Anda di halaman 1dari 27

TUGAS ANATOMI FISIOLOGI

PEMBELAHAN SEL



OLEH :
TINGKAT 1.1 (KELOMPOK 5)
1. KOMANG TARADIPA (P07120012029)
2. NI WAYAN BUDIARINI (P07120012030)
3. DEWA GEDE DYSKA ADI PUTRA (P07120012031)
4. KOMANG ARYA MAHARDIKA (P07120012032)
5. NI WAYAN SATYA ASIH (P07120012033)
6. NI KADEK NIRA NUADNYANI (P07120012034)

JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
SEL DAN PENJELASAN
Sel adalah bagian terkecil dari tubuh manusia, yang ukurannya sangat kecil sekali
sehingga hanya dapat dilihat dnegan mikroskop. Tiap jasad yang bernyawa, tumbuh-tumbuhan
maupun hewan, terdiri dari sebuah sel ataupun susunan sel yang teratur bentuk dan susunannya.
1. Membran Sel
Membran sel berupa selaput tipis, disebut juga plasmalema. Tebal membran antara 5-10 nm.
Apabila diamati dengan mikroskop cahaya tidak terlihat jelas, tetapi keberadaannya dapat
dibuktikan pada waktu sel mengalami plasmolisis S. Singer dan E.Nicolson (1972)
menyampaikan teori tentang membran sel. Teori ini disebut teori membran mozaik cair, yang
menjelaskan bahwa membran sel terdiri atas protein yang tersusun seperti mozaik (tersebar) dan
masing-masing tersisip di antara dua lapis fosfolipid. Membran sel merupakan bagian terluar sel
dan tersusun secara berlapislapis. Bahan penyusun membran sel yaitu lipoprotein yang
merupakan gabungan antara lemak dan protein. Membran sel mengandung kira-kira 50% lipid
dan 50% protein. Lipid yang menyusun membran sel terdiri atas fosfolipid dan sterol. Fosfolipid
memiliki bentuk tidak simetris dan berukuran panjang. Salah satu ujung fosfolipid bersifat
mudah larut dalam air (hidrofilik), yang disebut dengan ujung polar. Bagian sterol bersifat tidak
larut dalam air (hidrofobik) yang disebut dengan ujung nonpolar. Fosfolipid tersusun atas dua
lapis. Dalam hal ini protein dibedakan menjadi 2 sebagai berikut.

a. Protein Ekstrinsik (Perifer)
Protein ini letaknya tersembul di antara dua lapis fosfolipid. Protein ekstrinsik bergabung dengan
permukaan luar membran dan bersifat hidrofilik yaitu mudah larut dalam air.

b. Protein Intrinsik (Integral)
Protein ini letaknya tenggelam di antara dua lapis fosfolipid. Protein intrinsik bergabung dengan
membran dalam dan bersifat hidrofobik yaitu tidak mudah larut dalam air. Penyusun membran
sel yang berupa karbohidrat berikatan dengan molekul protein yang bersifat hidrofilik sehingga
disebut dengan glikoprotein. Adapun karbohidrat yang berikatan dengan lipid yang bersifat
hirofilik disebut dengan glikopolid. Sifat dari membran sel ini adalah selektif permiabel artinya
adalah dapat dilalui oleh air dan zat-zat tertentu yang terlarut di dalamnya. Membran sel
memiliki fungsi antara lain:
a. sebagai pelindung sel,
b. mengendalikan pertukaran zat, dan
c. tempat terjadinya reaksi kimia.

Untuk menunjang fungsinya ini, membran sel memiliki kemampuan untuk mengenali zat. Zat
yang dibutuhkan akan diizinkan masuk, sedangkan zat yang sudah tidak digunakan berupa
sampah akan dibuang. Ada juga zat tertentu yang dikeluarkan untuk diekspor ke sel lain.
Masuknya zat dari luar melalui membran sel yaitu melalui peristiwa transpor pasif dan transpor
aktif.





2. Inti Sel (Nukleus)
Nukleus merupakan organ terbesar sel, dengan ukuran diameter antara 10-20 nm. Nukleus
memiliki bentuk bulat atau lonjong. Hampir semua sel memiliki nukleus, karena nukleus ini
berperan penting dalam aktivitas sel, terutama dalam melakukan sintesis protein. Namun ada
beberapa sel yang tidak memiliki nukleus antara lain sel eritrosit dan sel trombosit. Pada kedua
sel ini aktivitas metabolisme terbatas dan tidak dapat melakukan pembelahan. Biasanya sebuah
sel hanya memiliki satu nukleus saja, yang terletak di tengah. Namun ada sel-sel yang memiliki
inti lebih dari satu yaitu pada sel parenkim hati dan sel otot jantung, yang memiliki dua buah
nukleus. Adapun pada sel otot rangka terdapat banyak nukleus. Komposisi nukleus terdiri atas
membran nukleus, matriks, dan anak inti.

a. Membran Nukleus (Karioteka)
Susunan molekul membran ini sama dengan susunan molekul membran sel, yaitu berupa
lipoprotein. Membran inti juga dilengkapi dengan poripori yang dapat memungkinkan hubungan
antara nukleoplasma dan sitoplasma. Pori-pori ini berperan dalam memindahkan materi antara
inti sel dan sitoplasmanya. Membran inti hanya bisa dilihat dengan jelas dengan menggunakan
mikroskop elektron. Membran inti terdiri atas dua selaput yaitu selaput luar dan selaput dalam.
Selaput luar mengandung ribosom pada sisi yang menghadap sitoplasma dan sering kali
berhubungan dengan membran retikulum endoplasma.

b. Matriks (Nukleoplasma)
Nukleoplasma terdiri atas cairan inti yang tersusun dari zat protein inti yang disebut dengan
nukleoprotein.

c. Anak Inti (Nukleolus)
Di dalam nukleolus banyak terkandung kromosom, yaitu benang-benang halus DNA. Kromosom
tersebut berfungsi untuk:
1) menentukan ciri-ciri yang dimiliki sel;
2) mengatur bentuk sel;
3) menentukan generasi selanjutnya.

DNA tersusun dalam kromosom yang terdapat pada nukleoplasma, sedangkan tempat sintesis
RNA terjadi pada nukleolus. Untuk lebih memahami tentang struktur nukleus dapat Anda lihat


3. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan suatu cairan sel dan segala sesuatu yang larut di dalamnya, kecuali
nukleus (inti sel) dan organela. Sitoplasma yang berada di dalam inti sel disebut nukleoplasma.
Sitoplasma bersifat koloid kompleks, yaitu tidak padat dan tidak cair. Sifat koloid sitoplasma ini
dapat berubahubah tergantung kandungan air. Jika konsentrasi air tinggi maka koloid akan
bersifat encer yang disebut dengan sol, sedangkan jika konsentrasi air rendah maka koloid
bersifat padat lembek yang disebut dengan gel. Sitoplasma tersusun atas air yang di dalamnya
terlarut molekul-molekul kecil (mikromolekul) dan molekul-molekul besar (makromolekul), ion-
ion dan bahan hidup (organela) ukuran partikel terlarut yaitu 0,001 1 mikron, dan bersifat
transparan. Bagian yang merupakan lingkungan dalam sel adalah matrik sitoplasma. Tiap-tiap
organela mempunyai struktur dan fungsi khusus. Organela yang menyusun sitoplasma adalah
sebagai berikut.
a. Mitokondria
Mitokondria merupakan organela penghasil energi dalam suatu sel. Mitokondria memiliki bentuk
bulat tongkat dan berukuran panjang antara 0,2-5 mikrometer dengan diameter 0,5 mikrometer.
Dengan bantuan mikroskop cahaya, keberadaan mitokondria dapat terlihat, tetapi untuk dapat
melihat struktur dasarnya harus menggunakan mikroskop elektron. Mitokondria disusun oleh
bahan-bahan antara lain fosfolipid dan protein. Mitokondria mempunyai dua lapisan membran,
yaitu membran luar dan membran dalam. Permukaan pada membran luar halus, sedangkan pada
membran dalam banyak terdapat lekukan-lekukan ke dalam yang disebut krista. Adanya
lekukan-lekukan ini akan dapat memperluas bidang permukaannya. Krista berperan dalam
penyerapan oksigen untuk respirasi. Dari proses respirasi inilah dapat dihasilkan energi. Jadi,
mitokondria berfungsi untuk tempat respirasi sel atau sebagai pembangkit energi.
Mitokondria mempunyai enzim yang dapat mengubah energi potensial dari makanan kemudian
disimpan dalam bentuk ATP. ATP inilah yang merupakan sumber energi sebagai bahan bakar
untuk melakukan proses kegiatan untuk hidup. Sel-sel mana saja yang banyak terdapat
mitokondria pada tubuh manusia? Tentu saja sel-sel yang banyak melakukan aktivitas kerja.
Pada bagian organ mana dalam tubuh Anda yang paling aktif dan giat bekerja? Misalnya jika
seorang olahragawan melakukan aktivitas berolahraga, maka bagian tubuh yang paling aktif
bekerja adalah otot. Otot akan selalu berkontraksi ketika seseorang bergerak. Bahkan, ketika
Anda tidur pun sel selalu melakukan pemecahan ATP. Coba analisalah kegunaan ATP ketika
kita dalam keadaan tidur. Kegunaan ATP yaitu sebagai energi yang digunakan untuk mengganti
sel-sel yang rusak, untuk memompa jantung, dan lainlain. Mitokondria banyak terdapat pada
bagian tubuh antara lain otot, hati, jantung, ginjal, karena bagian tubuh tersebut paling aktif
melakukan kerja dan menghasilkan energi.


b. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan sistem yang sangat luas, membran di dalam sel berupa
saluran-saluran dan tabung pipih. Membran ini lebih tipis dari membran plasma. Retikulum
endoplasma ada dua macam, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus.

1) Retikulum Endoplasma Kasar (REK)
Retikulum endoplasma kasar ditempeli dengan ribosom yang tersebar merata pada
permukaannya. Ribosom merupakan tempat sintesis protein. Protein yang sudah terbentuk
kemudian akan diangkut ke bagian dalam retikulum endoplasma, dan kemudian disimpan di
dalam membran yang berkantong yang disebut vesikula.

2) Retikulum Endoplasma Halus (REH)
Retikulum endoplasma halus tidak ditempeli oleh ribosom. Permukaan REH ini menghasilkan
enzim yang dapat mensintesis fosfolipid, glikolipid, dan steroid. Jadi, secara umum fungsi
retikulum endoplasma antara lain:
1) penghubung selaput luar inti dengan sitoplasma, sehingga menjadi penghubung materi genetik
antara inti sel dengan sitoplasma;
2) transpor protein yang disintesis dalam ribosom; dan
3) biosintesis fosfolipid, glikolipid, dan sterol.

c. Ribosom

Ribosom merupakan struktur terkecil yang bergaris tengah 17-20 mikron, letaknya di dalam
sitoplasma sehingga hanya bisa dilihat dengan bantuan mikroskop elektron. Semua sel hidup
memiliki ribosom. Ribosom berfungsi untuk sintesis protein, yang selanjutnya digunakan untuk
pertumbuhan, perkembangbiakan atau perbaikan sel yang rusak. Pada sel-sel yang aktif dalam
sintesis protein, ribosom dapat berjumlah 25% dari bobot kering sel.

d. Badan Golgi

Organela ini ditemukan pertama kali oleh Camilio Golgi, seorang ilmuwan dari Italia. Badan
golgi biasa dijumpai pada sel tumbuhan maupun hewan. Pada sel hewan terdapat 10-20 badan
golgi. Lain halnya dengan tumbuhan yang memiliki ratusan badan golgi pada setiap sel. Badan
golgi terdiri atas sekelompok kantong pipih yang dibatasi membran yang dinamakan saccula. Di
dekat saccula terdapat vesikel sekretori yang berupa gelembung bulat. Badan golgi pada
tumbuhan disebut dengan diktiosom. Pada diktiosom terjadi pembuatan polisakarida dalam
bentuk selulosa yang digunakan sebagai bahan penyusun dinding sel. Secara umum fungsi dari
badan golgi antara lain:
1) secara aktif terlibat dalam proses sekresi, terutama pada sel-sel kelenjar;
2) membentuk dinding sel pada tumbuhan;
3) menghasilkan lisosom;
4) membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah dinding sel telur.

e. Lisosom
Lisosom hanya ditemukan pada sel hewan saja. Lisosom merupakan struktur agak bulat yang
dibatasi membran tunggal, memiliki ukuran diameter 1,5 mikron. Lisosom berperan aktif
melakukan fungsi imunitas. Lisosom berisi enzim-enzim hidrolitik untuk memecah
polisakarida, lipid, fosfolipid, dan protein. Lisosom berperan dalam pencernaan intrasel,
misalnya pada protozoa atau sel darah putih. Lisosom juga berperan penting dalam matinya sel-
sel. Lisosom banyak terdapat pada sel-sel darah terutama leukosit, limfosit, dan monosit. Di
dalam sel-sel tersebut lisosom berperan mensintesis enzim-enzim hidrolitik untuk mencernakan
bakteri-bakteri patogen yang menyerang tubuh. Agar dapat memahami struktur lisosom. Lisosom
membantu menghancurkan sel yang luka atau mati dan menggantikan dengan yang baru yang
disebut dengan autofagus. Contohnya lisosom banyak terdapat pada sel-sel ekor kecebong. Ekor
kecebong secara bertahap akan diserap dan mati. Hasil penghancurannya digunakan
untuk pertumbuhan sel-sel baru bagi katak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Begitu pula
selaput antara jari-jari tangan dan kaki manusia ketika berujud embrio akan hilang setelah
embrio tersebut lahir.


f. Sentrosom
Sentrosom hanya dijumpai pada sel hewan. Bentuk sentrosom bulat kecil. Organela ini terdapat
di dekat inti, berperan dalam proses pembelahan sel. Sentrosom menyerupai bola-bola duri
karena adanya serat-serat radial.

g. Vakuola
Vakuola ialah organela sitoplasmik yang berisi cairan dan dibatasi selaput tipis yang disebut
tonoplas. Vakuola berbentuk cairan yang di dalamnya terlarut berbagai zat seperti enzim, lipid,
alkaloid, garam mineral, asam, dan basa. Pada sel tumbuhan, vakuola selalu ada. Semakin tua
suatu tumbuhan, maka vakuola yang terbentuk semakin besar. Vakuola berperan untuk
menyimpan zat makanan berupa sukrosa dan garam mineral, selain juga berfungsi sebagai
tempat penimbunan sisa metabolisme, seperti getah pada batang tumbuhan karet. Vakuola juga
terdapat pada protozoa. Vakuola protozoa berupa vakuola kontraktil dan vakuola nonkontraktil.
1)Vakuola kontraktil
Vakuola kontraktil disebut juga vakuola berdenyut. Vakuola kontraktil memiliki fungsi sebagai
osmoregulator yaitu mengatur nilai osmotik dalam sel.

2) Vakuola nonkontraktil
Vakuola nonkontraktil disebut juga vakuola makanan, yang berfungsi untuk mencerna makanan
dan mengedarkan hasil pencernaan makanan ke seluruh tubuh.

Plastida
Plastida juga merupakan organela spesifik yang terdapat pada sel tumbuhan. Di dalam plastida
terdapat zat pigmen. Mekanisme kerja plastida sangat dipengaruhi oleh rangsang cahaya. Pada
lingkungan yang banyak terdapat penyinaran matahari, maka plastida menghasilkan pigmen
warna yang disebut kloroplas, antara lain pigmen hijau (klorofil), kuning (xantin), dan kuning
kemerah-merahan (xantofil). Plastida yang tidak terkena cahaya matahari tidak akan
menghasilkan pigmen warna yang disebut leukoplas atau amiloplas yaitu untuk tempat amilum.

Kloroplas
Pada sel tumbuhan ada bagian paling spesifik yang tidak terdapat pada sel hewan, yaitu bagian
yang berperan dalam proses fotosintesis. Bagian manakah itu? Tentu Anda sudah mengetahui
bahwa bagian yang dimaksud adalah klorofil. Klorofil dihasilkan oleh suatu struktur yang
disebut kloroplas.

1) Membran Internal (Dalam)
Pada membran ini tidak terdapat lipatan (halus), dan terdapat banyak pigmen fotosintesis yang
terletak pada thilakoid. Pigmen ini akan menangkap cahaya matahari dan mengubah energi
cahaya ini menjadi energi kimia dalam bentuk ATP (Adenosin Trifosfat), melalui proses
fotosintesis. Tumpukan dari beberapa thilakoid akan membentuk granum. Thilakoid yang
memanjang menghubungkan granum satu dengan lainnya disebut stroma. Pigmen fotosintesis
tersebut antara lain klorofil dan karotenoid.

a) Klorofil
Klorofil meliputi klorofil a dan b. Klorofil merupakan pigmen hijau untuk menangkap energi
cahaya matahari, misalnya sinar merah, biru, ungu, dan
memantulkan sinar hijau.

b) Karotenoid
Karotenoid merupakan pigmen kuning sampai jingga. Karotenoid menyerap sinar gelombang
antara hijau-biru.

2) Membran Eksternal (Luar)
Pada membran ekternal ini tidak mengandung klorofil maupun karotenoid, melainkan
mengandung pigmen xanthofil yang disebut violaxanthin. Dari uraian di atas dapat kita ketahui
bahwa di dalam sel yang masih hidup selalu terdapat unsur-unsur pokok seperti disebutkan di
atas.


REPRODUKSI SEL
Kita mengenal tiga jenis reproduski sel, yaitu Amitosis, Mitosis dan Meiosis (pembelahan
reduksi). Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa
melalui tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-sel yang
bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang biru.
MI TOSI S adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang teratur,
yaitu Profase Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap telofase ke tahap profase berikutnya
terdapat masa istirahat sel yang dinarnakan Interfase (tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan
sel). Pada tahap interfase inti sel melakukan sintesis bahan-bahan inti.
Secara garis besar ciri dari setiap tahap pembelahan pada mitosis adalah sebagai berikut:
1. Profase :
pada tahap ini yang terpenting adalah benang-benang kromatin
menebal menjadi kromosom dan kromosom mulai berduplikasi menjadi
kromatid.
2. Metafase:
pada tahap ini kromosom/kromatid berjejer teratur dibidang
pembelahan (bidang equator) sehingga pada tahap inilah kromosom
/kromatid mudah diamati dan dipelajari.
3. Anafase:
pada fase ini kromatid akan tertarik oleh benang gelendong menuju
ke kutub-kutub pembelahan sel.
4. Telofase:
pada tahap ini terjadi peristiwa KARIOKINESIS (pembagian inti
menjadi dua bagian) dan SITOKINESIS (pembagian sitoplasma
menjadi dua bagian).
Meiosis (Pembelahan Reduksi) adalah reproduksi sel melalui tahap-tahap pembelahan seperti
pada mitosis, tetapi dalam prosesnya terjadi pengurangan (reduksi) jumlah kromosom.

Meiosis terbagi menjadi due tahap besar yaitu Meiosis I dan Meiosis II Baik meiosis I maupun
meiosis II terbagi lagi menjadi tahap-tahap seperti pada mitosis. Secara lengkap

Berbeda dengan pembelahan mitosis, pada pembelahan meiosis antara telofase I dengan profase
II tidak terdapat fase istirahat (interface). Setelah selesai telofase II dan akan dilanjutkan ke
profase I barulah terdapat fase istirahat atau interface.
PERBEDAAN ANTARA MITOSIS DENGAN MEIOSIS
Aspek yang dibedakan Mitosis Meiosis
Tujuan Untuk pertumbuhan
Sifat mempertahan-kan
diploid
Hasil pembelahan 2 sel anak 4 sel anak
Sifat sel anak diploid (2n) haploid (n)
Tempat terjadinya sel somatis sel gonad
Pada hewan dikenal adanya peristiwa meiosis dalam pembentukan gamet, yaitu Oogenesis dan
Speatogenesis. Sedangkan pada tumbahan dikenal Makrosporogenesis (Megasporogenesis)
dan Mikrosporogenesis.










JARINGAN
Jaringan adalah kelompok sel yang serupa secara structural yang mengalami spesialisasi
untuk menjalankan suatu fungsi tertentu. Ada empat jenis jaringan dasar yang ditemukan pada
tubuh manusia yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, jaringan saraf.
Jaringan Otot
Jaringan otot terdiri atas serabut-serabut otot yang tersusun oleh sel-sel otot. Serabut otot tersebut
dinamakan myofibril. Sel-sel otot dibungkus oleh selaput atau membran yang disebut sarkolema.
Sel-sel otot berisi suatu cairan sel yang disebut sarkoplasma. Jaringan otot terdapat pada semua
anggota tubuh, baik anggota gerak maupun organ-organ dalam dan luar. Fungsi jaringan otot ini
adalah sebagai alat gerak aktif. Otot memiliki kemampuan untuk berkontraksi kemudian
berelaksasi sehingga dapat menggerakkan tubuh pada tempat melekatnya otot tersebut. Sel-sel
otot disebut juga serabut otot. Serabut otot memiliki miofibril. Miofibril tersusun oleh protein
kontraktil, aktin, dan miosin. Berdasarkan bentuk dan cara kerja selnya, jaringan otot dapat
dibagi sebagai berikut.
Otot lurik, merupakan otot yang menempel pada rangka. Oleh karena itu, sering disebut
juga otot rangka. Miofibril yang tersusun sejajar dengan serabut otot membentuk daerah-
daerah terang dan gelap sehingga tampak seperti berlurik-lurik. Otot lurik mempunyai
banyak inti. Otot lurik bekerja di bawah kesadaran.
Otot polos, Otot ini tersusun dari sel yang berbentuk gelendong, kumparan, dan memiliki
inti satu di tengah. Otot polos berukuran antara 30-200 milimikron. Otot polos,
mempunyai pola permukaan yang polos, tanpa adanya pola lurik melintang. Otot ini juga
dilengkapi dengan saraf yang berasal dari sistem saraf tak sadar. Karakteristik otot ini
antara lain, kontraksinya spontan, tetapi kerja lambat, bekerja terus-menerus tanpa
disadari (involunter) dan tidak mudah lelah. Untuk berkontraksi otot polos memerlukan
waktu antara 3 detik sampai 3 menit. Otot polos terdapat pada organ dalam, misalnya,
usus, lambung, ginjal, pembuluh darah. Bentuk selnya menyerupai gelendong. Setiap sel
memiliki satu inti sel yang terletak di bagian tengah sel. Otot polos tidak bekerja di
bawah kesadaran. Otot polos terdapat di organ-organ yang bekerja tanpa sadar
(involuntary), seperti lambung, usus, kandung kemih, dan saluran pernapasan.
Otot jantung, kerjanya tidak disadari. Akan tetapi, otot jantung berbeda dengan otot
polos. Struktur otot jantung mirip dengan otot lurik. Namun, selnya membentuk rantai
dan bercabang dengan satu atau dua inti sel. Disebut otot jantung karena memang
letaknya hanya pada jantung saja. Otot ini memiliki struktur seperti pada otot lurik, yaitu
memiliki pola lurik melintang tetapi miofibrilnya bercabang-cabang. Sel-sel otot jantung
membentuk rantai dan sering bercabang dua atau lebih membentuk sinsitium. Cara kerja
otot jantung seperti otot polos yaitu di luar kesadaran (involunter), terus-menerus, dan
tidak mudah lelah, tidak terdapat di organ lain.

Jaringan Epitel
Jaringan epitel merupakan jaringan yang membatasi tubuh dan lingkungannya, baik di sebelah
luar maupun dalam. Jaringan epitel berasal dari spesialisasi lapisan ectoderm. Jaringan epitel
yang melapisi luar tubuh disebut epidermis. Yang membatasi rongga dalam disebut endodermis,
sedangkan yang membatasi rongga disebut mesoderm.Jaringan epitel adalah salah satu empat
jaringan dasar (lainnya: jaringan penyambung, jaringan otot, jaringan saraf). Dahulu istilah epitel
digunakan untuk menyebut selaput jernih yang berada di atas permukaan tonjolan anyaman
penyambung di merah bibir (Epitel: Epi di atas; Thele bibir). Istilah ini kini digunakan untuk
semua jaringan yang melapisi sesuatu struktur dan saluran. Jaringan epitel, secara harfiahnya
mempunyai arti epi = tipis, tellium = kulit lapisan, merupakan jaringan yang melapisi bagian luar
maupun dalam.Penggunaan istilah epitel meluas untuk semua bentuk lapisan yang terdiri atas
lembaran sel-sel (cellular membrane) baik yang bersifat tembus cahaya ataupun yang tidak.
Dengan berkembangnya pemakaian mikroskop, maka istilah epitel tidak terbatas pada kumpulan
sel yang membentuk membran yang menutupi, tetapi juga digunakan untuk kelenjar. Hal tersebut
didukung dengan hasil penelitian embriologis yang menyimpulkan bahwa sel-sel epitel pada
permukaan tumbuh ke dalam jaringan pengikat di bawahnya dan berkembang menjadi kelenjar.
Jaringan epitel terdiri dari kumpulan sel-sel yang sangat rapat susunannya sehingga membentuk
suatu lembaran, maka disebut sebagai membran epitel atau disingkat sebagai epitel saja untuk
membedakan dengan epitel kelenjar. Adhesi diantara sel-sel ini sangat kuat, membentuk
lembaran sel yang menutupi permukaan tubuh dan membatasi atau melapisi rongga-rongga
tubuh. Jaringan epitel tidak memiliki substansi interseluler dan cairannya sangat sedikit.
Fungsi Jaringan Epitel
Fungsi jaringan epitel antara lain:
1. Fungsi jaringan epitel adalah sebagai pelindung (Proteksi)
Jaringan epitel berfungsi sebagai pelindung untuk melapisi permukaan jeringan yang berada
didalam ataupun di luar tubuh.
2. Fungsi jaringan epitel sebagai alat sekresi (Sekretori)
Jaringan epitel sebagai alat sekretori atau skresi berfungsi mengeluarka/ menghasilkan zat zat
yang berguna bagi tubuh seperti kelenjar. Kelenjar adalah cairan yang menghasilkan getah. Sel
kelenjar adalah sel yang mengambil bahan baku dari darah lalu dibuat menjadi sesuatu. Jenis-
jenis kelenjar beragam. Seperti, Kelenjar sekresi jika zat yang dikeluarkannya untuk digunakan
kembali, contohnya enzim-enzim. Kelenjar endokrin bila zat yang dikeluarkan (hormone)
langsung ke dalam darah.
3. Fungsi J aringan Epitel sebagai alat penerima impuls / rangsang
Jaringan epitel yang berfungsi sebagai penerima rangsang atau reseptor, disebut epitel sensori
atau neuroepitelium. Epitel sensori kebanyakan berada di alat indra.
4. Fungsi jaringan epitel sebagai alat penyaring atau filtrasi
Epitel sebagai alat filtrasi berfungsi untuk menyaring menyaring zat zat. Misalnya pada
dinding kapiler darah dan kapsula Bowman pada ginjal.
5. Fungsi jaringan epitel sebagai alat absorpsi
Epitel sebagai alat absorpsi mengisap zat zat yang ada di luarnya, misalnya pada usus.Epitel
yang membatasi permukaan dalam usus selain berfungsi sebagai pelindung juga berperan dalam
proses penyerapan hasil-hasil pencernaan makanan.
6. Fungsi jaringan epitel sebagai alat Lubrikasi
Sebagian besar saluran-saluran dalam tubuh permukaannya harus tetap basah, sehingga epitel
yang menutupi harus mampu menghasilkan cairan tertentu, misalnya epitel yang melapisi
vagina.
7. Fungsi J aringan epitel sebagai alat respirasi
Sebagai pintu gerbang lalu lintas zat, berfungsi melakukan penyerapan zat ke dalam tubuh dan
mengeluarkan zat dari dalam tubuh. Contohnya pada alveolus paru-paru
8. Fungsi jaringan epitel sebagai alat ekresi
Fungsi epitel sebagai alat ekresi yaitu mengeluarkan zat zat yang tidak berguna lagi,
contohnya urine.
Sifat-sifat Jaringan Epitel
Sifat-sifat jaringan epitel antara lain:
1.Terdiri atas selapis atau beberapa lapis sel.
2. Mempunyai sifat regenerasi (pertumbuhan kembali).
3. Bentuk sel penyusunnya sangat bervariasi, bergantung pada fungsi dan letaknya dalam
tubuh.
4. Terdapat lamina basalis yang merupakan suatu struktur ekstraselular, berupa lembaran yang
berfungsi mengikat suatu jaringan dengan bagian yang ada dibawahnya.
5. Jaringan epitel biasanya dilengkapi dengan mikrovili, stereosilia, dan flagela. Mikrovili
adalah tonjolan jaringan yang berfungsi memperluas permukaan. Stereosilia adalah silia yang
tidak dapat bergerak. Adapun flagela adalah struktur yang dapat bergerak.
6. Secara keseluruhan, fungsi epitel adalah sebagai pentup dan sebagai kelenjar.
Bentuk Jaringan Epitel
1. Epitel Gepeng Selapis (Ephitelium Squamosum Simplex)
Sel-sel yang menyusun sel epitel berbentuk gepeng (pipih) dan tersusun dalam suatu lapisan
yang sangat rapat, tipis yang tepinya tidak teratur. Epitel ini dapat ditemukan pada permukaan
dalam membran tympani, lapisan parietal kapsula browman, pars descendens ansa henle pada
ginjal, permukaan sistem peredaran, ductus alveolaris , alveoli paru-paru.
2. Epitel Kuboid Selapis (Epithelium Cuboid Simplex)
Epitel ini tersusun atas selapis sel yang berbentuk kuboid dengan inti yang bulat di tengah .
Dapat ditemukan pada selaput luar ovarium , saluran kemih , saluran kelamin jantan , kelenjar
prostat.
3. Epitel Silindris Selapis (Epithelium Cylindricum Simplex)
Epitel ini terdiri atas selapis sel-sel yang berbentuk silindris dengan inti berbentuk oval tampak
terletak dalam satu deretan. Epitel ini dibedakan menjadi epitel silindris bersilia dan silindris tak
bersilia . Dapat ditemukan pada uterus, bronkhiolus, duktus eferens pada testis dan saluran
pernapasan.
4. Epitel Gepeng Berlapis (Epithelium Squamosum Complex)
Epitel ini lebih tebal dari epitel selapis hanya sel-sel yang lebih superfisial saja yang gepeng
sedangkan lapisan yang lebih dalam mempunyai bentuk kuboid sampai silindris yang melekat
pada membran basalis. Pada atas sel-sel silindris terdapat lapisan sel yang berbentuk polihedral
yang makin mendekati permukaan makin memipih . Epitel ini dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Epitel gepeng berlapis tanpa keratin
Epitel jenis ini terdapat pada permukaan basah, misalnya pada : cavum oris, oesophagus,cornea,
vagina dan uretra feminina.
b. Epitel gepeng berlapis berkeratin
Struktur dari epitel ini mirip dengan epitel gepeng berlapis tanpa keratin, kecuali pada sel-sel
permukaannya mengalami perubahan menjadi suatu lapisan yang mati yang tidak jelas lagi
batas-batas selnya

Jaringan Ikat

Jaringan ikat berkembang dari mesenkim, yang berasal dari mesoderm (lapisan tengah
embrio). Selain menjadi jaringan ikat (darah, tulang rawan, tulang, dan lemak), mesenkim juga
menjadi jaringan lain berupa otot, pembuluh darah, beberapa kelenjar, dan epitelium. Letak sel-
sel jaringan ikat tidak berhimpitan rapat (berpencar-pencar), jika berhubungan hanya pada ujung-
ujung protoplasmanya. jaringan ikat mempunyai beberapa fungsi, yaitu untuk melekatkan suatu
jaringan dengan jaringan lain, membungkus organ-organ, mengisi rongga di antara organ-organ,
dan menghasilkan imunitas.

Komponen jaringan ikat
a. Komponen Jaringan ikat
Jaringan ikat tersusun dari berbagai macam komponen yaitu matriks dan sel-sel jaringan ikat.
Bentuk sel-sel yang terdapat dalam jaringan ikat tidak teratur, sitoplasma bergranula, dan intinya
menggembung.

1) Matriks Jaringan ikat
Matriks tersusun oleh serabut-serabut dan bahan dasar.
a) Serabut Jaringan Ikat
Berdasarkan bentuk dan reaksi kimianya, Serabut dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu serabut
kolagen, serabut elastin, dan serabut retikular.



(1) Serabut Kolagen Jaringan Ikat
Serabut kolagen mempunyai daya elastisitas rendah, daya regang sangat tinggi, berwarna putih,
dan bentuknya berupa berkas-berkas beragam. Serabut kolagen terdapat pada tendon
(penghubung otot dengan tulang) dan jaringan ikat longgar.
(2) Serabut Elastin Jaringan Ikat
Serabut elastin mempunyai elastisitas tinggi, berwarna kuning, lebih tipis dari serabut kolagen,
dan bentuknya seperti bangunan bercabang-cabang dan tebal. Serabut elastin tersusun oleh
protein dan mukopolisakarida. Serabut elastin antara lain terdapat pada pembuluh darah dan
ligamen. Elastisitas serabut elastin akan semakin menurun dengan semakin bertambahnya usia
seseorang.
(3) Serabut Retikular Jaringan Ikat
Serabut retikular mempunyai daya elastisitas rendah. Hampir sama dengan serabut kolagen,
tetapi ukurannya lebih kecil. Serabut ini berperan menghubungkan antara jaringan ikat dengan
jaringanlainnya.

b) Bahan Dasar Jaringan Ikat
Bahan dasar penyusun matriks berupa bahan homogen setengah cair yang terdiri dari
mukopolisakarida sulfat dan asam hialuronat. Matriks bersifat lentur jika asam hialuronatnya
tinggi dan akan bersifat kaku jika mukopolisakaridanya tinggi. Bahan dasar yang terdapat dalam
sendi bersifat kental, sedangkan yang terdapat dalam tulang punggung bersifat padat
2) Sel-Sel Jaringan ikat
Di dalam matriks tertanam berbagai sel-sel penyusun jaringan ikat. Beberapa jenis sel yang
tertanam dalam matriks sebagai berikut.

a) Fibroblast Jaringan Ikat
Fibroblast berfungsi mensintesis dan mensekresikan protein pada serabut.
b) Makrofag Jaringan Ikat
Makrofag bentuknya berubah-ubah (tidak teratur) dan khusus terdapat di dekat pembuluh darah,
berfungsi dalam pinositosis dan fagositosis. Makrofag dapat digerakkan atau didistribusikan ke
jaringan lain yang mengalami peradangan.
c) Sel Tiang (Sel Mast) Jaringan Ikat
Sel tiang berfungsi menghasilkan substansi heparin dan histamin. Substansi heparin adalah suatu
anti koagulan yang dapat menghalangi pengubahan protrombin menjadi trombin yang berfungsi
mencegah pembekuan darah. Substansi histamin adalah suatu zat yang dihasilkan mastosit
sebagai reaksi terhadap antigen yang sesuai dan berfungsi meningkatkan permeabilitas kapiler
darah.
d) Sel Lemak Jaringan Ikat
Sel lemak berfungsi menyimpan lemak. Jaringan ikat yang memiliki sel lemak dalam jumlah
banyak disebut Jaringan adiposa.
e) Berbagai Jenis Sel Darah Putih
Sel darah putih berfungsi melawan patogen (berupa bakteri, virus, atau Protozoa) yang
menimbulkan penyakit. Sel-sel darah putih bergerak bebas secara diapedesis di antara darah,
limfa, atau jaringan ikat untuk membersihkan patogen. Sel darah putih ada 2 macam, yaitu sel
darah putih granulosit dan agranulosit. Sel darah putih granulosit (yang bergranula), misalnya
eosinofil, basofil, dan neutrofil, sedangkan yang agranulosit (tidak bergranula), yaitu limfosit dan
monosit

b. Macam Macam Jaringan ikat
Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan ikat dikelompokkan menjadi dua yaitu jaringan ikat
biasa dan jaringan ikat dengan sifat khusus

1) Jaringan ikat Biasa
Jaringan ikat biasa dibedakan menjadi jaringan ikat longgar dan jaringan ikat padat.
a) Jaringan Ikat Longgar
Susunan jaringan ikat longgar dapat Anda amati pada Gambar 3. Jaringan ini mempunyai ciri ciri
utama yaitu susunan serat-seratnya yang longgar. Matriksnya berupa cairan lendir (mucus). Pada
matriks terdapat berkas serabut kolagen yang fleksibel, tetapi tidak elastis. Adanya serabut
kolagen memungkinkan terjadinya gerakan dari bagian-bagian yang saling dihubungkan. Pada
matriks juga terdapat fibroblast, sel mast, dan plasma sel. Jaringan ikat longgar mempunyai
beberapa fungsi berikut.

(1) Membentuk membran yang membatasi jantung dan rongga perut.
(2) Mengikatkan kulit pada jaringan di bawahnya.
(3) Mengelilingi pembuluh darah dan saraf yang menyusup ke organ.
(4) Pengikat lapisan epitelium pipih membentuk lembar mesenterium.
(5) Membantu melekatkan organ pada otot dinding tubuh.
(6) Memberi bentuk organ dalam seperti kelenjar limfa, sumsum tulang, dan hati.
Jaringan ikat longgar terdapat di sekitar pembuluh darah, saraf, dan sekitar organ tubuh. Contoh
lain jaringan yang termasuk jaringan ikat longgar adalah jaringan lemak atau jaringan adiposa.
Jaringan ini terdapat pada lapisan lemak di bawah kulit.

b) Jaringan Ikat Padat
Jaringan ini mempunyai struktur serat-serat terutama kolagen yang padat. Jaringan ikat padat
dibedakan menjadi jaringan-jaringan ikat padat teratur dan tidak teratur. Jaringan ikat padat
teratur mempunyai berkas kolagen yang tersusun teratur ke satu arah, misalnya pada tendon.
Sementara itu, jaringan ikat padat tidak teratur mempunyai berkas kolagen yang menyebar
membentuk anyaman kasa yang kuat, misalnya di lapisan bawah kulit.

2) Jaringan Ikat dengan Sifat Khusus
Jaringan ikat dengan sifat khusus terdiri atas jaringan tulang rawan (kartilago), jaringan tulang
keras, serta darah dan limfa.

a) Jaringan Tulang Rawan (Salah satu macam jaringan ikat)
Matriks jaringan tulang rawan terdiri atas kondrin, yaitu zat jernih seperti kanji yang terbuat dari
mukopolisakarida dan fosfat. Oleh karena itu, sel tulang rawan disebut kondrosit. Kondrosit
berfungsi mensintesis dan mempertahankan matriks yang mengandung serabut kolagen, serabut
elastis, dan serabut fibrosa. Kondrin dihasilkan oleh sel kondroblast yang terletak pada lakuna.
Tulang rawan selalu terbungkus oleh membran perikondrium karena masih bersifat lunak.

Jaringan tulang rawan pada anak berasal dari jaringan ikat embrional (mesenkim), sedangkan
pada orang dewasa dibentuk oleh selaput rawan atau fibrosa tipis yang dinamakan perikondrium.
Pada stadium embrio, rangka hewan mamalia terdiri atas kartilago (tulang rawan). Pada
perkembangan selanjutnya, sebagian mengalami osifikasi (mengeras) menjadi tulang keras dan
hanya sebagian kecil yang tersisa pada stadium dewasa. Misalnya pada daun telinga, hidung,
serta antarruas tulang belakang dan tulang dada.

Tulang rawan berfungsi sebagai rangka tubuh pada awal embrio, menunjang jaringan lunak dan
organ dalam, serta melicinkan permukaan tulang dan sendi. Tulang rawan tidak mempunyai saraf
dan pembuluh darah. Jaringan tulang rawan (kartilago) terdiri atas kartilago hialin, kartilago
fibrosa, dan kartilago elastis

(1) Kartilago Hialin
Kartilago hialin mengandung serabut kolagen yang halus, berwarna putih kebirubiruan, dan
tembus cahaya. Kartilago hialin terdapat pada ujung tulang keras, cakram epifisis, persendian,
dan saluran pernapasan (dari hidung sampai dengan bronkus). Kartilago hialin berfungsi untuk
memberi kekuatan, menyokong rangka embrionik, menyokong bagian tertentu rangka dewasa,
dan membantu pergerakan persendian

(2) Kartilago Fibrosa
Kartilago fibrosa mengandung serabut kolagen yang padat dan kasar sehingga matriksnya
berwarna gelap dan keruh. Kartilago fibrosa terdapat pada ruas-ruas tulang belakang, simfisis
pubis, dan persendian. Kartilago fibrosa berfungsi untuk menyokong dan melindungi bagian di
dalamnya.

(3) Kartilago Elastis
Kartilago elastis mengandung serabut elastis dan serabut kolagen. Matriksnya berwarna keruh
kekuning-kuningan. Kartilago ini lebih elastis dari kartilago yang lain sehingga mudah pulih
posisinya. Kartilago ini terdapat di epiglotis, daun telinga, dan bronkiolus. Kartilago elastis
berfungsi untuk memberi fleksibilitas dan sebagai penyokong.

b) Jaringan Tulang Keras (Salah satu macam jaringan ikat)
Tulang merupakan jaringan ikat yang termineralisasi (mengandung mineral). Sel tulang disebut
osteosit yang dibentuk oleh osteoblast. Antara osteosit yang satu dengan yang lain dihubungkan
oleh kanalikuli. Matriks osteoblast mengandung kalsium fosfat yang memperkeras matriks
sehingga tulang lebih keras daripada tulang rawan.

Berat tubuh mamalia dewasa, 15% berupa tulang. Berat tulang sebagian besar tersusun atas
garam mineral, yaitu 85% kalsium fosfat, 10% kalsium karbonat, 4% magnesium klorida, dan
1% kalsium fluorida. Oleh karena itu susunan tulang menjadi keras dan kaku. Endapan garam
mineral menyusun dan melingkari bagian pusat tulang sehingga membentuk pita melingkar
disebut lamela. Pada batas lamela terdapat lakuna yang di dalamnya terdapat osteosit (sel
tulang). Setiap tulang dibungkus oleh periosteum, yaitu jaringan ikat fibrosa yang berbentuk
lembaran pipih dan liat. Lapisan dalam dilapisi oleh endosteum. Berdasarkan susunan
matriksnya, jaringan tulang dibedakan menjadi tulang keras atau tulang kompak dan tulang
berongga atau tulang spons. Tulang keras memiliki matriks yang susunannya rapat. Sementara
itu, tulang spons memiliki susunan matriks longgar atau berongga.

Susunan anatomi tulang pipa terdiri atas bagian epifisis di kedua ujung dan diafisis di bagian
tengah. Epifisis tulang pipa berbentuk bonggol serta tersusun oleh periosteum dan tulang rawan.
Diafisis tulang pipa terdiri atas periosteum, tulang keras, tulang spons, dan rongga sumsum
tulang. Pada tulang keras atau kompak, sel-sel tulang tersusun membentuk sebuah sistem yang
disebut sistem Havers. Bagian tengah sistem Havers terdapat saluran disebut saluran Havers
yang berisi pembuluh darah, pembuluh limfa, dan saraf. Di antara dua saluran Havers
dihubungkan oleh saluran Volkman. Di sekeliling sistem Havers terdapat lapisan tulang yang
disebut lamela. Pada lamela-lamela inilah terdapat osteosit (sel-sel tulang) yang menempati
lakuna (rongga) yang tersusun secara konsentris.

c) Jaringan Darah (Salah satu macam jaringan ikat)
Darah merupakan jaringan ikat. Pada mamalia terdapat 6 liter darah atau 610% dari berat tubuh.
Darah beredar dalam pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler. Jaringan darah terdiri atas
substansi cair dan substansi padat. Substansi cair disebut plasma darah, sedangkan substansi
padat berupa sel-sel darah. Perhatikan Gambar 12. Ada tiga tipe sel darah, yaitu eritrosit (sel
darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (keping-keping darah).

Leukosit ada dua macam, yaitu granulosit (leukosit bergranula) dan agranulosit (leukosit tak
bergranula). Granulosit meliputi neutrofil, eosinofil, dan basofil. Agranulosit meliputi limfosit
dan monosit. Sel-sel darah terdapat dalam plasma darah.
Darah mempunyai beberapa fungsi berikut.
(1) Mengangkut sari makanan, O2 , dan hormon ke sel-sel tubuh.
(2) Mengangkut zat sisa dan CO 2 dari sel-sel tubuh.
(3) Mengatur suhu badan.
(4) Leukosit dapat berfungsi untuk melawan penyakit.
(5) Menutup luka dengan pembekuan darah.

d) Jaringan Limfa (Jaringan Getah Bening) (Salah satu macam jaringan ikat)
Limfa merupakan suatu cairan yang dikumpulkan dari berbagai jaringan dan kembali ke aliran
darah. Komponen selular berupa limfosit dan granulosit (neutrofil, eosinofil, dan basofil). Cairan
limfa mengalir dalam saluran yang disebut pembuluh limfa yang berada sejajar dengan
pembuluh vena darah. Fungsi limfa adalah mengangkut cairan jaringan, protein, lemak, dan zat-
zat lain dari jaringan ke sistem peredaran.






Jaringan Saraf
JARINGAN SARAF
Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf atau neuron. Tiap neuron/sel saraf terdiri atas
badan sel saraf, cabang dendrit dan cabang akson, cabang-cabang inilah yang
menghubungkan tiap-tiap sel saraf sehingga membentuk jaringan saraf.
Terdapat 3 macam sel saraf
1. Sel Saraf Sensorik
Berfungsi menghantarkan rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan) ke
sumsum tulang belakang.
2. Sel Saraf Motorik
Berfungsi menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke efektor.
3. Sel Saraf Penghubung
Merupakan penghubung sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain.
Sel saraf mempunyai kemampuan iritabilitas dan konduktivitas.
Iritabilitas artinya kemampuan sel saraf untuk bereaksi terhadap perubahan lingkungan.
Konduktivitas artinya kemampuan sel saraf untuk membawa impuls-impuls saraf.
Jaringan saraf yang merupakan jenis ke-4 dari jaringan dasar terdapat hampir di seluruh
jaringan tubuh sebagai jaringan komunikasi. Dalam melaksanakan fungsinya, jaringan saraf
mampu menerima rangsang dari lingkungannya, mengubah rangsang tersebut menjadi impuls,
meneruskan impuls tersebut menuju pusat dan akhirnya pusat akan memberikan jawaban atas
rangsang tersebut. Rangkaian kegiatan tersebut dapat terselenggara oleh karena bentuk sel saraf
yang khas yaitu mempunyai tonjolan yang panjang dan bercabang-cabang.
Selain berkemampuan utama dalam merambatkan impuls, sejenis sel saraf berkemampuan
bersekresi seperti halnya sel kelenjar endokrin. Sel saraf demikian dimasukkan dalam kategori
neroen-dokrin yang sekaligus menjadi penghubung antara sistem saraf dan sistem endokrin.
Jaringan saraf sebagai suatu sistem komunikasi biasanya dibagi menjadi :
Systema nervorum centrale dan Systema nervorum periferum.
STRUKTUR HISTOLOGIS
Komponen jaringan saraf terdiri atas :
Sel saraf,
serabut saraf dan
jaringan pengisi.

SEL SARAF

Sel saraf yang dinamakan pula sel neron berbeda dengan sel-sel dari jaringan dasar lainnya
karena adanya tonjolan-tonjolan yang panjang dari badan selnya.
Oleh karena itu sel saraf dibedakan menjadi:


BADAN SEL
yaitu bagian sel saraf yang mengandung inti, maka kadang-kadang bagian ini disebut pula
sebagai perikaryon. Bentuk dan ukuran dapat beraneka ragam, tergantung fungsi dan
letaknya.Inti sel biasanya terletak sentral, walaupun kadang-kadang dapat eksentrik. Biasanya
berbentuk bulat; dan berukuran besar. Di dalamnya terdapat butir-butir khromatin halus yang
tersebar. Nukleolus biasanya besar sehingga kadang-kadang dapat disangka sebagai intinya
sendiri. Penampilan inti yang demikian merupakan ciri khas dari sel saraf, oleh karena
berkaitan erat sekali dengan kegiatan sel saraf. Dalam nukleolus banyak mengandung molekul
RNA yang penting untuk kegiatan sel terutama dalam sintesis protein, sehingga mengikat
warna basofil.Sitoplasma sel saraf mengandung berbagai macam organela seperti halnya jenis
sel lain. Ciri khas dari sitoplasma sel neron yaitu adanya bangunan basofil yang berbentuk
sebagai bercak-bercak yang dinamakan: Substansi Nissl yang tidak lain adalah granular
endoplasmic reticulum yang banyak mengandung butir-butir ribosom sebesar 100300.
Kehadiran bangunan tersebut mendukung adanya kegiatan sintesis protein. Bentuk dan susunan
substansi Nissl sangat tergantung dari jenis sel saraf nya.Mitokhondria yang dikenal sebagai
sumber energi bagi sebuah sel juga terdapat dalam sitoplasma sel saraf bahkan meluas ke dalam
tonjolan-tonjolannya. Energi yang dibutuhkan oleh jaringan saraf jelas apabila diukur konsumsi
oksigen dan kandungan glukosa dalam sel saraf.
Kompleks Golgi merupakan organela yang untuk pertama kalinya diketemukan dalam sel saraf
oleh Camillo Golgi dalam tahun 1898, yang di kemudian hari juga diketemukan dalam sel-sel
bukan saraf. Kedudukan kompleks Golgi tergantung jenis sel sarafnya.
Organela lain dalam sel saraf yang meluas sampai tonjolan-tonjolannya yaitu yang dinamakan
nerofibril. Dengan berbagai teknik histologi dapat ditunjukkan adanya serabut-serabut halus
khususnya dalam axon. Apa yang dilihat sebagai nerofibril dengan mikroskop cahaya, ternyata
dengan M.E. terdiri atas berbagai bentuk misalnya sebagai mikrotubuli, nerofilamen dan aktin.
Fungsinya selain bertindak sebagai kerangka sel juga diduga sangat berguna dalam
pengangkutan bahan-bahan dalam tonjolan sel.
Di samping organela, di dalam sel saraf diketemukan pigmen yang fungsinya kurang jelas. Ada
dua jenis pigmen dalam sel saraf, yaitu: pigmen lipokhrom yang berwarna kuning dan pigmen
melanin yang berwarna coklat atau hitam.

DENDRIT

Merupakan tonjolan-tonjolan dari badan sel saraf yang bercabang-cabang sebagai pohon
sehingga memperluas permukaan sel saraf. Pada pangkalnya di badan sel terdapat perluasan
substansi Nissl dan mitokhondria, namun nerofibril dan mikrotubuli meluas sampai ujung
dendritnya.Dengan pewarnaan khusus menggunakan inpregnasi perak dapat terlihat adanya
tonjolan-tonjolan pada permukaan percabangan dendrit yang disebut gemula dan spina.
Bangunan tersebut digunakan untuk tempat kontak dengan sel saraf lainnya melalui sinapsis.
Bentuk percabangan dendrit tergantung dari jenis sel sarafnya. Fungsinya merambatkan impuls
ke arah badan sel.
AXON
Berbeda dengan tonjolan yang dinamakan dendrit, maka axon merupakan tonjolan yang hanya
terdapat sebuah dan berfungsi merambatkan impuls yang meninggalkan badan sel. Bahkan
salah satu jenis sel saraf dalam retina yang disebut sel amakrin tidak memiliki axon sama
sekali. Axon berpangkal pada badan sel sebagai suatu bukit kecil yang dinamakan oxon hillock.
Di dalam daerah ini tidak terdapat substansi Nissl, karena di daerah ini banyak nerofibril yang
akan meninggalkan badan sel.
Panjang axon dari beberapa cm sampai beberapa puluh cm demikian pula diameternya juga
berbeda-beda. Makin besar diameternya makin cepat perambatan impulsnya.
Di beberapa tempat axon memberikan percabangan yang dinamakan kolateral, sedang ujung
axon akan bercabang-cabang sebagai pohon yang dinamakan telodendron.
Oleh karena axon perlu menghantarkan impuls yang tidak lain adalah perubahan potensial
listrik, maka agar efisien perlu dibungkus dengan bahan isolator yang dinamakan Selubung
mielin. Sebelah luarnya masih ada selubung lain yang dinamakan selubung nerolema.
Mengenai hal ini akan dibahas lebih jauh pada bagian serabut saraf dari Sistem Saraf Perifir.

JARINGAN PENGISI

Yang dimaksudkan dengan jaringan pengisi meliputi semua komponen jaringan saraf yang
tidak ikut berfungsi dalam merambatkan impuls saraf, tetapi bukan jaringan pengikat oleh
karena berasal dari jaringan ektoderm.
Jaringan pengisi ini dibedakan untuk Sistem Saraf Pusat dan Sistem Saraf Perifir.

Anda mungkin juga menyukai