Anda di halaman 1dari 33

DOKTER KELUARGA

PRESENTASI PLENO B4
PEMICU
Dokter Xxxx adalah dokter keluarga, yang berpraktek di
pinggiran kota. Suatu hari kedatangan seorang ibu dengan
membawa seorang anak perempuan berumur 2 tahun, BB 7 kg,
yang batuk lebih dari 1 minggu dan tidak nafsu makan, pada
kulit di lengan atas dan tungkai terlihat bintik merah dan gatal,
serta pada kedua matanya terlihat bintik putih. Ibu tersebut
juga mengeluh batuk dengan dahak berwarna kemerahan lebih
dari 1 minggu. Setelah diperiksa, dr.dd X lalu memberikan obat
batuk, untuk anak dan ibusnya, antibsiotika belum diberikan.
Selanjutnya dr. X melakukan npemeriksaan dahak SPS
(Sewaktu, Pagi, Sewaktu), pada ibu dan foto thorax pada ibu itu
dan anaknya. Ibu itu bukan peserta azzsuransi. Beberapa hari
kemudian ibu tersebut datang lagi dengan membawa anaknya
yang lain yang dipulangkan dari sekolah (SD kelas 6 ) karena
batuk bercampur darah.
Hasil SPS ibu: 2 dari pemeriksaan SPS: positif . Foto thorax ibu
menunjukkan tanda infeksi, foto thorax anak tampak gambaran
hiller proses.

KLARIFIKASI ISTILAH
Gambaran hiller proses: Corakan
infiltrat pada foto thorax yang
merupakan gambaran khas pada hasil
foto thorax penderita tuberkulosis paru.
Dokter keluarga : Dokter yang
memberikan pelayanan kesehatan yang
berorientasi dengan titik berat kepada
keluarga, ia tidak hanya memandang
penderita sebagai individu yang sakit
tetapi sebagai bagian dari unit keluarga
dan tidak hanya menanti secara pasif
tetapi bila perlu aktif mengunjugi
penederita atau keluarganya

DEFENISI MASALAH
1. a). Keluhan pasien (anak perempuan):
batuk lebih dari 1 minggu dan tidak nafsu
makan, pada kulit di lengan atas dan tungkai
terlihat bintik merah dan gatal, serta pada kedua
matanya terlihat bintik putih
b). Keluhan pasien (ibu):
batuk dengan dahak berwarna kemerahan lebih
dari 1 minggu
c). Keluhan pasien (anak yang lain): batuk
bercampur darah.
2. Dokter X memberikan obat batuk pada
pasiennya tapi tidakmemberikan obat antibiotik
3. Pasien bukan peserta asuransi.

ANALISIS MASALAH
1. Kemungkinan pasien menderita
tuberkulosis paru.
2. Kemungkinan dr. X tidak
memberikan antibiotic agar tidak
mempengaruhi hasil pemeriksaan
sputum.
3. Pasien membayar dokter keluarga
dengan tunai
GALI KONSEP
Dokter Pengertian
Keluarga Peran & Fungsi
Kompetensi
Tugas & wewenang
Prinsip
Sistem pembiayaan
dan pelayanan

LEARNING OBJECTIVES
1. Menjelaskan tentang Dokter keluarga
2. Cara mendiagnosa & prosedur
pemeriksaan
3. Interpretasi SPS & Fototoraks
4. Apakah benar tindakan dr. X yang hanya
memberikan obat batuk dan belum
memberikan antibiotik pada kasus ini?
5. Bagaimana gambaran umum daerah
pinggiran kota
6. Bagaimana tindakan & penatalaksanaan
dokter keluarga pada kasus ini
PEMBAHASAN
1. Penjelasan mengenai Dokter Keluarga.
A. Definisi
Dokter keluarga adalah dokter yang
dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang berorientasi dengan
titik berat kepada keluarga, ia tidak
hanya memandang penderita sebagai
individu yang sakit tetapi sebagai
bagian dari unit keluarga dan tidak
hanya menanti secara pasif tetapi bila
perlu aktif mengunjungi penderita atau
keluarganya (IDI 1982)

B. Peran Dokter Keluarga
Sebagai penanggungjawab
pelayanan kesehatan tingkat I
(health provider)
Sebagai pengatur/ koordinator
pelayanan rujukan (gate keeper)
Sebagai penasehat setiap masalah
kesehatan (health consular)
Sebagai pengatur pemakaian sumber
kesehatan (resources allocator).

C. Fungsi Dokter keluarga
Care Provider (Penyelenggara
Pelayanan Kesehatan)
Comunicator (Penghubung atau
Penyampai Pesan)
Decision Maker (Pembuat
Keputusan)
Manager
Community Leader (Pemimpin
Masyarakat)

D. Kompetensi Dokter keluarga
Keterampilan komunikasi efektif
Keterampilan klinik dasar
Keterampilan menerapkan dasar-dasar ilmu
biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku, dan
epidemiologi dalam praktek kedokteran
keluarga.
Keterampilan mengelolah masalah kesehatan
pada individu, keluarga, ataupun masyarakat
secara komprehensif, holistik,
berkesinambungan, terkoordinir dan bekerja
sama dalam konteks pelayanan kesehatan
pimer.
Mampu memanfaatkan menilai secara kritis dan
mengelola informasi
Mampu mawas diri dan belajar sepanjang hayat.
Sadar etika, moral dan profesionalisme dalam
praktik.

E. Tugas Dokter Keluarga
Menyelenggarakan pelayanan primer secara
paripurna menyeluruh, dan bermutu guna
penapisan untuk pelayanan spesialistik yang
diperlukan.
Mendiagnosis secara cepat dan memberikan
terapi secara cepat dan tepat.
Memberikan pelayanan kedokteran secara
aktif kepada pasien pada saat sehat dan
sakit.
Memberikan pelayanan kedokteran kepada
individu dan keluarganya
Membina keluarga pasien untuk
berpartisispasi dalam upaya peningkatan
taraf kesehatan, pencegahan penyakit,
pengobatan dan rehabilitasi.

Menangani penyakit akut dan kronik
Melakukan tindakan tahap awal kasus berat
agar siap dikirim ke rumah sakit.
Tetap bertanggung jawab atas pasien yang
dirujukkan ke dokter spesialis atau dirawat di
rumah sakit.
Memantau pasien yang telah dirujuk atau
dikonsultasikan
Bertindak sebagai mitra, penasihat dan
konsultan bagi pasiennya
Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan
untuk kepentingan pasien
Menyelenggarakan rekam medis yang
memenuhi standar
Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu
kedokteran secara umum dan ilmu kedokteran
keluarga secara khusus.

14
F. Wewenang Dokter Keluarga

Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi
standar
Melaksanakan pendidikan kesehatan bagi masyarakat
Melaksanakan tindak pencegahan penyakit
Mengobati penyakit akut dan kronik di tingkat primer
Mengatasi keadaan gawat darurat pada tingkat awal
Melakukan tindakan prabedah, bedah minor, rawat
pasca bedah di unit pelayanan primer
Melakukan perawatan sementara
Menerbitkan surat keterangan medis
Memberikan masukan untuk keperluan pasien raawat
inap
Memberikan perawatan dirumah untuk keadaan
khusus.
G. Prinsip Dokter Keluarga
Dokter keluarga sebagai kontak
pertama (first contact)
Layanan bersifat pribadi (personal care)
Pelayanan paripurna (comprehensive)
Pelayanan berkesinambungan
(continuous care)
Mengutamakan pencegahan
(prevention first)
Koordinasi
Kolaborasi
Family oriented
Community oriented
H. Sistem pembiayaan dan Pelayanan
dokter keluarga
- Fee for service : pasien datang
berobat dan membayar biaya
pelayanan
- Health insurance : pasien datang
berobat tidak perlu membayar secara
tunai, karena pembayaran tersebut
telah ditanggung oleh pihak ketiga
(Badan asuransi)

17
2. Cara Mendiagnosa dan Prosedur Pemeriksaan
Anamnesis
A. Gejala Klinis pada Anak
Usia 2 Tahun, berat badan 7kg
Berat badan ideal pada usia anak 2 tahun adalah 12
kg. Maka status gizi pada anak ini adalah malnutrisi
berat atau gizi buruk.
Batuk lebih dari satu (1) minggu
Batuk lebih dari 1 minggu menunjukkan bahwa si
anak menderita batuk kronis. Tanda TB, dilihat dari
gejala-gejala lain dengan hasil foto thorax Hiller
proses.
Tidak nafsu makan
anak mungkin menderita TB, dan yang termasuk
gejala klinis TB paru adalah anoreksia atau hilangnya
nafsu makan, berat badan turun dan malaise.

B. Gejala Klinis pada Ibu
Batuk berdahak berwarna kemerahan
lebih dari satu minggu
Curiga gejala TB (batuk lebih dari 2-3
minggu)
Gejala klinik Tuberkulosis :
- Batuk lebih dari 2 atau 3 minggu
- Produksi sputum
- Kehilangan berat badan
- Gejala pernapasan : nyeri dada, batuk
darah, susah bernapas
- Gejala umum : demam, berkeringat
pada malam hari, hilang nafsu makan


Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada anak :
- Kulit di lengan atas dan tungkai
terlihat bintik merah dan gatal
- Kedua mata terlihat bintik putih
Pemeriksaan fisik pada Tuberkulosis
Tanda-tanda umum yang mungkin
ditemukan seperti demam, mungkin
ditemukan bunyi wheezing,
pernapasan bronkial


Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis Tuberkulosis
Apabila dicurigai seseorang tertular
penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu
dilakukan untuk menegakkan diagnosis
adalah :
Anamnese, baik terhadap pasien maupun
keluarganya.
Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak,
cairan otak).
Pemeriksaan Patologi Anatomi (PA).
Rontgen dada (Thorax photo).
Uji Tuberkulin.

3. Interpretasi SPS dan fototoraks

S (Sewaktu)
Dahak dikumpulkan pada saat suspek TB datang
berkunjung pertama kali. Pada saat pulang,
suspek membawa sebuah pot dahak untuk
mengumpulkan dahak pagi pada hari kedua.
P (Pagi)
Dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari
kedua, segera setelah bangun tidur. Pot dibawa
dan diserahkan sendiri kepada petugas di UPK.
S (Sewaktu)
Dahak dikumpulkan di UPK pada hari kedua, saat
menyerahkan dahak pagi.

Rekomendasi WHO menurut Skala IUATLD
(International Union Against Tuberculosis and
Lung Disease) yaitu :
Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang
pandang, disebut negative
Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang
pandang, ditulis jumlah kuman yang
ditemukan
Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang
pandang disebut + (1+)
Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang,
disebut ++ (2+)
Ditemukan >10 BTA dalam 1 lapang pandang,
disebut +++ (3+)

23
Pada pemeriksaan foto toraks, Gambaran
radiologi yang dicurigai sebagai lesi TB
aktif:
Bayangan berawan di segmen apikal dan
posterior lobus atas paru dan segmen
superior lobus bawah.
Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi
oleh bayangan opak berawan / nodular.
Bayangan bercak milier.

24
4. Apakah benar tindakan dr. X yang hanya
memberikan obat batuk dan belum memberikan
antibiotik pada kasus ini?
Tindakan yang dilakukan adalah benar. Dokter X
mencurigai pasien TB Paru. Untuk menegakkan
diagnosis TB paru tidak hanya berdasarkan pada
manifestasi klinis dan pemeriksaan fisik saja tetapi
membutuhkan pemeriksaan penunjang lainnya
yaitu: pemeriksaan basil tahan asam, foto toraks,
dan pemeriksaan laboratorium penunjang.
Kemungkinan karena dr. X masih menunggu hasil
pemeriksaan penunjang, dr. X hanya memberi obat
batuk saja. Hal ini karena jika dr.X memberikan
antibiotic tanpa indikasi, berisiko menyebabkan
kuman TB yang ada di paru-paru penderita menjadi
resisten terhadap antibiotic yang di berikan.


5. Bagaimana gambaran umum daerah
pinggiran kota?
Daerah pinggiran kota merupakan wilayah
peralihan dengan karakteristik antara wilayah
perkotaan dengan wilayah pedesaan.
Gambaran umum daerah pinggiran kota:
Kemiskinan : tidak mampu mengeluarkan
biaya untuk pendidikan dan kesehatan
Pendidikan rendah : kurang mengerti
pentingnya memelihara kesehatan dan
kebersihan lingkungan
Padatnya penduduk : akan mudah terkena
penyakit menular dan kesulitan memelihara
kebersihan lingkungan
Kurangnya tenaga dan sarana pelayanan
kesehatan : masyarakat mudah terkena
penyakit baik yang menular maupun yang
tidak serta kebersihan lingkungan semakin
tidak terpelihara
Tingkat kebersihan kurang : masyarakat
mudah terkena penyakit menular karena
ventilasi buruk dan kelembapan tinggi.
Banyaknya tindakan kriminal : masyarakat
mudah mengalami stress psikis

27
6. Bagaimana tindakan dan penatalaksanaan dokter
keluarga pada kasus ini

1. Pada semua suspek TB dikumpulkan 3 spesimen
dalam dua hari kunjungan yang berurutan berupa
dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu (SPS).
2. Lakukan Pembacaan BTA
Tuberkulosis paru BTA positif
Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS
hasilnya BTA positif
Spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto
thoraks dada menunjukkan gambaran tuberkulosis.
1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan
kuman TB positif.
1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3
spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya
hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah
pemberian antibiotika non OAT.


3. Penanganan awal : pemberian obat
simptomatik.
Penanganan lanjutan setelah diketahui
apa diagnosisnya :
Untuk ibu (Kompetensi 4)
(Pengobatan kausatif dengan OAT)
2HRZE/4H3R3 Selama 2 bulan
minum obat INH, rifampisin,
pirazinamid, dan etambutol setiap hari
(tahap intensif), dan 4 bulan
selanjutnya minum obat INH dan
rifampicin tiga kali dalam seminggu
(tahap lanjutan).





Edukasi dengan benar agar si ibu mau patuh
berobat. Dalam pengobatan TB paru akan
memakan waktu minimal 6 bulan, dan
selama minum OAT tersebut mungkin akan
muncul efek samping seperti mual dan
muntah, jika parah segera konsultasikan ke
dokter.
Mengajak anggota keluarga lain yang
tinggal bersama si ibu untuk turut
memeriksakan diri, karena kemungkinan si
ibu juga menularkan kuman TB kepada
anggota keluarga yang lain.
Untuk kedua anaknya (Kompetensi 2)
- Pemberian OAT 2RHZ/4RH
- Pemberian vitamin A rutin di klinik dokter
keluarga atau dapat juga diberikan pada
hari 1, hari 2, hari ke 14 suplemen vitamin A
dengan dosis 200.000iu.
- Melakukan tindakan promotif berupa
penyuluhan gizi untuk meningkatkan
kesehatan anak, mengajarkan pola hidup
bersih dan sehat. Mengkonsumsi makanan
kaya vitamin A.
- Memfollow up secara ketat status gizi si
anak.

Kesimpulan
Si Ibu dan kedua anaknya
menderita Tuberkulosis paru.
Dimana dalam penanganan ini
kepada pasien diberikan Vitamin
dan OAT di bawah pengawasan
oleh dokter keluarga. Dan berikan
edukasi yang benar kepada pasien
dan keluarga pasien tentang TB
Paru.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai