebut
selesai dijalani), bila tidak diiringi dengan
pembinaan-pembinaan selama menjalani
masa hukuman. Karena itulah narapidana
kemudian kita sebut sebagai Warga Binaan.
Banyak ragam pembinaan yang
dilakukan di dalam Lapas. Namun, yang
terpenting adalah menanamkan fondasi
xvi Terali Jiwa
bagi para warga binaan dengan melakukan
empoweri ng pada di ri mereka, yai tu
memberikan pemahaman kepada mereka
bahwa mereka memiliki masa depan, bahwa
diri mereka sangatlah berarti dan dapat
memberikan manfaat bagi orang lain.
Buku ini adalah salah satu upaya
empowering tersebut. Karenanya, saya
menyambut baik ide pembuatan buku
ini. Semoga hal ini dapat menjadi sumber
inspirasi bagi munculnya kreasi-kreasi
lainnya dari berbagai pihak dalam rangka
turut serta melakukan pembinaan terhadap
saudara-saudara kita, warga binaan.
Bandung, Agustus 2008,
H. Kamal Sofyan Nasution, S.H.
Terali Jiwa xvii
SAMBUTAN
KEPALA PENGADILAN TINGGI
JABAR
Saat kita berbicara keadilan, artinya
kita tengah membahas sesuatu hal yang
sangat subjektif bila ditinjau dari sudut
manusia sebagai perseorangan ataupun
kelompok. Suatu tindakan atau kebijakan
boleh jadi dipandang adil oleh seseorang
atau suatu kelompok, tapi tidak bagi orang
atau kelompok lain. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan ilmu manusia.
Betapa pun inginnya seseorang
berbuat adi l dal am membuat suatu
keputusan, ia tetap akan berbenturan
dengan pandangan subjektif dari individu
atau kel ompok yang merasa bahwa
keputusannya tidaklah adil. Meskipun
demikian, kita harus berupaya semaksimal
mungkin untuk bertindak seadil-adilnya
dengan jalan mengikuti koridor yang telah
ditetapkan, sambil mengasah ketajaman
nurani tentunya.
Buku Terali Jiwa yang ditulis oleh
H. Ahmad Heryawan, Lc dan dr. H. Hanny
Ronosulistyo, Sp.OG(K).,M.M. ini, berisi
hal-hal yang dapat menuntun kita ke arah
perenungan-perenungan yang sangat
xviii Terali Jiwa
dalam, tak terkecuali perenungan atas
konsep keadilan hakiki yang mungkin
selama inilepas dari perhatian kita, yaitu
bahwa kondisi apa pun yang kita alami saat
ini, bila dilihat dari sisi yang positif, kelak
akan memberikan keuntungan kepada
kita karena akhirnya kita akan menghadap
Sang Penguasa Yang Maha Adil dan Dialah
yang kemudian memiliki hak mutlak untuk
menentukan di mana tempat kediaman kita
kelak di kampung akhirat, apakah di surga
atau neraka.
Karena itulah, saya menyambut
baik terbitnya buku ini. Semoga dapat
memberikan manfaat untuk kita semua.
Aamiin.
Bandung, Agustus 2008
Terali Jiwa xix
SAMBUTAN
KAPOLDA JABAR
Memasyarakatkan istilah warga
binaan bagi saudara-saudara kita yang
kini tengah berada di Lapas adalah suatu
keharusan. Tentunya, upaya yang dilakukan
tidak hanya terpaku pada memasyarakatkan
istilahnya saja. Mengajak seluruh elemen
masyarakat untuk turut serta melakukan
pembinaan adalah upaya lanjutan yang
harus dilaksanakan sekarang juga.
Pembinaan merupakan keniscayaan
dal am segal a hal, juga dal am segal a
kondisi. Tanpa adanya pembinaan yang
berkesinambungan, sesuatu yang lebih
baik mustahil dicapai. Bila demikian, yang
harus selalu kita pikirkan dan kita lakukan
adalah mengupayakan langkah-langkah
pembinaan dengan cara dan metode terbaik.
Buku i ni mer upakan bent uk
kepedulian terhadap warga binaan. Selain
sebagai sarana pembinaan mental bagi warga
binaan, semoga buku ini dapat menjadi alat
pancing bagi tumbuh suburnya kepedulian
dari berbagai pihak terhadap warga binaan
yang saat ini tengah menghabiskan hari-
harinya di dalam Lapas.
Bandung, Agustus 2008
Drs. Susno Duadji, S.H., M.Sc.,
Inspektur Jenderal Polisi
xx Terali Jiwa
Terali Jiwa xxi
Sambutan
Dewan Pimpinan Daerah
Asosiasi Advokat Indonesia
Jawa Barat
Menilik keadaan saudara-saudara
kita warga binaan di dalam Lapas, membuat
kita prihatin. Mereka tengah menjalani situasi
yang serba sulit. Hari-hari mereka dijalani
dengan keterbatasan ruang dan informasi.
Dalam keadaan demikian, peluang terjadinya
stres dan depresi sangat terbuka. Belum
lagi kondisi fsik mereka yang sangat rentan
terkena dan tertular berbagai penyakit.
Adalah tugas kita bersama untuk
memperhatikan keadaan mereka, karena
mereka adalah saudara-saudara kita yang
juga membutuhkan bimbingan, dorongan
semangat, serta pengakuan dan apresiasi.
Banyak cara yang dapat kita lakukan sebagai
bentuk kepedulian dan sikap empati. Buku
karya Bapak Gubernur Jawa Barat dan Kepala
Dinas Kesehatan Jawa Barat ini, adalah salah
satu bentuk sikap peduli terhadap saudara-
saudara kita warga binaan.
Buku ini berisi berbagai hal yang
dapat diaplikasikan secara praktis oleh
saudara-saudara warga binaan, sekaligus
mengajak kita semua menemukan makna
kehidupan serta berjuta hikmah di balik
xxii Terali Jiwa
cobaan yang telah dan sedang dijalani.
Semoga buku i ni dapat ki t a
manfaatkan sebaik mungkin, mempelajarinya
dengan saksama, merenungkannya, serta
berupaya menemukan hi kmah yang
terkandung di dalamnya.
Bandung, Agustus 2008
Dr. Djamal S.H., M.Hum
Sekretaris Umum
Terali Jiwa xxiii
Kepedulian dan sikap empati adalah
bagian dari kecerdasan emosi dan spiritual
yang bila terus diasah akan menciptakan
kebahagiaan yang tak bisa diungkap
dengan kata-kata. Sebuah kebahagiaan
hakiki karena merasakan betapa memberi
jauh lebih nikmat daripada meminta.
Namun, terkadang sikap tersebut sering
terbelenggu oleh keegoisan kita dengan
hanya memikirkan diri sendiri, keluarga, atau
pun golongan. Celakanya lagi, belenggu
tersebut sering kita rawat dengan membuat
pembenaran-pembenaran atas tindakan kita
yang sangat jarang memperhatikan keadaan
saudara-saudara kita.
Bila selama ini ada program ESQ
Peduli Warga Binaan, yaitu Training ESQ
gratis untuk teman-teman Warga Binaan,
maka buku ini adalah bentuk Total Action
dari saudara kita dalam hal berbagi wawasan
dan pencerahan dengan teman-teman
Warga Binaan.
Dalam buku ini, kita dapat melihat
betapa harapan akan masa depan yang
lebih baik sangat terbuka bila masa-masa
sekarang kita manfaatkan sebaik mungkin.
Selain itu, teman-teman Warga Binaan
SAMBUTAN
ESQ LEADERSHIP CENTER
xxiv Terali Jiwa
pun dapat melihat bahwa sangat banyak
perhatian dari saudara-saudara kita kepada
teman-teman.
Tetap optimis, belajar, berkarya, dan
berdoa, adalah benang merah yang dapat
ditarik dari untaian kalimat yang mengisi
lembar demi lembar buku ini. Karenanya saya
sangat menyambut baik penerbitan buku
yang kemudian dibagikan secara cuma-
cuma kepada teman-teman Warga Binaan.
Semoga teman-teman dapat mengambil
saripati hikmah, baik yang tersurat maupun
tersirat dalam buku ini.
Selamat membaca.

Agustus 2008,
Ary Ginanjar Agustian
Terali Jiwa xxv
Dengan menyebut nama Allah yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang.
Ide pembuatan buku ini berawal
dari keprihatinan yang mendalam terhadap
keadaan Saudara-Saudara yang kini tengah
berada di Lembaga Pemasyarakatan
(Lapas). Ide tersebut kemudian segera kami
realisasikan dengan menuangkan pemikiran-
pemikiran kami dalam untaian tulisan
setelah merenungkan makna istilah Warga
Binaan. Singkatnya, kami ingin turut andil
dalam proses pembinaan tersebut dengan
cara berbagi pengetahuan (dengan segala
keterbatasan kami) kepada Saudara sekalian.
Saudar a- s audar a yang k i ni
tengah berada di Lapas bukanlah sampah
masyarakat. Saudara sekalian adalah insan-
insan yang memiliki potensi yang harus
digali dan diarahkan dengan baik sehingga
dapat mendatangkan manfaat bagi diri
sendiri dan bagi orang lain. Memberikan
pencerahan dan kesadaran tentang besarnya
potensi yang ada dalam setiap diri manusia
merupakan kewajiban bersama. Adalah
sebuah kesalahan fatal bila kita menilai
bahwa pembinaan terhadap Saudara
sekalian hanyalah tugas Kepala Lapas semata.
Setiap kita tentunya memiliki kewajiban
PRAKATA
xxvi Terali Jiwa
memberikan hal-hal yang bermanfaat.
Pembinaan haruslah dilakukan dari
berbagai aspek. Salah satunya adalah aspek
yang berhubungan dengan kesadaran
akan hakikat diri. Buku kecil ini berisi hal-
hal yang berkaitan dengan pemahaman
tentang siapa diri kita, mengapa kita berbuat
kesalahan, besarnya rahmat dan ampunan
Allah, bagaimana menyikapi kondisi yang
tak diinginkan, sabar dan syukur, pentingnya
memanfaatkan waktu sebaik mungkin,
pembelajaran mengkaji diri dan hubungan
sosial, pentingnya menjaga kesehatan,
pentingnya memahami bahwa penjara yang
hakiki bukanlah jeruji besi yang membatasi
gerak langkah, melainkan kungkungan nafsu
yang membuat nurani menjadi membeku
(betapa banyak orang yang gerak langkahnya
tidak terbatas oleh ruang yang sempit tetapi
batinnya terpenjara oleh nafsu yang telah ia
jadikan sebagai tuhan).
Terima kasih kami ucapkan kepada
para guru, ulama, dan tokoh masyarakat
yang telah mengirimkan SMS-nya untuk
dicantumkan pada lembar-lembar buku
ini. Sangat mengharukan. Ternyata, sangat
banyak yang bersimpati pada Saudara-
Saudara Warga Binaan.
Kepada Saudara-Saudara Warga
Binaan, terima kasih karena telah bersedia
mencermati kalimat demi kalimat yang kami
Terali Jiwa xxvii
tulis sebagai bentuk dialog kami kepada
Saudara-Saudara sekalian. Untaian kalimat
yang kami tulis janganlah diartikan sebagai
sebuah pengajaran karena ilmu kami pun
masih sangat terbatas, tetapi maknailah
rentetan kata tersebut sebagai sebuah
obrolan dari hati ke hati.
Terima kasih kami sampaikan pula
kepada pihak-pihak yang telah memberikan
dukungan baik moril maupun materil, hingga
buku ini dapat sampai ke tangan Saudara-
Saudara kita, warga binaan. Jazakumullaahu
khairan katsiraa.
Marilah kita buka lembar demi
lembar buku kecil dan sederhana ini dengan
niat yang tulus untuk memahami siapa diri
kita, untuk apa kita hidup, dan ke mana kita
akan kembali.
Bandung,
Penulis
Syaban, 1429 H
Agustus 2008
xxviii Terali Jiwa
Terali Jiwa xxix
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan i ni , i zi nkan kami
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Menteri Kesehatan RI, Ibu Dr. dr. Siti
Fadilah Supari, Sp.JP(K).,
2. Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia RI, Bapak Andi Mattalatta,
3. Direktur Jenderal Pemasyarakatan,
Bapak Untung Sugiyono,
4. Kepala Kejaksaan Tinggi Jabar, Bapak
H. Kamal Sofyan Nasution, S.H.,
5. Kepala Pengadilan Tinggi Jabar,
Bapak H. Sofan Zen, S.H., M.Hum.
6. Kapolda Jabar, Bapak Inspektur
Jenderal Polisi Drs. Susno Duadji,
S.H., M.Sc.,
7. Sekretaris Umum DPD Asosiasi
Advokat Indonesia Jawa Barat, Bapak
Dr. Djamal, S.H., M.Hum.,
8. Pimpinan ESQ Leadership Center,
Bapak Ary Ginanjar Agustian.
yang telah berkenan memberikan sambutan
pada buku ini.
Terima kasih pula kami sampaikan kepada :
1. Guru- Guru kami , al i m ul ama,
cendekia, dan akademisi yang telah
turut andil memberikan pencerahan
kepada Saudara-Saudara kita Warga
xxx Terali Jiwa
Wassalam,
H. Ahmad Heryawan, Lc.
dr. H. Hanny Ronosulistyo, Sp.OG(K).,M.M.
Binaan melalui SMS-SMS-nya.
2. Tokoh-tokoh masyarakat yang
mengirimkan kata-kata bijak penuh
hikmah melalui SMS.
3. Teman-teman yang berkecimpung
di dunia entertainment yang juga
mengirimkan SMS-SMS yang sangat
menyentuh.
4. Sahabat-sahabat sekalian yang tak
dapat kami sebutkan satu per satu
di dalam buku ini.
Jazakumullaahu khairan katsiraa.
Semoga perhatian dan kepedulian yang
tulus dari kawan-kawan semua menjadi amal
jariyah yang pahalanya akan terus mengalir
hingga hari hisab kelak. Aamiin.
Terali Jiwa xxxi
Kawan-Kawanku Di Sana
Terpekur aku memandang nasibmu
Berlinang air matakumengenangnya
Demikian berat beban hidupmu
Sepadankah dengan ikhtiarmu?
Kami bicara Hak Asasi Manusia
Apakah kau bukan manusia?
Kami bicara soal keadilan sosial bagi masyarakat
Indonesia
Apakah kau bukan masyarakat Indonesia?
Adakah daya manusia tuk membantumu?
Mungkinkah kumenghiburmu?
Sungguh terbatas daya yang Allah serahkan
pada kita!
Agar kita mengenal batas
Kau mungkin jujur hingga ke sana
Kau mungkin terperosok hingga ke sana
Kau mungkin terpedaya hingga ke sana
Bahkan mungkin kau diftnah hingga ke sana
Pasti hati panas membara
Pasti nyeri hati di dada
Pasti berontak seluruh daya
Kebebasan. Sungguh kau digjaya
Namun,
Apakah daya seorang hamba
Menghadapi cobaan-Nya
Menyikapi
Qadha danQadar-Nya
xxxii Terali Jiwa
Sabarlah saudaraku
Keadilan akhir nan sempurna
Ketidakadilan dunia
Pasti diperhitungkan di hari hisab
Bila ikhlas kau jalani
Pasti ampunan kauterima
Pantanglah berputus asa
Dekatlah diri pada-Nya
Hidup hanya sementara
Bandung, Agustus 2008
Terali Jiwa xxxiii
DAFTAR ISI
Sambutan
Menteri Kesehatan...................................... iii
Sambutan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia v
Sambutan
Direktur Jenderal Pemasyarakatan .... xi
Sambutan
Kepala Kejaksaan Tinggi Jabar ............. xv
Sambutan
Kepala Pengadilan Tinggi Jabar ............ xvii
Sambutan
Kapolda Jabar .............................................. xix
Sambutan
DPD Asosiasi Advokat Indonesia
Jawa Barat ..................................................... xxi
Sambutan
ESQ Leadership Center ........................... xxiii
Prakata ............................................................ xxv
Ucapan Terima Kasih ................................ xxix
Daftar Isi ........................................................... xxxiii
Bagian I
Manusia ............... ............................................ 1
Bagian II
Mengapa Aku Berbuat Salah? ............... 5
xxxiv Terali Jiwa
Bagian III
Allah Maha Pengampun ............................. 9
Bagian IV
Aku Tak Bersalah ............................................ 17
Bagian V
Sabar dan Syukur ......................................... 25
Bagian VI
Demi Waktu ..................................................... 31
Bagian VII
Mengkaji Diri
dan Hubungan Sosial .................................... 35
Bagian VIII
Menjaga Kesehatan ...................................... 41
Bagian IX
Jangan Penjarakan Jiwamu ....................... 47
Bagian X
Mempersiapkan
Kehidupan Mendatang .................................. 50
Bagian XI
Mempersiapkan
Akhir yang Husnul Khatimah ..................... 59
Tentang Penulis ...............................................
65

Terali Jiwa xxxv
PERSEMBAHAN
Untuk :
Ayahanda dan Ibunda kami
K.H. Ali Imran (alm)
K.H. Muslim Zaenuddin (alm)
K.H. Dudung Abdullah M.A,
Kawan-kawan
yang sedang diuji kesabaran oleh Allah swt.
Semoga kawan-kawan
dapat mengambil hikmah dari cobaan ini.
xxxvi Terali Jiwa
Dan sungguh
akan Kami berikan cobaan
kepadamu,
dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta,
jiwa dan buah-buahan.
Dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar.

(Q.S. Al Baqarah 2: 155)
Terali Jiwa 1
BAGIAN I
MANUSIA
Pagi hari, saat melihat sekawanan
burung mengepak-kepakkan sayapnya
terbang lepas di bawah arakan awan perak
lalu menukik dan hinggap di ranting-ranting
pepohonan sambil berkicau riang, hati kita
berbisik, Ah.., kalau saja aku jadi burung
Namun, apa yang ada dalam benak
kita ketika beberapa saat kemudian kita
melihat burung yang tengah meronta-ronta
di dalam sangkar? Masihkan kita berandai-
andai menjadi seekor burung?
Rangkaian kalimat di atas dapat kita
jadikan sebagai pintu gerbang memasuki
perenungan tentang diri kita sebagai
manusia, makhluk Allah yang memiliki banyak
potensi dan kelebihan bila dibandingkan
dengan makhl uk- makhl uk l ai nnya.
Apa saja sih potensi dasar manusia itu?
Sesungguhnya kejujuran itu adalah sumber kehidupan yang
akan membimbing ke arah kebenaran dan kebahagiaan. (Ibnu
Khuldun KaLapas Paledang Bogor)
Dalam hidup kita, semua adalah pilihan. Namun Allah yang
mengatur keberhasilan dan kegagalan setiap harinya, untuk
mengukur tingkat keimanan kita, bagaimana kita bersyukur
dan tak sombong pada keberhasilan serta bersabar dan tak
putus asa pada kegagalan. Untuk itu, pilihlah jalan yang lebih
dekat dengan keridhoan-Nya, agar keberhasilan senantiasa
didekatkan pada kita.
(H.Dede Yusuf Wakil Gubernur Jawa Barat)
2 Terali Jiwa
Pertama, manusia diciptakan dalam bentuk
yang paling sempurna. Kedua, manusia
diberikan nafsu atau kehendak sehingga
dapat mengeluarkan dan memanfaatkan
potensi berupa bakat dan kemampuan
yang telah diberikan Allah sebagai bekal
untuk hidupnya di dunia ini. Ketiga, manusia
diberikan nurani atau perasaan untuk dapat
membedakan mana yang baik dan mana
yang buruk. Keempat, manusia diberikan
akal untuk dapat mengolah dan mengatur
ketiga hal tersebut (keadaan fsik yang baik,
nafsu, dan nurani) sesuai dengan kehendak
Sang Pencipta.
Subhanallah. Allahu Akbar. Begitu
sempurnanya manusia. Namun sayang,
seringkali kita tak menyadarinya sehingga
seringkali kita berkeluh kesah. Dan bila sikap
keluh kesah itu terus kita rawat, ia akan selalu
muncul dalam setiap tarikan napas. Saat itu
terjadi, kita akan semakin asing dengan diri
kita sendiri untuk akhirnya kita tak mengenal
siapa diri kita. Ketika itu pula, kita takkan
mengenal siapa Tuhan kita. Maka, tak ada
cara lain selain berupaya mengenal diri kita
Sesungguhnya beserta kesulitan selalu ada kemudahan.
Semua dosa akan dimaafkan sepanjang bertaubat dan mohon
ampunan. Minta tolonglah kepada Allah dengan sabar dan
shalat. Penderitaan yang disikapi dengan sabar menjadi
penghapus dosa dan kesalahan. (K.H. Miftah Faridl)
Terali Jiwa 3
dengan cara menggunakan sebaik mungkin
potensi yang telah Allah berikan pada kita.
Man arofa nafashu fa qod arofa Robbahu,
Barangsiapa mengenal dirinya, tentu ia akan
mengenal Tuhannya, demikian kata-kata
hikmah Ali bin Abi Thalib.
Benarlah adanya bahwa di samping
potensi dan sifat-sifat positif, manusia
pun terlahir dengan membawa sifat-sifat
negatif seperti tergesa-gesa, sering berkeluh
kesah, tamak dan bakhil. Namun, sifat-sifat
negatif tersebut bukanlah untuk dirawat
sehingga mendarah daging dan menjadi
karakter yang melekat dalam diri, melainkan
harus diperangi dengan selalu berupaya
memelihara dan menonjolkan sifat hanif
(cenderung pada kebaikan) dan ftrah iman
(keyakinan dan kesaksian bahwa Allah
adalah Tuhannya) yang telah tertanam
sejak berada di alam rahim. Dan (ingatlah),
ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan
anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfrman), Bukankah aku
ini Tuhanmu? Mereka menjawab, Betul
(Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.
(Kami lakukan yang demikian itu) agar
di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
Hidup ini adalah ujian yang akan menentukan nasib kita di
kemudian hari. (Ust. Mumuh Muhtadin)
4 Terali Jiwa
Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah
orang-orang yang lengah terhadap ini
(keesaan Tuhan). (Q.S. Al Araaf: 172)
Maka hadapkanl ah waj ahmu
dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah
atas) ftrah Allah yang telah menciptakan
manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
perubahan pada ftrah Allah. (Itulah) agama
yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui. (Q.S. Ar-Ruum: 30).
Potensi yang diberikan Allah serta
sifat-sifat positif yang telah diberikan Allah
tersebut semestinya dapat mengantarkan
manusi a pada kebahagi aan. Namun,
mengapa kita kadang atau bahkan sering
terperosok pada kesal ahan sehi ngga
membuat kita makin jauh dari kebahagiaan
tersebut? Mengapa sifat-sifat negatif malah
menjadi lebih menonjol dalam hidup
keseharian kita? Kita telusuri jawabannya
pada Bagian Kedua buku ini.
Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung kepada niat.
Setiap orang akan mendapatkan sesuatu sesuai dengan
niatnya.
Persiapkanlah dirimu untuk menghadapi gangguan dari
mereka yang memusuhi setiap orang yang memerintahkan
kebaikan dan melarang kemunkaran.
Kebenaran tidak dapat dipertahankan kecuali dengan
kesabaran. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar. (Prof.
Dr. H. Gunarso Darmadi ITB)
Terali Jiwa 5
BAGIAN II
MENGAPA AKU BERBUAT SALAH?
Allah menciptakan manusia lengkap
dengan ftrah keimanan, berbagai potensi,
sifat baik dan sifat buruk. Karena itulah
manusia diamanahi oleh Allah untuk menjadi
khalifah di muka bumi ini. Allah menyediakan
surga bagi mereka yang dapat mengemban
amanah tersebut dengan baik dan penuh
tanggung jawab. Timbul pertanyaan,
Mengapa Allah menciptakan sifat buruk
di dalam diri manusia? Bukankah manusia
takkan berbuat salah bila ditanamkan
sifat-sifat yang baik saja? Jawaban atas
pertanyaan itu sederhana: justru dengan
nafsu dan sifat buruk yang ditanamkan
Allah tersebutlah manusia berkesempatan
mencapai derajat yang sangat tinggi,
melebihi derajat malaikat, bila manusia bisa
mengendalikannya.
Mengapa harus kita bela perasaan dan hawa nafsu, padahal
dia tak pernah membela kita? Belalah Allah dengan keimanan,
karena Dia membela kita. (K.H. Dudi Muttaqien - Bandung)
Di antara ciri orang bertaqwa adalah Bila berbuat keji atau
berbuat zhalim segera ingat Allah swt. kemudian memohon
ampun atas kesalahannya dan tidak secara sengaja
mengulangi kesalahan tersebut. (Q.S. Ali Imran: 135)
Orang yang bertaqwa dikasihi Allah dan dibimbing Allah
dalam mencari solusi berbagai permasalahan kehidupan. (H.
Nurmahmudi Walikota Depok)
6 Terali Jiwa
Begini, di dalam jiwa manusia ada
tiga nafsu. Pertama, nafsu muthmainnah,
yaitu nafsu yang mengajak pada kebaikan.
Kedua, nafsu lawwamah yaitu nafsu yang
memberikan peringatan. Ketiga, nafsu
amarah, yaitu nafsu yang mengajak pada
keburukan. Ketiga nafsu tersebut hidup
dalam jiwa manusia sambil memainkan
fungsinya masing-masing.
Kita lihat contoh berikut. Suatu waktu
kita berniat berbohong untuk yang pertama
kalinya. Nafsu lawwamah mengingatkan:
Bohong itu nggak baik, dosa. Kemudian
nafsu muthmainnah berkata, Makanya,
jangan bohong!. Tapi nafsu amarah berkata
sebaliknya: Sekali-sekali mah nggak apa-
apa bohong! Maka, terjadilah tarik menarik
antara nafsu muthmainnah dengan nafsu
amarah.
Dalam peperangan antara kedua
nafsu tersebut, malaikat membantu nafsu
muthmainnah dan setan membantu nafsu
amarah dengan kekuatan yang sama. Di
sinilah akal memainkan perannya. Karena
dibantu oleh pertimbangan akal, semestinya
Semua anak Adam pasti pernah berdosa. Sebaik-baik pendosa
adalah yang mau bertaubat. Tatkala manusia jatuh dalam
perjalanan hidupnya, cepatlah bangun karenan Allah masih
menyediakan karunia yang banyak baginya.
(Hj. Lenny Umar - Ustadzah)
Terali Jiwa 7
nafsu muthmainnah yang menang. Namun,
akal kita sering tak berfungsi karena kita
memperturutkan nafsu amarah. Saat nafsu
amarah menang dal am pertempuran
tersebut dan kita berbohong untuk pertama
kalinya, kita akan menyesal, gelisah, tidak
bisa tidur, tidak enak makan, takut ketahuan,
dan takut dosa. Perasaan ini dimunculkan
oleh nafsu lawwamah yang tadi telah
memberi peringatan bahwa bohong itu
nggak baik. Namun, bila pada masa-masa
selanjutnya nafsu amarah selalu menang
dan kita berbohong untuk kedua kalinya,
ketiga, keempat, dan seterusnya sampai
menjadi kebiasaan, perasaan menyesal dan
gelisah semakin berkurang. Saat bohong
sudah menjadi karakter, perasaan menyesal
akan berubah menjadi rasa bangga karena
kita menganggap telah berhasil mengelabui
orang. Ini terjadi karena nafsu lawwamah
sudah sangat lelah memberikan peringatan
pada kita.
Sekarang kita lihat bagaimana
bila nafsu muthmainnah yang menang
dalam pertempuran tersebut. Saat nafsu
muthmainah menang, hati kita akan merasa
Setiap muslim itu bersaudara. Nabi bersabda, Tidak
dibenarkan seorang muslim memandang saudaranya dengan
pandangan yang menyakitkan hatinya. (Mawardi Hasyim SH)
8 Terali Jiwa
sangat lega dan perasaan menjadi tenang
walaupun harus menghadapi risiko dengan
berkata jujur. Akal kita pun dapat berfungsi
dengan baik sehingga berhasil mengontrol
nafsu amarah. Nah, pada saat seperti inillah
nilai kita sebagai manusia di hadapan Allah
menjadi sangat tinggi, melebihi derajat para
malaikat. Mengapa demikian? Karena kita
telah bersusah payah bertempur melawan
nafsu amarah untuk dapat berjalan di
atas rel kebenaran dan patuh terhadap
ketentuan dari Sang Pencipta. Sedangkan
para malaikat, mereka tidak memerlukan
perjuangan sedikit pun untuk patuh kepada
Allah karena mereka tidak memiliki nafsu.
Artinya, proses perjuangan manusia dalam
menekan sifat-sifat buruk yang ada dalam
dirinya sangat dihargai oleh Allah, sehingga
Ia menjanjikan Surga di alam akhirat, sebuah
kenikmatan tak berujung, kebahagiaan
abadi.
Lantas, bagaimana bila kita telanjur
memperturutkan nafsu amarah? Masihkah
ada kesempatan untuk memperbaikinya?
Bagai mana caranya? Mari ki ta kupas
Buat teman-teman yang sedang mendapat cobaan
kehidupan, sabar dan cobalah melihat cobaan ini sebagai
satu sekolah untuk meningkatkan derajat keimanan pada
Allah swt. Ingat, keterbatasan hanya pada fsik, karena akal
dan pikiran tidak pernah dapat dibatasi. Tetap berkarya dan
wujudkan ketika fsik sudah tak terbatasi. (Lula Kamal - Artis)
Terali Jiwa 9
BAGIAN III
ALLAH MAHA PENGAMPUN
Hidup yang kita jalani siapa pun
kita dan apa pun profesi kita adalah ujian
dan cobaan. Nilai kita di hadapan Allah
ditentukan oleh bagaimana kita menyikapi
ujian dan cobaan tersebut. Saat mengarungi
belantara kehidupan yang fana ini, perjalan
penuh liku, bersemak, dan terjal harus kita
lalui. Dan adakalanya kita salah melangkah,
sehingga kaki kita terperosok. Saat ini terjadi,
akankah kita menyerah kalah dan semakin
menjerumuskan diri ke dalam jurang
yang lebih dalam? Tidak! Kita tak boleh
menyerah. Kita harus berupaya mengangkat
kaki yang terperosok untuk melanjutkan
perjalanan sampai Sang Pencipta sendiri
yang menentukan akhir perjalanan kita di
alam yang fana ini.
Aku lebih mencintai rintihan para pendosa daripada gemuruh
suara tasbih. Gemuruh tasbih memuja kebesaran-Ku. Rintihan
pendosa menyentuh kasih sayang-Ku. (Hadis Qudsi) (H.
Jalaluddin Rakhmat)
Melalui kesabaran dan ketaqwaan, jadikan LP sebagai tempat
melebur dosa menuju perilaku dan kehidupan yang lebih
baik. Janganlah patah semangat, dengan sabar dan shalat,
jadilah manusia yang bertobat. Tiada kata terlambat untuk
bertobat dan membangun diri agar bisa berguna bagi
masyarakat. (H. Dada Rosada Walikota Bandung)
10 Terali Jiwa
Kalimat Telanjur Basah harus kita
coret dari dari buku harian kita. Kata-kata
Kepalang Salah atau Kagok Borontok
harus kita enyahkan dari benak kita. Kalau
kaki kiri kita terperosok ke dalam lumpur,
kita harus berupaya mengangkat dan
membersihkannya, bukan malah sekalian
menceburkan kaki kanan. Bahkan, kalaupun
seluruh badan kita telah masuk ke dalam
kubangan lumpur, kita harus berupaya
berenang ke tepian dan menyirami tubuh
kita dengan air bening yang bersih dan sejuk.
Kalaulah lumpur itu diibaratkan
sebagai kesalahan dan dosa, maka upaya
kita untuk keluar dari lumpur tersebut
adalah taubat, dan air bening yang sejuk itu
adalah kasih sayang dan ampunan Allah.
Tak ada alasan bagi kita untuk berputus
asa dari rahmat dan ampunan-Nya, karena
Ia adalah Sang Maha Pengampun. Kasih
sayang-Nya jauh lebih besar daripada murka-
Nya, ampunan-Nya jauh lebih luas daripada
siksa-Nya. Ia membentangkan tangan-Nya
di waktu malam untuk menerima taubat
hamba-hamba-Nya yang berbuat dosa di
Seruan kasih sayang Allah bagi yang berbuat dosa:
Bertaubatlah, Aku akan mengampuni. Kalau dosamu sekujur
badanmu, ampunan-Ku lebih besar dari rumahmu. Kalau
dosamu sebesar rumah, ampunan-Ku lebih besar daripada
gunung yang paling besar. Walhasil, tidak ada dosa yang
melebihi besarnya ampunan Allah. (K.H. Irfan Q)
Terali Jiwa 11
waktu siang, dan Ia pun membentangkan
tangan-Nya di waktu siang untuk menerima
taubat hamba-hamba-Nya yang berbuat
dosa pada waktu malam.
Berikut kisah menarik tentang upaya seorang
hamba menggapai rahmat dan ampunan-
Nya.
Dari Abu Said bin Malik bin Sinan
Al Khudriy ra, Nabi saw.bersabda, Sebelum
kalian, ada seorang laki-laki membunuh
99 orang. Kemudian ia bertanya kepada
penduduk sekitar tentang seorang yang alim.
Maka ia ditunjukkan kepada seorang Rahib
(pendeta Bani Israil). Setelah mendatanginya,
ia menceritakan bahwa ia telah membunuh
99 orang. Kemudian ia bertanya kepada
pendeta itu, Apakah saya bisa bertaubat?
Pendeta itu menjawab, Tidak. Maka pendeta
itu pun dibunuh sehingga genaplah 100
orang yang dibunuhnya.
Kemudian ia bertanya lagi tentang
seseorang yang paling alim di atas bumi
ini. Ia ditunjukkan kepada seorang alim.
Saat bertemu, laki-laki itu pun bercerita
bahwa dirinya telah membunuh seratus
Sebaik-baik amal adalah yang rutin walau sedikit. Barangsiapa
yang rendah hati, akan ditinggikan derajatnya oleh Allah.
Sebaliknya, yang sombong akan dihinakan. (Ust. H. Abdul
Chobir MT -- Pontren Cipasung)
12 Terali Jiwa
orang. Kemudian ia bertanya, Bisakah saya
bertaubat? Orang alim itu menjawab, Ya,
bisa. Siapakah yang akan menghalangi
orang yang akan bertaubat? Pergilah kamu
ke kota ini (sambil menggambarkan ciri-ciri
kota yang dimaksud) sebab di sana terdapat
orang-orang yang menyembah Allah Taala.
Beribadahlah kepada Allah bersama mereka
dan jangan kembali ke kotamu karena
kotamu telah jelek.
Laki-laki itu pun berangkat. Ketika
menempuh separuh perjalanan, maut
menghampirinya. Kemudian timbullah
perselisihan antara Malaikat Rahmat dan
Malaikat Azab tentang siapakah yang lebih
berhak membawa roh laki-laki tersebut.
Malaikat Rahmat beralasan bahwa orang
ini datang dalam keadan bertaubat dan
menghadapkan hatinya kepada Allah.
Tiada dosa tanpa ampunan bagi yang bertaubat. Semua
manusia pernah salah. Yang baik adalah yang tidak
mengulangi kesalahan. Allah swt. menerima taubat hamba-
Nya sebelum ruh sampai di tenggorokan. Rasa bersalah mesti
disertai harap akan ampunan. Anda boleh cemas takut siksa,
tapi mesti optimis atas rahmat Allah. Jangan putus asa atas
rahmat-Nya. Kita sadar banyak dosa, tapi ampunan Allah tidak
terbatas. Ujian hidup adalah baik, yang tidak baik adalah yang
tidak berhasil menempuh ujian. Kesetiaan bukan menaati
perintah yang menyenangkan, tapi taat pada perintah yang
kurang disenangi. Penuhilah apa yang dibutuhkan, jangan
penuhi segala yang diinginkan (Ust. H. U Saefuddin)
Terali Jiwa 13
Sedangkan Malaikat Azab beralasan bahwa
laki-laki tersebut tidak pernah melakukan
amal baik. Kemudian Allah swt. mengutus
mal ai kat yang menyerupai manusi a
mendatangi keduanya untuk menyelesaikan
masalah itu. Malaikat yang menyerupai
manusia itu berkata, Ukurlah jarak kota
tempat ia meninggal antara kota asal dengan
kota tujuan. Mana yang lebih dekat, maka
itulah bagiannya.
Para malaikat itu lalu mengukur
jaraknya. Ternyata mereka mendapati
laki-laki tersebut meninggal pada tempat
yang lebih dekat dengan kota tujuan. Maka
Malaikat rahmatlah yang berhak membawa
roh laki-laki itu. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Begi t ul ah kasi h sayang dan
ampunan Allah. Kita lihat, walaupun laki-
laki tadi tak pernah berbuat kebaikan, tetapi
karena ia telah bertekad untuk bertaubat,
Allah mengampuninya dengan memberi
ketetapan bahwa ia berada dalam lindungan
dan rahmat-Nya. Berikut ayat Al Quran
dan hadis qudsi yang menjelaskan betapa
besarnya ampunan Allah.
Allah swt. Mahaluas pintu ampunan-Nya, jangan pernah putus
asa dari rahmat-Nya. Sahabat Rasulullah saw., Abu Bakar,
Umar, Abdurrahman bi Auf, dan yang lainnya, sebelumnya
adalah penyembah berhala, tapi kemudian dijanjikan menjadi
ahli surga setelah bertaubat dan menjadi muslim yang taat.
(K.H. Shiddiq Amin - Ketua PP Persis)
14 Terali Jiwa
Katakanlah (wahai Muhammad):
Wahai hamba-hamba-Ku yang tel ah
berlebih-lebihan merugikan diri sendiri,
janganlah berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni segala
dosa karena Dialah Yang Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. (Q.S. Az-Zumar: 53)
Wahai Bani Adam! Apabila engkau
mengajukan permohonan dan mengharap
kepada-Ku, Ku-ampuni segala yang ada
padamu tanpa perduli. Wahai Bani Adam!
Sekalipun dosa-dosamu bertumpuk-tumpuk
hingga setinggi langit, tapi kemudian
engkau meminta ampun kepada-Ku,
niscaya Kuampuni dosamu. Wahai Bani
Adam! Sekiranya engkau datang dengan
dosa setimbang bumi, kemudian engkau
menemui Aku dal am keadaan ti dak
menyekutukan Aku dengan sesuatu pun,
niscaya Aku kurniakan ampunan setimbang
dosa itu. (HQR Turmudzi yang bersumber
dari Anas r.a.)
Apa dan Bagaimana Taubat Itu?
Manusi a yang bai k bukanl ah
manusia yang tak pernah berbuat salah,
Tidak ada kata terlambat untuk bertaubat, asal tinggalkan
lingkungan maksiat, tujulah lingkungan taubat. (K.H. Hafd
Sayuti)
Dan orang-orang apabila mengerjakan perbuatan keji/
menganiaya diri sendiri, mereka ingat kepada Allah, lalu
memohon ampun, siapa lagi yang dapat mengampuni dosa
selain Allah? (Al Anfal : 45)
Terali Jiwa 15
karena tak seorang pun manusia yang luput
dari kesalahan dan dosa. Manusia yang
baik adalah manusia yang ketika ia berbuat
kesalahan, ia menyesali kesalahannya,
bertekad untuk tidak mengulanginya,
memohon ampun kepada Al l ah, dan
mengiringi kesalahan tersebut dengan
banyak berbuat kebaikan. Bila kesalahan
tersebut menyangkut hak orang lain, maka
meminta maaf adalah suatu kemestian.
Demikianlah Rasulullah saw. memberikan
bimbingan kepada kita. Bila hal ini dapat
kita laksanakan, maka kita sudah termasuk
ke dalam golongan orang-orang yang
bertaubat.
Apa yang harus kita lakukan setelah
bertaubat? Menjaga diri dengan sebaik-
baiknya agar tak mengulangi kesalahan
yang sama adalah sebuah kemestian agar
dosa-dosa kita diampuni Allah. Untuk itu,
kita harus semakin mendekat kepada Allah
dengan melaksanakan amal-amal saleh, baik
yang bersifat hubungan langsung kepada
Allah (hablum min Allah) maupun yang
bersifat hubungan dengan sesama manusia
(hablum min an-naas).
Sesungguhnya Aku benar-benar Maha
Menyayangi sesama makhluk Allah, salah satu jalan diterima
taubat oleh Allah. Seorang wanita pezina mendapat ampunan
Allah karena menolong anjing yang kehausan dengan
melepas sepatunya untuk mengambil air dari sumur yang
tak ada embernya. (K.H. Irfan Q -- Cimahi)
16 Terali Jiwa
Pengampun bagi orang yang taubat, beriman
dan beramal saleh, kemudian ia mengikuti
petunjuk. (Q.S. 20 Thaahaa: 82)
Maka, selama kita masih diberikan
napas oleh Allah dan matahari belum terbit
dari sebelah barat, kesempatan bagi kita
untuk bertobat terbuka lebar. Masalahnya
adalah, kita tak tahu sampai kapan kita
diberikan kehidupan dan kapan tibanya
hari kiamat. Sangat mungkin usia kita
tinggal beberapa hari lagi, bahkan mungkin
beberapa menit lagi. Karenanya, tak ada
alasan untuk menunda-nunda taubat.
Sesungguhnya allah Yang Maha Agung
akan menerima taubat seseorang sebelum
nyawanya sampai di tenggorokan (sebelum
sekarat) (H.R. Tirmidzi)
Siapa saja yang bertaubat sebelum matahari
terbit dari barat, niscaya Allah menerima
Tidak setiap orang yang berada di balik terali besi itu bersalah.
Bisa jadi mereka tengah menerima musibah, cobaan atau
ujian karena khilaf atau terpaksa. Bahkan tak sedikit karena
korban ftnah. Nun di luar sana, banyak orang-orang berdosa
berkeliaran menikmati alam bebas. Bagi mereka yang yakin
dan bertawakal atas keagungan dan kekuasaan Allah swt.,
serta senantiasa bersujud berserah diri ke hadirat-Nya, pasti
akan menerima rahmat, barokah, dan rido, dan maghfroh-
Nya. Jadikan lingkungan terali besi sebagai tempat tadarus
dan tarbiyyah untuk menimba ilmu dan mendekatkan diri
ke haribaan-Nya. Banyak orang yang keluar dari terali besi
menjadi tokoh nasional (Soekarno, Hamka, Natsir, AM Fatwa,
dsb.) (H. Idad Soemarta)
Terali Jiwa 17
BAGIAN IV
AKU TAK BERSALAH !
Dalam mengarungi kehidupan di
alam fana ini, ada kalanya kita dianugerahi
berbagai kemudahan dan kita merasa
bahagia karenanya. Namun, adakalanya kita
mengalami masa-masa yang sangat sulit.
Misalnya saja saat kita dianggap bersalah
atas sesuatu hal, padahal kenyataannya
tidaklah demikian. Atau mungkin kita
memang bersalah, namun ganjaran yang
harus kita terima sangat tak sebanding
dengan kesalahan yang kita perbuat.
Misalnya saja kesalahan yang kita lakukan
adalah kesalahan kecil, tetapi mendapatkan
hukuman yang sangat berat. Dalam kondisi
seperti ini, rasa marah akan merasuki hati,
dan perasaan sedih menyelimuti batin.
Rasa marah dan sedih yang muncul,
hendaknya harus segera kita kendalikan
dengan bertafakur, merenungkan segala
Kegagahan sejati adalah saat Anda bisa memaafkan orang
lain. (K.H. Ade Bunyamin)
Pengalaman hidup yang tidak baik ini adalah cobaan dari
Yang Maha Kuasa. Bila kita bisa menerima dengan tulus dan
memohon ampunan kepada Yang Maha Kuasa, Insya Allah
setelah cobaan ini selesai, kehidupan yang lebih baik menanti
kita. (Drs. H. Eddy Rakhmat Wakil Walikota Cimahi)
18 Terali Jiwa
hal yang telah kita perbuat sambil berupaya
berpikir positif atas hikmah yang ada di balik
musibah tersebut. Bisa jadi, pada masa-
masa lalu kita pernah berbuat kesalahan
yang menyakitkan atau merugikan orang
lain tetapi saat itu kita tak mendapat
ganjaran yang setimpal atas kesalahan
yang kita perbuat tersebut. Ganjarannya
malah menimpa diri kita pada saat kita tak
melakukan kesalahan. Kalau toh kita merasa
bahwa selama ini pun kita tak pernah berbuat
kesalahan yang merugikan orang lain namun
kemudian kita diberikan ganjaran hukuman,
berpikir positif terhadap rencana Allah di
balik semua musibah adalah jauh lebih
baik daripada meluapkan rasa marah dan
memendam kesedihan berkepanjangan.
Ma r a h d a n s e d i h y a n g
berkepanj angan sama sekal i takkan
mengubah keadaan. Adalah jauh lebih
baik dan bermanfaat bila dalam keadan
terzalimi, kita makin mendekat kepada
Allah, memanjatkan doa dalam setiap
kesempatan kepada Allah Al Adlu, Sang
Hakim yang paling Adil. Yakinlah, Allah akan
mendengar dan menjawab doa yang kita
panjatkan. Adapun waktu pengabulannya,
Perbuatan maksiat yang menimbulkan taubat lebih baik
daripada perbuatan baik yang menimbulkan kesombongan.
(H. R. Sulaiman Kandepag Cimahi)
Terali Jiwa 19
Allah-lah yang paling mengetahui saat yang
paling tepat. Karenanya, berpikiran positif
kepada Allah merupakan keniscayaan.
Jangan sampai bibir kita berdoa tetapi hati
menggerutu karena doa yang kita panjatkan
belum dikabulkan-Nya. Ilmu Allah Mahaluas,
dan yakinlah ia pasti memberikan yang
terbaik untuk hamba-hamba yang dicintai-
Nya.
Yang juga harus kita perhatikan
adalah isi doa. Saat kita dizalimi, doakan
orang yang menzalimi kita agar menyadari
kesalahan dan kekeliruannya sambil berupaya
memaafkannya dan menghilangkan rasa
dendam yang berkecamuk di dalam dada.
Memang, untuk memaafkan dan mendoakan
yang baik-baik bagi orang yang menzalimi
kita sangatlah sulit. Biasanya kita akan merasa
sangat puas bila menyumpah serapah orang
tersebut dan mendoakannya dengan
keburukan-keburukan. Namun, bila ini
yang kita lakukan, secara tak sadar kita telah
meminta kepada Allah untuk membalaskan
dendam kita. Padahal, Allah lebih menyukai
orang yang memaafkan. Adapun bentuk
hukuman Allah bagi mereka yang berbuat
zalim bukanlah urusan kita. Allahlah yang
Jiwa yang lapang tak surut dilecut, hati yang teduh tak
gersang dikekang, pikiran merdeka melintas batas Lapas.
(Prof. DR. Melani Budianta -- UI)
20 Terali Jiwa
kelak lebih berhak memberikan hukuman
tersebut. Kita simak penjelasan Rasulullah
(berkaitan dengan orang yang berbuat
zalim) berikut.
Kelak pada hari kiamat, hamba-
hamba Allah akan dikumpulkan dalam
keadaan telanjang bulat dan tak beralas
kaki, benar-benar dalam keadaan polos.
Kami (para sahabat) bertanya: Apakah
polos itu? Nabi saw. menjawab: Tidak ada
sesuatu pun pada tubuhnya. Dalam keadaan
itulah mereka mendengar suara panggilan
yang dapat didengar orang-orang yang
jauh dan dekat: Akulah Daiyyan, Akulah
Raja. Tidak selayaknya ahli neraka masuk
neraka selama masih mempunyai hak pada
ahli surga sebelum Aku selesaikan haknya.
Dan tidak sepantasnya ahli surga masuk
surga selama ahli neraka masih mempunyai
hak padanya sebelum Aku selesaikan lebih
dahulu, sekalipun hanya satu tamparan.
Para sahabat bertanya: Bagaimana cara
membayarnya sedangkan kita telanjang dan
polos? Nabi saw. menjawab dengan ringkas:
Pahala kebaikan dan dosa kejahatan.
Orang yang disebut mufis (bangkrut/
Sebuah kesadaran sejati lahir dari kesucian jiwa yang
menyadari bahwa kehidupan dunia ini tidaklah abadi.
Persiapan diri dengan pengabdian tiada henti itulah
perbekalan hakiki untuk menghadap Illahi. (Ust. Abu Robbani)
Terali Jiwa 21
pailit) dari golongan umatku ialah orang
yang datang pada hari kiamat membawa
amal ibadahnya berupa shalat, shaum dan
zakat, tapi di samping itu ia membawa dosa
karena pernah memaki, menuduh, memakan
harta orang tanpa hak, menumpahkan
darah dan memukul. Orang yang pernah
dianiaya diberi pahala dari amal perbuatan
yang menganiayanya. Demikian seterusnya.
Apabila amal kebaikannya telah habis,
diambilkan dosa orang yang dianiaya itu dan
dibebankan kepadanya sehingga ia berhak
dimasukkan ke dalam neraka dan kemudian
dilaksanakan hukuman baginya.
Karenanya, berpikir positifah selalu
kepada Allah. Ia adalah Hakim yang paling
baik dan paling adil. Barangsiapa yang
mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun,
niscaya dia akan melihat balasannya. Dan
barangsiapa yang mengerjakan kejahatan
sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan
melihat balasannya pula. (Q.S. Al Zalzalah
99: 7-8)
Kar enanya, j angan j adi k an
Orang yang baik bukanlah orang yang tak pernah berbuat
salah, akan tetapi orang baik adalah orang yang sadar akan
kesalahannya dan berjanji untuk memperbaikinya.
Manusia berada pada dua kutub yang bertolak belakang,
antara malaikat yang taat dan iblis yang selalu berbuat dosa.
Manusia tak mungkin menjadi malaikat, tapi jangan menjadi
iblis. Jadikanlah dirimu sebagai manusia yang baik. (K.H.
Muhaimin Lufti -- Kakanwil Depag Jabar).
22 Terali Jiwa
kesusahan dan penderitaan kita sia-sia.
Jadikanlah ia sebagai peluntur dosa, anak
tangga mencapai derajat yang lebih tinggi
di hadapan Allah Sang Maha Pencipta,
serta sarana menggapai surga yang penuh
kenikmatan. Sangat mungkin, tanpa ujian
ini kita takkan pernah dapat mencium
harumnya surga karena amal-amal kita
selama ini (baik kepada Allah maupun
kepada sesama) tidak mencukupi untuk
mendapatkan tiket menuju surga.
. . . Bol eh j adi kamu membenci
sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,
dan bol eh j adi pul a kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;
Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak
mengetahui. (Q.S. Al Baqarah 2: 216)
Kita harus yakin bahwa Allah Maha
Melihat. Hakim, jaksa, pengacara, dan polisi
hanya memiliki dua mata dengan sedikit
ilmu yang terkadang tak cukup tajam untuk
melihat suatu kebenaran. Akan tetapi
Allah Maha Melihat. Seluruh penderitaan
Ada tiga kiat menghadapi suatu cobaan: 1. Bertobat, ambil
wudhu dan shalat tobat dua rakaat. 2. Menerima, tiada
semata-mata cobaan ini diberikan kecuali dengan izin dan
kehendak-Nya. 3. Bersabar, karena cobaan diberikan pada
orang yang terpilih dan akan ada akhirnya. Man Propose, God
Dispose. Manusia berencana, Tuhan yang menentukan. (Prof.
Firman F. wirakusumah -- Unpad)
Terali Jiwa 23
Berikut ringkasan kisah Nabi Yusuf
a.s. yang mendekam di dalam penjara
bukan karena berbuat kejahatan, namun
justru karena ia tak mau mengikuti ajakan
seseorang yang berpengaruh untuk berbuat
tidak benar.
Setelah dibuang oleh saudara-
saudaranya ke dasar sumur dan ditemukan
oleh para musafir, Yusuf dijual oleh para
musafr tersebut kepada Menteri Raja Mesir
yang bernama Qitfr. Qitfr ini memiliki istri
bernama Zulaikha.
Yusuf pun beranj ak dewasa.
Allah memberinya ketampanan dan ilmu
pengetahuan. Karena ketampanan Yusuf,
Zulaikha kemudian jatuh hati dan mencintai
Yusuf. Ketika suami Zulaikha tengah bertugas
ke istana kerajaan, Zulaikha menggoda Yusuf
akan dicatat di dalam buku amal yang
sangat akurat dan akan sangat bermanfaat
untuk mensucikan dosa-dosa yang pernah
diperbuat.
Lapas adalah rumah pendidikan untuk mengggali kesadaran
nurani untuk bisa menuntun emosi ke arah yang lebih
berhati-hati.
Dalam hening kesendirian, sedih sepi, nyeri dan iri, kumpulkan
dalam hati, jadikan potensi agar berani mendekat ke hadirat
Ilahi Rabbi.
Di luar tembok rumah pendidikan, tidak mudah kita
merenung mencari jati diri. Manfaatkan sisa waktu Anda
untuk yakin bahwa Tuhan selalu ada dengan kasih sayang-
Nya. (DR.Terry Sriwana - UIN Bandung)
24 Terali Jiwa
dengan memperlihatkan tubuhnya dan
mengunci semua pintu seraya berkata, Hai
Yusuf, kemarilah! Hampir saja Yusuf tergoda,
namun Yusuf berhasil mengendalikan dirinya
dan berkata, Aku berlindung kepada Allah,
dan sesungguhnya tuanku (Qitfir) telah
memperlakukan aku dengan baik.
Zulaikha yang telah dikuasai oleh
syahwatnya menjadi sangat marah terhadap
penolakan Yusuf. Ia pun menarik baju Yusuf
yang berlari menuju pintu hendak keluar,
sehingga baju Yusuf pun sobek. Kemudian
keduanya mendapati Qitfr di depan pintu
dan Zulaikha lantas menghampiri suaminya
tersebut dan memftnah Yusuf. Ia berkata
pada suaminya, Apakah balasan terhadap
orang yang hendak berbuat serong pada
istrimu selain dipenjarakan? Yusuf pun
berusaha menjelaskan kejadian yang
sebenarnya.
Singkat cerita, penolakan Yusuf
ter hadap aj akan Zul ai kha ter sebut
menyebabkan Yusuf harus mendekam di
dalam penjara. Yusuf berkata, Wahai Tuanku,
penjara lebih aku sukai daripada memenuhi
ajakannya.
Mengaji adalah modal dari taqwa. Kerjakan sekarang juga,
jangan tunggu esok. (Ust. Hari Moekti)
Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan
menambahkan lebih banyak nikmat kepadamu. (Q.S. 14: 7)
(Prof. Rohim Suratman Kopertis IV)
Terali Jiwa 25
BAGIAN V
SABAR DAN SYUKUR
Bagaimana pun kondisi dan keadaan
kita, kita harus tetap menyikapinya dengan
tegar dan selalu berpikir positif. Sabar dan
syukur adalah kuncinya. Cara memperoleh
kunci itu adalah dengan memahami bahwa :
a. Dunia ini hanyalah sementara dan
permainan belaka. Yang abadi adalah
kehidupan di alam akhirat. Maka,
jadikanlah dunia ini sebagai ladang
untuk menyemai amal sehingga kita
dapat menuai hasilnya di kampung
akhirat kelak.
b. Penderitaan yang dirasakan saat
ini harus dijadikan sebagai sarana
untuk bermuhasabah/ introspeksi
diri. Jangan menambah derita di
atas derita dengan keluh kesah
berkepanjangan. Peristiwa adalah
suatu kepastian, tetapi sikap kita atas
peristiwa tersebut adalah pilihan.
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang
dicukpkan pahala mereka tanpa batas. (Az-Zumar : 10)
Bagi mereka yang sabar dalam menghadapi penderitaan,
surgalah imbalannya. (Ali Imran: 142, Al Baqarah; 214) (H.
D.Sukma W Bupati Sukabumi)
26 Terali Jiwa
Dengan sangat cerdas dan bijak
Ali bin Abi Thalib berkata, Jika
engkau bersabar, takdir akan tetap
berlaku bagimu, dan engkau akan
mendapatkan pahala. Jika engkau
berkeluh kesah, takdir juga akan
tetap berlaku bagimu, dan engkau
akan mendapatkan dosa.
c. Waktu yang kita lalui bukanlah
untuk disia-siakan dengan hanya
meratapi nasib yang menimpa,
tetapi untuk diisi dengan hal-hal
yang bermanfaat bagi diri dan untuk
sesama. Banyak hal yang dapat
kita perbuat untuk mengisi waktu.
Membaca adalah salah satu kegiatan
yang dapat dilakukan. Dengan
banyak membaca, pemahaman
kita akan makna kehidupan akan
semakin terasah, sehingga kita
pun bisa berbagi pengetahuan
dan pengalaman yang bermanfaat
kepada teman-teman kita.
d. Hukuman yang dijalani adalah untuk
Sabar sesaat dari godaan melakukan kejahatan, pelanggaran,
dan kemaksiatan jauh lebih ringan daripada harus sabar
setelah melakukan semua itu yang menuntut kesabaran lebih
lama, lebih berat, dan lebih menyakitkan(Ibnul Qoyyim)
(K.H. Tajuddin Noor)]
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Q.S.
Al Baqarah 2: 153)
Terali Jiwa 27
memperbaiki diri, bukan untuk
membuat kesalahan-kesalahan baru.
Adalah sebuah kerugian yang luar
biasa bila kita menjadikan hukuman
yang dijalani sebagai ladang tempat
menyemai kesalahan.
e. Hukuman yang di j al ani dapat
menjadi kifarat (penebus) atas dosa-
dosa yang telah diperbuat bila
dijalani dengan ikhlas, sehingga
pada saat hari hisab kelak dosa-
dosa tersebut telah terhapus dari
buku catatan amal. Kita simak kisah
berikut.
Dari Abu Nujaid Imran bin Al Husain
Al Khuzaiy r.a., ia berkata: Ada
seorang wani ta dari Juhai nah
datang kepada Rasulullah saw.
Saat itu ia sedang hamil karena
berzina. Ia berkata, Ya Rasulullah,
saya telah melakukan kesalahan
dan saya harus dihukum, maka
laksanakanlah hukuman itu atas
diri saya. Kemudian Rasulullah saw.
Sesungguhnya Allah gembira menerima tobat hamba-Nya,
melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian ketika
menemukan kembali untanya yang hilang di padang yang
luas. (H.R. Bukhari)
Lepaskan jiwamu dari belenggu, dan bermunajatlah pada
Sang Pencipta. Niscaya akan kau rasakan tetes embun pagi
merambati palung hatimu. (Asep Tatang, SH. -- Pengacara)
28 Terali Jiwa
memanggil walinya seraya berkata,
Perlakukanlah baik-baik wanita ini.
Apabila sudah melahirkan, bawalah
ia kemari. Maka dilaksanakanlah
perintah itu oleh walinya. Setelah
wanita itu melahirkan, dibawalah
ia ke hadapan Rasulullah saw.
Kemudian, diikatkanlah pakaiannya
dan dirajam. Setelah meninggal,
Rasulullah saw. menyalatkannya.
Umar berkata kepada Rasulullah
saw. , Ya Rasul ul l ah, mengapa
engkau menyalatkan wanita itu,
padahal ia telah berzina? Rasulullah
saw.menjawab, Wanita itu benar-
benar bertaubat, dan seandainya
taubatnya dibagi pada tujuh puluh
orang penduduk Madinah, niscaya
masih cukup. Pernahkan kamu
mendapatkan orang yang lebih
utama daripada seseorang yang
telah menyerahkan diri sepenuhnya
kepada Allah Yang Maha Mulia lagi
Maha Agung? (H.R. Muslim)
f. Sikap putus asa hanya akan membuat
diri semakin menderita. Banyak hal
bermanfaat yang dapat dilakukan.
Obat yang mujarab untuk orang yang sedang sakit, baik fsik
maupun psikis adalah vitamin: 1.Shabar 2.Shalat 3.Semangat
dalam menghadapi cobaan/ujian. (Prof. DR. dr. Rully Roesli,
Sp.PD(K) RSHS)
Terali Jiwa 29
Kalaulah saat ini badan terkungkung,
bukan berarti harapan menjadi
musnah dari dalam jiwa. Harapan
akan kehidupan yang lebih baik
harus selalu menyala, sehingga usia
dipenuhi berkah. Lawanlah bisikan-
bisikan setan yang dapat membuat
pikiran menjadi stres.
Untuk lebih memantapkan sikap kita
yang berkaitan dengan sabar dan syukur,
berikut petikan kisah Nabi Ayub a.s.
Nabi Ayub a. s. adal ah hamba
Allah yang terkenal sabar dan penyayang.
Karenanya Allah membanggakan Ayub
kepada segenap makhluknya. Mendengar
pujian Allah terhadap Ayub, setan berkata,
Allah, Engkau tak perlu membanggakan
Ayub. Dia sabar dan baik budi karena hidup
serba berkecukupan. Aku sangsi apakah
Ayub tetap memperlihatkan sikap terpuji
jika Engkau menimpakan ujian kemelaratan
dan kenistaan.
Jatuh bangun kehidupan akan berharga, jika 1. Ketawakalan
tumbuhkan cinta bagi sesama, 2. Keikhlasan suburkan hati
yang bertaqwa, 3. Kebaikan sinari jiwa, 4. Kesabaran sehatkan
jasmani dan rohani. Maka motto kehidupan adalah Kerja
keras bagi kemaslahatan sesama dengan ketulusan dan rasa
syukur. (Prof. DR. Srihadi Sudarsono -- ITB)
30 Terali Jiwa
Menanggapi kesangsian setan,
Allah lantas membuktikan keutamaan Ayub.
Ayub pun kemudian menjadi bangkrut,
putra-putranya meninggal, dan ia ditimpa
penyakit. Badannya membusuk, belatung
pun menempel pada tubuhnya. Satu per
satu istri-istrinya meninggalkannya, hanya
satu yang setia. Namun, dalam keterpurukan
tersebut, Ayub tetap ingat dan patuh kepada
Allah. Ia selalu berdoa agar diberi ketabahan
dalam menjalani segala ujian dan cobaan.
Setelah sangat lama berada dalam
penderitaan dan telah nyata bahwa Ayub
tidaklah menjadi ingkar karena semua
ujian itu, Allah pun kemudian memberi
kesembuhan padanya.
Hidup ini pilihan. Terali besi atau kebebasan adalah kondisi
yang mengingatkan manusia akan sebuah permainan hidup.
Perjalanan tanpa batas yang selalu mengajak manusia
untuk berpikir dengan menggunakan akal sebagai proses
penemuan jati diri yang sesungguhnya. (Soraya Haque
Artis, model)
Jangan buang waktu untuk berkeluh kesah. Tuhan pasti
memberi jalan pada kita yang mau berjuang keras untuk
mengubah nasib.
Keadaan sulit adalah tempat terbaik untuk kita sekolah.
Makin berat pelajarannya, tapi makin berani dan rajin kita
menghadapinya, maka kesuksesan dapat diraih. (Prof. Dr.
Didi T -- Rektor Unpas)
Terali Jiwa 31
BAGIAN VI
DEMI WAKTU
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu
benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan nasihat menasihati supaya
mentaati kebenaran dan nasihat menasihati
supaya menetapi kesabaran. (Q.S. Al Ashr
103: 1-3)
Di negeri ini pernah hidup seorang
ulama yang sangat produktif dalam berkarya.
Sangat banyak karyanya yang menjadi
sumber inspirasi bagi manusia. Di Bawah
Lindungan Kabah dan Tenggelamnya Kapal
Van der Wijk adalah karyanya yang sangat
terkenal di samping seabrek karya lainnya.
Mungkin, di antara kita ada yang berkata, Ya
jelas dong, beliau kan punya banyak waktu
dan kesempatan untuk menghasilkan karya
Hari ini harus lebih baik daripada kemarin. Besok harus lebih
mulia daripada hari ini.
Orang yang bertaubat dari dosa, tak ubahnya dengan orang
yang tak pernah berbuat dosa.
Orang yang paling mulia bukan yang tidak pernah berbuat
dosa dan salah, tetapi yang mau bersegera menuju ampunan
Allah swt. (Intisari Q.S. Al Hujuraat: 13, Ali Imran: 133) (K.H.
Athian Ali)
Harta utama manusia adalah kesehatan. Kehancuran utama
manusia adalah keputusasaaan. (H. Abubakar Bupati
Bandung Barat)
32 Terali Jiwa
seperti itu! Betul! Beliau memang punya
banyak waktu dan kesempatan karena beliau
begitu menghargai detik demi detik waktu
dalam hidupnya, mengisinya dengan hal-hal
bermanfaat. Karena tak ada waktu yang disia-
siakannya itulah yang membuatnya seperti
memiliki banyak waktu. Terlebih ketika beliau
berada di dalam jeruji besi. Di dalam tahanan
itulah beliau menulis dan menyelesaikan
karya terbesarnya yaitu TAFSIR AL AZHAR.
Sebuah karya monumental yang sampai saat
ini menjadi rujukan banyak orang. Ulama itu
biasa disapa dengan Hamka, singkatan dari
Haji Abdul Malik Karim Amrullah.
Jeruji besi bisa mengurung tubuhnya,
tetapi tidak menjadi terali bagi jiwanya. Ia tak
mau merugi demi waktu. Waktu akan terus
mengalir, takkan surut ke belakang, dan
tak dapat diputar ulang. Karenanya, beliau
memanfaatkan detik demi detik dengan
sebaik-baiknya di dalam ruang sempit
yang dibatasi jeruji besi. Hasilnya adalah
terciptanya karya yang sangat bermanfaat
bagi sesama dan menjadi jariyah yang
pahalanya akan terus mengalir, menembus
alam barzah, walau saat ini tubuhnya telah
Jika Allah memerintahkan untuk bersyukur dan bersabar,
karena itulah jiwa dari kehidupan. Tapi syukur dan sabar baru
bermakna bila dilandasi keikhlasan karena Allah dan tawakal.
(Ust. Syakir Jamaluddin, MA)
Terali Jiwa 33
kembali lebur menjadi tanah.
Andai kondisi yang serba terbatas
membuat tak bisa istirahat (tidur), shalat
dan bezikirlah kepada Allah. Hanya dengan
shalat dan berzikir/ingat kepada Allah-lah
hati menjadi tentram. Banyak hal yang dapat
kita contoh dari Rasul dan para sahabatnya.
Mereka menyengaja mengurangi tidur
dan menggantinya dengan melakukan
shalat. Dalam sejumlah riwayat diceritakan
bahwa Rasulullah saw. sampai bengkak
kakinya karena selalu melakukan shalat
malam/shalat tahajud. Hal lainnya yang bisa
dilakukan adalah membaca dan menghafal
ayat-ayat suci. Jangan sampai ada sedetik
pun waktu yang dilewati dengan sia-sia.
Dengan membaca dan menghafal frman-
frman Allah, kelak akan muncul semangat
untuk memahaminya lebih dalam lagi untuk
selanjutnya berupaya mempraktekkannya
dalam setiap gerak langkah.
Tetesan air mata adalah rahmat yang dikaruniakan Allah
Taala ke dalam hati hamba-hamba-Nya. (Al hadits) (Ust.
Aang Umansyah, S.Ag -- Kepala Instalasi Binroh RSUD Cibabat)
34 Terali Jiwa
Tidakkah kamu memperhatikan
bagaimana Allah telah membuat
perumpamaan kalimat yang baik
seperti pohon yang baik, akarnya
kuat dan cabangnya menjulang
ke langit. Pohon itu menghasilkan
buahnya pada setiap waktu dengan
seizin Tuhannya. Dan Allah membuat
perumpamaan itu untuk manusia
agar mereka selalu ingat. (Q.S.
Ibrahim 14: 24-25)
Sangat menakjubkan orang
mukmin itu. Segala urusannya
sangat baik baginya. Bila
mendapatkan kesenangan ia
bersyukur, maka yang demikian itu
sangat baik baginya. Bila ia tertimpa
kesukaran ia bersabar, dan itu pun
sangat baik baginya. (H.R. Muslim)
Terali Jiwa 35
BAGIAN VII
MENGKAJI DIRI
DAN HUBUNGAN SOSIAL
IQRA! (BACALAH!) adalah perintah
pertama dari Allah kepada Rasulullah
Muhammad saw. yang disampaikan melalui
perantaraan Malaikat Jibril. Membaca
pada hakikatnya tidak hanya terbatas pada
cara memahami rentetan huruf, tetapi juga
meliputi upaya memahami segala sesuatu
yang terjadi di sekeliling kita. Bila demikian,
kita harus berupaya untuk memahami dan
memaknai dengan benar setiap hal yang
kita lihat, kita dengar, dan kita rasakan, tak
terkecuali ketika cobaan dan penderitaan
tengah mendera diri kita. Bahkan pada saat-
saat seperti inilah kepekaan kita untuk dapat
membaca sangatlah tajam. Jangan lewatkan
masa-masa ini untuk :
1. Membaca di ri . Ki ta harus
mampu membaca kelemahan-
kelemah-an yang ada di dalam
di ri , sehi ngga kedepannya
kita mampu memperbaikinya.
Konon, sahabat adalah mereka yang menghampiri kita ketika
seluruh dunia menjauh, karena persahabatan itu seperti
tangan dengan mata. Saat tangan terluka, mata menangis.
Saat mata menangis, tangan menghapusnya. (dr. H. Judi
Endjun, Sp.OG)
36 Terali Jiwa
Mi sal nya saj a sel ama i ni
kelemahan kita terletak pada
ketidakmampuan mengendali-
kan emosi. Setelah kelemahan
i tu ter baca dengan j el as,
tentunya kita akan berupaya
mengubahnya menjadi sikap
yang baik. Terlebih Rasulullah
saw. telah mengingatkan kita
bahwa orang yang kuat itu
bukanl ah orang yang kuat
ototnya, tetapi orang yang kuat
adalah orang yang mampu
mengendalikan emosinya.
Selain membaca kelemahan-
kel emahan, ki ta pun harus
mampu membaca kekuatan/
potensi yang ada di dalam diri
kita. Biasanya, saat seseorang
sedang kepepet, potensi yang
tadinya terpendam mendadak
keluar. Potensi itu harus terus kita
pupuk hingga mendatangkan
manfaat. Kita ambil contoh
sederhana. Saat kita dikejar
seekor anjing, mendadak kita
Pujian itu bangaikan minyak wangi. Hanya baik untuk dicium
dan jika diminum bisa memabukkan. Cacian bagaikan angin
busuk. Dengan dibiarkan, akan hilang sendiri. (K.H. Alan Nur
Ridwan)
Terali Jiwa 37
dapat berlari dengan sangat
cepat dan menempuh jarak yang
cukup jauh, padahal kalau dalam
kondisi normal, berlari sedikit
saja napas kita sudah kembang
kempis.
2. Membaca kar akter i st i k
keluarga dan teman-teman
ki ta. Akan sangat banyak
orang yang mendekat kepada
kita saat kita tengah bahagia
dan mendatangkan manfaat
bagi mereka. Apalagi kalau
kita tengah berada di puncak
kesuksesan, or ang- or ang
yang selama ini tak kita kenal
pun mendadak datang dan
mengaku sebagai saudara. Nah,
saat kita tengah berada dalam
kesusahan, kita bisa membaca
karakter asli mereka. Kalau kita
memiliki istri, kemudian dalam
derita yang tengah kita jalani
sang istri tetap setia, berarti
ia adalah istri sejati. Selain itu,
dari sekian banyak teman dan
sahabat, kita bisa melihat mana
Berbuat jahat baiknya hanya sekali. Berbuat baik jangan
sekali. Sebaik-baik guru adalah yang sudah tidak terpakai
lagi karena hasil didikannya sudah bisa menggantikannya.
(K.H. Djaelani M.Pd)
38 Terali Jiwa
di antara mereka yang tetap
setia menjadi sahabat. Benarlah
kata pepatah, teman sejati itu
ada dalam derita.
Lantas, manfaat apa yang
dapat kita ambil dari membaca
karakteri sti k kel uarga dan
teman-teman kita itu? Jelas
bukan untuk membenci mereka
yang menjauhi kita, tapi sebagai
cermin bahwa dunia ini penuh
dengan kepalsuan. Saat kita bisa
menyelami makna kepalsuan itu
dengan pengalaman, artinya
ki ta tel ah pul a memahami
dengan baik frman Allah yang
mengatakan bahwa dunia ini
hanyalah permainan belaka.
Pemahaman tersebut tentunya
akan semaki n menambah
keimanan kita sekaligus menjadi
bekal dalam pergaulan hidup
pada masa-masa mendatang.
Yves Sai nt Laurent ( YSL) ,
Lapas bukanlah tempat yang hina. Tidak semua orang yang
berada di Lapas bersalah di mata Tuhan. Banyak orang yang
sukses berawal dari lapas. Lihat kisah orang-orang terdahulu,
para nabi dan para sahabat. Mereka malah memilih penjara
untuk menempa keimanan. Anda jangan merasa hina karena
Anda ada di dalam Lapas, malah Anda adalah orang yang
beruntung karena dosa Anda telah Anda tebus. Mudah-
mudahan kelak Anda menghadap Tuhan sudah tanpa dosa.
(Ust. Syaban)
Terali Jiwa 39
perancang mode terkenal
Perancis, sebelum tutup usia
s empat menul i s t ent ang
kegersangan hidupnya yang
bergelimang pujian. Begini
kat anya, Saya mengenal
ketakutan dan kesendirian.
Obat-obatan dan teman-teman
palsu itu. Penjara depresi dan
rumah sakit. Saya berhasil keluar
dari itu semua, silau tetapi sadar.
Tulisan yang menggambarkan
kekecewaan yang sangat dalam
pada kepalsuan di sekelilingnya
yang menyer et nya pada
penderitaan batin.
Wahai dunia! Berkhidmatlah kepada orang yang telah
berkhidmat kepada-Ku, dan perbudaklah orang yang
mengabdi kepadamu. (Hadits Qudsi)
Mengharapkan perubahan tanpa mau mengubah diri adalah
kesia-siaan. (Prof. DR. H. Ganjar K Rektor Unpad)
40 Terali Jiwa
Ya Allah..., perbaikilah urusan dunia
kami karena di sinilah kami hidup,
dan perbaikilah urusan akhirat
kami karena ke sanalah kami akan
kembali.
(Al Hadits)
Sesungguhnya orang yang tunduk
patuh berserah diri kepda qodlo-
Ku, rido dengan hukum-Ku, dan
bersabar atas ujian dan cobaan-Ku,
niscaya Aku bangkitkan dirinya
pada hari kiamat kelak bersama-
sama dengan orang-orang yang
mempunyai martabat Shiddiqin.
(Hadits Qudsi)
Terali Jiwa 41
BAGIAN VIII
MENJAGA KESEHATAN
Seburuk apa pun episode kehidupan yang kita
jalani, kita harus senantiasa memanfaatkan
celah yang mendatangkan manfaat positif
untuk jiwa dan raga kita. Berikut kiat-kiat
praktis dalam upaya menjaga kesehatan:
1. Berolahraga setiap pagi di bawah
sinar matahari.
Kegiatan ini akan membuat
otot-otot berfungsi dengan
baik, aliran darah akan menjadi
lancar, sinar matahari pagi
dapat diserap dengan baik, dan
merangsang terbentuknya sel-
sel baru di dalam tubuh.
2. Selalu aktif sehingga tak ada
waktu untuk melamun.
Dengan mengaktifkan diri, kita
akan menjadi sehat. Kita lihat saja
bagaimana perbandingan air
yang mengalir dengan air yang
tergenang. Air yang tergenang
akan lebih cepat kotor dan
menampung berbagai penyakit.
Demikian pula dengan diri kita.
Hiduplah dengan mencontoh teratai. Walaupun di comberan
ia tidak tenggelam, bahkan memberikan pemandangan yang
indah. (Prof. Dr. Sudigdoadi Komisi X DPR RI)
42 Terali Jiwa
Bila waktu luang kita isi dengan
hanya berdiam diri, berbagai
penyakit (baik itu yang sifatnya
fsik atau psikis/kejiwaan) akan
cepat hinggap di dalam diri kita.
3. Menjaga kebersihan diri dan
lingkungan.
Kebersihan merupakan pangkal
dari kesehatan. Karenanya,
upayakan keber si han di r i
dan lingkungan semaksimal
mungkin. Mulailah dari diri
sendiri, sehingga orang-orang
di sekitar kita akan mencontoh
sikap dan perilaku kita.
4. Buanglah dahak pada tempat
yang telah disediakan untuk
menghindari penularan penyakit
(TBC misalnya).
Di dalam dahak terdapat sangat
banyak kuman yang bisa terhirup
lewat udara. Bila kita sehat,
kita tentunya tak ingin tertular
penyakit. Karenanya, ketika
tengah mengidap penyakit,
selain mengupayakan kesem-
buhan untuk diri sendiri, kita
Runtuhnya hidup seseorang adalah ketika dia tidak lagi punya
harapan untuk bangkit. Harapan itu dapat dihadirkan dengan
mengingat kasih sayang dan pemberian Allah yang mungkin
selama ini disia-siakan. (Ust. Asep Dudi -- Unisba)
Terali Jiwa 43
hendaknya memikirkan pula
kesehatan orang lain. Bila tidak,
penyakit akan terus berputar-
putar di lingkungan sekitar dan
mengancam hidup kita. Atau
bisa juga penyakit tersebut
menulari orang-orang yang kita
sayangi (keluarga dan sahabat)
yang menjenguk kita. Walaupun
kita tak divonis sakit, adalah
lebih baik untuk membuang
dahak pada tempat yang telah
disediakan.
5. Tidak mengenakan pakaian orang
lain untuk menghindari terkena
penyakit kulit.
Penyakit kulit sangat mudah
menular. Karenanya, biasakan
mengenakan pakai an dan
handuk s endi r i . J angan
meminjam atau meminjamkan
pakaian dan handuk kepada
orang l ai n. Penyaki t kul i t
hendaknya jangan dianggap
remeh. Ser i ngan apa pun
penyakit, tetap harus dihindari.
6. Melaporkan kepada petugas bila
Rasul bersabda, Manusia itu ibarat barang tambang. Barang
tambang emas atau perak di masa jahiliyah akan dilanjutkan
pada masa Islam apabila mereka paham terhadap Al Islam.
(Ust. M. Kariem Abdullah)
44 Terali Jiwa
ada keluhan.
Bila merasa sakit, hendaknya
langsung melaporkan kepada
petugas agar segera dilakukan
pemeriksaan. Demikian pula
bila kita melihat ada teman
yang tengah sakit. Kita harus
melaporkan sesegera mungkin
kepada petugas.
7. Tidak melakukan aktivitas yang
berkaitan dengan penggunaan
narkoba. Narkoba itu awalnya
dari ramuan Indian, satu keluarga
dengan teh, kopi, coklat, dan
tembakau. Ramuan tersebut
digunakan untuk pengobatan
atau bagian dari ritual. Bangsa
barat kemudian mengambil
kekayaan tradisional bangsa
Indian ini tanpa mengetahui efek
sampingnya, sehingga kemudian
t e r j a di pe ny i mpa nga n-
penyimpangan, misalnya saja
untuk menghilangkan stres.
Penggunaan narkoba (apapun
Hormatilah dia tapi jangan lupa keburukannya. Berilah dia tapi
jangan lupa kebaikannya. Raihlah semangat istigfar. Reguklah
hangatnya Suhanallah, Alhamdulillah, Allaahu Akbar. Capailah
pelukan rido Ilahi. Kepakan sayap rahmat Allah, taburkan
benih kesejukan hati. Gapai keridoan Allah duia dan akhirat
(K.H. Endang Djadjuli)
Terali Jiwa 45
bent uk nya) hanya ak an
merugikan diri kita. Ingat, bahwa
hukuman yang dijalani adalah
untuk memperbaiki diri, bukan
untuk menambah-nambah
kesalahan dan dosa.
8. Tidak menggunakan jarum suntik
atau tato untuk menghindari
penularan HIV/AIDS.
HIV/AIDS adalah penyakit yang
menyerang sistem kekebalan
tubuh. Sampai saat ini belum
di temukan obatnya. Maka,
waspada terhadap penyakit ini
adalah suatu kemestian yang
tak bisa ditawar-tawar lagi.
Penularan tertinggi penyakit ini
adalah melalui jarum suntik.
9. Tidak melakukan anal seks.
Selain berdosa, hubungan seks
tersebut dapat menyebabkan
timbulnya penyakit kelamin dan
penularan HIV/AIDS.
Jangan sia-siakan tubuh kita. Allah masih
memberikan kita napas. Artinya, harapan
masih terbentang luas. Bila saat ini kita tidak
berupaya menjaga kesehatan, berarti kita
telah membunuh harapan dan masa depan.
Kesuksesan seorang manusia hanya satu kata: Ikhlas (Prof.
Dr. H.M. Nurhalim Shahib -- FK Unpad)
46 Terali Jiwa
Ingat, masa depan bukan untuk dibunuh,
tetapi dicita-citakan agar dapat lebih baik
dan dan kita harus mengupayakannya
dengan penuh perjuangan.
Allah berfrman dalam hadis qudsi, Wahai hamba-hamba-
Ku! Sesungguhnya rahmat-Ku telah mendahului murka-Ku.
Telah Aku penuhi permintaanmu sebelum kamu meminta.
Telah Aku ampuni dirimu sebelum kamu meminta ampun.
Barangsiapa di antara kalian menemuiku dalam keadaan ber-
saksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah
hamba-Ku dan rasul-Ku, niscaya aku masukkan dia ke dalam
surga-Ku. (H.R. Abu Nuaim) (Ust. Fathurohman)
dan janganlah kamu menjerumuskan dirimu ke dalam
kebinasaan dengan tangan sendiri. Berbuat baiklah. Sungguh,
Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (Q.S. Al
Baqarah 2: 195)
Terali Jiwa 47
BAGIAN IX
JANGAN PENJARAKAN JIWAMU!
Penjara yang hakiki bukanlah jeruji
besi yang membatasi gerak langkah. Penjara
yang hakiki adalah kungkungan nafsu yang
membuat nurani menjadi membeku. Betapa
banyak orang yang gerak langkahnya tidak
terbatas oleh ruang yang sempit tetapi
batinnya terpenjara oleh nafsu yang telah ia
jadikan sebagai tuhan.
Ket i ka naf su amar ah ( naf su
yang mengajak pada keburukan) selalu
memenangkan per tempuran dal am
melawan nafsu muthmainnah (nafsu yang
mengajak pada kebaikan); ketika akal
tak lagi dimanfaatkan untuk mengontrol
nafsu; ketika nafsu lawwamah (nafsu yang
mengi ngatkan) tel ah semaki n l emah
tak berdaya; ketika fisik yang sempurna
digunakan untuk mengelabui sesama, ketika
itulah sifat hanif (sifat dasar manusia yang
cenderung pada kebaikan) telah dipasung
oleh nafsu amarah yang telah menjadi
raja di dalam diri. Itulah Terali Jiwa yang
kelak akan menjerumuskan manusia pada
kesesatan. Bila hal ini terjadi, ruang gerak
Ruang yang sempit dapat membatasi gerak langkah, tapi
tak bisa mengurung jiwa dan pemikiran. (Gani Yordani
--editor)
48 Terali Jiwa
yang luas hanya akan menambah banyak
keburukan dalam hidup. Sangat mungkin
dari luar seseorang terlihat sangat bahagia
dengan gelimang harta, namun sebenarnya
sang jiwa tidak tumbuh dengan subur dan
baik. Kebebasannya untuk melakukan apa
pun dengan tanpa batas pada hakikatnya
merupakan terali bagi jiwanya, sehingga sang
jiwa menjadi kerdil, terkungkung nafsu yang
telah memenjarakannya. Naudzubillaahi
min dzalik. Kita berlindung kepada Allah dari
keadaan jiwa yang demikian.
J er uj i bes i memang dapat
membatasi gerak langkah, namun ia tak
dapat memasung jiwa yang merindukan
kebenaran dan kebahagiaan hakiki. Mereka
yang selalu berupaya untuk menghiasi
jiwanya dengan kebaikan, itulah golongan
orang-orang yang beruntung. Allah telah
menunjukkan jalan kefasikan dan ketakwaan
kepada sang jiwa. Tak ada batasan ruang
bagi jiwa untuk menempuh kedua jalan
tersebut. Semuanya diserahkan pada kita,
apakah akan menempuh jalan kefasikan
atau ketakwaan.
Maka Allah mengilhamkan kepada
jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
Sesungguhnya beruntunglah orang yang
Kemarin aku bersalah, hari ini aku belajar, esok hari aku turut
membangun. Bahagia dunia dan akhirat akan kugapai. (K.H.
Iyep N. Thoat -- Cimahi)
Terali Jiwa 49
mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya
merugilah orang yang mengotorinya. (Q.S.
Asy-Syams 91: 8-10)
Marilah kita berupaya melepaskan
jiwa dari terali yang memenjarakannya
berupa nafsu amarah yang menimbulkan
keburukan dan kerusakan. Mari kita sucikan
jiwa dengan terus memperbaiki diri ke arah
yang lebih baik, sehingga kelak kita dapat
menghadap-Nya dengan berbekal jiwa
yang tenang serta dinaungi oleh rahmat
dan cinta-Nya. Kembali ke haribaan-Nya
bersama golongan orang-orang yang
beroleh ampunan-Nya, memasuki pintu-
pintu surga yang dipenuhi kenikmatan dan
kebahagiaan.
Kita bisa cemas karena apa yang orang pikirkan tentang kita
daripada yang Allah pikirkan tentang kita. Padahal Allah
berfrman, Jika kamu malu terhadap-Ku, Aku akan malu
terhadapmu. (H. Harry Suherman Psikolog)
Seandainya seseorang mempunyai satu lembah emas,
niscaya ia ingin mempunyai lembah yang kedua, dan ia tidak
akan pernah merasa puas kecuali tanah sudah memenuhi
mulutnya. Dan Allah senantiasa menerima taubat orang yang
bertaubat. (H.R. Bukhari dan Muslim)
50 Terali Jiwa
BAGIAN X
MEMPERSIAPKAN
KEHIDUPAN MENDATANG
Perjalanan panjang menjalani masa-
masa hukuman hendaknya tidak dimaknai
sebagai sebuah perjalanan yang hampa.
Perjalanan ini mesti dimaknai dan disikapi
sebagai sebuah proses penempaan mental
dan keahlian untuk bekal kehidupan kelak
setelah bebas melangkah, mengarungi
dunia luar. Perhatian kita harus benar-benar
dipusatkan pada persiapan untuk kehidupan
setelah menjalani masa-masa hukuman,
sehingga kelak kesalahan yang sama tidak
terulang kembali. Pengulangan kesalahan
lebih disebabkan ketidaksiapan menghadapi
kondisi yang akan datang.
Tidak hanya godaan untuk mengulangi
kesalahan, cacian pun harus siap dihadapi.
Ketegaran dan ketahanan mental sangat
dibutuhkan dalam menghadapi hal-hal
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kemiskinan dan
kesedihan, dari kelemahan dan kemalasan, dari lilitan utang
dan intimidasi orang. (Doa Rasulullah saw.)
Jatuh bangun adalah biasa. Manusia tiada yang sempurna.
Manusia berbuat salah adalah dosa, karenanya jangan sampai
terulang kembali, dan mohon ampunlah pada Allah swt. Lapas
adalah tempat menempa diri. Belajarlah, dan yakinlah ini
adalah musibah. (H. Osin Mantan Wakil Bupati Kabupaten
Sumedang)
Terali Jiwa 51
tersebut. Karenanya, menutup celah-celah
bagi masuknya pengaruh-pengaruh negatif
memang harus dipersiapkan dengan baik.
Kebulatan hati untuk benar-benar bertobat
dan tidak mengulangi kesalahan adalah
modal utama untuk memperoleh kehidupan
yang lebih baik. Sikap optimis harus selalu
hidup di dalam jiwa. Tidak ada istilah Tak ada
jalan bagi orang-orang yang mau berusaha.
Pepatah klasik di mana ada kemauan, pasti
ada jalan haruslah selalu didengungkan
di dalam hati dan pikiran. Kita diwajibkan
untuk berikhtiar, dan yakinlah Allah akan
membukakan jalan, asalkan ikhitar tersebut
berada dalam rel yang benar dan menepis
rasa putus asa yang seringkali ditiupkan
setan saat kita tengah menjalani proses
ikhtiar tersebut.
Berusalaha menciptakan pekerjaan
yang mandiri dengan mengembangkan
bakat /potensi yang dimiliki, misalnya saja
dengan membuka pangkas rambut/salon,
membuka bengkel, menekuni pertukangan,
membuat kerajinan tangan, membuka
reparasi elektronik, melukis, menulis, dan
pekerjaan-pekerjaan mandiri lainnya.
Janganlah menggantungkan hidup dan
nasib pada manusia. Bergantunglah hanya
Kegagalan itu hal biasa dalam hidup ini, karena setiap orang
pasti punya masalah dan masa lalu. (KH. Ade Bunyamin)
52 Terali Jiwa
pada Allah Ar-Razaq, karena dialah yang
mengatur rezeki hamba-hamba-Nya.
Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu,
maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan
kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang
Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata,
lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang
telah kamu kerjakan. (Q.S. At-Taubah 9: 105)
Berikut kisah singkat Karl May yang
sukses menjadi penulis terkenal justru karena
ia banyak membaca ketika di dalam penjara
serta kisah Anton Medan yang berhasil
membuka lapangan kerja selepas bebas dari
penjara.
Karl May
Karl Friedrich May (Hohenstein-
Ernstthal, Chemnitzer Land, 25 Februari
1842 - Radebeul, Meissen, 30 Maret 1912)
adalah penulis Jerman yang sangat populer.
Ia merupakan penulis Jerman yang karyanya
terlaris sepanjang masa. Buku-buku yang ia
tulis bertema petualangan, seperti Winnetou,
Kara Ben Nemsi, dan Raja Minyak.
Renungan: Dalam kehidupan, dari satu kesusahan selalu ada
kesusahan lain. Maka, jagalah Qolbumu dengan sabar dan
ikhlas. Moralnya: Dalam kesusahan, yakinlah bahwa selalu
ada harapan, namun jika dalam kesenangan, jangan lupa
tujuan hidup. Maka Allah berikan kebahagiaan dan kearifan.
(Farida Srihadi)
Terali Jiwa 53
Karl May lahir tahun 1842. Sejak
lahir, Karl kecil menderita cacat buta karena
kekurangan gizi. Untungnya, saat ia berumur
5 tahun, Karl kecil dioperasi sehingga ia
bisa melihat lagi. Kira-kira umur 27 tahun,
Karl dipenjara selama 7 tahun karena
dituduh mencuri. Hebatnya, selama di
penjara, Karl banyak membaca, terutama
buku geografs. Dari itulah Karl mendapat
ilham untuk menulis buku petualangan. Ia
pun menjadi terkenal. Penggemar karyanya
antara lain Adolf Hitler, Albert Einstein,
Hermann Hesse dan Bertha von Suttner.
Konon, remaja Indonesia tahun 30-an
(yang kemudian dikenal sebagai perintis
kemerdekaan) mengenal arti kemerdekaan
setelah membaca buku-buku Karl May.
Buku Karl May yang paling populer
adalah Winnetou. Buku itu menceritakan
orang Eropa yang ingin berpetualang. Tanpa
sengaja, ia bertemu Winnetou, seorang
kepala suku Indian Apache. Karena kekuatan
pukulan tangan orang Eropa tersebut cukup
kuat, ia disebut Old Shatterhand (yang
mempunyai arti Tangan Menghancurkan).
(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Karl_May)
Tatkala banyak orang baik-baik berada dalam penjara, maka
yang di luar penjara pastilah banyak orang-orang jahat, dan
sebaliknya pula. Maka lebih baik tidak menghukm orang
yang salah daripada menghukum orang yang baik-baik. (H.
Hasballah M. Saat -- Mantan menteri)
54 Terali Jiwa
Anton Medan
Menyandang status bekas narapidana
bukan berarti tertutup sudah kesempatan
untuk bermasyarakat dan bekerja. Di
kawasan Kampung Sawah, Cibinong, Bogor
Jawa Barat bekas narapidana Tan Kok Liong
alias Anton Medan menempa keterampilan
dan kepercayaan diri mereka yang pernah
mendekam di penjara alias narapidana.
Lewat Rumah karya atau semacam Balai
Latihan Kerja di bawah yayasan At Taibin,
lebih dari ribuan lulusannya kini hidup
mandiri dan kembali mendapat kepercayaan
untuk ber-masyarakat. Sejauh apa peran
Rumah Karya dalam mengembalikan
kehidupan bekas narapidana? Apa yang
mendorong Anton Medan menarik mereka?
Menurut dia, Rumah Karya didirikan untuk
mengembalikan kepercayan diri bekas
narapidana agar mampu bersaing dalam
dunia kerja. Modal awalnya didapat dari
hasil ceramah di 400 lebih penjara di seluruh
Indonesia. Ditambah hasil keuntungan saat
dipercaya empat partai politik besar untuk
Yang menjadi masalah dalam hidup kita bukanlah masalahnya
melainkah sikap terhadap masalah. Maka, cepat kembalikan
kepada Allah, sering ingat Allah, dan bulatkan keyakinan
akan pertolongan-Nya. Insya Allah, Allah akan membimbing,
memberi jalan keluarnya. (Aa Gym)
Optimislah akan segala kebaikan dari Allah bagi kita, karena
Allah akan memperlihatkan pada kita berdasarkan sangkaan
kita. (Hj. Lenny Umar -- Ustadzah)
Terali Jiwa 55
membuat atribut dan spanduk saat Pemilu
2004.
Setidaknya butuh waktu dua tahun
untuk mendidik bekas narapidana jadi
terampil sebelum boleh keluar untuk mandiri.
Syarat lain harus memiliki tabungan tiga juta
rupiah untuk modal membuka usaha. Bekas
narapidana yang telah membuka usahanya
secara mandiri di antaranya Ace. Dia kini
memiliki usaha perbengkelan di Cirebon
Jawa Barat. Di At-Taibin dia menimba ilmu
selama lima tahun.
(Sumber: www.kabarindonesia.com)
Dari dua kisah di atas, banyak
pelajaran yang kita petik. Intinya, jadikan
masa-masa di dalam tahanan memiliki
makna dan manfaat, untuk kehidupan kini
dan masa mendatang. Betapa banyak teman
di dalam tahanan yang dapat dijadikan
tempat bertanya dan menggali ilmu. Maka,
Allah tidak akan mengubah nasib seseorang selama orang
tersebut tidak berusaha mengubah nasibnya sendiri. (Prof.
DR. H. Djamhoer Martaadisoebrata, Sp.OG(K), MSPH)
Hidup adalah kumpulan kekalahan dan kemenangan.
Kekalahan adalah kemenangan yang tertunda. Jangan
berputus asa, kemenangan pasti datang bagi mereka yang
sabar dan percaya kepada Allah, hanya saja sering tak kita
sadari dan syukuri. Bila kita mencintai Allah, Allah pasti akan
lebih mencintai kita. (Rida RSD Artis)
56 Terali Jiwa
Setelah menghirup udara bebas, hal-
hal yang mesti selalu diingat dan diupayakan
untuk dilakukan secara optimal antara lain:
1. Jangan melakukan kesalahan yang
lama.
2. Jangan menggantungkan nasib
pada orang lain, percayalah pada
kemampuan sendiri.
3. Bersabarlah, karena tak mungkin
kehidupan berubah dalam sekejap.
Berhati-hatilah terhadap berbagai
godaan yang datang untuk kembali
berbuat kesalahan. Godaan itu pasti
banyaklah menimba ilmu dari para cendekia
yang berada dalam tahanan bersama Anda,
belajarlah tentang spiritual pada teman yang
lebih paham mengenai agama (Anton Medan
salah satu contohnya. Ia mempelajari Islam
di dalam penjara dengan bertanya pada
teman-temannya), galilah ilmu wirausaha
dari teman Anda yang berprofesi sebagai
pengusaha. Ingatlah selalu bahwa setiap
manusia pasti memiliki sisi-sisi positif.
Galilah sisi-sisi positif itu sehingga dapat
menjadi potensi yang besar bagi Anda serta
mendatangkan manfaat yang besar pula.
Lebih berharga menjadi tuan kecil daripada menjadi budak
besar. (Prof. Rohim Suratman Kopertis IV)
Terali Jiwa 57
Memberi lebih baik daripada meminta. Berusaha dan berdoa
agar Allah swt memberi jalan rezeki, agar kita mampu
memberi kepada orang-orang yang memerlukan bantuan
kita, baik dari moril maupun materil. (Sam Bimbo Seniman)
akan datang (biasanya dari teman).
Pertahanan diri sangat diperlukan
untuk mengatasi godaan tersebut.
4. Per t aj am ket er ampi l an, car i
pengalaman sebanyak mungkin.
5. Bekerja keras dengan niat ibadah
kepada Allah. Tanggalkan sikap
pamrih. Yakinlah, Allah pasti akan
membukakan jalan.
6. Kendalikan nafsu yang sifatnya
konsumtif. Belajarlah menabung bila
penghasilan telah didapat. Gunakan
uang yang terkumpul untuk hal-hal
yang diperlukan (untuk kemajuan
pekerjaan misalnya), bukan untuk
hal-hal yang diinginkan.
7. Jaga kesehatan, karena hal itu adalah
karunia Allah swt. yang sangat
mahal.
8. Isilah waktu sebaik mungkin untuk
memperbaiki hubungan dengan
keluarga. Tanamkan pemahaman
tentang hikmah yang diperoleh dari
musibah yang menimpa sehingga
dapat menjadi bekal bagi kehidupan
mereka kelak.
58 Terali Jiwa
Kepada-Mu, wahai Ilahi, bukan manusia tempat aku meminta
pertolongan saat jiwa ini ditimpa oleh risau yang menakutkan.
Wahai Dzat yang mengetahui luka hatiku, aku mendekat
dan membungkuk, aku sempurnakan mohon maafku, aku
berlutut dan rukuk, aku bersujud dengan iman, cinta, dan
takut hatiku, bertaubat dan tunduk di hadapan-Mu. Aku
lepaskan bebanku, mengalirlah air mataku. Jika hati ini telah
sempit, tak kutemukan di sekitarku kecuali Allah yang belas
dan mendengar. Pintu-pintu menjadi kecil walau pun ia
luas di mataku. Tapi pintu Allah lebih dekat dan lebih luas.
Milik-Mu kerajaan itu, wahai Tuhan seluruh langit, dan aku
di pintumu dalam kesulitan meminta dan tunduk patuh. (Hj.
Dorce Gamalama artis, entertainer).
Untuk hamba-hamba-Ku yang shaleh, Aku sediakan
kesenangan-kesenangan yang tak pernah terlihat oleh mata,
tak pernah terdengar oleh telinga, dan tak pernah sedikit pun
terlintas dalam hati manusia. (Hadits Qudsi)
9. Persi apkan akhi r hi dup yang
gemilang, yaitu kematian dalam
keadaan husnul khatimah.
Terali Jiwa 59
BAGIAN XI
MEMPERSIAPKAN
AKHIR YANG HUSNUL KHATIMAH
Husnul khatimah adalah suatu
keadaan ketika seorang hamba menghadap
pencipta-Nya dalam keadaan yang baik.
Tentunya husnul khati mah i ni harus
dipersiapkan. Allah-lah yang kemudian akan
menilai seberapa serius persiapan kita dalam
menggapai kematian yang husnul khatimah
tersebut.
Saat cobaan dan ujian mendera, ada
sejumlah fase yang akan dilalui. Pertama
kita akan melalui fase denial, yaitu fase
penolakan. Pertanyaan maupun pernyataan
seperti Mengapa ini terjadi atau Aku tak
percaya ini terjadi adalah ciri-ciri bahwa kita
tengah mengalami fase ini. Setelah fase ini
lewat, kita akan memasuki fase anger, yaitu
fase marah. Pada fase ini, kita telah percaya
bahwa hal yang tak diinginkan tersebut
Yang harus kita takuti bukanlah keterbatasan ruang, tetapi
betapa terbatasnya waktu kita sebelum ajal menjemput
dengan tiba-tiba. (Ust. Sukma Budi - SIM RS Cibabat)
Harapan adalah awal kehidupan. Ujungnya hanyalah
kematian. Kehidupan adalah sebuah perjalanan, pada
waktunya pasti akan pulang. Kehidupan tentu saja akan
membawa kenangan. Manusia penuh keterbatasan. Saat
pulang yang indah berteman yang setia. Puncak kebahagiaan
manakala disambut kekasih Yang Maha Sejati. Kita hanyalah
manusia. (K.H. Hafdz Utsman - MUI Jabar)
60 Terali Jiwa
memang terjadi pada diri kita, dan kita pun
menyikapinya dengan perasaan jengkel,
emosi, dan marah. Fase ini ditandai dengan
menyalahkan orang lain atas kondisi yang
terjadi. Bila fase tersebut telah dilewati,
tibalah masanya fase bargaining, yaitu
mencari alternatif-alternatif yang sekiranya
dapat mengubah keadaan. Bila alternatif
tersebut tak ditemukan, akan tercipta fase
depresi, yaitu fase hilangnya kontrol diri,
putus asa, dan memikirkan hal-hal yang
negatif. Kalau fase ini berhasil diatasi, akan
muncul fase acceptance, yaitu menerima
keadaan. Pada fase ini, kita cenderung dapat
berpikir positif sehingga dapat menyiasati
keadaan yang tidak diinginkan tersebut
menjadi keadaan yang mendatangkan
manfaat.
Bila menginginkan husnul khatimah,
kita harus berupaya melewati fase pertama
sampai fase keempat dengan sangat cepat.
Kita harus segera sadar bahwa semua datang
dari Allah dan kemudian akan kembali
kepada Allah. Intinya adalah bagaimana
kita bisa lebih cepat masuk pada fase kelima
dan melakukan hal-hal yang bermanfaat
sehingga sisa hidup kita memiliki makna.
Di mana letak hubungan upaya
Dengan berserah diri kepada Allah sambil berusaha dengan
kesungguhan hati, insya Allah kita akan terhindar dari
kesulitan hidup. (Prof. E Saefullah Rektor Unisba)
Terali Jiwa 61
melewati keempat fase tersebut dengan
husnul khatimah? Begini, kita tak pernah
tahu kapan ajal menjemput kita. Kalau kita
berlama-lama berada pada fase pertama
yaitu fase penolakan, dan Malaikat Ijrail
keburu menjemput, artinya kita meninggal
dal am keadaan ti dak i khl as atas apa
yang sedang menimpa kita. Bila maut
menghampiri saat kita berada pada fase
kedua yaitu fase marah, artinya sama saja,
hati kita dalam keadaan tidak rido. Demikian
pula bila Malaikat Ijrail menjemput kita saat
berada pada fase ketiga (bargaining) dan
keempat (depresi). Karena itu, tak ada jalan
lain untuk secepat mungkin melewati fase-
fase tersebut. Inilah makna sejati Inna lilaahi
wa inna ilaihi raajiuun. Semuanya datang
dari Allah dan akan kembali kepada Allah.
Kalimat ini mengandung makna yang sangat
dalam yang menggambarkan kepasrahan
total pada Sang Maha Kuasa atas segala
Yaa ayyatuhan-nafsul muthmainnah. Irjiii ilaa Robbiki
rodhiyatam-mardhiyyah. Fadkhulii fii ibadii. Wadkhulii
jannatii. (Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah dengan hati
yang rido dan diridoi-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan
hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam surga-Ku) (Q.S. Al Fajr
89 : 27 30)
Bukakanlah pintu hati hita untuk memasuki pintu rahmat
yang Maha Pemurah.
Orang yang husnul khatimah adalah orang yang sangat
beruntung. (K.H. Aceng Zakaria -- Pesantren Persis
Rancabango)
62 Terali Jiwa
keadaan yang dialami. Karenanya, hendaklah
kalimat inna lillaaahi wa inna ilaihi raajiuun
tidaklah hanya diucapkan ketika ada yang
meninggal, tetapi ketika kita menghadapi
setiap ujian dan cobaan.
Menjalani hidup itu seperti kita berperan dalam lakon sandi-
wara. Sang Sutradara mempunyai hak penuh atas peran kita.
Semoga kita tunduk patuh dan ikhlas dalam menjalankan
setiap peran dari-Nya. (Ratih Sang. Top model era 90, pemi-
lik Lembaga Pengembangan Kepribadian Muslimah LPRS,
Penulis).
Setiap kita diberikan potensi oleh Sang Pencipta sebagai
bekal dalam mengarungi kehidupan ini. Maka, galilah potensi
itu dengan berbekal ketekunan dan kesabaran. (Dewi RSD
Artis, Penulis)
Terali Jiwa 63
Dengan menyebut nama Allah
Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang
Segala puji bagi Allah,
Tuhan semesta alam.
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Yang menguasai di Hari Pembalasan
.

Hanya Engkaulah yang kami sembah,
dan hanya kepada Engkaulah
kami meminta pertolongan.
Tunjukilah kami jalan yang lurus,
(yaitu) Jalan orang-orang
yang telah Engkau beri nikmat
kepada mereka;
bukan (jalan) mereka
yang dimurkai
dan bukan (pula jalan)
mereka yang sesat.
Resapi dan renungkanlah Ummul Quran
ini, karena semua inti dari kebijakan Islam
ada di dalamnya. Semoga doa ini bisa me-
nyelamatkan kita dari api neraka. Amiin.
64 Terali Jiwa
Dari Anas r.a., Rasulullah saw.
bersabda, Bantulah saudara
muslim dalam segala keadaan,
baik ia zhalim atau dizhalimi.
Seorang sahabat bertanya,
Ya Rasulullah, aku akan
menolong orang yang dizhalimi,
tapi bagaimana aku menolong
orang yang zhalim?
Rasulullah saw. menjawab,
Engkau mencegahnya
dari berbuat zhalim. Itulah
bantuanmu kepadanya.
(H.R. Bukhari)
Terali Jiwa 65
TENTANG PENULIS
dr. H. Hanny Ronosulistyo, Sp.OG(K)., M.M.
Lahir di Harleem-Belanda, 26 September
1953. Jabatan beliau saat ini adalah Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Dosen
Luar Biasa di Univesitas Padjadjaran, Ketua
ARSADA Jabar (2003-2007 & 2007-2010),
Konsultan Obstetri Sosial, Pengurus Besar
H. Ahmad Heryawan, Lc., lahir di Sukabumi,
19 Juni 1966. Jabatan beliau saat ini adalah
Gubernur Jawa Barat. Sebelum menjabat
sebagai gubernur, jebolan Fak. Syariah
LIPIA ini, memiliki riwayat pekerjaan yang
cukup panjang, antara lain sebagai dosen di
Universitas Ibnu Khaldun Bogor (1994-1995),
Dosen tidak tetap di ekstension FE UI (1994-
1995). Dosen di Pusat Studi Islam Al Manar
(1996-1999), Pembimbing haji Ummul Quro
(2000-2005), Anggota DPRD DKI (1999-2008).
Pengalaman organisasi suami Hj.Netty
Prasetiani ini pun cukup banyak, antara lain:
Ketua Majelis Pemuda PP PUI (1991-1999),
Ketua Umum DPW Partai Keadilan DKI Jakarta
(1999-2004), Ketua PP PUI, Koordinator
Panita Anggaran DPRD DKI Jakarta (2004),
dan Anggota Khusus Lingkungan (2006).
66 Terali Jiwa
Persatuan Judo Seluruh Indonesia (2007-
2012), Ketua ICMI Orda Kota Cimahi (2006-
2011), dan Ketua ESQ Peduli Kesehatan
Wilayah Jawa Barat. Di sela kesibukannya,
suami dr. Hj. Ina Rosalina Sp.A(K),M.Kes dan
bapak dari Ayu, Putri, dan Doddy ini, masih
menyempatkan diri mengisi acara Buka
Pintu di Radio Maragitha FM setiap Selasa
pukul 22.00-24.00 WIB.
Terali Jiwa 67
Ruang sponsor :
68 Terali Jiwa

Anda mungkin juga menyukai